scholarly journals Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada CV Syahdika

2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 158-164
Author(s):  
Ratningsih Ratningsih

Abstrak  - CV Syahdika merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi  baju koko, dalam proses produksinya sangat berkaitan dengan persediaan bahan baku, CV Syahdika belum optimal dalam mengendalikan tingkat persediaan bahan bakunya karena kebijakan perusahaan masih menggunakan data data histori masa lalu, sehingga memerlukan suatu metode yang dapat mengoptimalkan pembelian bahan baku dan meminimalkan  biaya persediannya, metode yang tepat dalam memecahkan masalah ini yaitu menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku CV Syahdika dengan membandingkan kebijakan pengelolaan persediaan yang berlaku sekarang di perusahaan dan menggunakan metode EOQ. Hasil dari penelitian ini bahwa pengendalian persediaan lebih efisien menggunakan metode EOQ, terbukti dapat melakukan penghematan dari faktor biaya yang harus dikeluarkan, dapat dilihat jumlah rata rata pembelian bahan baku sebanyak 3.550 yard setiap kali pesan dengan jumlah pemesanan 12 kali dalam setahun dan biaya persediannya sebesar RP. 8.408.333,345,- Sedangkan bila menggunakan metode EOQ jumlah pembeliannya sebanyak 15. 713,24 yard dengan jumlah pemesanan 3 kali dalam setahun dan biaya persediannya sebesar RP. 3.614.784,84,-  Berdasarkan metode EOQ perusahaan harus mengadakan safety stock sebesar 1.498 yard dan Re Order Point sebesar 1.420 yard untuk  mengantisipasi keterlambatan bahan baku dan supaya bahan baku sesuai dengan lead time Kata kunci: bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, metode EOQ, persediaan

2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 271
Author(s):  
Khoirun Nissa ◽  
M Tirtana Siregar

PT.Bina Busana Internusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang garmen dengan memproduksi kemaja pria & wanita dan seragam kerja khususnya pada Kain kemeja poloshirt yang membutuhkan pengendalian persediaan bahan baku yang baik dan tepat. Produk yang akan diteliti adalah kain kemeja poloshirt. Permasalahan yang terjadi di kain kemeja poloshirt adalah keterlambatan datangnya bahan baku selama 4 hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ di PT Bina Busana Internusa. Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk mengetahui total biaya persediaan. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu jumlah pembeliaan bahan baku, jumlah penggunaan bahan baku, biaya simpan, biaya pemesanan, lead time dan frekuensi pemesanan . Hasil yang diperoleh dari metode EOQ yaitu terjadi perbaikan pada pembelian bahan baku, total biaya persediaan bahan baku, frekuensi pemesanan, safety stock dan reorder point. Nilai pembeliaan bahan baku sebesar 1.313,167 kg menjadi 1.837 kg. Nilai total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 2.447.395 menjadi Rp. 2.315.356. Nilai Frekuensi pemesanan sebesar 24 kali menjadi 17 kali. Safety stock yang di hasilkan dari metode EOQ sebesar 749,91 kg. Reorder point yang dihasilkan dari metode EOQ sebesar 969 kg. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menimasi total biaya persediaan bahan baku.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Putri Aprilia ◽  
Said Salim Dahda ◽  
Elly Ismiyah

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang membeli suatu barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang secara berarti. Hal tersebut mengingat bahwa tujuannnya adalah untuk menjual kembali barang tersebut diatas harga pokok agar mendapat keuntungan. Persediaan baranng di UD. Duta Bangunan mengalami permasalahan stock out dan over stock yang mengakibatkan sering dilakukannya pemesanan secara serentak, sehingga perlu dilakukan analisis pengendalian persediaan barang. Berdasarkan permasalahan diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Always Better Control dan Economic Order Quantity Probabilistik. Metode Always Better Control membantu mengelompokkan barang kedalam kelompok A, B, dan C sehingga pihak manajemen dapat mengetahui perlakuan untuk setiap kelompoknya. Metode Economic Order Quantity Probabilistik memperhitungkan lead time dan permintaan barang oleh konsumen yang tidak pasti sehingga di harapkan tidak terjadi stock out dan over stock. Hasil penelitian menunujukkan bahwa terdapat 44 jenis barang (17,19%) barang yang tergolong kelompok A dengan penggunaan anggaran sebesar 49,95% dari total investasi barang. Kelompok B terdapat 80 jenis barang (31,25%) dengan penggunaan anggaran sebesar 30,69% dari total investasi barang. Sedangkan kelompok C terdapat 132 jenis barang (51,56%) dari seluruh barang dengan penggunaan anggaran sebesar 19,36% dari total investasi barang. Jumlah pemesanan optimal untuk kelompok A bervariasi mulai dari 6-771 unit, kelompok B bervariasi mulai dari 7-125 unit, dan kelompok C bervariasi mulai dari 13-760 unit. Sedangkan untuk ROP kelompok A bervariasi antara 1-687 unit, kelompok B bervariasi antara 1-21 unit, dan kelompok C bervariasi antara 1-43 unit. Untuk safety stock barang kelompok A bervariasi antara 0-37 unit, untuk kelompok B bervariasi antara 0-6 unit, dan untuk kelompok C bervariasi antara 0-15 unit.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 48-53
Author(s):  
Devi Lestari Pramita Putri ◽  
Citra Larashati Surya

FAbstract - Furniture Tenang Jaya Is a business that is engaged in furniture. The raw material used is teak wood, in a smooth production process, the company must provide sufficient raw material so that they do not experience excess or lack of raw material. The research method used is descriptive quantitative data in the form of numbers, Data collection techniques used were interviews and documentation. Data analysis techniques used in this study are by step (1) Production data (2) Determine Lead time (3) Determine Safety Stock (4) Determine Re-order Point (5) Calculated the most economical amount of goods purchased using the Economic Method Order Quantity (6) Determine Total Cost (7) Determine maximum Stock Maximum Stock (8) Determine Order Frequency (9) Make a graphic image / curve to measure Safety Stock, Reorder Point (ROP), and Economic Order Quantity (EOQ) positions so the results of the analysis are clear. The result showed that in 2017 Lead Time was IDR 16.159.500. Safety Stock is IDR 17.955.000. Re-order Points as much as IDR 34.114.500. Economic Order Quantity 3.870. The booking IDR 9.250.000 and the storage IDR 7.770.000. IDR 17.958.870. maximal stock the order frequency is 5 times. In 2018 the lead time was Idr 19.563.600 Safety Stock was IDR 23.273.997. Re-orde Points as much as IDR 42.927.597. Economic Order Quantity 4.152 The booking Rp 10.000.000 and the storage Rp. 10.200.000. Maximal stock of IDR 23.278.149 The order frequency is 5 imes. By using the economic order quantity method in Tenang Jaya Furniture, it can streamline production costs. Keyword: Inventory Planning, Controlling Production Cost


2018 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Wartoyo Hadi

The purpose of the implementation of this research is to find the effectiveness of supplies raw materials, the method of analysis data used in the square is the smallest trend for planning raw materials and controling supplies use method of economic order quantity (EOQ) analyze reorder point. Analysis reorder point and safety stock. And analyzes efficiency cost of raw materials. Forecasting raw materials years 20x7 according to the smallest trend, cloth and dakron happened the difference is greater than of the target needed (according to a company); controling supplies raw materials with the methods eoq in 20x7 more effective than reservations raw materials cloth and dakron and more efficient than cost raw materials. The company should review the policy of forecasting raw material supplies that had been undertaken and make planning supplies the raw material that more accurate using the firm’s historical data and not only targeting the output production next year, so that machines production can be optimized. Considering the use of control supplies with the methods economic order quantity to companies, so this analysis can determine material reservations, supplies safety, maximum supplies to avoid the risk of running out of raw materials, because the companies often happened less dressed up a result of reservations that time is inaccurate, the lack of safety stock and the deferred the delivery of goods which often disturb the production process, by this method can prevent these things, so that the production process can run smoothly and minimize the cost of raw materials supplies.


2020 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Ayu Fitriani Putri ◽  
Agus Santosa ◽  
Ni Made Suyastiri Yani Permai

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemesanan bahan baku madu optimal, menganalisis pengaruh biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pemakaian dan waktu tunggu terhadap persediaan bahan baku madu, menganalisis trend kebutuhan bahan baku madu bulan Juli sampai dengan Desember 2018, menganalisis persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu, menganalisis titik pemesanan ulang (reorder point) bahan baku madu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pelaksanaan penelitian yaitu studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis model EOQ (Economic Order Quantity), analisis regresi linier berganda, analisis trend, analisis safety stock dan analisis reorder point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemesanan bahan baku madu yang optimal sebesar 6.524 kg/pesanan dengan frekuensi 17 kali pemesanan. Faktor biaya penyimpanan dan jumlah pemakaian mempengaruhi persediaan bahan baku sedangkan faktor biaya pemesanan dan waktu tunggu tidak mempengaruhi persediaan bahan baku di PT. Aksamala Adi Andana. Trend kebutuhan bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana pada Bulan Juli sampai dengan Desember 2018 cenderung meningkat. Persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu yang harus tersedia di PT. Aksamala Adi Andana yaitu sebesar 766 kg. Reorder point bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana sebesar 2.915 kg.


Author(s):  
Darmadi Darmadi

<em>Salah satu permasalahan dalam system produksi adalah melakukan pengendalikan persediaan bahan baku dengan menentukan berapa jumlah pemesanan dengan biaya minimum, berapa stock pengaman, berapa kali memesan kembali dan biaya persediaan tiap bahan baku support perperiode, agar supaya produksi pembuatan produk berjalan dengan baik dan lancer. Oleh karena itu perusahaan PT Wijaya Metalindo Work dalam melaksanakan pengaturan bahan baku proses manufacktur adalah dengan menggunakan metode pengendalian persediaan dengan metode Economic Orde Quantity (EOQ). Karena dalam metode Economic Order Quantity (EOQ) ini lebih baik dan efisien, sehingga memudahkan perusahaan untuk mengetahui dan menentukan pengaturan persediaan bahan baku support produksi. Dari data perusahaan yang diambil kemudian dianalisa dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) ini, maka perusahaan dapat menentukan/menetapkan jumlah pemesanan dengan biaya minimum, stock pengaman (safety stock), pemesanan kembali (Re Order Point) dan biaya persediaan tiap bahanb baku support per periode</em>.


2019 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Husnul Hotima ◽  
Dini Hayati

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah ingin menganalisis persediaan bahan baku optimal yang dibutuhkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), menganalisis berapa besar persediaan pengaman (Safety stock), menganalisis kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point), menganalisis total persediaan bahan baku atau Total Inventory Cost (TIC). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian dan hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa persediaan bahan baku setiap tahunnya tidak stabil. Bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan apabila dihitung menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada tahun 2016 adalah sebesar 11,52 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Tahun 2017 sebesar 9,90 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Persediaan pengaman (safety stock) pada tahun 2016 adalah sebesar 16,48 m3. Pada tahun 2017 sebesar 11,25 m3. Titik pemesanan kembali (reorder point) pada tahun 2016 adalah sebesar 17,18 m3. Pada tahun 2017 sebesar 13,1 m3. Total biaya persediaan bahan baku yang dihitung menurut Economic Order Point (EOQ) lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka ada penghematan biaya persediaan. Pada tahun 2016 sebesar Rp.110.499.402 dan pada tahun 2017 sebesar Rp.81.655.306. Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan Pengaman (Safety Stock), Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point), Total Biaya Persediaan atau Total Inventory Cost (TIC).


2018 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 217-229
Author(s):  
Ono Tarsono ◽  
Siti Khotimah

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah safety stock yang sudah ditetapkan oleh manajemen perusahaan apakah sudah optimal (2) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, dan mengetahui total biaya persediaan yang optimal, dan (3) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data  tentang (1) kebutuhan bahan baku tahun 2015 (2) biaya pemesanan setiap kali pesan tahun 2015 (3) harga faktur bahan yang dibeli tahun 2015 (4) biaya penyimpanan variabel tahun 2015. Metode penelitiaan yang digunakan adalah (1) Metode Economic Order Quantity (EOQ) (2) Metode Safety Stock (SS)  (3) Metode Reorder Point (ROP). Dengan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Besarnya safety stock ditentukan oleh perusahaan sebesar 30% dari kebutuhan bulan berikutnya (2) Kuantitas pembelian optimal bahan baku alcohol sebesar 15,6 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 12 kali, bahan baku Texapon N-70 sebesar 10 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 8 kali, bahan baku Whimol 15 sebesar 9 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 7 kali, bahan baku Euperlan PK771 sebesar 7 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 5 kali, dan bahan baku Edenor C12-99 MY sebesar 7 ton, dengan frekuensi pembelian sebanyak 5 kali, dan besarnya total biaya persediaan untuk 5 (lima) jenis bahan baku utama sebesar 3.708.967.727. (3) Titik pemesanan kembali untuk bahan baku alcohol dilakukan apabila mencapai 14 ton, bahan baku Texapon mencapai 5.8 ton, bahan baku Whimol 15 mencapai 4.6 ton, bahan baku Euperlan PK771 mencapai 2.3 ton , dan bahan baku Edenor C12-99 MY mencapai 3.35 ton. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada perusahaan PT. Martina Berto Tbk. Agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali, agar pengendalian persediaan yang efektif dan efisien dapat tercapai.


Author(s):  
Diasicha Valensio Violenta ◽  
Sri Marwanti ◽  
RR Aulia Qonita

ABSTRACTThis study aims to determine the quantity and frequency of ordering fresh fish, total inventory cost, safety stock and reorder points based on the method Economic Order Quantity  the exactand knowing the ratio of total costs of fresh fish inventory if the traders at the Depo Ikan Segar use their own policies using the method Economic Order Quantity. The basic method used in this research is descriptive method. The location was determined by purposive sampling and selected the Depo Ikan Segar in Surakarta City because it was the whole sale center for fresh fish in Surakarta City. Determination of the sample using random sampling technique by proporsive sampling. Data analysis methods used are: (1) optimal quantity and ordering frequency (2) total inventory costs (3) calculation of safety stock and reorder points. The results of the analysis show that the calculation of the quantity, frequency of ordering fresh fish, total inventory cost, safety stock and reorder point will be optimal if using the method Economic Order Quantity compared to the merchant policy at Depo Ikan Segar.Keywords: Economic Order Quantity, Optimal Ordering Frequency, Reorder Point, Safety Stock, Total Inventory Cost INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kuantitas dan frekuensi pemesanan ikan segar, total biaya persediaan, safety stock dan reorder point yang tepat berdasarkan metode Economic Order Quantity, serta mengetahui perbandingan total biaya persediaan ikan segar jika pedagang di Depo Ikan Segar menggunakan kebijakannya sendiri dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penentuan lokasi secara purposive sampling dan terpilih Depo Ikan Segar Kota Surakarta karena merupakan pusat grosir ikan segar di Kota Surakarta. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling dengan cara proporsive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah : (1) kuantitas dan frekuensi pemesanan optimal (2) total biaya persediaan (3) perhitungan safety stock dan reorder point. Hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan kuantitas, frekuensi pemesanan, total biaya persediaan, safety stock dan reorder point akan optimal apabila menggunakan metode Economic Order Quantity dibanding dengan kebijakan pedagang di Depo Ikan Segar.Kata kunci:  Economic Order Quantity, Frekuensi Pemesanan Optimal, Persediaan Pengaman, Titik Pemesanan Kembali, Total Biaya Persediaan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document