scholarly journals PENERAPAN LITURGY BERBASIS ONLINE DI GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS JEMAAT YERUSALEM PALANGKARAYA MENGGUNAKAN METODE COBIT

2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 87-96
Author(s):  
Frengklin Matatula ◽  
Michael Jhonsons

Teknologi informasi di era digital sekarang ini merupakan kebutuhan yang penting khususnya pada Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) jemaat Yerusalem palangkaraya dimana gereja sendiri harus mengadaptasi perkembangan teknologi untuk peningkatan pelayanan di gereja. Perkembangan teknologi digital membuat gereja mengalami perubahan dari sisi pelayanan salah satunya adalah penerapan multimedia seperti LCD dan slide dalam pelayanan gereja termasuk liturgy atau tata cara ibadah, yang awalnya bersifat cetak, sekarang di sesuaikan dengan proses teknologi digital itu sendiri. Penerapan teknologi liturgy manual terhadap teknologi liturgy berbasis online ini sangatlah penting mengingat perkembangan teknologi digeraja itu sendiri sudah mengalami perubahan oleh karena itu Evaluasi terhadap teknologi informasi di GKE jemaat Yerusalem palangkaraya khususnya liturgy online dengan kerangka kerja cobit dan model maturity model sangat berguna karena dengan adanya evaluasi tersebut  gereja dapat mengetahui posisi maturity model dan melakukan perbaikan terhadap teknologi informasi yang sudah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan liturgi berbasis online hanya menggunakan 4 domain yaitu DS7 (Mendidik Dan Melatih User) DS11 (Mengelola Data), AI7 (Meng– install dan Mengakreditasi Solusi dan Perubahan) AI4 (Menjalankan Operasi dan Menggunkannya), dari 15 responden berdasarkan kuesioner yang dibagikan dan sudah terkontrol dengan baik dan memenuhi standar yang ditetapkan COBIT. Hasil dari analisis Maturity Level pada Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Jemaat Yerusalem belum mecapai yang diharapkan yaitu level 3 untuk tinggat maturity model saat ini dengan total 10,55 dan rata-rata indeks 2,63 masih pada level 2. Hal ini menunjukan bahwa proses penerapan liturgi secara online masih belum optimal dalam meningkatkan kinerja pelayanan khususnya liturgi berbabsis online dikalangan gereja khususnya jemaat.

SAGE Open ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 215824402110373
Author(s):  
Ana Maria Magalhães Correia ◽  
Claudimar Pereira da Veiga ◽  
Carlos Otávio Senff ◽  
Luiz Carlos Duclós

This research analyzes the maturity level of business processes with the application of the Process and Enterprise Maturity Model (PEMM) in the light of Enterprise Architecture (EA). This is qualitative research, cross-sectional, and in the form of a multiple case study performed in science and technology parks in Brazil. A questionnaire conducted by semi-structured interviews, non-participant observations, and document analysis to gather information on the processes was applied to achieve the proposed objective. The finding revealed that 75% of the analyzed parks show signs that processes’ maturity results in optimal performance (Level 3) and can be integrated with other internal processes, maximizing the performance of these parks. Only one park was at Level 2, indicating that business processes led to better results when implemented from one organization. This study shows that even when enterprise capability is at Level 3, this does not help the process enablers rise from Level 2 to Level 3. This study’s originality lies in its showed that the maturity level of the analyzed parks and in making comparisons to identify discrepancies and future actions, considering their responsibility to transfer knowledge from science and technology institutions to the public and private sector.


Author(s):  
Rabiah Al Adawiyah ◽  
Yova Ruldeviyani

Institusi Finansial XYZ merupakan sebuah lembaga penelaah transaksi keuangan yang memiliki tugas dan kewenangan untuk menerima laporan transaksi keuangan dari para pihak pelapor, melakukan analisis terhadap laporan transaksi keuangan, dan meneruskan hasil analisis kepada aparat penegak hukum. Insiden hilangnya data pernah terjadi di Institusi Finansial XYZ pada tahun 2018 yang mengindikasikan Data Operations Management masih belum berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Maturity Level pada Data Operations Management di Institusi Finansial XYZ dengan menggunakan Capability Maturity Model Integration (CMMI) dan Data Management Body of Knowledge (DMBoK). Penelitian ini melakukan asesmen terhadap Maturity Level pada Data Operations Management di Institusi Finansial XYZ dan dari hasil asesmen tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan Data Operations Management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua belas sub-aktivitas Data Operations Management yang berada pada Maturity Level 2 dan ada tiga sub-aktivitas Data Operations Management yang berada pada Maturity Level 3. Rekomendasi diberikan untuk dua belas sub-aktivitas yang masih berada pada Maturity Level 2. Rekomendasi ini diharapkan dapat meningkatkan Maturity Level pada Data Operations Management sehingga Institusi Finansial XYZ dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk menelaah transaksi keuangan dan menghasilkan hasil analisis yang akurat.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 87-92
Author(s):  
Muhammad Isa Wibisono ◽  
Karmilasari Karmilasari ◽  
Aang Subiyakto

Pengembangan produk perangkat lunak merupakan salah satu faktor penting bagi organisasi untuk menghasilkan layanan produk digital yang berdampak pada digitalisasi proses pengembangannya. Banyak organisasi sistem informasi di Indonesia menghadapi tujuan itu dan berusaha mengevaluasi proses pengembangan perangkat lunak (PPL) dibuktikan dengan pembahasan penelitian tentang topik tingkat kematangan. Dalam penelitian ini dilakukan pada salah satu organisasi perusahaan telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia produk digital. Hal ini bertujuan untuk menilai tingkat kematangan proses PPL saat ini sebagai titik awal peningkatan proses pengembangan organisasi untuk menghasilkan kualitas produk terbaik tanpa cacat. Organisasi perlu menilai dan mengevaluasi tingkat kematangan dalam meningkatkan dan kualitas produk serta analisis kematangan dapat digunakan untuk mengungkap kelemahan proses. Hasilnya, organisasi saat ini pada maturity level 2 (ML2) atau Managed, sedangkan untuk ML3 belum terpenuhi semua process area dengan pendekatan CMMI Roadmaps sebagai langkah berikutnya untuk mencapai maturity level 3 (ML3). Beberapa rekomendasi juga diusulkan untuk meningkatkan sisa process area yang belum memenuhi specific process.


2018 ◽  
Vol 23 (2) ◽  
pp. 95-106
Author(s):  
Mahendra Sunt Servanda ◽  
Achmad Benny Mutiara

The use of information and communication technology in a company gives an important contribution for the achievement of business objectives. PT Perusahaan Gas Negara, especially in the Business Solutions and Services Operations (BSSO), plays a significant role in the utilization of information and communication technology assets to PT Perusahaan Gas Negara. It takes a good IT governance for BSSO to improve the efficiency and effectiveness of IT usage. Audit of IT governance maturity using COBIT 4.1. Maturity model level used to determine the maturity level of IT usage in the enterprise with a scale of 0 (non-existent) to 5 (optimized). This study focused on two domains namely Plan and Organise (PO) and Monitor and Evaluate (ME) model to measure the maturity level of IT maturity levels in PT Perusahaan Gas Negara. From this study, the results of the maturity level domain PO is 3.13 and ME is 2.98, it can be given the conclusion that the maturity level of IT governance at PT PGN is in level 3 (defined). At this level means that all the procedures in the company are standardized and documented, but the company is still not able to detect the deviations that have occurred.


Respati ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Ita Permatahati ◽  
Wing Wahyu Winarno ◽  
Mei P Kurniawan

INTISARIMenerapkan standarisasi pada suatu perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan perangkat lunak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitasnya. CMMI merupakan salah satu standarisasi yang penulis pilih untuk mengetahui tingkat kematangan dari divisi Innovation CenterAmikom. CMMI yang digunakan ialah CMMI for Development versi 1.3 yang fokus terhadap tingkat kematangan di level 2 dengan 6 proses area. Penelitian ini mengambil 1 sample proyek di Innovation Center(IC) yaitu apliksai presensi berbasis mobile. Berdasarkan hasil dari pengukuran yang telah dilakukan, proses pengembangan lunak di IC berada di tingkat 1 (Initial) yang diketahui bahwa belum semua praktik yang ada di masing-masing 6 proses area diterapkan. Kata kunci— proses pengembangan perangkat lunak, CMMI, CMMI-DEV, Representasi Bertingkat, Tingkat Kematangan. ABSTRACTApplying standards to a company engaged in the development of devices is one way to improve its quality. CMMI is one of the standards chosen by the author to find out the level of maturity of the Innovation Center at Amikom. CMMI is used for CMMI for Development version 1.3 which focuses on the level of maturity at level 2 with 6 process areas. This study took 1 sample project at the Innovation Center (IC), a mobile-based presence application. Based on the results of the measurements that have been made, the development process at the IC is at level 1 (Initial) related to all the practices that exist in each of the 6 process areas that are applied.Kata kunci—  software development process, CMMI, CMMI-DEV, Leveled Representation, Maturity Level.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Andika Bayu Hasta Yanto ◽  
Ahmad Fauzi ◽  
Rifky Permana ◽  
Ricki Sastra
Keyword(s):  
Ad Hoc ◽  
Level 3 ◽  
Level 1 ◽  

Sehubungan dengan tata kelola TI, perludigunakan suatu standar yang baik untuk melihatpengelolaan TI yang ada. COBIT (ControlObjectives for Information and RelatedTechnology) sebagai salah satu alat dalampengukuran tata kelola TI dapat digunakan untukmelihat tata kelola TI yang ada. Domain Plan andOrganise (PO) dan Aquire and Implement(AI) sangat tepat dilaksanakan pada saat ini,karena organisasi yang sedang membentukstruktur dan bentuk baru. Tingkat kematangan(maturity level) yang ada pada setiap proses TI yangterdapat dalam domain Plan and Organise (PO) danAquire and Implement (AI) pada PT. PrimasentaResources Indonesia rata -rata pada tingkat 1,753dan masih berada pada level 1 (initial/ad-hoc),walaupun ada 3 (tiga) proses TI yang sudahberada di level 2 (repeatable but intuitive). Untukdapat mencapai tingkat kematangan yangdidinginkan (expected maturity level) di level 3(defined process) maka semua prosedur yangdisyaratkan di tiap proses harus dipenuhi. Untukmencapai level 3 (defined process), mengacu padastandarisasi COBIT maka setiap organisasi harusmemiliki mekanisme dan prosedur yang jelasmengenai tata cara dan manajemen proses investasiteknologi informasi, dan mengkomunikasikan sertamensosialisasikan dengan baik di seluruh jajaranmanajemen organisasi.


Respati ◽  
2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Febrian Destyanto ◽  
Kusrini Kusrini ◽  
Henderi Henderi

INTISARITata kelola sistem informasi menentukan tingkat pencapaian dari tujuan bisnis perusahaan. Semakin baik tata kelola sistem informasi berdampak pada keberhasilan mengelola proses dan tujuan bisnis dalam aspek akuntabilitas, resposibilitas dan transparansi. Model COBIT 4.1 digunakan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan suatu tata kelola sistem informasi sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan. penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan tata kelola sistem informasi dari institut teknologi budi utomo dengan menggunakan perspektif internal dengan focus peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis pada model Balanced Scorecard sebagai alat untuk memetakan rencana strategis perusahaan, lalu dilakukan pengukuran tingkat kematangan menggunakan sub domain terpilih pada COBIT 4.1. Dari pemetaan Balanced Scorecard dan COBIT4.1 diperoleh sub domain PO2, PO3, AI2, AI4, dan AI7 yang digunakan untuk mengevaluasi tata kelola sistem informasi pada institut teknologi budi utomo berdasarkan model framework COBIT 4.1. Hasil pengukuran tingkat kematangan sub domain terpilih didapatkan hasil tingkat kematangan level 2 atau proses sudah dilakukan namun belum baku dan terdokumentasi secara terstruktur. Sedangkan tingkat kematangan yang diharapkan berada pada level 3 atau proses sudah terdefinisi baku dan terdokumentasi dengan struktur yang jelas dan baik. Hasil akhir dari penelitian berupa rekomendasi perbaikan untuk menuju tingkat kematangan yang diharapkan. Kata Kunci : Tingkat Kematangan, Balanced Scorecard (BSC), Perspektif Internal, COBIT 4.1, Tata Kelola Sistem Informasi ABSTRACTInformation system governance determines the level of achievement of the company's business goals. The better governance of information systems affects the success of managing business processes and objectives in aspects of accountability, resposibility and approval. The COBIT 4.1 model is used to measure the success of an information system governance in accordance with the company's business goals. This research was conducted to study the maturity level of information systems governance Institut Teknologi Budi Utomo using an internal perspective with a focus on improving and maintaining business process functionality in the Balanced Scorecard model as a tool to map out the company's strategic plan, then measuring the maturity level using sub domains obtained in COBIT 4.1. From the mapping of the Balanced Scorecard and COBIT4.1, PO2, PO3, AI2, AI4, and AI7 sub-domains are used to collect information systems governance at the utmost Budi technology institution based on the framework of the COBIT 4.1 model. The results of the measurement of the level of maturity of the sub domain are taken the level 2 maturity level results or the process has been carried out but not yet standardized and structured documented. While the expected level of maturity at level 3 or process is standard and documented with a clear and good structure. The final results of the study consisted of improvements to achieve the expected level of maturity. Keywords: Maturity Level, Balanced Scorecard (BSC), Internal Perspective, COBIT 4.1, Information System Governance


Author(s):  
Endang Kurniawan ◽  
Imam Riadi

  The objective of this research is to find out the level of information security in the academic information system to give recommendations improvements in information security management. The method used is qualitative research method, which data obtained based on the results of questionnaires distributed to respondents with the Guttmann scale. Based on the analysis results, 13 objective controls and 43 security controls were scattered in 3 clauses. From the analysis, it was concluded that the maturity level of information system security governance was 2.51, which means the level of maturity is still at level 2 but is approaching level 3 well defined.


2019 ◽  
Vol 10 (01) ◽  
pp. 17-21
Author(s):  
Fitria Rahmadayanti
Keyword(s):  
Level 3 ◽  

Penelitian ini membahas tentang optimalisasi tata kelola teknologi informasi yang bertujuan untuk mendapatkan penilaian awal dari penerapan tata kelola teknologi informasi bedasarkan COBIT 5 dengan kondisi pelaksanaan yang sedang berjalan untuk meningkatkan nilai dari tata kelola teknologi informasi pada STT Pagar Alam. Pengumpulan data dengan melakukan observasi,wawancara dan kuesioner. Hasil pengelolaan data yang disesuaikan dengan domain COBIT 5 akan dijadikan nilai antar domain. Hasil perhitungan maturity level dari 8 responden pada proses hasil nilai maturity level tata kelola teknologi informasi yang saat ini menunjukan bahwa 9 domain mengarah pada level 2 (Repeatable) yaitu EDM04, APO01, APO04, APO07, BAI04, BAI10, DSS01, DSS03 dan MEA01. Hasil nilai maturity level saat ini menunjukan bahwa 2 domain mengarah pada level 3 (Defined) yaitu APO03 dan BAI09. Secara umum strategi perbaikan tata kelola teknologi informasi di Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam maka proses dan kegiatan harus ditetapkan dan didokumentasikan, distandarisasikan dan diintegrasikan bersama.


2021 ◽  
Vol 919 (1) ◽  
pp. 012006
Author(s):  
W Widianingsih ◽  
R Hartati ◽  
M T Sibero ◽  
R T Mahendrajaya

Abstract Sea cucumber Acaudina sp. belongs to the family Caudinidae, Order Molpadida, Class Holothuroidea. These animals have an important role in the benthic ecosystem. The purpose of this research was to determine the gonad maturity level and Gonad Somatic Index of Acaudina sp. in Delta Wulan Waters, Demak Regency. In total, 64 individuals of Acaudina sp. were taken in April 2021 and 148 individuals were taken in May 2021. In April observation, the highest gonad maturity level for females was at level 3, while the highest gonad maturity for male was at levels 1 and 2. Furthermore, in Mei observations, the highest gonad maturity level for females was at level 2 and for males, the highest gonad maturity level was at level 3. According to April observation, values GSI (Gonad Somatic Index) has a range 0.22 - 6.09 % and for May observation, value GSI has a range 0.04 – 2.24%. Hence, there is a positive correlation between gonad weight and GSI values in sea cucumber Acaudina sp.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document