scholarly journals Implementasi model problem-based learning seting student team achievement division dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan minat belajar matematika

EKSPOSE ◽  
2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 955-968
Author(s):  
Siti Rahmalia Natsir
Author(s):  
I Luh Via Vanellia Dharma ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 304 orang yang tersebar ke dalam 11 kelas. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas VIIB 3 sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model PBL dan siswa kelas VIIB 4 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dengan metode tes dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis ANAKOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan keterampilan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model PBL lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 73,73 dan 68,93.


Author(s):  
N L. Eka Sumiantari ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Diyah Ayu Widyaningrum

Berdasarkan observasi pembelajaran Biologi di MAN 3 Malang, secara garis besar kegiatan pembelajaran Biologi masih menggunakan model ceramah sehingga pembelajaran cenderung pasif. Diperlukan proses pembelajaran yang inovatif, menarik dan menyenangkan melalui penerapan PBL dipadu STAD berbasis Lesson Study (LS). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan PBL dipadu STAD berbasis LS. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah PTK melalui LS meliputi perencanaan, pelaksanaan terintegrasi dengan observasi, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Meningkatnya kualitas pembelajaran setiap pertemuan dalam setiap siklus dan meningkatnya persentase keterlaksanaan pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2, yaitu sebesar 75,6% (siklus 1) dan 95,6% (siklus 2). (2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan persentase aktivitas belajar siswa 50% (siklus 1) dan 100% (siklus 2). (3) Meningkatnya hasil belajar kognitif siswa dari siklus 1 sebesar 65% ke siklus 2 sebesar 100%. (4) Hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 65% ke siklus 2 sebesar 100%. (5) Hasil belajar psikomotorik siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sebesar 50% ke siklus 2 sebesar 100%.


Author(s):  
Yunda Auliana ◽  
Ni Made Pujani ◽  
Putu Prima Juniartina

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 367 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tersebar dalam 2 kelas dengan berjumlah 64 siswa, yaitu kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model PBL dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian keterampilan berpikir kritis. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan anakova satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD dengan angka taraf signifikan diperoleh lebih kecil dari 0,05 (sig.<0,05). Siswa yang belajar dengan model PBL secara signifikan memiliki keterampilan berpiki kritis yang lebih tinggi dibandingkan dengan model kooperatif tipe STAD (│μ1-μ2│= 16,000> LSD= 1,9994), 2) gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL berkualifikasi sedang (<g>= 0,41), sedangkan gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model kooperatif tipe STAD berkualifikasi rendah (<g>= 0,08).


SIGMA TEKNIKA ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Zaenal Arifin

Berdasarkan penelitian ini tentang perlunya program pelatihan kewirausahaan yang tepat Untuk UKM, terutama bagi UKM yang lagi merintis ushanya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh serta mengembangkan yang tepat  program pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bisnis di kalangan UKM. Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; 1) model pengembangan ilmu dan teknologi pelatihan untuk Kewirausahaan, 2) model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu pelatihan strategi berorientasi proses pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL). Konsep pelatihan CTL membantu pelatih / instruktur / guru untuk menghubungkan materi dengan situasi dunia nyata dan juga mendorong para peserta menggunakan pengetahuan mereka untuk diterapkan dalam situasi kehidupan nyata mereka para anggota masyarakat. Dari hasil implementasi model pelatihan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Pelatihan memadukan model Problem Based Learning (PBL) dan pengembangan sains dan program pelatihan teknologi untuk Kewirausahaan dapat diterapkan secara efektif dalam suatu program pelatihan kewirausahaan untuk UKM pemula, 2) Program ini berhasil mensinergikan materi / teori pelatihan untuk situasi dunia nyata; 3) Program  ini juga berfungsi untuk membangun kerja sama tim. Akhirnya, model ini berhasil menunjukkan efektivitasnya dengan tingkat kehadiran di 90%, serta kerja tim terbentuk dalam membuat inovatif, asli dan layak untuk menjadi mengimplementasikan proposal bisnis


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Moh Syafi'i

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD 1 Ngemplak Undaan Kudus Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta refleksi. Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil perolehan pretest, tes formatif pada tiap akhir siklus, sedangkan data hasil non tes merupakan data lembar pengamatan performansi guru, lembar pengamatan aktivitas siswa. Sumber data: guru, siswa, dan dokumentasi. Teknik pengambilan data meliputi teknik tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada data awal 47,62%, pada siklus I 66,67 % sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa 80,95 % mengalami kenaikan sebesar 12,21%.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 378-386
Author(s):  
Selly Purwita Sari ◽  
Henny Dewi Koeswanti ◽  
Sri Giarti

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis matematika melalui model Problem Based Learning pada kelas IV semester II. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Data diperoleh melalui teknik tes dan non tes. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Mulyoharjo 05 Jepara sebanyak 23 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 73,8 % dengan kategori sangat kritis dan kritis pada siklus I, 100% siswa dengan kategori sangat kritis dan kritis pada siklus II. Meningkatnya keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika sebesar 78,2 siswa tuntas pada siklus I dan 95,6 % siswa tuntas pada siklus II. Dengan demikian telah terbukti bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan mata pelajaran matematika


Author(s):  
Issaura Sherly Pamela ◽  
Muhammad Rusdi ◽  
Asrial Asrial

Innovation is needed in learning to make meaningful learning, so the student constructs their ownknowledge from the learning experience of learning process. One of the innovations is to integrate Problem Based Learning model. Problem Based Learning involves students to be active in every problem. Eleven problems type in Problem Based Learning that have different solving steps, due to every student different metacognition character potential and can change by given treatment. This research is a pre-experimental design: the pretest-posttest control and experimental group design with embedded experimental design. The metacognition character data were analyzed qualitaively, whereas the average grade data were analyzed quantitatively. The analysis of metacognition character shows the different metacognition characters and on learning process there is improvement of student achievement from 14% to 84.4%.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 316-321
Author(s):  
Daulat Nathanael Banjarnahor

The purpose of this study was to describe: 1) How to implement civic education and learning to develop a democratic attitude and learning participation; 2) How to design a civic education learning model based on controversial issues in the mass media to develop a democratic attitude and student learning participation; 3) Based on the public To what extent can the civic education learning model of media controversial issues develop democratic attitudes and student participation in learning? It is indeed necessary to consider adopting appropriate learning methods to improve and discover students’ understanding of the knowledge conveyed by the teacher. Learning model Problem-based learning or problem-based learning is a student-oriented or student-centered learning model. Problem-based learning models have methods to deal with real-life problems, and this learning emphasizes problem-solving investigation activities. This research is a scientific paper. When using a problem-based learning learning model, a descriptive qualitative research method with a phenomenological description type is used to describe the learning process extensively and deeply. By paying attention to and analyzing the focus of reality or field experience that occurs on the research object. The object of the study is the students of HKBP Nommensen Pematangsiantar University, and the standard of study is the students participating in the civic education seminar.


Author(s):  
Umi Supraptinah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, (2) Sejauh mana penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, dan (3) Seberapa besar model PBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII F Semester Genap SMP Negeri 1 Masaran tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dengan langkah-langkah setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika jika guru menguasai dan dapat menggunakannya dengan baik sesuai langkah-langkah: orientasi siswa pada masalah, mendiagnosis masalah, melakukan penyelidikan individu atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, serta evaluasi, (2) Penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 7,52% dari 55,64% pada akhir siklus I menjadi 63,16% pada akhir siklus II, (3) Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar aspek pemahaman konsep, yaitu nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat 10,86% dari 73,76% pada akhir siklus I menjadi 84.62% pada akhir siklus II dan ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 22,58% dari 64,52% pada akhir siklus I meningkat menjadi 87,10% pada akhir siklus II.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document