Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

270
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Faculty Of Mathematics And Science Education

2443-3616, 1412-0917

2015 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Ratna Wilis Dahar

Tulisan ini membahqs masalah observasi dan konsep siswa aktif. Observasi dipengaruhi oleh pengakaman, pengetahuan, dan harapan si pengamata; karena itu kemampuan observasi ini tidak mudah dilatihkan. Belajar aktif perlu dikembangkan pada siswa pendidikan dasar dan menengah dengan bantuan guru. Belajar aktif perlu dikembangkan memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan keterampilan proses. Dipertahanyakan peranan lKlP dalam membantu guru agar memahami dan menjadi terbiasa dengan belajar aktif secara mental.


2015 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Wiwi Siswaningsih ◽  
Harry Firman ◽  
Rifa Rofifah

The aim of of this research was to develop two-tier pictorial-based diagnostics test to identify students’ misconception about the concept of electrolyte and non-electrolyte, or Diagnostics Test for Misconception about Electrolyte and Non-Electrolyte Solution (TDM-LENON). Research method was Development and Validation. Questions were validated its content validity and reliability.  Based on content validity,  19 questions were deemed valid with  1 Content Validity Ratio (CVR) value. In terms of its reliability, 18 questions were deemed reliable with Cronbach’s Alpha value 0,706. All validated questions were applied to 34 students in one of Senior High Schools in Bandung. Based on this application results, students’ misconceptions regarding electrolyte and non-electrolyte solution were discovered, with misconception that all electrolyte are ionic compound was found as common misconception in the students (64,7%).Keywords: misconceptions, electrolyte and non-electrolyete solutions, two-tier pictorial-based diagnostics testABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes diagnostik two-tier berbasis piktorial yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, atau disebut Tes Diagnostik Miskonsepsi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit (TDM-LENON). Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation. Validasi butir soal meliputi validitas isi dan reliabilitas. Berdasarkan validitas isi, 19 butir soal dinyatakan valid dengan nilai CVR (Content Validity Ratio) untuk masing-masing butir soal sebesar 1. Berdasarkan uji reliabilitas, diperoleh 18 soal yang secara keseluruhan memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,706 yang menunjukkan bahwa tes yang dikembangkan masuk ke dalam kategori dapat diterima. Butir soal yang telah memenuhi kriteria validitas isi dan reliabilitas diaplikasikan kepada 34 siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Berdasarkan hasil aplikasi tersebut, teridentifikasi miskonsepsi yang yang dialami siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, dengan miskonsepsi bahwa semua elektrolit merupakan senyawa ion adalah miskonsepsi yang paling banyak terjadi (64,7%). Kata kunci: miskonsepsi, larutan elektrolit dan nonelektrolit, tes diagnostik two-tier berbasis piktorial


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 150
Author(s):  
Juwita Rahmawati ◽  
Hayat Solihin ◽  
Lilit Rusyati

This descriptive research investigated the influence of the flap poster on students’ creativity in studying human respiratory system. Samples were 34 eight grade students in one of Private International Schools in Bogor, in which they were divided into experimental or control class, 17 students for each class. Qualitative data were obtained by using rubric and questionnaire. Results showed that experimental class students’ creativity was higher than control class students, in which this indicates that flap poster can facilitate students in developing their creativity. Furthermore, results also indicated that when the flap poster was implemented in learning Human Respiratory concept, experimental class achieved better results in every creativity dimension compared to control class.Kata kunci: flap poster, creativity, human respiratory system ABSTRAKPenelitian deskriptif ini menyelidiki pengaruh penggunaan flap poster terhadap kreativitas siswa dalam mempelajari materi Sistem Pernapasan Manusia. Sampel adalah 34 siswa kelas delapan di salah satu sekolah swasta internasional yang ada di Bogor. Siswa kemudian dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol dengan 17 siswa untuk masing-masing kelas. Data kualitatif diperoleh dengan menggunakan rubrik dan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen memiliki kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dan ini mengindikasikan bahwa flap poster dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kreativitasnya. Selain itu, hasil juga mengindikasikan bahwa ketika flap foster diimplementasikan dalam mempelajari konsep Pernapasan Manusia, kelas eksperimen meraih hasil yang lebih baik dalam semua dimensi kreativitas dibandingkan dengan kelas kontrol.Keywords: flap poster, kreativitas, sistem pernapasan manusia


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 155
Author(s):  
Riezky Maya Probosari ◽  
Murni Ramli ◽  
Mr. Sajidan

 The purpose of this study was to evaluate biology teacher candidates’s argumentative writing skill after they participated in hierarchy of inquiry learning.  The participants of this  action research are the 4th semester students of  Biology Teacher Education Program Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University  who took the course of Plant Embryology.  Data were analyzed descriptively through interviews with experts, classroom observations, and student portfolios. The argumentative writing was measured using Toulmin’s Argument Pattern (TAP) with four kinds of argument elements, which include data, warrants, backings, and claims. The results showed that the argumentative writing skill was increased, in every aspect and levels of inquiry.  Biology teacher candidates who had well-experienced in the hierarchy of inquiry outperformed argumentative writing skill, thus it can be concluded that   Hierarchy of Inquiry Learning is suitable in fostering teacher candidates to do some inquiry activities, and positively impacted  argumentative writing skill.   Keywords: argumentative writing, pre-service biology teachers, hierarchy of inquiryABSTRAKPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kemampuan menulis argumentatif calon guru biologi meningkat  setelah mereka mendapatkan pembelajaran inkuiri berjenjang.  Partisipan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa semester 4 di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menempuh mata kuliah Embriologi Tumbuhan.  Data dianalisis secara deskriptif melalui wawancara, pengamatan kelas dan portofolio.  Kemampuan menulis  diukur menggunakan Toulmin’s Argument Pattern (TAP) yang meliputi empat komponen, yaitu data, warrants, backings, dan claims.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus kedua terjadi peningkatan skor keterampilan berpikir argumentatif pada setiap aspeknya  di semua tingkatan jenjang inkuiri.  Calon guru biologi yang telah berpengalaman dalam inkuiri berjenjang menunjukkan kemampuan menulis argumentasi yang lebih baik sehingga disimpulkan bahwa  pembelajaran dengan inkuiri berjenjang sesuai diterapkan untuk mendukung berbagai aktivitas inkuiri  dan  meningkatkan kemampuan menulis argumentatif. Kata kunci: calon guru biologi, inkuiri berjenjang, tulisan argumentatif


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 177
Author(s):  
Tuti Khoiriah

This study aims to determine the effect of metacognitive learning strategies on student learning outcomes in the concept of the human digestive system. This study was conducted in one of the SMA in Tangerang. The method used was a quasi-experimental design using pretest-posttest control group design. Samples were students of class XI IPA-4 totaling 35 people as classroom control and class XI IPA-1 experiment class. Instruments used were multiple choice tests, students worksheets and student learning activity observation sheet. Results showed that there were significant differences in learning outcomes between classes to learn metacognitive strategies to control class (tvalue= 2.19 and t table 2.03, tvalue> ttabel.)Keywords: Human Digestive System, Learning Result , Metacognitive Learning StrategyABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan pada manusia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 di salah satu Sekolah Menengah Atas di  Tangerang. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 berjumlah 35 orang sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 1 berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan nontes berupa lembar kerja siswa dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas dengan strategi belajar metakognitif dengan kelas kontrol (thitung 2,19 dan ttabel 2,03, thitung > ttabel.)Kata kunci: Hasil belajar, Sistem Pencernaan pada Manusia, Strategi belajar metakognitif


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 106
Author(s):  
Indah Widiati

This study aimed to analyze mathematical representation ability of students obtained contextual learning compared to student who obtain expository learning, both in overall and by level of learning achievement of high, medium and low. The study design was quasi-experimental with purposive sampling. Samples were three Junior High School (SMP) in Pekanbaru with one (1) school as a representative for each level. The research instrument consisted of pretest and posttest, which contains questions to determine the ability of students' mathematical representation (visual, verbal and symbolic) on relations and functions subject. In overall, results showed that there was a difference in the ability of the mathematical representation based at the school level and between learning approach, in which the differences were significant (p = 0.003). N- gain  value analysis shows that there  was also difference in  mathematical ability improvement after contextual learning, and difference in overall N-gain improvement was significant (p = 0.0005). It can be concluded that conceptual learning can improve students' mathematical representation. Keywords: contextual learning, expository learning, mathematical representation abilityABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori baik secara keseluruhan maupun berdasarkan level prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pengambilan sampel yang bersifat purposif. Sampel penelitian adalah tiga Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Pekanbaru dengan satu (1) sekolah sebagai wakil masing-masing level. Instrumen penelitian terdiri atas pretest dan posttest yang berisi soal-soal untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa (kemampuan representasi visual, verbal, dan simbolik) pada materi relasi dan fungsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis berdasarkan level sekolah dan secara keseluruhan nilai rata-rata kelas ekspositori dan kelas kontekstual memiliki perbedaan yang signifikan (p = 0,003). Hasil analisis nilai N- gain menunjukkan bahwa juga terdapat perbedaan peningkatan kemampuan matematis setelah dilakukan pembelajaran kontekstual, dan secara keseluruhan perbedaan peningkatan N-gain signifikan (p = 0,0005). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konseptual dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.Kata kunci: kemampuan representasi matematis, pembelajaran kontekstual, pembelajaran ekspositori


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 204
Author(s):  
Rini Solihat ◽  
Nuryani Y. Rustaman ◽  
Ari Widodo ◽  
Mr. Saefudin

 204This paper presents results of study on the development of professional training program participants’ personal perceptions and preferences toward biology content which were used as their research subject along the program. This longitudinal study was carried out in one of universities which conducted professional training program. As many as 23 participants have an undergraduate degree in biology and did have not educational research experience. The main data source for this sequential exploratory research design was participants’ classroom action research document which was analyzed along the program. Questionnaire on biological content capabilities was used as an additional instrument to identify participant’s personal perception. Results showed that biology content themes used are always changing. Personal perception of participants according to biology content also varied. In addition, biology content chosen as research focus was not related with the level of complexity of the content and participants self-efficacy.Keywords: biology content, teacher professional training program, research focus ABSTRAKArtikel ini menyajikan hasil penelitian tentang perkembangan preferensi dan persepsi personal peserta program pendidikan profesi guru. Penelitian longitudinal ini dilakukan di salah satu universitas penyelenggara pendidikan profesi guru biologi di Indonesia selama satu setengah tahun. Sejumlah 23 peserta program pendidikan profesi guru biologi yang menjadi subyek penelitian ini memiliki latar belakang akademik sarjana biologi dan tidak memiliki pengalaman melaksanakan penelitian pendidikan. Dokumen rancangan dan laporan penelitian tindakan kelas peserta selama mengikuti pendidikan profesi guru merupakan sumber data utama penelitian yang menggunakan desain penelitian campuran tipe eksploratori sekuensial. Kuesioner tentang kemampuan konten biologi merupakan instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa preferensi tema konten biologi peserta selalu berubah. Persepsi personal peserta terhadap konten biologi yang dipilihnya sebagai fokus penelitian juga bervariasi. Sebagai tambahan, pemilihan konten yang dijadikan fokus penelitian tidak terkait dengan kepercayaan diri peserta terhadap pemahaman konten yang dimilikinya.Kata kunci: program pendidikan profesi guru, fokus penelitian, konten biologi


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 163
Author(s):  
Mochammad Yasir ◽  
Muslimin Ibrahim ◽  
Wahono Widodo

ABSTRACTThe aim of this research was to develop and implement biology learning materials based on metacognitive strategy. The learning material was developed by using 4-D model, including the Definition, Design, Develop phase, whereas the Disseminate phase was not conducted because this research is classified as the development research. This research was conducted in one of the senior high schools in East Java. Validating, observing, and giving questionnaire were implemented to collect various information during implementation of the learning materials. The findings from this research showed that the learning materials are valid, practical, and effective in empowering students both in terms of attention and learning outcomes. There were several obstacles occurred during the implementation of the learning materials, i.e. students were confused of new task and learning strategy and were not accostumed in correcting and acknowledged their own mistakes. Alternative solutions were given by providing guidance and information to students about learning using metacognitive strategy, so that students were expected to follow the learning with ease, as well as to train their reflective thinking skill and using an analogy which easier to understand.Keywords: biology learning material, metacognitive, reflective thinking skillsABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengimplementasikan perangkat pembelajaran Biologi berbasis metakognitif. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D, meliputi tahap pendefinisian (Definition), perancangan (Design), dan pengembangan (Develop), sedangkan tahap penyebaran (Disseminate) tidak dilakukan karena penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Jawa Timur. Observasi, angket, dan tes digunakan untuk mengumpulkan variasi informasi selama implementasi perangkat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran ini valid, praktis, dan efektif untuk melatihkan keterampilan berpikir reflektif. Terdapat hambatan yang ditemui selama implementasi perangkat pembelajaran. Beberapa siswa bingung akan tugas dan strategi belajar baru, dan belum terbiasa mengoreksi dan mengakui kesalahan diri sendiri. Alternatif solusi yang diberikan dengan memberikan pengarahan dan informasi kepada siswa tentang pembelajaran menggunakan strategi metakognitif dengan harapan siswa lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran, memberikan bimbingan untuk melatih keterampilan berpikir reflektif, dan membuat analogi yang mudah dipahami siswa.Kata kunci: keterampilan berpikir reflektif, metakognitif, perangkat pembelajaran


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 191
Author(s):  
Regina P. Octavianda ◽  
Nuryani Y. Rustaman ◽  
Siti Sriyati

The main focus of assessment is student, and how assessments are used will contribute to students’ perception. Students’ perception of assessment can be influenced by various types assessment, and Curriculum 2013 facilitate a variety of assessment for learning. Research about perception that involves 36 boys and 46 girls was conducted for identify students’ perception of assessment and the reconciliation with the demands of curriculum assessment in 2013. Data collected through the use of a questionnaire that was developed from perception indicators, i.e. reproducing knowledge, rehearsing, accountability, improving learning, problem solving, and  critical judgement. This study placed improving learning perception in the first position and the rehearsing perception at the sixth position.About 85% of students consider that assessment can develop their knowledge, but only 52% of students consider that the assessment made them practice before the exam. Even though 2013 curriculum demands assessment which strongly supports six perceptions of students, in this study only few assessments criteria have been addressed. Research finding shows that only a few demands of the assessment has been completed. Therefore, high level of improving learning perception in this study is closely related to the reconciliation with the demands of Curriculum assessment in 2013 that involved types of assessments during the learning.Kata kunci: Curriculum 2013, purpose of assessment, student’s perception of assessment ABSTRAKPengguna utama asesmen adalah siswa, dan penggunaan asesmen secara tidak langsung akan membentuk suatu persepsi. Persepsi siswa terhadap asesmen didukung oleh berbagai variasi asesmen, dan Kurikulum 2013 memfasilitasi penggunaan beragam asesmen dalam pembelajaran. Penelitian tentang persepsi ini melibatkan 36 siswa dan 46 siswi bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi siswa terhadap asesmen dan kaitannya dengan tuntutan penilaian pada Kurikulum 2013. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah dikembangkan dari indikator persepsi siswa yaitu reproducing knowledge, rehearsing, accountability, improving learning, dan critical judgment. Penelitian ini menempatkan improving learning pada posisi pertama dan rehearsing pada posisi terakhir. Sebanyak 85% siswa menyatakan bahwa asesmen dapat mengembangkan pengetahuan mereka, namun hanya 52% siswa yang sepakat bahwa asesmen membuatnya menjadi rajin berlatih sebelum menghadapi ujian. Walaupun tuntutan penilaian  Kurikulum 2013 memfasilitasi keenam persepsi siswa terhadap asesmen, namun alam penelitian ini hanya beberapa jenis asesmen saja yang terlaksana. Hasil temuan membuktikan bahwa hanya beberapa tuntutan asesmen yang dilakukan. Oleh karena itu, tingginya persepsi improving learning dalam penelitian ini sangat dekat kaitannya dengan tuntutan penilaian pada Kurikulum 2013 yang digunakan selama pembelajaran.Keywords: kurikulum 2013, persepsi siswa terhadap asesmen, tujuan asesmen


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Sindi Amelia

Mathematical problem solving ability is an ability that is included in Indonesia national education goals, but its achievement is still relatively low. This quasi-experimental research examines the ability of solving mathematical problems through the application of Accelerated Learning Cycle. The subjects were seventh grade students in Riau Province, which were divided into an experimental group and a control group. The research instrument used was mathematical problem solving ability test, and the data were analyzed using Mann-Whitney test and two ways ANOVA. The results of this study indicate that there was a significant effect of Accelerated Learning Cycle on the overall students’ mathematical problem-solving skills (p =0.000, p <0.05) and in all categories of KAM. Keywords: accelerated learning cycle, mathematical problem solving abilityABSTRAK Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang termasuk kedalam tujuan pendidikan nasional, tetapi pencapaiannya masih tergolong rendah. Penelitian kuasi eksperimen ini mengkaji kemampuan pemecahan masalah matematis melalui penerapan Accelerated Learning Cycle. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di Provinsi Riau, yang dibagi menjadi satu kelas eksperimen  dan  satu  kelas kontrol. Instrumen  penelitian  yang digunakan  adalah perangkat tes kemampuan pemecahan masalah matematis, dan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney  dan  ANOVA dua  jalur.  Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  terdapat  pengaruh Accelerated Learning Cycle terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis untuk keseluruhan siswa (p = 0,000, p < 0,05) dan semua kategori KAM.Kata kunci: accelerated learning cycle, kemampuan pemecahan masalah matematis


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document