Comparative study on Conventional and Smart Building Material in terms of TQC

There are several new-age „smart‟ building materials which are cost effective and long lasting and which would help to build or rebuild smart buildings, as a more eco- friendly and sustainable habitat. In India since ancient time construction is done by using conventional building materials. But now a days concept of smart building materials is introduced. These are durable, eco-friendly, cost effective. Still use of conventional materials is more than smart building materials. Due to lack of knowledge about smart building materials we don't use such materials. Control over quality and sustainability of finished building. Justification of the environmental cost of manufactures. So with the help of project i.e. Comparative study between smart and conventional building, there is comparison as per cost, strength, durability. In this, how both buildings are different in their features like long lasting life, implementation of materials, speed of construction, sustainability of materials is shown. For this project there is use of software for developing, analyzing and designing the reinforced concrete building. Keywords: smart material, conventional material, cost

Morphological Analysis of Unstructured and Prestructured Magneto-rheological Elastomer

By providing or not put on a magnetic flux, a magneto rheological (MR) elastomer becomes a very powerful and advanced smart material that could be twisted and responded hurriedly in relations of mechanical strength. They are elastomer materials with embedded iron elements in an elastomer environment. Isotropic(unstructured) and anisotropic(prestructured) MR elastomers are categorized built on the submission of a magnetic flux during in the fabrication process. The scattering of magnetizable elements in the medium of an elastomer is well defined and arranged by kind. Scanning Electron Microscopy(SEM) had revealed their shape. They should be employed in a variability of solicitations payable to their improved morphological characteristics, such as pulsation absorbers, isolators, seismic devices, and so on. Keywords: Smart material, magneto rheological elastomer, carbonyl iron particles, morphology, scanning electron microscopy

BIOWALL SEBAGAI PLECTIC ARCHITECTURE DALAM KONTEKS FILOSOFIS

Penelitian ini didasarkan atas isu banyaknya ketidakoptimalan (kegagalan) desain arsitektur, termasuk desain biowall, akibat proses desain yang dilakukan secara segmented. Proses desain segmented tersebut dilakukan secara parsial tanpa mempertimbangkan sistem transdisipliner yang menyeluruh dan tidak mengintegrasikan teknologi komputasi. fakta tersebut cukup memprihatinkan, mengingat fenomena yang terjadi pada saat ini adalah bahwa dalam dunia teknologi arsitektur digital sudah memasuki generasi kelima dalam sejarah perkembangan software, dimana software-software walaupun dibuat secara source lain untuk kebutuhan lintas disiplin ilmu, bisa terkoneksi langsung dan digunakan untuk satu kebutuhan. Terkait dengan biowall, fenomena ini tentu bisa dimanfaatkan oleh arsitek untuk keperluan desain dan penelitian yang lebih global dan kompleks. Namun realita tren yang terjadi saat ini adalah bahwa biowall hanya dipandang sebagai bagian dari konsep green building saja, belum sampai pada pemahaman plectic architecture yang mengusung konsep kesederhanaan dan kerumitan. Penelitian dengan metode studi literatur dengan analisis deskriptif evaluatif ini, bertujuan untuk menguraikan seluas-luasnya isu terkait biowall sebagai plectic architecture dalam kajian ranah filosofis berdasarkan ontologi, epistemologi dan aksiologinya. Hasil akhir menunjukkan bahwa secara ontologi, biowall sebagai plectic architecture merupakan konsep vegetasi vertikal dengan pemahaman pemikiran menyeluruh meliputi pemahaman terkait simplicity dan complexity biowall, penerapan chaos theory pada biowall, penerapan complex adaptive system pada biowall, penerapan second-order cybernetic pada biowall dan penerapan smart material pada biowall. Secara epistemologi bahwa biowall sebagai plectic architecture memungkinkan dilakukan dengan prosedur penelitian transdisipliner berbasis teknolog komputasi. Dan secara aksiologi, biowall dengan konsep plectic architecture diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih kompleks menyangkut banyak aspek bagi kehidupan makhluk hidup, dari sekedar konsep biowall yang sekarang ini berjalan.