Production System Improvement by Integration of FMEA with 5-Whys Analysis

2013 ◽  
Vol 748 ◽  
pp. 1203-1207 ◽  
Author(s):  
Siew Hong Ding ◽  
Nur Amalina Muhammad ◽  
Nur Hanisah Zulkurnaini ◽  
Amanina Nadia Khaider ◽  
Shahru Kamaruddin

With the rapid growth of semiconductor industry, manufacturers are always seeking for improvement to produce better product quality with lower cost in order to survive under competitive marketing environment. However, these matters are easily affected by the failures occurred on the machines. Thus, this paper proposes framework using failure mode and effect analysis (FMEA) with 5-Whys analysis to discover the root cause of the failure furthermore to identify the effective solutions. Drilling machine has been used to justify the practicability of the proposed framework.

Author(s):  
Annamária Koncz ◽  
László Pokorádi ◽  
Zsolt Csaba Johanyák

The automotive industry is one of the most dynamically growing fields of the manufacturingarea. Besides this, it has very strict rules concerning safety and reliability. In our work, our aim is to point out the importance of the automotive industry (based on statistics) and the rules in connection with risk and root cause analysis. The most important risk analysis method is the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). According to standards and OEM regulations, FMEA is obligatory in the automotive sector. In our study, we summarise the area of FMEA usage, its types and process steps.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 66-72
Author(s):  
Endra Yuafanedi Arifianto ◽  
Ridha Nurlita Briliana

Perkembangan sektor industri dan kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kualitas output yang baik dapat dihasilkan apabila menggunakan input dengan kualitas yang baik serta menjalankan proses produksi yang tepat dan sesuai standar kualitas . Untuk memenuhi permintaan konsumen, perlu dilakukan identifikasi dan perbaikan secara menyeluruh terhadap kualitas dari produk yang dihasilkan. Meskipun proses pengendalian kualitas telah dilaksanakan sebaik mungkin, masih sering ditemukan ketidaksesuaian antara produk jadi dengan produk yang diharapkan. Beberapa faktor bisa mempengaruhi kondisi tersebut seperti mesin, material, lingkungan, manusia, dan metode yang digunakan. Dalam suatu proses produksi, seringkali ditemukan defect pada output. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa terhadap penyebab dan risiko kegagalan produksi. Penerapan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) serta Root Cause Analysis (RCA) untuk mengetahui akar penyebab dari masalah defect produk supaya dapat dilakukan peningkatan kualitas oleh perusahaan.


Author(s):  
Rishan Karangan ◽  
Mustarum Musaruddin ◽  
Agustinus Lolok

Penelitian ini menganalisa kerusakan yang terjadi pada Refraktori Boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap di PLTU Punagaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa pola pembebanan unit yang berubah-ubah dapat menyebabkan kerusakan pada refractory boiler. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Root Cause Failure Analysis (RCFA) serta pembuktian perhitungan Cold Crushing Strength (CCS). Hasil penelitian menunjukan bahwa data kecepatan aliran flue gas masuk cyclone yang melebihi spesifikasi (<35 m/s) dan data kekuatan CCS refractory aktual yang menunjukan nilai 43 MPa menjadi penyebab dari pembebanan yang tidak stabil yang merupakan salah satu faktor penyebab dari kerusakan refractory boiler. 


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 165
Author(s):  
Tri Aprianto ◽  
Indra Setiawan ◽  
Humiras Hardi Purba

FMEA adalah suatu alat yang secara sistematis mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari kegagalan sistem atau proses, serta mengurangi atau mengeliminasi peluang terjadinya kegagalan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan dampaknya untuk meningkatkan keandalan dan keamanan sistem yang kompleks. Selain itu teknik ini juga berguna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dan pengendalian risiko. FMEA merupakan sebuah alat yang diintegrasikan dengan banyak metode seperti Quality Function Deployment (QFD), Root Cause Analysis (RCA), Six Sigma, FTA, Fuzzy Kano dan tujuh alat dasar kualitas untuk mengatasi permasalahannya. Makalah ini melibatkan studi review dari 25 makalah di kawasan Asia yang terkait dengan implementasi alat FMEA. metodologi FMEA sekarang banyak digunakan di berbagai industri termasuk di industri manufaktur untuk mengembangkan produknya. Selain itu FMEA juga sering ditemukan dalam analisis kegagalan di industri jasa, layanan makanan, maupun di industri kesehatan. Makalah ini memuat hasil dari berbagai aspek yang berbeda. Aspek itu meliputi fokus industri, fokus jumlah distribusi menurut negara dan fokus tahun publikasi. Makalah ini bermanfaat bagi semua jenis sektor industri untuk menngidentifikasi mode kegagalan dan dampaknya serta untuk pengendalian resiko. Makalah ini juga memberikan keuntungan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah wawasan dan referensi untuk studi terkait alat FMEA.


2018 ◽  
Vol 204 ◽  
pp. 01013
Author(s):  
Katon Muhammad ◽  
Putu Dana Karningsih

Continuous quality improvement is essential to ensure the competitiveness of manufacturing industries. Design of Experiments, Statistical Process Control and Failure Mode and Effect Analysis are common tools for improving quality. This study proposes a new tool that could encompass quality improvement steps comprehensively, namely Quality Improvement Matrix. This tool integrates several techniques which are House of Quality, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Root Cause Analysis. Quality Improvement Matrix covers identification of defects and its root causes, measuring the magnitude of defects (source of defects), formulating alternatives of solutions for reducing root cause of defects and selecting effective solutions to be implemented. Quality Improvement Matrix is developed by following a similar approach as House of Risk. Thus, it also consists of two matrixes that represent two major stages. The first stage is the identification and prioritizing root causes of defect. Then, the second stage is formulating and selecting solutions for improvements.


2021 ◽  
Vol 74 (6) ◽  
Author(s):  
Luciana Andrade de Lima ◽  
Louise Constancia de Melo Alves Silva ◽  
Joyce Karolayne dos Santos Dantas ◽  
Maria Solange Moreira de Lima ◽  
Daniele Vieira Dantas ◽  
...  

ABSTRACT Objectives: to analyze the applicability of Root Cause Analysis and Failure Mode and Effect Analysis tools, aiming to improve care in pediatric units. Methods: this is a scoping review carried out according to the Joanna Briggs Institute guidelines, following the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyzes extension for Scoping Reviews. Search took place in May 2018 on 15 data sources. Results: search totaled 8,254 studies. After using the relevant inclusion and exclusion criteria, 15 articles were included in the review. Of these, nine were published between 2013 and 2018, 12 used Failure Mode and Effect Analysis and 11 carried out interventions to improve the quality of the processes addressed, showing good post-intervention results. Final Considerations: the application of the tools indicated significant changes and improvements in the services that implemented them, proving to be satisfactory for detecting opportunities for improvement, employing specific methodologies for harm reduction in pediatrics.


2020 ◽  
Vol 30 (2) ◽  
pp. 250-256
Author(s):  
Leonor Guiñón ◽  
Anna Soler ◽  
Luisa Alvarez ◽  
Aurea Mira ◽  
Josep Lluís Bedini ◽  
...  

Introduction: Laboratories minimize risks through quality control but analytical errors still occur. Risk management can improve the quality of processes and increase patient safety. This study aims to use the failure mode and effect analysis (FMEA) to assess the analytical performance and measure the effectiveness of the risk mitigation actions implemented. Materials and methods: The measurands to be included in the study were selected based on the measurement errors obtained by participating in an External Quality Assessment (EQA) Scheme. These EQA results were used to perform an FMEA of the year 2017, providing a risk priority number that was converted into a Sigma value (σFMEA). A root-cause analysis was done when σFMEA was lower than 3. Once the causes were determined, corrective measures were implemented. An FMEA of 2018 was carried out to verify the effectiveness of the actions taken. Results: The FMEA of 2017 showed that alkaline phosphatase (ALP) and sodium (Na) presented a σFMEA of less than 3. The FMEA of 2018 revealed that none of the measurands presented a σFMEA below 3 and that σFMEA for ALP and Na had increased. Conclusions: Failure mode and effect analysis is a useful tool to assess the analytical performance, solve problems and evaluate the effectiveness of the actions taken. Moreover, the proposed methodology allows to standardize the scoring of the scales, as well as the evaluation and prioritization of risks.


2021 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 310
Author(s):  
Nurike Susendi ◽  
Adrian Suparman ◽  
Iyan Sopyan

Untuk meningkatkan pengembangan produk, efisiensi proses produksi dan strategi pengendalian, Food and Drug Administration (FDA) mendorong penerapan Quality by Design (QBD) sebagai pendekatan ilmiah yang berbasis pada penerapan mutu risiko dalam pengembangan produk obat. Manajemen risiko bertujuan untuk menganalisis sebuah sistem terhadap potensi penyimpangan  yang terjadi untuk mencegah masalah yang lebih serius. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai metode root cause analysis yang dapat digunakan dalam manajemen risiko mutu terhadap masalah yang terjadi di industri farmasi. Dalam mereview artikel ini jurnal yang didapat dari berbagai sumber secara daring melalui berbagai jurnal nasional dan internasional yang diakses dari situs Google scholar, Elsevier dan PubMed. Hasil dari review artikel metode analisis akar penyebab, seperti Pareto Analysis, Fishbone Diagram, 5Whys, Failure Mode and Effect Analysis, Brainstorming dan Six Sigma, dapat digunakan untuk menemukan akar penyebab suatu masalah dengan perbedaan masing-masing metode dari segi tahapan, analisis dan penilaian risiko. Dari review yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa keenam metode root cause analysis yang diketahui memiliki perbedaan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan suatu masalah yang terjadi di industri  farmasi melalui kriteria kelebihan dan kekurangan metode tersebut.   


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document