A linguistic ethnography of peace-building through language education in Cyprus

2021 ◽  
pp. 52-77
Author(s):  
Constadina Charalambous ◽  
Panayiota Charalambous ◽  
Ben Rampton
Author(s):  
Dentik Karyaningsih ◽  
Puji Siswanto

Lecture courses in the English Language Education Study Program of STKIP Setiabudhi Rangkasbitung are still conducted in face-to-face class, so the students who do not attend lectures cannot know the pronunciation material at that time, because the Pronunciation course is a practical course in the English pronunciation system. The E-Learning Pronunciation is built so that lectures can be carried out anywhere and anytime without reducing the quality of the teaching and learning process. Therefore, the students who are left behind can continue to follow the Pronunciation course material, as well as habituating students in utilizing communication and information technology. E-Learning Pronunciation is important to be built to improve the ability of students’ pronunciation when doing distance learning, so that students are clearer and more firm in understanding Pronunciation so that there are no errors in English pronunciation. Participants in this study were first semester students of English education study programs. This study uses an experimental research design with the Prototype System development method and system of testing uses Black box testing.


Sains Insani ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-36
Author(s):  
Che Amnah Bahari ◽  
Fatimah Abdullah

The whole world, the Muslim in particular has witnessed conflicts in different areas, which have hindered the developmental efforts of the nations concerned. It should be learned that most victims of these conflicts are women and children. This article attempts to elaborate the role of Muslims Women as a crucial segment in civil society in initiating peace building through nurturing process. It maintains that the adoption of the principles and values derived from the Qur’ān and Sunnah of the Prophet is necessary as a process of lifelong learning.  Those identified values constituted the framework of this article and it adopts the textual analysis method.   This article concludes that through the implementation of those values and frameworks for peace building, women as one of the important segments of civil society are able to play significant role towards initiating peace building and promoting peaceful co-existence in pluralistic society. Abstrak: Dunia Islam khususnya telah menyaksikan konflik di pelbagai daerah yang berbeza. Konflik ini telah menghalang usaha kearah pembangunan Kawasan yang berkenaan. Kebanyakan mangsa konflik ini adalah wanita dan kanak-kanak. Artikel ini cuba untuk menghuraikan peranan wanita Islam sebagai segmen penting dalam masyarakat madani dalam membangun proses kedamaian dengan mendidik dan memupuk prinsip dan nilai murni janaan al-Qur’an. Penggunaan prinsip dan nilai yang dikutip dari ayat-ayat Qur'an dan hadis Rasulullah adalah keperluan yang mendesak sebagai wadah bagi proses pembelajaran sepanjang hayat. Nilai-nilai yang dikenal pasti merupakan rangka kerja artikel ini, dan metod yang dirujuk adalah analisis teks. Artikel ini menyimpulkan bahawa melalui pelaksanaan nilai-nilai dan kerangka kerja Islam bagi proses kedamaian, wanita Islam dalam masyarakat madani mampu memainkan peranan penting dalam memulakan pembinaan keamanan dan menggalakkan kehidupan yang harmonis, sejahtera dan saling bantu membantu dalam masyarakat majmuk.


Author(s):  
Siti Soleha ◽  
Fansi Onita Santoso ◽  
Zaim Elmubarok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar persentase kesalahan penggunaan (jìnyìcí), mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa, menentukan cara untuk membedakan penggunaan (jìnyìcí) dan merumuskan solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan penggunaan (jìnyìcí) tersebut. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa semester VI angkatan 2014 Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Semarang sebanyak 25 mahasiswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan metode tes. Berdasarkan hasil penelitian diketahui persentase kesalahan penggunaan (jìnyìcí) adalah sebesar 28,4%. Kesalahan tersebut tergolong pada tingkat rendah, namun ada beberapa kesalahan yang perlu lebih diperhatikan yaitu kesalahan dalam penggunaan fungsi tata bahasa dan kesalahan dalam memahami makna. Cara membedakan penggunaan (jìnyìcí) dapat dilakukan mahasiswa dengan mempelajari fungsi tata bahasa kosakata (jìnyìcí) dan memahami makna kosakata (jìnyìcí). Solusi yang dapat dilakukan adalah mempelajari fungsi tata bahasa kosakata (jìnyìcí) secara keseluruhan dengan benar, memahami makna kosakata (jìnyìcí) secara spesifik, dan memperbanyak latihan membuat kalimat menggunakan kosakata (jìnyìcí).This study aims to identify mistake percentage in using (jìnyìcí), identify what mistakes conducted by students, determine how to differentiate the usage of (jìnyìcí), and formulate solution to reduce mistake in using (jìnyìcí). This study uses descriptive-quantitative approach. There are 25 sixth students of Mandarin Language Education Department in Universitas Negeri Semarang as population and sample. In addition, data is collected by documentation and testing method. Based on the analysis, there is 28,4% of mistake in using (jìnyìcí). This finding is categorized as low. However, there are some mistakes that need to be noted. For instance, mistake in using grammar and interpreting meaning. Furthermore, (jìnyìcí) can be differentiate by studying grammar of (jìnyìcí) and understand the meaning of (jìnyìcí). Finally, it is recommended to study the grammar of (jìnyìcí), specifically understand the meaning of (jìnyìcí) and increase the exercise to make sentences using (jìnyìcí).


2016 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 2141-2153
Author(s):  
Eva Stranovská ◽  
Silvia Hvozdíková ◽  
Dáša Munková ◽  
Gadušová Zdenka

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document