scholarly journals Daya Antibakteri Kitosan Kepiting Rajungan (Portunus Pelagicus) Terhadap Biofilm Porphyromonas Gingivalis

DENTA ◽  
2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Yoifah Rizka Wedarti ◽  
Fani Pangabdian ◽  
Laurencia Isabella Loekito
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 121
Author(s):  
Yoifah Rizka Wedarti ◽  
Laurencia Isabella Loekito ◽  
Fani Pangabdian ◽  
Dwi Andriani

Pendahuluan: Pembentukan biofilm sangat penting dalam patogenesis periodontitis. Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada plak gigi dan memiliki kemampuan membentuk biofilm demikian juga Candida albicans memiliki faktor virulensi yang dapat membantu kolonisasi dan proliferasi bakteri di dalam poket periodontal. Ekstrak kitosan kepiting rajungan (Portunus pelagicus) mempunyai potensi antimikrobial yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi kitosan kepiting rajungan (Portunus pelagicus) dalam penghambatan biofilm Porphyromonas gingivalis dan Candida albicans. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental murni. Penelitian ini menggunakan ekstrak kitosan kepiting rajungan (Portunus pelagicus) terhadap biofilm Porphyromonas gingivalis dan biofilm Candida albicans.  Dibagi menjadi 4 kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari 4 sampel. Kelompok K+ (kelompok kontrol positif), P1(kitosan 0,25%), P2 (kitosan 0,5%), P3 (kitosan 1%). Penghambatan biofilm ditentukan dengan menggunakan metode microtiter plate yang menghasilkan nilai optical density kemudian dihitung dengan menggunakan rumus persen penghambatan. Analisis data menggunakan one-way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan penghambatan biofilm dari kitosan Portunus pelagicus terhadap Porphyromonas gingivalis (p<0,05) antara kelompok, kecuali K + dengan P3. Sedangkan untuk penghambatan Candida albicans menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam persentase penghambatan biofilm (p<0,05), antara kelompok K+ dengan P2 dan P3; kelompok P1 dengan P2 dan P3; kelompok P2 dengan P3. Simpulan: Kitosan Portunus pelagicus memiliki potensi dalam menghambat pembentukan biofilm Porphyromonas gingivalis dan pertumbuhan Candida albicans. Kitosan Portunus pelagicus 1% memiliki efek antimikrobial terbesar pada biofilm.Kata kunci: Biofilm, Porphyromonas gingivalis, Candida albicans, kitosan portunus pelagicus, periodontitis. ABSTRACTIntroduction: Biofilm formation is important in periodontitis pathogenesis. Porphyromonas gingivalis and Candida albicans, which are found in dental plaque and can form a biofilm, have virulence factor that facilitates the bacterial colonisation and proliferation in periodontal pockets. Chitosan extract of flower crab (Portunus pelagicus) has antimicrobial potential which can be used as an alternative therapy. The objective of this research was to analyse the potential of flower crab (Portunus pelagicus) chitosan in the inhibition of Porphyromonas gingivalis and Candida albicans biofilms. Methods: This research was a pure experimental laboratory. This study used flower crab (Portunus pelagicus) chitosan to inhibit the biofilm formation of Porphyromonas gingivalis and Candida albicans. The subjects were divided into four groups, where each group consisted of 4 samples. The K+ (positive control group), P1 (0.25% chitosan), P2 (0.5% chitosan), and P3 (1% chitosan). The biofilm inhibition was determined using the microtiter plate methods, which results in the value of optical density, then calculated using the inhibition formula percentage. Data analysis was conducted using the one-way ANOVA followed by the LSD test. Results: There were significant differences in the Porphyromonas gingivalis biofilm inhibition between groups (p < 0.05), except in group K+ with P3. Whereas for Candida albicans biofilm inhibition showed no significant difference (p < 0.05) between group K+ with P2 and P3; group P1 with P2 and P3; and group P2 with P3. Conclusion: The chitosan of flower crab (Portunus pelagicus) has the potential in inhibiting the biofilm formation of  Porphyromonas gingivalis and Candida albicans. The highest antibacterial effect on the biofilm formation is shown in the concentration of 1%.Keywords: Biofilm, Porphyromonas gingivalis, Candida albicans, chitosan, Portunus pelagicus, periodontitis.


DENTA ◽  
2015 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Felisitas Maria Agustina ◽  
Dian Mulawarmanti ◽  
Yoifah Rizka Wedarti

<p><strong> </strong></p><p><strong>Latar belakang : </strong><em>Porphyromonas gingivalis </em>adalah bakteri paling dominan yang ditemukan pada periodontitis kronis. Antibakteri konvensional(antibiotik), terutama tetrasiklin sering digunakan untuk menunjang terapi periodontal, akan tetapi penggunaan antibiotik sering menimbulkan resisten, alergi, dan toksik.  Minyak hati ikan hiu spesies <em>Cenctrophorus sp </em>memiliki sifat antibakteri melalui kandungannya yaitu <em>squalene </em>dan<em> squalamine, </em>sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai terapi ajuvan pada penyakit periodontal. <strong>Tujuan : </strong>Mengetahui daya hambat minyak hati ikan hiu terhadap pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis. </em><strong>Metode : </strong>Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian <em>post test only control group design.</em> Subjek penelitian adalah bakteri <em>Porphyromonas gingivalis </em>strain ATCC 33277 sebanyak 30 sampel yang dibagi menjadi 5 kelompok. Tiga kelompok diberi minyak hati ikan hiu dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Kontrol positif diberi tetrasiklin dan kontrol negatif diberi DMSO 1%. Daya hambat diperiksa dengan menggunakan metode difusi dan diinokulasikan pada media <em>MH </em>agar. Daya hambat dihitung dengan mengukur diameter zona jernih pada disk dengan menggunakan <em>digital callipers </em>dalam satuan milimeter. <strong>Hasil : </strong>Minyak hati ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis </em>pada setiap konsentrasi. Konsentrasi 10% (9,06 mm), konsentrasi 15% (11,31 mm), konsentrasi 20% (13,2 mm), sedangkan kontrol negatif (6,01 mm), dan  kontrol positif (30,09 mm). <strong>Simpulan : </strong>Minyak hati ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan bakteri <em>Porphyromonas gingivalis.</em><em></em></p><p><em> </em></p>


Author(s):  
З. Хаджиева ◽  
С. Поройский ◽  
И. Фирсова ◽  
А. Струсовская ◽  
В. Бавлакова ◽  
...  

Исследованы биофармацевтические свойства модельных гелевых композиций c экстрактом корня барбариса и использованием в качестве гелеобразователей метилцеллюлозы, натриевой соли карбоксиметилцеллюлозы, натриевой соли альгиновой кислоты и поливинилового спирта методами прямой диффузии в агаровый гель и диализа через полупроницаемую мембрану. Определены кинетические закономерности процесса и скорости набухания исследуемых гелевых основ. Показана целесообразность использования натриевой соли альгиновой кислоты для получения стоматологического геля с экстрактом корня барбариса, обладающего специфической бактериостатической активностью в отношении таких пародонтопатогенных микроорганизмов, как Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Prevotella nigrescens и Actinobacillus actinomycetemcomitans, для профилактики и лечения воспалительных заболеваний пародонта.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document