JURNAL ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

122
(FIVE YEARS 122)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Malahayati Bandar Lampung

2549-4864, 2355-7583

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Annisa Primadiamanti ◽  
Selvi Marcellia ◽  
Sigit Sukmawan

Kulit pisang kepok mengandung senyawa tanin, flavonoid, alkaloid, dan saponin yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada sediaan gel antiseptik ekstrak etanol kulit pisang kepok mentah (Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidisdengan berbagai konsentrasi ekstrak.Gel ekstrak etanol kulit pisang kepok mentah dibuat menjadi 3 formula dengan variasi konsentrasi (F1=0,5%; FII=1,0%; dan FIII=1,5%).Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok mentah (Musa paradisiaca L.) pada sediaan gel antiseptik yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis pada masing-masing bakteri yaitu pada konsentrasi 1,5%. Aktivitas antibakteri yang lebih baik dari gel ekstrak etanol kulit pisang kepok mentah (Musa paradisiaca L.) terdapat pada bakteri Staphylococcus aureus dilihat dari zona hambat yang terbentuk sebesar 14,21 mm.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Anaiya Lutfia ◽  
Ade Kiki Riezky ◽  
Syarifah Nora Andriaty
Keyword(s):  

Burnout adalah kondisi seseorang yang mengalami kelelahan fisik dan psikologis akibat tuntutan pekerjaan dan emosional.Untuk menghindari terjadinya burnout maka dilakukan penelitian mengenai faktor penyebab terjadinya burnout yang dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abulyatama.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab burnout berdasarkan jenis kelamin, asal daerah, penyesuaian diri dan lingkungan pembelajaran.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan uji F. Sampelpada penelitian ini berjumlah 272 responden.Hasil penelitian dapat dilihat dari masing-masing faktor penyebab diantaranya variabel jenis kelamin laki- laki dan perempuan berada pada nilai rata-rata 4.11 dan 3.74.Sedangkan pada variabel asal daerah yang berasal dari daerah Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh dan daerah luar Aceh berada pada nilai rata-rata 3.45, 3.86, dan 3.9.Hal ini menandakan bahwa variabel jenis kelamin dan asal daerah variabel tidak mempengaruhi terjadinya burnout pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abulyatama.Pada variabel penyesuaian diri memperoleh nilai signifikan 0.001 dan lingkungan pembelajaran memperoleh nilai signifikan 0.000, dari nilai signifikan yang diperoleh dari masing-masing faktor didapatkan nilai signifikan < 0.05.Hal ini menandakan bahwa adanya hubungan antara penyesuaian diri dan lingkungan pembelajaran dengan terjadinya burnout pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abulyatama.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Bara Ade Wijaya Suprayitno ◽  
Susianti Susianti ◽  
Suharmanto Suharmanto

Pemanfaatan pelayanan rawat jalan melalui poliklinik merupakan bentuk kesadaran masyarakat dalam mengatasi permasalahan terkait keluhan penyakit yang dirasakan. Kunjungan masyarakat ini merupakan indikator mutu pelayanan RSUD Ragab Begawe Caram Mesuji. Jumlah kunjungan pasien poliklinik rawat jalan dengan 10 besar penyakit dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin dan sistem pembiayaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola penyakit di Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT-KL) RSUD Ragab Begawe Caram Mesuji periode Januari 2018 – Desember 2020. Metode yang digunakan deskriptif retrospektif. Hasil penelitian didapatkan kunjungan terbanyak pada tahun 2019 yaitu 755 pasien. Penyakit tersering pada tahun 2018 dan 2019 adalah serumen prop yaitu 117 pasien dan 134 pasien, sedangkan untuk tahun 2020 yang terbanyak adalah otitis externa 110 pasien. Untuk kunjungan usia paling banyak £ 10 tahun yaitu 2018 (218 pasien) dan 2019 (226 pasien), sedang untuk 2020 usia ³ 51 tahun (119 pasien). Pasien laki – laki memiliki kunjungan lebih banyak tahun 2018, sedang untuk 2019 dan 2020 lebih banyak pasien perempuan. Untuk sistem pembayaran dari tahun 2018 hingga 2020 pasien lebih banyak memanfaatkan BPJS dibanding umum. Kesimpulan urutan pola penyakit tersering di Poliklinik THT-KL RSUD Ragab Begawe Caram Mesuji 2018 yaitu serumen prop, otitis externa, otitis media akut, otitis media supuratif kronis, rhinitis alergi, tonsilitis, rhinosinusitis, benda asing di THT-KL, laringofaringeal reflux disease dan faringitis. Sedangkan untuk 2019 polanya serumen prop, otitis externa, otitis media akut, tonsilitis, rhinitis alergi, otitis media supuratif kronis, rhinosinusitis, laringofaringeal reflux disease, benda asing di THT-KL, dan faringitis. Untuk pola tahun 2020 yaitu otitis externa, serumen prop, otitis media akut, rhinosinusitis, rhinitis alergi, otitis media supuratif kronis, tonsilitis, benda asing di THT-KL, laringofaringeal reflux disease dan faringitis.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Lela Aini ◽  
Lenny Astuti ◽  
Shinta Maharani

Untuk mengetahui hubungan Usia, Penghasilan, dan Lama Menjalani Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah semua penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah Palembang pada tanggal 18-24 Juni 2019 sebanyak 50 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah Palembang sebanyak 50 orang.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan kategori usia >15 tahun dan≤ 65 tahun yaitu 64,0 % dan usia ≤ 15 tahun dan > 65 tahunyakni 36,0 %. Distribusi frekuensi kategori penghasilan tidak UMR < 2,917.260 yakni 34,0 % dan penghasilan UMR ≥2,917.260 yakni 66,0%. Distribusi frekuensi kategori lama hemodialisa ≤ 11 bulan yakni 42,0 % dan >11 bulan yakni 58,0 %. Distribusi frekuensi kategori kualitas hidup hidup baik >59  yaitu 20,0 % dan kualitas hidup tidak baik ≤ 59 yaitu  80,0 %.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Tresya Pratiwi Dwiwanto ◽  
Asri Mutiara Putri ◽  
Ni Putu Sudiadnyani

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, kecemasan pada ibu hamil cenderung mengalami peningkatan.Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu hamil adalah dukungan suami.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil menjelang persalinan di era pandemi Covid-19.Jenis penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 59 ibu hamil menjelang persalinan yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu di Kecamatan Rajadesa, Ciamis. ALat ukur yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan skala dukungan suami.Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil menjelang persalinan.Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian pada responden dari berbagai daerah di Indonesia sehingga diperoleh gambaran lebih menyeluruh tentang kecemasan pada ibu hamil di era pandemic Covid-19.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Syuhada Syuhada ◽  
Abdurrahman Izzuddin ◽  
Feri Agustin

Dalam pemeriksaan hematologi, pada saat pengambilan sampel darah terjadi kondisi dimana sampel darah yang didapatkan terkadang tidak mencukupi standar volume tabung vacutainer sehingga sampel darah yang diperiksa tidak sesuai dengan standar antikoagulan. Yang pada akhirnya menyebabkan hasil pemeriksaan hematologi yang kurang akurat. Antikoagulan yang sering dipakai pada pemeriksaan hematologi adalah EDTA and pada penelitian ini antikoagulan yang dipakai adalah K2EDTA. Pemeriksaan kadar hemoglobin sendiri merupakan salah satu pemeriksaan yang penting untuk menegakan diagnosa penyakit anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada volume sampel darah 3 mL, 2 mL, dan 1 mL dengan antikoagulan K2EDTA. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di UTD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Subjek penelitian berjumLah 40 orang responden yang diambil dengan teknik convenience dengan total 120 sampel darah. Darah diambil sebanyak 6 mL pada setiap orangnya yang kemudian dibagi kedalam tiga tabung vacutainer K2EDTA 3 mL dengan volume 1 mL, 2 mL, dan 3 mL. Analisis data menggunakan uji statistik parametrik yaitu One Way Anova dengan SPSS 26. Pada uji parametrik One Way Anova didapatkan hasil 0,0952 (p-value 0,05) sehingga perbedaan antara volume 1 mL, 2 mL, dan 3 mL dianggap tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan kadar haemoglobin antar volume 1 mL, 2 mL, dan 3 mL dalam tabung vacutainer K2EDTA.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Abu Bakar Sidik

Aktivitas kehidupan harian yang dalam istilah bahasa Inggris disingkat ADL (activity of daily living) adalah merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. Dengan kata lain, besarnya bantuan yang diperlukan dalam aktivitas kehidupan sehari- hari serta untuk menyusun rencana perawatan jangka panjang. Kebersihan seseorang merupakan bagian dari penampilan dan harga diri sehingga jika seseorang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene bisa jadi akan mempengaruhi kesehatan secara umum, dapat diketahui bahwa secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan  secara  alamiah.  Hal  ini  menimbulkan  berbagai  masalah  baik  fisik,  mental,  sosial,  ekonomi  dan  psikologis, kesehatan. Hal ini termasukmenjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.   Kemandirian di dalam mengurus diri sendiri dapat dinilai dari kemampuannya melakukan aktivitas tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain, seperti mandi, berpakaian rapi, pergi ke toilet dan melakukan sendiri aktivitas, berpindah tempat (berpindah dari lantai ke kursi, dari kursi ke tempat tidur, berjalan, naik dan turun tangga, dapat mengontrol buang air besar dan kecil (tidak beser), dan dapat makan sendiri dengan baik (misalnya makanan tidak berserakan di sekitarnya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  kemandirian  lansia  dalam  melakukan  personal hygiene  di Panti Sosial  Teratai  Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan total populasi 64 responden. pada tanggal 3 april - 10 Juli Tahun 2018. Analisis  statistic  menggunakan  uji  chi-square dengan  nilai  p  value= 0,05. Hasil penelitian  ini menunjukkan  distribusi frekuensi responden  sebagian besar  memiliki pengetahuan  baik sebanyak 45  orang (70,3%), sebagian  besar responden memiliki kemandirian sebanyak 36 orang (56,3%) dan sebagian besar responden memiliki personal hygiene baik sebanyak 48 orang (75,0%). Ada hubungan pengetahuan dengan personal hygiene pada lansia di Panti Sosial Teratai Palembang Tahun 2018 (ρ=0,003).  Ada hubungan kemandirian dengan personal hygiene pada lansia di Panti Sosial Teratai Palembang Tahun 201 (ρ=0,040). Disarankan kepada pihak pengelola Panti Sosial Teratai Palembang untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan pengarahan-pengarahan tentang kebersihan diri melalui sosialisasi maupun poster-poster tentang  kebersihan diri kepada penghuni panti agar pengetahuan penghuni panti tentang pentingnya kebersihan diri semakin baik lagi.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Yeni Agustin ◽  
Septi Wulandari
Keyword(s):  
E Coli ◽  

Pada masa pandemi Covid-19, masyarakat dituntut untuk lebih sering mencuci atau membersihkan tangan baik dengan menggunakan sabun ataupun sediaan pembersih tangan lainnya.Dengan harapan mampu menghindarkan atau menghilangkan berbagai bakteri, kuman ataupun kotoran yang ada pada area tangan, baik sebelum maupun setelah beraktivitas dalam keseharian. Salah satu bentuk sediaan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik adalah gel hand sanitizer. Umumnya bahan aktif yang banyak digunakan adalah triklosan. Diharapkan ada bahan aktif alternatif  lainnya yang lebih efektif dan ramah lingkungan diantaranya ekstrak biji alpukat. Penelitian ini berupa penelitian eksperimental yaitu pada formula gel hand sanitizer ekstrak biji alpukat dengan berbagai konsentrasi alkohol F1 0%, F2 10%, F3 20%, F4 60% meliputi (organoleptik, homogenitas, pH, daya dispersif, konsistensi dan viskositas) dan dilanjutkan dengan uji zona hambat terhadap bakteri E. Coli. Sediaan hand sanitizer dengan bahan dasar ekstrak biji buah alpukat formulasi 3 (F3) dengan kandungan alkohol 96% sebanyak 20%b/v mempunyai nilai diameter zona hambat yang paling besar terhadap bakteri E. coli dan memiliki karakteristik fisik sediaan hand sanitizer yg lebih baik.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Ismalia Husna ◽  
Agelia Nabilah Azra ◽  
Muhamad Yasir ◽  
...  

Tingkat pengetahuan dan sikap kader malaria berperan besar dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat berpartisipasi dalam pengendalian penyakit malaria. Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristikpengetahuan dan sikap kader malaria dalam pengendalian penyakit malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh kader malaria yang berada desa Sukajaya Lempasing, denganpengambilan sampel dengan cara total sampling. Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 35 responden. Data dianalisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap kader malaria dalam pengendalian penyakit malaria. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dan sikap sebagian besar kader malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kabupaten Pesawaran berada pada kategori baik dengan persentase 57.1% dan 94.3%. Namun tidak diimbangi dengan kesadaran dan tindakan dalam pengendalian penyakit malaria, sehingga angka kejadian malaria masih tinggi. Tingkat pengetahuan dan sikap yang baik dari kader malaria harus didukung dengan kesadaran, praktek, dan tindakan serta partisipasi dari masyarakat.Perlunya pemilihan kader malaria yang berasal dari tokoh masyarakat sehingga dapat menggerakan masyarat untuk berpartisipasi sepenuhnya agar target program eleminasi malaria di Desa Sukaya Lempasing Kabupaten Pesawaran dapat tercapai.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Nia Triswanti ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Zulfian Zulfian ◽  
Arsy Sulisvia Ningsih
Keyword(s):  

Penyakit gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan prevalensi sebesar 0,39% pada tahun 2018. Penyakit gagal ginjal kronik membutuhkan terapi hemodialisa sebagai pengganti fungsi ginjal secara fisiologis, terapi ini dilakukan 2-3 kali dalam seminggu dengan kurun waktu kurang lebih 4-5 jam dari terapi hemodialisa yang dilakukan keadaan ini dapat berpengaruh terhadap jumlah leukosit pada tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah leukosit pada pasien gagal ginjal kronik yang rutin dan tidak rutin menjalani hemodialisa. Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung yang berjumlah 71 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa rekam medik. Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah leukosit pada pasien rutin menjalani hemodialisa sebesar 6.295 /µl. Hasil rata-rata jumlah leukosit pada pasien yang tidak rutin menjalani hemodialisa sebesar 7.142 /µ. Hasil uji Mann Whitney menunjukan bahwa tidak ada perbedaan jumlah leukosit pada pasien yang rutin dan tidak rutin menjalani hemodialisa dengan nilai p=0,193 (p>0,005). Tidak ada perbedaan jumlah leukosit pada pasien gagal ginjal kronik yang rutin dan tidak rutin menjalani hemodialisa. Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan pengelolaan variabel-variabel yang mempengaruhi hasil penelitian seperti lamanya proses hemodialisa.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document