key performance index
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 16 (24) ◽  
pp. 177-190
Author(s):  
Xiangpeng Chang

The key performance index (KPI) evaluation provides a guarantee for discipline construction, talent training, and research development and planning in colleges. Based on KPI evaluation model, this paper compares the professional teaching quality of economic management of different types of colleges, different teaching models, and different disciplines, through KPI appraisal. The results show that: teaching quality can be evaluated by several important indices, namely, teaching attitude, teaching content, teaching method, and teaching effect; the most important indices are teaching attitude and teaching content, followed by teaching effect and teaching method. The index scores of professional education mode were much higher than those of general education mode. Teaching effect is the highest rated index among students of accounting, and teaching attitude is the highest rated index among students of business administration. The research results lay the theoretical basis for colleges to improve KPI appraisal system and appraisal supervision system.


2021 ◽  
Vol 8 (10) ◽  
pp. 126-132
Author(s):  
Novriadi M ◽  
Harmein Nasution ◽  
Yeni Absah

Not achieving the Key Performance Index (KPI) target within 5 consecutive years can be used as an indicator of the lack of maximum management in the company in facing competition. In-depth considerations are needed to answer the problems that occur related to this performance decline. Referring to several studies conducted related to motivation and performance, it is known that many variables can affect performance. The purpose of this study was to determine and analyze the influence of transformational, democratic and situational leadership styles on employee performance at PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Sharia Medan Branch Office. The population in this study were all employees who worked at PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Sharia Medan Branch Office. Many samples in this study were as many as 50 respondents. Data were collected using observations and questionnaires. The data is tested using validity and reliability tests, and the data must meet the elements of the classical assumption test. Furthermore, the data analysis test was carried out using multiple regression analysis; t test, F test, and the coefficient of determination.The results of this study indicate that there is a significant influence on the transformational, democratic and situational leadership style either partially or simultaneously. The amount of Transformational Leadership, Democratic Leadership and Situational Leadership explains that employee performance is 0.689 or equal to 68.90% while the remaining 31.10% is explained by other variables. Keywords: Transformational, Democratic, Situational, Performance Leadership.


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Ratu Segi Regita ◽  
Nur Intan Simangunsong ◽  
Abdul Chalim

Ruang terbuka merupakan hal utama pada setiap aktifitas di ruang luar khususnya tempat yang padat pengguna dan memiliki beragam kegiatan seperti kampus. Fungsi ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi, bermain, berolahraga, tempat bersantai dan tempat parkir.  Selain itu ruang terbuka juga memiliki fungsi sebagai pengendali  mikro klimat dan penyerapan air hujan. Dalam hal ini vegetasi berpengaruh pada setiap perencanaan ruang terbuka. Ruang terbuka kampus Indonesia Port Corporation University memiliki jenis dan aktifitas yang beragam, oleh karena itu peletakan pada vegetasi disetiap ruang terbuka kampus harus disesuaikan dengan fungsi dan kriterianya. Namun masih ada lokasi pada ruang terbuka kampus Indonesia Port Corporation University yang  peletakan vegetasinya tidak sesuai dengan fungsi dan kriteria vegetasi tersebut. Penelitian dilakukan pada 4 lokasi dan 8 titik disetiap area ruang terbuka yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu kualitatif dengan literature review untuk mengetahui jenis dan fungsi vegetasi yang akan diteliti lalu untuk menentukan kriteria vegetasi yang sesuai dengan (1) fungsi peneduh (2) fungsi pengarah (3) fungsi penyerap polutan (4) fungsi estetika dan peletakan pada setiap ruang terbuka kampus dilakukan menggunakan metode kuantitatif Key Performance Index (KPI). Hasil dari penelitian peletakan vegetasi dengan fungsi peneduh yang memiliki nilai scor tertinggi ada pada lokasi 1 yaitu tempat yang digunakan sebagai tempat parkir (66,25%) karena didalamnya didominasi pohon tanjung dengan kriteria pola peletakan tanaman yang ditanam berbaris dan bermassa daun padat. Lokasi 3 memiliki scor tertinggi (80%) yang peletakan vegetasinya sebagai fungsi pengarah karena didominasi oleh vegetasi bertajuk kolumnar dan ditanam secara berbaris. Peletakan vegetasi yang sesuai dengan fungsi sebagai penyerap polutan terdapat pada lokasi 4 (67,85%)dimana kriteria vegetasi yang mendominasi yaitu bermassa daun padat dan percabangannya menyebar. Sedangkan untuk peletakan vegetasi dengan fungsi estetika terdapat pada lokasi 3 (88,33%) karena pada lokasi ini didominasi oleh vegetasi dengan kriteria bentuk tajuk serta percabangan menarik dan terdapat variasi warna terhadap (daun, batang,bunga dan buah). Penelitian ini menunjukkan bahwa peletakan vegetasi sangat mempengaruhi kondisi ruang terbuka suatu tapak untuk itu diperlukan kajian mengenai fungsi dan kriteria vegetasi sebelum perencanaan pengembangan suatu kawasan pada tapak.


2021 ◽  
Author(s):  
Hana Nadiyatus Syarifah

Waduk Ria rio merupakan waduk yang terletak di daerah Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur dengan luas 26 hektar, terletak di area perkotaan dengan tingkat kependudukan yang cukup tinggi dan pembangunan yang padat. Bila pembangunan padat di area perkotaan terus dilakukan tanpa memperhatikan kesimbangan lingkungan, maka hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah meningkatnya suhu udara di area perkotaan. Pada area perkotaan di negara tropis seperti Indonesia, umumnya suhu udara lebih tinggi dibandingkan dengan area di luar perkotaan dan suhu udara dapat berada di luar standar kenyamanan termal. Kenyamanan termal merupakan cara manusia dalam merespon rangsangan terhadap suhu lingkungan sekitarnya. Vegetasi mempunyai peran penting dalam kontrol kenyamanan termal, tepatnya fungsi dalam modifikasi iklim mikro yaitu modifikasi suhu, kontrol kelembaban, radiasi matahari dan kecepatan angin. Iklim mikro merupakan salah satu faktor utama dalam pengendalian kenyamanan termal, karena itu dapat dikatakan bahwa vegetasi berperan penting dalam kontrol kenyamanan termal suatu kawasan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengukur seberapa besar fungsi vegetasi terhadap kenyamanan termal pada kawasan waduk Ria rio yang hasilnya dapat digunakan dalam pengembangan perancangan lansekap tepatnya dalam penggunaan vegetasi dalam pengembangan kawasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan mengevaluasi kenyamanan termal pada kawasan menggunakan program simulasi Envi-Met dan melalui observasi langsung. Penilaian fungsi vegetasi sebagai modifikasi suhu, kontrol kelembaban, kontrol angin dan radiasi matahari akan dinilai secara kuantitatif menggunakan metode KPI (Key Performance index) untuk melihat seberapa besar fungsi vegetasi tersebut dalam kenyamanan termal.


2021 ◽  
Author(s):  
Muhammad Ravi Novyandy

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di perkotaan telah menyebabkan berbagai permasalahan, seperti peningkatan kebutuhan tempat tinggal, yang berdampak pada berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) serta pencemaran lingkungan. Salah satu solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu pengadaan perumahan yang dilengkapi dengan RTH. Salah satu perumahan yang menerapkan hal tersebut yaitu perumahan Jakarta Garden City (JGC). JGC merupakan kawasan hunian yang dilengkapi dengan RTH. Berada di perkotaan, menyebabkan JGC banyak terkena dampak negatif pencemaran lingkungan. Dengan adanya RTH di dalamnya, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan yang terkena dampak negatif. Untuk mengetahui kontribusi positif serta sejauh mana pohon pada RTH dapat memenuhi fungsi ekologisnya, maka dilakukan penilaian fungsi ekologis pohon pada RTH di JGC. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pohon, menganalisis serta menilaifungsi ekologis, dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kualitas pohon di masa yang akan datang. Pohon yang dinilai berada di beberapa area, yaitu cluster Cassia, Zebrina, Alamanda, Lantana dan jalan sekitar cluster. Aspek yang diamati berupa fungsi ekologis peneduh (modifikasi suhu), kontrol kelembapan udara dan penahan angin. Pohon dianalisis dan dinilai dengan membandingkan karakteristik yang ada di lapang dengan kriteria berdasarkan literatur dengan parameter KPI (key performance index). Berdasarkan hasil penelitian, pada fungsi ekologis peneduh, jenis vegetasi yang sudah sesuai (kategori sangat baik dan baik) sebesar 28,28%, sedangkan yang belum sesuai (kategori kurang baik dan buruk) sebesar 71,72%. Untuk fungsi ekologis kontrol kelembapan udara, yang sudah sesuai sebesar 74,52%, sedangkan yang belum sebesar 25,48%. Untuk fungsi ekologis penahan angin, yang sudah sesuai sebesar 67,98%, sedangkan yang belum sebesar 32,02%.


2021 ◽  
Vol 4 ◽  
pp. 47-52
Author(s):  
Thai Cam Tu ◽  
Nguyen Dinh Phong ◽  
Tran Phi Hung ◽  
Dinh Ba Phu ◽  
Tran Thi Tu Anh ◽  
...  

Nghiên cứu đã đề xuất bộ chỉ số đánh giá kết quả bảo vệ môi trường (Environmental Key Performance Index - EKPI) cho hoạt động dầu khí ngoài khơi và hoạt động dầu khí trên bờ phù hợp với các quy định của quốc tế và Việt Nam. Bộ chỉ số EKPI là công cụ để các doanh nghiệp dầu khí tại Việt Nam đánh giá và đo lường kết quả hoạt động bảo vệ môi trường và phát triển bền vững. Thông qua kết quả đánh giá chỉ số EKPI, các doanh nghiệp sẽ tìm ra các giải pháp nâng cao chất lượng trong công tác quản lý chất thải, sử dụng hiệu quả năng lượng và tài nguyên, tiết kiệm chi phí quản lý vận hành; đồng thời theo dõi xu hướng phát triển của doanh nghiệp gắn liền với mục tiêu bảo vệ môi trường và phát triển bền vững.


Author(s):  
Zhijun Chen ◽  
Yuan Tian ◽  
Feng Gao ◽  
Jimu Liu

Locomotion speed is a key performance index of legged robots. However, methods to analyze and improve the locomotion speed capability are seldom developed, especially for six-legged robots. This paper develops a method to analyze and improve the omnidirectional walking speed and the turning speed of six-legged robots. The models of the inverse kinematics and the influence coefficients are built. Making use of the only-position-related property of the influence coefficients, a general optimization model of the locomotion trajectory is established. A two-step optimization method is introduced to solve the optimization problem. Based on the optimization, a comprehensive speed capability analysis is conducted on both omnidirectional walking and turning of the six-parallel-legged robot. The results clearly show the relationships among the speed capability, the walking direction and the duty cycle. The two-step optimization method improves the speed capability by 12.4%–13.2% for turning and 18.5%–20.5% for omnidirectional walking. Finally, the costs of the speed improvement are analyzed, including the stability, the energy consumption and the calculation time.


Author(s):  
Tony Badrick ◽  
Mohamed Saleem ◽  
Wesley Wong

Background Reporting critical results in a timely manner is a crucial role of clinical laboratories. Traditionally, these results were reported using the phone or fax system. However, there are now other modes of communication for this reporting. Quality improvement in any organization is driven by detection of errors and benchmarking against peers. In the case of critical result reporting, there are few current widely used Benchmarking schemes. Methods The Roche Clinical Chemistry Benchmarking Survey in 2019 added questions about critical result reporting including the mode of communication and turnaround time key performance index. This survey includes over 1100 laboratories from 20 countries. Results The survey revealed a range of communication strategies with phone calls still the commonest followed by email. The key performance index for most laboratories was less than 10 min. Conclusion Benchmarking can provide key information for quality improvement activities, particularly pre- and postanalytical.


2021 ◽  
Vol 251 ◽  
pp. 01067
Author(s):  
Yuexiong Gong ◽  
Wei Ying ◽  
Yunxun Yu ◽  
XiaoZhong Zhou ◽  
Xiaping Fan

Taking Hangzhou cigarette factory as an example, this paper establishes a key performance index system through integrating the balanced scorecard (BSC) and key performance index (KPI). The index system includes the first-level and 13 second-level indicators in four dimensions of finance, customers, internal processes, as well as learning and growth. Through Analytic Hierarchy Process (AHP) and fuzzy comprehensive evaluation method, it constructs an evaluation model of key corporate performance, finally achieves the actual performance levels of the enterprise, as well as puts forward the improvement suggestions. This evaluation method mainly includes the steps of determining the domain of evaluation factors at all levels, determining the evaluation level, determining fuzzy weight vectors of various indexes, establishing the fuzzy relation matrix and calculating comprehensive evaluation results. It has high accuracy in the process of performance evaluation, which has certain reference and guiding significance for improving the comprehensive competitiveness.


2020 ◽  
Author(s):  
Intan Nur Fathonah

Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai ameliorasi iklim penting keberadaannya dalam suatu kota terutama kota yang saat ini mengalami peningkatan penduduk yang signifikan seperti Kota Tasikmalaya. Peningkatan penduduk dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Keberadaan RTH publik sangat penting untuk memberikan kawasan rekreasi yang nyaman namun tiga RTH publik yang menjadi pusat rekreasi masyarakat Kota Tasikmalaya belum memberikan kenyamanan thermal dan estetika yang optimal menurut sebagian masyarakat. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis dan fungsi tanaman, mengevaluasi fungsi ekologis dan estetika RTH, dan menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman untuk RTH. Penelitian ini dilakukan di tiga RTH, di antaranya Alun-alun, Taman Kota, dan Kompleks Olahraga Wiradadaha Tasikmalaya. Metode penelitian yang dilakukan yaitu inventarisasi, analisis data inventarisasi dengan Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index(THI); Scenic Beauty Estimation (SBE); deskriptif, serta menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Kompleks Olahraga Wiradadaha memiliki jenis dan jumlah tanaman terbanyak. Kompleks Olahraga Wiradadaha menjadi RTH terbaik dalam fungsi modifikasi suhu, kontrol kelembaban, dan peredam kebisingan sementara Taman Kota menjadi RTH terbaik dalam penahan angin dibandingkan dengan dua RTH lainnya. Ketiga RTH telah terkualifikasi sebagai area nyaman berdasarkan standar kenyamanan THI dan baku mutu tingkat kebisingan kawasan rekreasi. Ketiga RTH mampu menurunkan suhu rata-rata sebesar 1.4 ˚C, meningkatkan kelembaban rata-rata sebesar 8%, serta meredam kebisingan rata-rata sebesar 4.4 dB. Taman Kota merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terbaik dan Kompleks Olahraga Wiradadaha merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terburuk. Pengunjung cukup puas dengan kondisi RTH saat ini tapi akan lebih baik bila ditambahkan tanaman peneduh khususnya untuk Alun-alun dan Taman Kota, penambahan tanaman estetika, dan fasilitas yang memadai. Alun-alun dan Taman Kota membutuhkan lebih banyak tanaman peneduh. Ketiga RTH perlu penambahan tanaman estetika untuk meningkatkan estetika lanskap. Ketiga RTH juga perlu penataan komposisi dan tata letak elemen lanskap yang lebih baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document