Jurnal Ilmiah JOPHUS : Journal Of Pharmacy UMUS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhadi Setiabudi

2715-3320

2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Tiara Fany Safitri ◽  
Yulian Wahyu Permadi ◽  
St. Rahmatullah

Manajemen pengelolaa obat sangatlah berperan penting dalam meningkatkan pelayanan  kefarmasian di Instalasi farmasi rumah sakit dan salah satu aspek untuk menentukan suksesnya program pengobatan secara rasional di Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan standar pelayanan pengelolaan sediaan farmasi terkair proses perencanaan dan pengadaan obat yang sesuai dengan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik total sampling sebanyak 11 responden dengan pengambilan data menggunakan kuisioner dan wawancara dengan kepala IFRS. Hasil evaluasi dari penelitian ini bahwa perencanaan kebutuhan sesuai (100%) dan proses pengadaan obat (90,5%) sesuai Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 2019.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 28-36
Author(s):  
Nurul Ulva ◽  
Wirasti Wirasti

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang berkhasiat analgetik dan antipiretik. Sifat kelarutan ibuprofen yang rendah mempengaruhi stabilitas sediaan selama penyimpanan. Penggunaan sediaan suspensi ibuprofen yang tidak langsung habis disimpan untuk digunakan kembali. Penyimpanan suspensi ibuprofen yang sesuai dengan etiket pada suhu dibawah 30°C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perbedaan suhu penyimpanan terhadap stabilitas sediaan suspensi ibuprofen. Metode sampel menggunakan simple random sampling. Preparasi sampel disimpan pada suhu kamar (25-27°C), suhu sejuk (8-15°C), dan suhu dingin (4-6°C). Analisis kadar menggunakan alat HPLC (High Performance Liquid Chromtography) dengan fase gerak metanol dan aqua bidestillata (60:40). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis regresi linier. Hasil pengukuran kadar dari analisis regresi linier menunjukkan penurunan kadar penyimpanan suhu kamar antara 5,2-26,49 mg, pada penyimpanan suhu sejuk antara 28,77-59,09 mg, dan pada suhu dingin antara 45,74-70,94 mg. Data penurunan kadar tersebut menunjukkan sediaan suspensi ibuprofen lebih stabil disimpan pada suhu kamar.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 54-63
Author(s):  
Vera Lestari ◽  
St. Rahmatullah ◽  
Dwi Bagus Pambudi

Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di negara Indonesia terutama pada pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Ekstrak etanol daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain fenol, flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, steroid/triterpenoid. Disinfektan merupakan salah satu larutan yang bisa digunakan sebagai pembunuh mikroorganisme atau mencegah infeksi yang ada, biasanya terdapat pada benda mati. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) yang diformulasikan sebagai sediaan cair disinfektan terhadap Staphylococcus aureus dan untuk mengetahui konsentrasi yang dapat menghambat dan membunuh Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan yaitu metode sumuran untuk daya hambat dan koefisien fenol untuk mengetahui daya bunuh bakteri. Daya hambat pada ekstrak daun mangga bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus sebesar 3% dengan zona hambat rata-rata sebesar 2 mm yang termasuk daya hambat lemah. Disinfektan dengan konsentrasi ekstrak 15% memiliki hasil zona hambat yang sedang yaitu 6,86 mm. Hasil Koefisien fenol pada konsentrasi formula 15% memiliki nilai koefisien fenol yaitu 4,7. Hal ini dapat diartikan bahwa sediaan yang digunakan memiliki daya antibakteri yang lebih efektif dibanding fenol dengan syarat tidak <1.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 64-74
Author(s):  
Zam zam Elfrida Kusumaningrum ◽  
Yulian Wahyu Permadi ◽  
Ainun Muthoharoh ◽  
Dwi Bagus Pambudi

Pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, konseling, pelayanan kefarmasian dirumah, pemantauan terapi obat dan memonitoring efek samping obat merupakan bagian dari tugas apoteker farmasi klinik yang tercantum dalam petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di apotek tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Standar Prosedur Operasional tentang pelayanan farmasi klinik di apotek se-Kabupaten Pemalang. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan Functional Analysis Survey. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Alat ukur penelitian menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apotek se-Kabupaten Pemalang sudah memiliki SPO pada pelayanan farmasi klinik berdasarkan petunjuk teknis standar pelayanan farmasi klinik di apotek 2019 yaitu SPO Pengkajian dan Pelayanan Resep ( 96,8%), SPO Dispensing (80,6%), SPO Pelayanan Informasi Obat (77,4%), SPO Konseling (80,6%), SPO Pelayanan Kefarmasian di Rumah (64,5%), SPO Pemantauan Terapi Obat (67,7%), SPO MESO (32,3%).


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 19-27
Author(s):  
Khusnul Milatul Khasanah ◽  
Wirasti Wirasti ◽  
Dwi Bagus Pambudi Pambudi ◽  
ST. Rahmatullah

Biji alpukat (Persea americana Mill.) dapat dikembangkan menjadi amilum biji alpukat (Persea americana Mill.) yang dapat digunakan menjadi bahan eksipien formulasi sediaan farmasi. Akan tetapi informasi terkait manfaatnya dalam tablet masih sangat terbatas penggunaannya, sehingga industri farmasi masih jarang menggunakan amilum biji alpukat sebagai alternatif pengganti bahan eksipien dari bahan sintetis superdisintegrant pada fast disintegrating tablet (FDT). Telah dibuat sediaan fast disintegrating tablet dengan variasi konsentrasi amilum biji alpukat (5%, 10% dan 15%) dan pembanding Sodium Starch Glycolate (SSG) konsentrasi 5%. Data yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan ke uji tukey (Honestly Significant Difference) HSD. Hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi amilum biji alpukat terdapat pengaruh pada sifat fisik granul dan sifat fisik tablet, formula III dengan konsentrasi 15% memiliki kriteria yang paling baik sebagai superdisintegrant pada tablet terdisintegrasi cepat. Perlu dilakukan modifikasi lanjutan amilum biji alpukat agar dapat digunakan sebagai superdisintegrant yang lebih efektif dalam formulasi fast disintegrating tablet pada penelitian selanjutnya.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 37-45
Author(s):  
Shafira Anjelia ◽  
Slamet Slamet ◽  
Wirasti Wirasti ◽  
Dwi Bagus Pambudi

Talas Senthe (Alocasia Macrorrhiza (L) Schott) secara tradisional telah digunakan masyarakat Indonesia sebagai pengencer dahak untuk membantu mengobati batuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas mukolitik ekstrak etanol daun talas senthe dengan beberapa konsentrasi ekstrak. Ekstrak etanol diperoleh dengan menggunakan metode maserasi dan uji aktivitas mukolitik dari ekstrak dilakukan secara in vitro terhadap penurunan viskositas dari ekstrak etanol daun talas senthe terhadap mukosa usus sapi dengan menggunakan viskometer. Larutan uji dibuat dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 0,1%; 0,5%; 1%; 1,5%; 1,75% dan 2% dicampur dengan larutan mukus dapar fosfat pH 7. Asetilsistein 0,1% digunakan sebagai kongtrol positif sedangkan mukus tanpa ekstrak digunakan sebagai kontrol negatif. Aktivitas mukolitik ditunjukan dengan penurunan viskositas larutan mukus. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak etanol daun talas senthe pada konsentrasi 1%, 1,5% dan 2% memberikan efek mukolitik yang sebanding dengan obat asetilsistein 0,1% sebagi pengancar dahak.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 10-18
Author(s):  
Dessy Erliani Mugita Sari ◽  
Thessa Happy Ernanda

Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah sumber antioksidan alami karena mengandung senyawa fenol dan flavonoid. Daun mengkudu di ekstrak secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Dalam penelitian eksperimental ini dilakukan pembuatan krim ekstrak daun mengkudu, pengujian aktivitas antioksidan dengan uji penangkapan radikal DPPH (2,2-di(4-tert-octylphenyl)1-picryl-Hydrazyl) dengan menggunakan spekrofotometri Uv-Vis dan uji parameter sifat fisik krim ekstrak daun mengkudu. Krim ekstrak daun mengkudu dengan basis  Vanishing Cream diformulasikan menjadi tiga formulasi, dengan variasi konsentrasi ekstrak sebanyak 5%, 10%, 15%. Uji sifat fisik krim meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Kadar total fenol 64,9mgGAE/g, dan kadar total flavonoid  0,21%mg/QE/g, antioksidan ekstrak daun mengkudu diperoleh hasil 137/527 µg/ml, aktivitas antioksidan krim daun mengkudu  IC50 pada FI (5%) 124,724, FII (10%) 123,333, FIII (15%) 121,286. Krim ekstrak etanol daun mengkudu didapatkan hasil yang baik, memenuhi syarat, SNI, dan kriteria yang baik. Aktivitas antioksidan  nilai IC50 formula yang lebih baik yaitu Formula III (15%) 121,286 yang artinya mempunyai aktivitas antioksidan sedang.


2021 ◽  
Vol 3 (01) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Adel Fina Oktaviani ◽  
St. Rahmatullah ◽  
Dwi Bagus Pambudi

Tanaman selasih (Ocimum basilicum L.) merupakan  tanaman yang memiliki khasiat terutama pada bagian daunnya yaitu sebagai antibakteri. Kandungan senyawa aktif daun selasih yaitu eugenol, metal eugenol, linalool, geraniol, anetol, eucaliptol dan metal sinnamat. Obat kumur dapat digunakan untuk menjaga kesegaran nafas atau mengatasi penyakit yang ada di dalam rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basilicum L.) yang di buat dalam sediaan obat kumur terhadap bakteri  Streptococcus mutans  dan untuk mengetahui zona hambat tiap konsentrasinya. Metode yang digunakan yaitu metode  eksperimental dengan menggunakan metode difusi cakram.  Konsentrasi ekstrak etanol daun selasih 13%, 15%, dan 17%. Kontrol positif obat kumur listerin (Cool mint) dan kontrol negatif sediaan obat kumur tanpa ekstrak. Evaluasi sediaan obat kumur ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basilicum L.) seperti uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji viskositas, uji stabilitas dan uji zona hambat bakteri. Kesimpulan formula sediaan obat kumur ekstrak etanol daun selasih menunjukkan hasil uji sediaan sesuai dengan literatur kecuali uji viskositas. Formula sediaan obat kumur ekstrak daun selasih (Ocimum basilicum L.) memiliki daya hambat pada bakteri Streptococcus mutans dengan zona hambat sebesar 4 mm pada formula I, formula II 4,8 mm, dan formula III 9,15 mm.


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 62-70
Author(s):  
Anggun Maksumah ◽  
Rifqi Ferry Balfas ◽  
Hanari Fajarini ◽  
Iqbal Yulianto

Daun kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki efektivitas menghambat bakteri Staphylococcus aureus. kandungan senyawa pada daun kemangi yaitu flavonoid dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel sabun wajah ekstrak  daun kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Data penelitian ini adalah data primer. Metode analisis data menggunkan analisis deskriptif dan metode efektivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar. Sampel yang digunakan pada penelitian yaitu daun kemangi diekstraksi menggunakan larutan etanol 96% dengan cara maserasi. Ekstrak dibuat dalam tiga formula dengan FI : 1 gram, FII : 1,5 gram dan FIII : 2 gram. Evaluasi sediaan dengan uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji efektivitas. Hasil formulasi menunjukkan daya hambat FI : 5 mm, FII : 8 mm dan FIII : 9 mm, ini dapat diartikan bahwa tiap formula memiliki daya hambat. Ketiga formula tersebut termasuk dalam katagori zona hambat sedang, tetapi yang memiliki zona hambat yang paling luas yaitu F3 : 9 mm. Semakin banyak ekstrak maka zona hambat semakin luas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan gel sabun wajah ekstrak daun kemangi memiliki efektivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus.


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 41-49
Author(s):  
Lulu Setiyabudi ◽  
Irvan Herdiana ◽  
Wildan Hilmi
Keyword(s):  

Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kulit salak merupakan limbah yang tidak bisa digunakan.Masyarakat hanya memanfaatkan buah salak dari bagian dagingnya saja, bagian lainnya seperti kulit buah salak belum dimanfaatkan dengan baik. Kulit salak memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki manfaat sebagai alternatif pengobatan, dan berpotensi memiliki aktivitas antibakteri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dalam ekstrak etanol kulit salak terhadap bakteri Salmonella typhi. Kulit buah salak diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit salak diuji terhadap bakteri Salmonella typhi dengan menggunakan metode difusi cakram kertas.Ekstrak etanol kulit salak dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi. Semakin besar konsentrasi ekstrak, diameter zona bening yang terbentuk semakin luas. Aktivitas antibakteri palingefektifpada konsentrasi 20%. Kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak kulit salak berupa alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, dan kuinon.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document