scholarly journals Uji Antimikroba Daging Buah (Carica pubescens) Matang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Metode Kirby Bauer Secara In Vitro

SIMBIOSA ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 148
Author(s):  
Umarudin Umarudin ◽  
Floreta Fiska Yuliarni
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus ◽  
Mannitol Salt Agar ◽  
Carica Pubescens

Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi kulit seperti bisul atau abses dan jerawat. Pengunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan munculnya S. aureus yang resisten terhadap antibiotik karena adanya perubahan genetik. Permasalahan yang disebabkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat tersebut menimbulkan upaya eksplorasi senyawa antibakteri yang lebih efektif dengan dampak yang minimal. Salah satu tanaman yang bersifat sebagai antibakteri adalah daging buah karika (Carica pubescens). Penelitian ini dilakukan secara true eksperimental. S. aureus diperoleh dari laboratorium Universitas Airlangga dan diidentifikasi berdasarkan sifat biakan, pewarnaan Gram, uji biokimiawi dan uji gula-gula. Isolat selanjutnya diuji antimikroba terhadap ekstrak daging buah C. pubescens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh, dapat memfermentasi plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol, bersifat Gram +, dapat memfermentasi maltosa dan laktosa, dapat menkoagulasi plasma kelinci dan bereaksi positif terhadap uji clumping faktor dan uji Voges Proskouer. Pada penelitian ini, hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak daging buah Carica pubescens dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus. Daya hambat terbesar terdapat pada konsentrasi 60%. Semakin kecil konsentrasi ekstrak C. pubescens, semakin kecil daya hambatnya terhadap S. aureus.

scholarly journals EFEK EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (coffeacanephora) TERHADAP pH SALIVA dan PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™) (IN VITRO)

2019 ◽  
Vol 12 (3) ◽  
pp. 309-312
Author(s):  
M Rizki Fauzi Lubis ◽  
Yumi Lindawati
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus ◽  
Mannitol Salt Agar

Kopi merupakan minuman yang digemari masyarakat. Kandungan dalam kopi terdiri dari kafein, trigonelin, sukrosa, monosakarida, asam klorogenat, dan asam nikotinat. Kafein pada kopi yang berguna sebagai obat antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak kopi Robusta pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% untuk mempertahankan pH saliva normal dan mengetahui jumlah koloni Staphylococcus aureus. Besar sampel masing-masing perlakuan berjumlah 20 sampel untuk pengukuran pH saliva dan jumlah koloni Staphylococcus aureus. Pengumpulan saliva dilakukan pada pukul 9 sampai pukul 10 pagi. Pengukuran pH saliva menggunakan indikator pH saliva Hanna Instrument, dan pengujian bakteri Staphylococcus aureus (ATCC®29213™) menggunakan media Mannitol Salt Agar, selama 24 jam pada suhu 37oC, setelah itu dilakukan penghitungan jumlah koloni(CFU). Hasil uji T berpasangan menunjukkan ekstrak kopi Robusta konsentrasi 100%, 50%, dan 25% dapat menurunkan pH saliva secara signifikan. Pada uji kruskal wallis menunjukkan hasil yang signifikan antara seluruh konsentrasi ekstrak kopi Robusta. Hasil uji Mann Whitney U perbedaan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus dari tiap konsentrasi ekstrak kopi Robusta adalah signifikan p <0,05. Uji Korelasi pearson antara pH kopi dan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada tiap konsentrasi terdapat hubungan yang signifikan antara pH kopi terhadap jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak kopi Robusta secara signifikan dapat menurunkan pH saliva dan menurunkan jumlah koloni Staphylococcus aureus.

scholarly journals PENGARUH EKSTRAK DAUN BUASBUAS (Premna pubescens Blume) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Gita Widiyastuti ◽  
Martina Restuati
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus ◽  
Mannitol Salt Agar

Buasbuas (Premna pubescens Blume) merupakan salah satu tumbuhan obat di Indonesia. Tumbuhan ini diketahui mengandung flavonoid yang berpotensi sebagai antibakteri. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan keracunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun buasbuas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan untuk mendapatkan data konsentrasi eksrak daun buasbuas yeng menghasilkan zona hambat terbesar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Medan dengan menggunakan metode sumuran. Daun buasbuas yang telah menjadi ekstrak etanol, diencerkan menggunakan aquadest dengan konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan diteteskan ke dalam media MSA (Mannitol Salt Agar) yang telah diinokulasi bakteri serta diberi lubang sumuran. Setelah itu diinkubasi selama 1  24 jam dengan suhu 370C.  Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun buasbuas dengan konsentrasi yang berbeda-beda dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, kemudian data dianalisis menggunakan Analisis Varians Non Faktorial (ANAVA) menunjukkan bahwa nilai Fhitung  (337,54)  Ftabel 0,05 (2,77), maupun Ftabel 0,01 (4,25). Dengan konsentrasi maksimum ekstrak yang lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 90% dengan rata-rata zona hambat 11 mm. Kata kunci: Premna pubescens Blume, Staphylococcus aureus, Zona Hambat, Sumuran

Staphylococcus aureus Nasal Carriage in Medical Students of Universiti Teknologi MARA

2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 29 ◽  
Author(s):  
Zaini Mohd Zain ◽  
Muhammad Fikri Johari ◽  
Nurul Shahirah Mohd Husin ◽  
Nurul Syamimi Rozman ◽  
Athirah Ab Rashid ◽  
...  
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus ◽  
Medical Students ◽  
Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus ◽  
Nasal Carriage ◽  
Tissue Necrosis ◽  
Mannitol Salt Agar ◽  
Microbiological Techniques ◽  
Polymerase Chain ◽  
Low Prevalence ◽  
Panton Valentine Leukocidin

Introduction: To determine the prevalence of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) nasal carriage and detection of S. aureus leukotoxins among medical students of Universiti Teknologi MARA. Methods: Both sides of the anterior nares of 136 volunteers, comprising 68 preclinical and 68 clinical medical students, were swabbed and immediately cultured onto mannitol salt agar for growth of S. aureus. Standard microbiological techniques were conducted to identify and confirm the S. aureus colonies and susceptibility test against oxacillin were conducted by using Kirby-Bauer method to determine their resistance to methicillin. Polymerase chain reaction was performed for detection of leukotoxins, i.e., Panton-Valentine Leukocidin (PVL) and -haemolysin genes. Results: Nineteen students (14%) consisting of 10 preclinical (14.7%) and 9 clinical (13.2%) were nasal carriers of S. aureus. However, none of the S. aureus isolates were MRSA. No PVL gene was detected but eight of them were positive for -haemolysin gene. Conclusion: There were no MRSA nasal carriers among the medical students, but a low prevalence of S. aureus nasal carriers was detected. These carriers do not pose as high risk because none of the strains of S. aureus possess both the -haemolysin toxin and the PVL toxin that are associated with tissue necrosis.

ATIVIDADE ANTIMICROBIANA IN VITRO DO EXTRATO AQUOSO, HIDROALCOÓLICO E ALCOÓLICO DE FOLHAS DE ESPÉCIES DA FAMÍLIA LAMIACEAE

2018 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Karlynne Freire Mendonça ◽  
José Klauber Roger Carneiro ◽  
Maria Auxiliadora Silva Oliveira
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus ◽  
Pseudomonas Aeruginosa ◽  
Enterococcus Faecalis ◽  
Streptococcus Pyogenes ◽  
Mentha Arvensis ◽  
Ocimum Gratissimum ◽  
Mueller Hinton ◽  
Plectranthus Amboinicus

Objetivos: avaliar a atividade antimicrobiana em extrato aquoso, hidroalcoólico e alcoólico das folhas de espécies da família Lamiaceae frente a bactérias de interesse. Método: Foram escolhidas quatro espécies: Ocimum gratissimum, Plectranthus amboinicus, Mentha arvensis e Plectranthus barbatus. A partir das folhas foram confeccionados os extratos aquoso, hidroalcoólico e alcoólico nas concentrações 100mg/mL, 50mg/mL e 25mg/mL. Foram selecionadas as bactérias Streptococcus pyogenes, Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus e Pseudomonas aeruginosa para os ensaios de antibiose em Ágar Mueller-Hinton. Resultados: P. barbatus, em seu extrato hidroalcoólico mostrou ativo nas três concentrações para bactéria S. aureus, e ainda foi ativo para P. aeruginosa, demonstrando no extrato alcoólico atividade frente as bactérias. Para M. arvensis e P. amboinicus, seus extratos hidroalcoólico e alcoólico apresentaram atividade para S. aureus. Conclusão: Sugere-se que as espécies em questão apresentem boa atividade antimicrobiana, sendo necessária a realização de mais estudos para melhor entender esse mecanismo.

Влияние циклоферона на антибиотикорезистентность Staphylococcus aureus

2017 ◽  
Vol 80 (8) ◽  
pp. 27-30
Author(s):  
Т. М. Пашкова ◽  
О. А. Пашинина ◽  
Л. П. Попова ◽  
О. Л. Карташова ◽  
А. Л. Коваленко
Keyword(s):  
Staphylococcus Aureus

Целью исследования явилось изучение влияния циклоферона на чувствительность Staphylococcus aureus к антибиотикам. Опыты поставлены на 36 штаммах золотистого стафилококка, выделенных от больных с гнойными ранами различной локализации. Использовали циклоферон, который в количестве 0,9 мл добавляли к 0,1 мл суточной агаровой культуры стафилококков в концентрации 109 КОЕ/мл, инкубировали в течение 60 мин, затем высевали на плотную питательную среду и после культивирования в течение 18 – 24 ч при 37 °C определяли чувствительность микроорганизмов к ампициллину, доксициклину, фузидину, фурагину, линезолиду, цефтриаксону, эритромицину диско-диффузионным методом. Показана возможность регуляции антибиотикорезистентности золотистых стафилококков с помощью циклоферона — преимущественное увеличение числа золотистых стафилококков, чувствительных к изученным антибиотикам и снижение количества умеренно-резистентных и резистентных к ним штаммов. Установлен препарат (цефтриаксон), к которому в условиях in vitro после инкубации с циклофероном в 1,9 раза увеличилось число чувствительных штаммов (p < 0,05), в 2,3 раза снизилось количество умеренно-резистентных культур (p < 0,05), резистентные культуры не зарегистрированы. Полученные результаты открывают перспективы для изучения сочетанного действия циклоферона и цефтриаксона в клинических условиях.

Activité antibactérienne de l’huile essentielle de Pelargonium x asperum et son potentiel synergique avec la nisine

2019 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 140-148 ◽  
Author(s):  
A. Ouelhadj ◽  
L. Ait Salem ◽  
D. Djenane
Keyword(s):  
Escherichia Coli ◽  
Staphylococcus Aureus ◽  
Pseudomonas Aeruginosa ◽  
Klebsiella Pneumoniae ◽  
Nous Avons ◽  
Activité Antibactérienne

Ce travail vise l’étude de l’activité antibactérienne de l’huile essentielle (HE) de Pelargoniumx asperum et de la bactériocine, la nisine seul et en combinaison vis-à-vis de six bactéries dont quatre sont multirésistantes d’origine clinique. L’activité antibactérienne in vitro a été évaluée par la méthode de diffusion sur gélose. La concentration minimale inhibitrice (CMI) est aussi déterminée pour HE. Les résultats ont révélé une activité antibactérienne significative exercée par HE visà-vis de Staphylococcus aureus (ATCC 43300), Staphylococcus aureus et Escherichia coli avec des diamètres d’inhibition de 36,00 ; 22,50 et 40,00 mm, respectivement. Cependant, l’HE de Pelargonium asperum a montré une activité antibactérienne supérieure par rapport à la nisine. Les valeurs des CMI rapportées dans cette étude sont comprises entre 1,98–3,96 μl/ml. Les combinaisons réalisées entre HE et la nisine ont montré un effet additif vis-à-vis de Escherichia coli (ATCC 25922) avec (50 % HE Pelargonium asperum + 50 % nisine). Par contre, nous avons enregistré une synergie vis-à-vis de Klebsiella pneumoniae avec (75 % HE Pelargonium asperum + 25 % nisine) et contre Pseudomonas aeruginosa avec les trois combinaisons testées. Les résultats obtenus permettent de dire que l’HE de Pelargonium asperum possède une activité antibactérienne ainsi que sa combinaison avec la nisine pourrait représenter une bonne alternative pour la lutte contre l’antibiorésistance.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document