FLUIDA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

48
(FIVE YEARS 36)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Negeri Bandung

1412-8543

FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 57-64
Author(s):  
Holis Muhlis ◽  
Alfariz Dwi Pradana ◽  
Unung Leoanggraini

Kitosan dapat diperoleh melelaui proses fermentasi yang dilakukan secara sekuensial menggunakan bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bacillus subtilis. Salah satu upaya peningkatan kualitas produk kitosan dapat dilakukan dengan proses pemurnian melalui metode ekstraksi padat cair dengan pelarut asam.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rasio kitosan hasil fermentasi dengan pelarut asam asetat 1% terhadap tingkat kemurnian kitosan yang dihasilkan. Proses pemurnian kitosan dilakukan dengan variasi rasio kitosan hasil fermentasi terhadap pelarut asam asetat 1% pada perbandingan 1:60, 1:80, 1:100 dan 1:120 (b/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses pemurnian kitosan diperoleh pada rasio 1:60 dengan nilai kadar air, kadar abu, kadar protein, kelarutan dalam asam asetat 1% dan derajat deasetilasi berturut-turut sebesar 24,3%, 58,6%, 9,2%, 93,3% dan 75,5%.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 65-72
Author(s):  
Rifki Ardiansyah ◽  
Triyoga Meiditama Putra ◽  
Dian Ratna Suminar ◽  
Agustinus Ngatin

ABSTRAK Salah satu upaya untuk menjaga persediaan air yaitu dengan cara menurunkan parameter air laut agar memenuhi parameter air tawar menggunakan metode elektrokoagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu proses elektrokoagulasi terhadap penurunan TDS, kekeruhan, kadar Cl, dan kadar Fe. Selain itu, untuk mengetahui perbandingan antara elektroda Al dan Fe. Air laut diambil dari Pantai Pelabuhan Ratu. Elektroda yang digunakan adalah Al dan Fe dengan ukuran 15x10 cm2. Tegangan yang digunakan yaitu 5 volt atau rapat arus sebesar 0,137 A/dm2 dengan waktu proses 15, 30, 45, dan 60 menit serta volume bahan bakunya 4 Liter. Penelitian dengan waktu proses 30 menit dan proses pengendapan selama satu hari mampu menurunkan kekeruhan hingga 2,28 NTU (55,07%); TDS hingga 1.010 mg/L (3,71%); kadar Cl hingga 271,98 mg/L (3,52%); dan kadar Fe 0,05 mg/L (40,65%). Proses elektrokoagulasi menggunakan elektroda aluminium lebih baik dibandingkan elektroda besi pada waktu proses 30 menit.   ABSTRACT One of the efforts to maintain water supply is by lowering seawater parameters to meet freshwater parameters using the electrocoagulation method. This study aims to study the effect of electrocoagulation process time on the decrease in TDS, turbidity, Cl content, and Fe content. In addition, to determine the comparison between Al and Fe electrodes. Seawater is taken from Pelabuhan Ratu Beach. The electrodes used are Al and Fe with a size of 15x10 cm2. The voltage used is 5 volts or a current density of 0,137 A/dm2 with processing times of 15, 30, 45, and 60 minutes and the volume of the raw material is 4 liters. Research with a processing time of 30 minutes and sedimentation for one day was able to reduce turbidity up to 2,28 NTU (55,07%); TDS up to 1.010 mg/L (3,71%); Cl content up to 271,98 mg/L (3,52%); and Fe content of 0,05 mg/L (40,65%). The electrocoagulation process using aluminum electrodes was better than iron electrodes at a processing time of 30 minutes.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 42-50
Author(s):  
Oki Putra ◽  
Rusdan Fadila ◽  
Eko Andrijanto ◽  
Dian Ratna Suminar

ABSTRAK  Perkembangan baterai tak luput dari kebutuhan energi yang kian meningkat. Meskipun sumber energi tidak terpaku pada baterai, namun baterai banyak diminati karena dapat menampung cukup banyak energi, relatif aman, dan bersifat portable. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesa dan mengetahui karakteristik salah satu jenis katoda baterai lithium-ion yaitu Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) dengan variasi mol reagent berdasarkan perbandingan stoikiometri dan suhu proses kalsinasi 600°C, 700°C, dan 800°C selama 3x3 jam menggunakan metode solid state reaction dengan Li2SO4.H2O, FeSO4.7H2O, dan KH2PO4 sebagai reagent. Produk hasil kalsinasi 800°C dengan variasi 0.1 mol dijadikan sampel untuk dianalisa dan dikarakterisasi karena memiliki penurunan berat endapan BaSO4 tertinggi. Hasil karakterisasi menggunakan FTIR menunjukan gugus fungsi P-O yang cukup kuat, sementara hasil karakterisasi menggunakan SEM/EDX menunjukan partikel yang terbentuk memiliki ukuran sekitar 160nm hingga 14µm dan terdapat atom S yang merupakan impurities dalam produk. Pola difraksi hasil uji XRD menunjukan terbentuknya sejumlah fasa seperti LiFePO4, LiFeP2O7, dan Li3PO4.   ABSTRACT  The development of batteries is inseparable from the increasing energy needs. Although energy sources are not available for batteries, batteries are in great demand because they can store a lot of energy, are relatively safe, and are portable. This study aims to synthesize and determine the characteristics of one type of lithium-ion battery cathode, namely Lithium Iron Phosphate (LiFePO4) with various mole reagents based on stoichiometric ratios and calcination process temperatures of 600oC, 700oC, and 800oC for 3x3 hours using the solidstate reaction method with Li2SO4.H2O, FeSO4.7H2O, and KH2PO4 as reagents. The 800oC calcined product with 0.1 mol variation was sampled for analysis and characterization because it had the highest weight loss of BaSO4 deposits. The results of characterization using FTIR showed that the functional group P-O are quite strong, while the results of characterization using SEM/EDX showed that the particles formed had a size of about 160nm to 14µm and contained S atoms which were impurities in the product. The diffraction pattern of XRD test results shows the formation of phase numbers such as LiFePO4, LiFeP2O7, dan Li3PO4.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 80-87
Author(s):  
Nadya Amelinda Zahar ◽  
Neila Zakiah Hanun ◽  
Fitria Yulistiani ◽  
Heriyanto

Ekstraksi kandungan fenol menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE) dengan pelarut etanol telah banyak dilakukan dengan berbagai perbedaan nilai parameter. Tujuan yang akan dicapai dalam studi literatur ini yaitu untuk mendapatkan rasio liquid to solid (L/S), waktu ekstraksi, dan temperatur ekstraksi optimum pada setiap bahan yang merupakan parameter yang biasa divariasikan. Studi literatur ini menggunakan metode analisis secara deskriptif dengan cara mengumpulkan data dari literatur yang diperoleh serta mengolah data dengan cara melihat nilai Mean Squared Error (MSE) yang didapatkan. Hasil studi literatur menunjukan bahwa nilai optimum pada setiap bahan berbeda. Rasio L/S yang optimum sebesar 17,5/1 (v/w) pada akar manis. Waktu ekstraksi yang optimum sebesar 1,5 menit pada daun sirih merah, 22 menit pada rambut jagung, 6 menit pada akar manis, dan 30 menit pada daun kelor. Temperatur ekstraksi yang optimum sebesar 40°C pada daun sirih merah dan 180°C pada daun kelor.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 50-56
Author(s):  
Paqih Purnama Alam ◽  
I Wayah Adithama Nugraha ◽  
Mukhtar Ghozali ◽  
Dian Ratna Suminar

The average consumption rate of cooking oil in Indonesia on 2019 was 61 million litre. Because of that makes the waste cooking oil produces very high to. To prevent the consument littering the waste cooking oil, we can recycle it to be biofuel with many fraction such as biodiesel, biogasoline, and biokerosene. There are many ways to process the waste cooking oil to be, biofuel one of them is catalytic cracking. This study is induct by observe the biofuel that form from the catalytic cracking process with cooking oil as the base material using a hybrid catalyst ZSM-5/Alumina. The purpose of this study is to observe the influence of ZSM-5 and Alumina ratio as heterogenic catalyst and also the used of the catalyst frequently. The highest conversion of liquid product was produce with value 41,67%  at alumina variation of 17,5%. The used of catalyst frequently will affect the decrease amount of liquid product that produce. The analysis of chemical properties using GC-MS obtained the amount of kerosene 29,917 %; gasoline 3,996 %; and diesel 10,1 %. The other product was carboxylics acids,alcohol, and unidentified compound.   Keyword : Cooking oil, biofuel, ZSM-5, Alumina, catalytic cracking


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Gita Indah Budiarti ◽  
Irfan Sya'bani ◽  
Muhammad Arshal Alfarid

Sorgum merupakan serealia bernutrisi tinggi yang potensial untuk subtitusi terigu. Pemanfaatan sorgum saat ini hanya untuk pakan ternak. Penepungan pada sorgum selain untuk menambah masa simpan juga untuk mengurangi kadar tanin. Salah satu penentu kualitas tepung adalah kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan kadar air pada tepung sorgum yang dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan bolu. Hasil penelitian modifikasi tepung sorgum yang didapat dari 2 kg tepung sorgum sosoh menjadi 1,4 kg tepung sorgum termodifikasi adalah 70%. Nilai kadar air pada suhu tepung sorgum termodifikasi tersebut yang mendekati kadar air tepung terigu SNI yaitu pada waktu pengeringan 5 jam dengan suhu 80º C dan 90º C yaitu sebesar 13,8095 % dan 14,6154 %. Perbandingan komposisi penggunnaan tepung sorgum dan tepung terigu terhadap kareakteristik bolu yang optimum atau sesuai terhadap karakteristik bolu SNI adalah 50% tepung sorgum dan 50% tepung terigu.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Endang Kusumawati ◽  
Haryadi

Eceng gondok merupakan gulma air yang tumbuh pesat di perairan. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi dan karakteristik serat selulosa dari eceng gondok. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan jenis pelarut yang efektif untuk mengekstrak serat selulosa dari tanaman eceng gondok sehingga didapat konversi serat yang optimum.Kandungan batang eceng gondok yang kaya akan selulosa, hemiselulosa dan lignin berpotensi untuk dijadikan bahan dasar pembuatan carbon nanodots (C-Dots) dan kepentingan lainnya. Untuk dijadikan bahan baku C-Dots harus dilakukan pemisahan hemiselulosa dan lignin-nya karena akan berpengaruh pada proses karbonisasi, sehingga perlu dilakukan pretreatment untuk mendapatkan serat selulosa murni. Proses ekstraksi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan serat selulosa murni.Proses ekstraksi dilakukan melalui dua tahap proses yaitu proses delignifikasi menggunakan NaOH 4% dan tahap bleaching dengan memvariasikan beberapa jenis pelarut dengan konsentrasi yang seragam, dalam penelitian ini digunakan NaClO2, H2O2 dan HCl masing-masing 3%. Selulosa yang diperoleh dikarakteristik menggunakan FTIR dan HPLC sehingga diperoleh gugus fungsi dan jumlah lignin yang terdapat dalam residu.Pelarut terbaik ditinjau dari berat selulosa yang dihasilkan dan analisis FTIR dan HPLC adalah NaOH 4% NaClO2 3%.Berat selulosa yang dihasilkan lebih banyak dari kedua variasi pelarut lainnya.Analisis FTIR tidak mendeteksi adanya gugus fungsi senyawa lignin pada selulosa.Analisis HPLC diperoleh selulosa lebih murni dari kedua variasi yaitu sebesar 77,6%. Hal ini menunjukkan bahwa produk selulosa yang dihasilkan dari proses ekstraksi dengan pelarut tersebut efektif serta  memiliki kemurnian yang tinggi.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Hendriyana ◽  
Gatot Trilaksono ◽  
Bambang H Prabowo ◽  
Lulu Nurdini
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan merancang dan menguji sebuah reaktor kolom gelembung. Reaktor kolom gelembung yang dirancang diharapkan dapat digunakan untuk mereaksikan reaktan multi-fasa. Reaktor yang telah dirancang diuji dengan sistem reaksi antara gas CO2 dan larutan NaOH. Reaktor dioperasikan pada kondisi tekanan atmosferik. Pengaruh beberapa variabel seperti kecepatan gas superfisial, konsentrasi NaOH dan unggun isian telah diujikan terhadap kinerja reaktor kolom gelembung. Kecepatan gas superfisial bervariasi dari 2,75.10-3 hingga 3,46.10-3 m/s dan konsentrasi natrium hidroksida bervariasi 0,5 M dan 1 M. Reaktor kolom gelembung dievaluasi tanpa dan dengan unggun di dalam reaktor. Parameter kinerja reaktor kolom gelembung yang digunakan adalah gas holdup dan konstanta laju reaksi. Gas holdup untuk reaktor dengan isian unggun lebih kecil 3 sampai 5 kali dibandingkan dengan kolom tanpa isian unggun. Sedangkan laju reaksi meningkat dengan adanya penambahan unggun ke dalam kolom. Peningkatan kecepatan gas superficial dapat meningkatkan nilai gas holdup dan laju reaksi. Konsentrasi reaktan natrium hidroksida juga memberikan pengaruh positif terhadap gas holdup dan laju reaksi.


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 24-28
Author(s):  
Retno Indarti ◽  
Rintis Manfaati ◽  
Ari Marlina ◽  
Keryanti

Bioetanol yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar alternatif harus memiliki kadar 99%, sehingga perlu dilakukan proses pemurnian terhadap campuran etanol yang masih mengandung air. Distilasi sederhana campuran etanol-air menggunakan bahan tambahan (entrainer) etil asetat dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar etanol. Pada penelitian ini, pemurnian etanol dilakukan dengan proses distilasi azeotrop pada tekanan atmosfer dan suhu penangas air sebesar 70-75oC. Komposisi umpan yang terdiri dari campuran etanol yang mengandung air dan etil asetat sebagai entrainer. Penelitian dilakukan sebanyak 5 run dengan variasi penambahan etil asetat ke dalam umpan sebanyak 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, 40% v/v dan 50% v/v. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu penambahan etil asetat ke dalam umpan yang menunjukkan kadar etanol tertinggi dengan waktu yang paling singkat ialah pada penambahan etil asetat sebagai entrainer yaitu sebesar 30% v/v, yang terdiri dari campuran 15 ml etil asetat dan 35 ml etanol 80%. Hasil analisis yang dilakukan dengan kromatografi gas diperoleh konsentrasi etanol sebesar 99.80% dan waktu distilasi selama 90 menit


FLUIDA ◽  
2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 29-34
Author(s):  
Rispiandi ◽  
Saripudin
Keyword(s):  

Gas CO2 adalah gas asam dan merupakan kontaminan utama yang terkandung pada gas alam yang harus dihilangkan untuk menghindari masalah pada proses pemanfaatannya. Jika bercampur dengan air, gas CO2 akan membentuk senyawa asam yang korosif yang merusak sistem perpipaan, mengurangi kapasitas perpipaan dan akan membeku di dalam pipa pada temperatur rendah. Dewasa ini pelarut MDEA paling banyak digunakan pada absorpsi CO2 dari gas alam karena tidak korosif dan lebih ramah terhadap lingkungan. Namun begitu, untuk meningkatkan daya serap MDEA terhadap CO2 diperlukan zat aktivator yaitu Piperazine. Piperazin berfungsi sebagai katalis yang mempercepat absorbsi CO2 dengan MDEA dimana mekanisme kerjanya adalah dengan mengubah CO2 fasa gas menjadi fasa liquid sehingga mudah larut dalam MDEA. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu validasi model menggunakan data design dan data proses, analisa sensitivitas (simulasi), serta penentuan kondisi optimum beberapa variabel proses. Dari penelitian dihasilkan bahwa konsentrasi piperazin paling optimal adalah 2% massa (MDEA).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document