scholarly journals Evaluasi Fungsi Ekologis dan Estetika Beberapa Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Tasikmalaya

2020 ◽  
Author(s):  
Intan Nur Fathonah

Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai ameliorasi iklim penting keberadaannya dalam suatu kota terutama kota yang saat ini mengalami peningkatan penduduk yang signifikan seperti Kota Tasikmalaya. Peningkatan penduduk dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Keberadaan RTH publik sangat penting untuk memberikan kawasan rekreasi yang nyaman namun tiga RTH publik yang menjadi pusat rekreasi masyarakat Kota Tasikmalaya belum memberikan kenyamanan thermal dan estetika yang optimal menurut sebagian masyarakat. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis dan fungsi tanaman, mengevaluasi fungsi ekologis dan estetika RTH, dan menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman untuk RTH. Penelitian ini dilakukan di tiga RTH, di antaranya Alun-alun, Taman Kota, dan Kompleks Olahraga Wiradadaha Tasikmalaya. Metode penelitian yang dilakukan yaitu inventarisasi, analisis data inventarisasi dengan Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index(THI); Scenic Beauty Estimation (SBE); deskriptif, serta menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Kompleks Olahraga Wiradadaha memiliki jenis dan jumlah tanaman terbanyak. Kompleks Olahraga Wiradadaha menjadi RTH terbaik dalam fungsi modifikasi suhu, kontrol kelembaban, dan peredam kebisingan sementara Taman Kota menjadi RTH terbaik dalam penahan angin dibandingkan dengan dua RTH lainnya. Ketiga RTH telah terkualifikasi sebagai area nyaman berdasarkan standar kenyamanan THI dan baku mutu tingkat kebisingan kawasan rekreasi. Ketiga RTH mampu menurunkan suhu rata-rata sebesar 1.4 ˚C, meningkatkan kelembaban rata-rata sebesar 8%, serta meredam kebisingan rata-rata sebesar 4.4 dB. Taman Kota merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terbaik dan Kompleks Olahraga Wiradadaha merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terburuk. Pengunjung cukup puas dengan kondisi RTH saat ini tapi akan lebih baik bila ditambahkan tanaman peneduh khususnya untuk Alun-alun dan Taman Kota, penambahan tanaman estetika, dan fasilitas yang memadai. Alun-alun dan Taman Kota membutuhkan lebih banyak tanaman peneduh. Ketiga RTH perlu penambahan tanaman estetika untuk meningkatkan estetika lanskap. Ketiga RTH juga perlu penataan komposisi dan tata letak elemen lanskap yang lebih baik.

2019 ◽  
Author(s):  
Intan Nur Fathonah

Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai ameliorasi iklim penting keberadaannya dalam suatu kota terutama kota yang saat ini mengalami peningkatan penduduk yang signifikan seperti Kota Tasikmalaya. Peningkatan penduduk dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan. Keberadaan RTH publik sangat penting untuk memberikan kawasan rekreasi yang nyaman namun tiga RTH publik yang menjadi pusat rekreasi masyarakat Kota Tasikmalaya belum memberikan kenyamanan thermal dan estetika yang optimal menurut sebagian masyarakat. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis dan fungsi tanaman, mengevaluasi fungsi ekologis dan estetika RTH, dan menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman untuk RTH. Penelitian ini dilakukan di tiga RTH, di antaranya Alun-alun, Taman Kota, danKompleks Olahraga Wiradadaha Tasikmalaya. Metode penelitian yang dilakukan yaitu inventarisasi, analisis data inventarisasi dengan Key Performance Index (KPI); Thermal Humidity Index (THI); Scenic Beauty Estimation (SBE); deskriptif, serta menyusun rekomendasi perbaikan penataan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Kompleks Olahraga Wiradadaha memiliki jenis dan jumlah tanaman terbanyak. Kompleks Olahraga Wiradadaha menjadi RTH terbaik dalam fungsi modifikasi suhu, kontrol kelembaban, dan peredam kebisingan sementara Taman Kota menjadi RTH terbaik dalam penahan angin dibandingkan dengan dua RTH lainnya. Ketiga RTH telah terkualifikasi sebagai area nyaman berdasarkan standar kenyamanan THI dan baku mutu tingkat kebisingan kawasan rekreasi. Ketiga RTH mampu menurunkan suhu rata-rata sebesar 1,4 ˚C, meningkatkan kelembaban rata-rata sebesar 8%, serta meredam kebisingan rata-rata sebesar 4.4 dB. Taman Kota merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terbaik dan Kompleks Olahraga Wiradadaha merupakan RTH dengan kualitas estetika lanskap terburuk. Pengunjung cukup puas dengan kondisi RTH saat ini tapi akan lebih baik bila ditambahkan tanaman peneduh khususnya untuk Alun-alun dan Taman Kota, penambahan tanaman estetika, dan fasilitas yang memadai. Alun-alun dan Taman Kota membutuhkan lebih banyak tanaman peneduh. Ketiga RTH perlu penambahan tanaman estetika untuk meningkatkan estetika lanskap. Ketiga RTH juga perlu penataan komposisi dan tata letak elemen lanskap yang lebih baik.


2010 ◽  
Vol 110 (6) ◽  
pp. 823-840 ◽  
Author(s):  
Jeh‐Nan Pan ◽  
Tzu‐Chun Kuo ◽  
Abraham Bretholt

Author(s):  
Tony Badrick ◽  
Mohamed Saleem ◽  
Wesley Wong

Background Reporting critical results in a timely manner is a crucial role of clinical laboratories. Traditionally, these results were reported using the phone or fax system. However, there are now other modes of communication for this reporting. Quality improvement in any organization is driven by detection of errors and benchmarking against peers. In the case of critical result reporting, there are few current widely used Benchmarking schemes. Methods The Roche Clinical Chemistry Benchmarking Survey in 2019 added questions about critical result reporting including the mode of communication and turnaround time key performance index. This survey includes over 1100 laboratories from 20 countries. Results The survey revealed a range of communication strategies with phone calls still the commonest followed by email. The key performance index for most laboratories was less than 10 min. Conclusion Benchmarking can provide key information for quality improvement activities, particularly pre- and postanalytical.


2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Ratu Segi Regita ◽  
Nur Intan Simangunsong ◽  
Abdul Chalim

Ruang terbuka merupakan hal utama pada setiap aktifitas di ruang luar khususnya tempat yang padat pengguna dan memiliki beragam kegiatan seperti kampus. Fungsi ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi, bermain, berolahraga, tempat bersantai dan tempat parkir.  Selain itu ruang terbuka juga memiliki fungsi sebagai pengendali  mikro klimat dan penyerapan air hujan. Dalam hal ini vegetasi berpengaruh pada setiap perencanaan ruang terbuka. Ruang terbuka kampus Indonesia Port Corporation University memiliki jenis dan aktifitas yang beragam, oleh karena itu peletakan pada vegetasi disetiap ruang terbuka kampus harus disesuaikan dengan fungsi dan kriterianya. Namun masih ada lokasi pada ruang terbuka kampus Indonesia Port Corporation University yang  peletakan vegetasinya tidak sesuai dengan fungsi dan kriteria vegetasi tersebut. Penelitian dilakukan pada 4 lokasi dan 8 titik disetiap area ruang terbuka yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu kualitatif dengan literature review untuk mengetahui jenis dan fungsi vegetasi yang akan diteliti lalu untuk menentukan kriteria vegetasi yang sesuai dengan (1) fungsi peneduh (2) fungsi pengarah (3) fungsi penyerap polutan (4) fungsi estetika dan peletakan pada setiap ruang terbuka kampus dilakukan menggunakan metode kuantitatif Key Performance Index (KPI). Hasil dari penelitian peletakan vegetasi dengan fungsi peneduh yang memiliki nilai scor tertinggi ada pada lokasi 1 yaitu tempat yang digunakan sebagai tempat parkir (66,25%) karena didalamnya didominasi pohon tanjung dengan kriteria pola peletakan tanaman yang ditanam berbaris dan bermassa daun padat. Lokasi 3 memiliki scor tertinggi (80%) yang peletakan vegetasinya sebagai fungsi pengarah karena didominasi oleh vegetasi bertajuk kolumnar dan ditanam secara berbaris. Peletakan vegetasi yang sesuai dengan fungsi sebagai penyerap polutan terdapat pada lokasi 4 (67,85%)dimana kriteria vegetasi yang mendominasi yaitu bermassa daun padat dan percabangannya menyebar. Sedangkan untuk peletakan vegetasi dengan fungsi estetika terdapat pada lokasi 3 (88,33%) karena pada lokasi ini didominasi oleh vegetasi dengan kriteria bentuk tajuk serta percabangan menarik dan terdapat variasi warna terhadap (daun, batang,bunga dan buah). Penelitian ini menunjukkan bahwa peletakan vegetasi sangat mempengaruhi kondisi ruang terbuka suatu tapak untuk itu diperlukan kajian mengenai fungsi dan kriteria vegetasi sebelum perencanaan pengembangan suatu kawasan pada tapak.


2015 ◽  
Vol 761 ◽  
pp. 180-185 ◽  
Author(s):  
Nazrul Idzham Kasim ◽  
Mohd Azam Musa ◽  
Akhtar Razul Razali ◽  
Noraishah Mohamad Noor ◽  
Wan Ahmad Najmuddin Wan Saidin

Today competitive manufacturing requires innovative approaches in the production management, as well as for customer satisfaction. Production management requires an effective and efficient maintenance management system. One approach to improve the performance of the maintenance system is through the implementation of Total Productive Maintenance (TPM). The key performance index to measure the effectiveness of TPM implementation is Overall Equipment Effectiveness (OEE). The TPM activities will eliminate equipment losses related to availability, performance rate, and quality rate. Hence, the TPM implementation will increase the OEE value. This paper outlines the theories of TPM and OEE. The paper also presents the studies carried out by different authors to show the improvement of OEE through implementation of TPM in manufacturing, such as electronic industry, steel manufacturer, as well as locomotive components manufacturer.


Author(s):  
CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI ◽  
NURFAIDA NURFAIDA ◽  
A KAISAR ALRIAN A KAISAR ALRIAN

ABSTRACT Evaluation of Functional and Aesthetic Value of Park Maccini Sombala of Makassar City as Horticultural Parks This study aims to evaluate the functional and aesthetic value of Park Maccini Sombala, Makassar as a horticultural park and make recommendations based on the evaluation. The research phases consisted of an inventory phase, analysis, and synthesis. The inventory phase was conducted to collect data on the physical, biophysical and social. The analysis phase was conducted based on descriptive and qualitative analysis on the data collected and KPI (Key Performance Index) assessment for the physical components, the quality of the park, soft materials, hard materials, as well as visitors. Synthesis phase was carried out to make a recommendation of allocation of the park as park horticulture. Evaluation of the functional and aesthetic value indexes of Park Maccini Sombala as horticultural garden result in KPI total value of all components of 0.70 on a scale of 0 - 1. The proposed recommendations are divided into general recommendations and the specific recommendations. Addition and improvement of soft and hard material condition are given as the general recommendation, whereas specific recommendations is specified for the allocation of the park as horticultural parks, namely the development of the park's horticultural experimental garden, seed, garden education and research, as well as horticultural tourist park.   Keywords : key performance index, functional and aesthetic evaluation, hortikultura park


Author(s):  
I WAYAN PASEK HARIMBAWA ◽  
I MADE SUKEWIJAYA ◽  
NI WAYAN FEBRIANA UTAMI

ABSTRACT The Effect of Telajakan-Front Yard Conversion into an Artshop Toward Human Comfort Index and Landscape Aesthetic in Tegallalang Village Telajakan, a Balinese typical home yard, has located in front, right or left, or in the back of the yard. The study only focused on telajakan front yard along the way of Tegallalang Village which is usually used as a garden or planted area, although many of them turning into an artshop. The purpose of the study was to determine the effect of telajakan conversion into an artshop using user’s comfort index and landscape aesthetic measurement. Methods used in this study was temperature humidity index (THI) with the data of temperature and humidity. In addition, to assessed the aesthetic quality of the landscape used scenic beauty estimation (SBE) method by taking a photo of each landscape element representing the land use. Result showed that user’s comport index was low (THI valued ranged from 24,47 to 27,39) and categorized as uncomfortable to the tropics area. Further, the aesthetic quality resulted that the lowest SBE quality was -80,21 and highest SBE quality was 138,42. The aesthetic quality of the majoring landscape along the way of Tegallalang valued as a low category (53,33%), medium category (28,88%), and high category (17,77%). As a results, the conversion of telajakan into an artshop caused low of user’s comfort index and low of aesthetic quality to the landscape.   Keywords: comfort index, landscape aesthetics, telajakan, temperature humidity index (THI), scenic beauty estimation (SBE).


2019 ◽  
Author(s):  
Azwinur

Abstract This research focuses on three city parks in Banda Aceh City, that are Taman Putroe Phang, Lapangan Blang Padang, and Hutan Kota BNI. The purposes of this research are to identify the characteristic of city parks existing condition, to analyze the thermal comfort index and aesthetic quality, as well as to suggest the recommendation of city parks improvement for the future. The method on this research using descriptive method through the calculation of Thermal Humidity Index (THI), Scenic Beauty Estimation (SBE), and questionnaires to the perceptions and preferences of visitors. Based on THI calculation, thermal comfort index on research sites classified in the category of quite comfortable. The part of city parks that represent the best of thermal comfort index is the area which has trees as the dominant vegetation. Based on the aesthetic quality evaluation, there are several factors that affect the aesthetic quality of the three research locations, that are the neatness; the combination of landscape element which consist of vegetation, water, and also pavement; as well as the arrangement of landscape that involves the principle of design. Based on visitor questionnaires, it is known that the visitors want some additional facilities to support their activities, and increasing the uses of flowering plants as well as shade plants to enhance the aesthetic quality and convenience of city parks.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document