Pendahuluan: Jerawat atau sering disebut juga acne vulgaris merupakan peradangan lapisan polisebaseus disertai penyumbatan bahan keratin akibat bakteri Propionibacterium acnes (P.acne). Prevalensi jerawat di Indonesia sebesar 80%-85% pada remaja. Kemunculan jerawat seringkali menimbulkan rasa minder akan penampilan kita. Obat jerawat yang ada dapat menimbulkan efek samping iritasi dan sudah mulai mengalami resistensi sehingga diperlukan alternatif obat lainnya. Produksi Jeruk Bali (Citrus maxima merr) di Indonesia mencapai 511 kg setiap tahunnya dengan berat kulit Jeruk Bali sejumlah 208 kg. Sebesar 50% kulit Jeruk Bali dibuang tanpa diolah kembali padahal memiliki banyak kandungan antioksidan dan antibakteri.
Tujuan: mengetahui potensi kulit Jeruk Bali sebagai alternatif antibakteri P.acne penyebab jerawat.
Metode: Studi literatur menggunakan artikel penelitian maupun artikel tinjauan pustaka dari jurnal internasional dan nasional dalam 10 tahun terakhir. Diakses dari Pubmed, Garuda, NCBI, dan Google Scholar dengan mengetikan kata kunci. Digunakan 30 artikel terkait dalam penulisan article review ini.
Hasil: Antioksidan kulit Jeruk Bali mengganggu metabolisme bakteri dengan menghambat kinerja enzim reverse transkriptase RNA, topoisomerase DNA, transport aktif bakteri, mengganggu regulasi PH, mendenaturasi protein bakteri, merusak membran sel sehingga menghambat replikasi dan menimbulkan kematian bakteri P.acne.
Kesimpulan: Kulit Jeruk Bali berpotensi sebagai antibakteri P.acne penyebab jerawat. Perlu penelitian lebih lanjut terutama dalam konsentrasi ekstrak dan efek samping yang ditimbulkan.