scholarly journals Pembuatan Kaldu Sapi Instan dengan Pemanfaatan Oxtail dan Brokoli (Brassica oleraceae, L.)

Agroteknika ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 20-30
Author(s):  
Deivy Andhika Permata ◽  
Ismed ◽  
Hardini Putri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan oxtail dan ekstrak brokoli (Brassica oleracea, L.) terhadap karakteristik kaldu instan yang dihasilkan dan mendapatkan produk terbaik berdasarkan analisis sensori. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan (perbandingan oxtail dan ekstrak brokoli A (100%: 0%), B (90%: 10%), C (80%: 20%), D (70% : 30%) dan E (60%: 40%)) dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan New Multiple Range Test pada α 5%. Pengamatan pada produk yang dihasilkan adalah analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar nitrogen amino, kadar lemak, kadar asam lemak bebas, aktivitas antioksidan, total karoten, natrium klorida, dan analisis sensori. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, perbedaan oxtail dan  ekstrak brokoli berpengaruh signifikan terhadap kadar air, abu, protein, nitrogen amino, lemak, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan, total karoten, dan analisis sensorik. Produk terbaik dalam menghasilkan stok daging sapi instan terdapat pada produk dengan perbandingan oxtail 80% dan ekstrak brokoli 20% dengan karakteristik kadar air 9,59%, abu 11,56%, protein 3,84%, nitrogen amino 0,027%, lemak 0,52%, asam lemak bebas 0,92%, aktivitas antioksidan 60,88%, total karoten 0,85 mg / 100g, analisis sensorik terhadap warna (4,00), aroma (4,15), penampilan (3,65), dan rasa (4,00).

2019 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 38-40
Author(s):  
Theodorus Talo Mau ◽  
Eduardus Yosef Neonbeni

Kubis bunga (Brassica oleracea, L.) atau kembang kol merupakan komoditas sayur yang dikonsumsi massa bunganya (curd). Jenis sayuran ini sangat di gemari masyarakat umum selain karena cita rasanya enak dan lezat untuk di buat sop dan juga mengandung gizi yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh takaran biochar sekam padi dan kompos kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2017, di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3x3 yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah biochar sekam padi yang terdiri dari 3 aras yaitu tanpa penggunaan biochar, biochar 2,5 t/ha, biochar 5 t/ha dan faktor kedua adalah kompos kotoran ayam yang terdiri dari tiga aras yaitu tanpa kompos, kompos 2,5 t/ha, kompos 5 t/ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antar parameter baik pada parameter lingkungan maupun pada parameter hasil, namun perlakuan biochar 5 t/ha dan kompos kotoran ayam 5 t/ha memberikan pertumbuhan tanaman kubis bunga terbaik.


Kultivasi ◽  
2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 1030
Author(s):  
Rommy Andhika Laksono

Sari Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produksi kubis bunga di Indonesia, diantaranya sistem budidaya yang kurang tepat, nutrisi yang kurang optimal, kurangnya pemanfaatan unsur organik dalam teknik budidayanya, serta pemanfaatan lahan sempit perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan jenis nutrisi yang memberikan produksi tertinggi kubis bunga (Brassica oleracea L. Var. botrytis) kultivar Mona F1 pada setiap jenis media tanam dengan hidroponik sistem fertigasi untuk menciptakan pertanian berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di screen house bertempat di Desa Karang Mekar, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Tempat penelitian berada pada ketinggian 15 meter di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, terdiri atas 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Faktor pertama jenis media tanam (M) terdiri dari 3 taraf, sementara faktor ke dua jenis nutrisi (N) terdiri dari 3 taraf. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini adalah terdapat interaksi jenis media tanam dan jenis pupuk terhadap rata-rata jumlah daun umur 42 hari setelah tanam dan rata rata bobot segar tanaman kubis bunga  Varietas Mona F1 pada sistem fertigasi hidroponik.Kata kunci : Kubis bunga ∙ Media tanam ∙ Nutrisi Abstract. There are several factors that cause the decline in production of cauliflowers in Indonesia, including inadequate cultivation systems, suboptimal nutrition, and the lack of use of organic elements in cultivation techniques, as well as the use of narrow urban land. The purpose of this research was to study and obtain the type of nutrition that provides the highest yield of cauliflower Cultivar Mona F1 on each type of gowing media with hydroponic fertigation system to create sustainable agiculture. This research was conducted at the screen house located in Karang Mekar Village, Kedungwaringin District, Bekasi Regency, West Java Province. The research site was at an altitude of 15 meters above sea level. The research was conducted from April to August 2019. The method used an experimental method and the experimental design used a factorial Randomized Block Design (RBD), that consisted of 9 treatments and repeated 3 times. The first factor was the type of planting media (M), consisted of 3 levels, and the second factor was the type of nutrition (N), consisted of 3 levels. Data were analyzed using analysis of variance and Duncan’s Multiple Range Test at significance level of 5%. The results achieved from this study were the interaction of planting media types and fertilizer types on the average number of leaves at 42 days after planting and the average fresh weight of the cauliflower (Brassica oleracea L. Var. Botrytis) cultivar Mona F1 in the hydroponic fertigation system. Keywords: Flower cabbage ∙ Planting media ∙ Nutrition


Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.


Author(s):  
Jorge Jaramillo ◽  
Paula Aguilar ◽  
Carolina Valencia ◽  
Alegria Saldarriaga ◽  
Antonio Martinez ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document