Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

2685-0923, 2684-8724

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 99-110
Author(s):  
Gabriel Jey ◽  
Belinda Mau

Penggunaan gadget selalu berdampak pada perkembangan tinggkah laku anak, karena gagjed memiliki berbagai fitur dan aplikasi yang menarik, bervariasi, dan feksibel sehingga dapat menambah daya Tarik bagi setiap orang, khususnya dikalangan anak-anak sekarang ini gadjed dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan tingkah laku anak. Perkembangan tingkah laku anak berupaya pada psikologi dimana akibat bermain gadgej anak menjadi mudah marah, suka membangkang, malas belajar, dan bisa menirukan tingkah laku didalam gegjed. Anak-anak kini telah menjadi konsumen aktif dimana banyak produk-produk elktronik dan Gadget yang menjadikan anak-anak sebagai pasar mereka. “ Apalagi jaman sekarang anak-anak, orang tua pun ada yang sangat menyukai gadget sampai disebut gadget freak.Gadget diharapkan memberikan manfaat bagi para penggunanya, dimana para penggunanya harus mampu mengoperasikan gadget dengan baik, mengetahui fungsi gadget, dan mengetahui manfaat dari aplikasi gadget.The use of gadgets always has an impact on the development of children's behavior, because gagjed has various interesting, varied, and flexible features and applications so that it can add attractiveness to everyone, especially among children, nowadays gadjed can have a negative impact on the development of children's behavior The development of children's behavior seeks to psychology where due to playing Gadgej children become irritable, disobedient, lazy to learn, and can mimic behavior in gegjed. Children have now become active consumers where many electronic products and gadgets make children their market. "Moreover, not children, parents are also very helpful gadgets to the point of being called gadget freak Gadget. It is hoped that it will provide benefits for its users, where users must be able to operate gadgets properly, see gadget functions, and see the benefits of gadget applications.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 45-58
Author(s):  
Christopher Alexander ◽  
Jonathan Aristo ◽  
Bait Adetya Situmorang ◽  
Tony Tedjo
Keyword(s):  

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Erna Ngala ◽  
Veydy Yanto Mangantibe

This article discusses evangelism to plural societies based on the epistle of ephesians. Evangelism is god’s program, design and work that bring for himself, people to fellowship, worship / praise and serve him in wholeness and harmony. Evangelism is established by god from eternity, because all things are designed by god from eternity in his omniscience and power in evangelism (eph. 1: 4-14). God wants his people to have fellowship with him, become his worshipers and serve him, the true god. The challenge in evangelism is that every religion is different, all religions have objects that are worshiped, therefore it will not be possible to be completely equated between one religion and another. Plural society equates christian faith with other beliefs by looking for loopholes to align christianity with other religions. The duty of the believer is to preach the gospel so that unbelievers hear and believe in the lord jesus and are saved, not compromising the gospel or juxtaposing christian faith with other beliefs. Keywords: Evangelism; Plural Society; Ephesians Letter  AbstrakArtikel ini membahasa mengenai penginjilan terhadap masyarakat plural berdasarkan surat Efesus. Penginjilan merupakan program, rancangan dan karya Allah yang membawa bagi diriNya sendiri suatu umat untuk bersekutu, menyembah/memuji dan melayani Dia dalam keutuhan dan keserasian. Penginjilan ditetapkan Allah sejak kekekalan, sebab segala sesuatu dirancang Allah dari kekal dalam kemahatahuanNya dan kuasaNya didalam penginjilan (Ef.  1:4-14). Allah menghendaki agar umatNya bersekutu dengan Dia, menjadi penyembahNya dan melayani Dia, Allah yang benar. Tantangan dalam penginjilan adalah setiap agama berbeda, semua agama memiliki objek yang disembah, oleh sebab itu tidak akan mungkin dapat disamakan secara keseluruhannya antara agama satu dengan yang lain. Masyarakat plural, menyamakan iman Kristen dengan kepercayaan lain dengan mencari celah untuk dapat menjajarkan kekristenan dengan keagamaan lain. Tugas dari orang percaya ialah memberitakan Injil agar orang-orang yang belum percaya mendengar dan menjadi percaya kepada Tuhan Yesus serta diselamatkan, bukan mengkompromikan Injil atau menjajarkan iman Kristen dengan kepercayaan lain. Kata Kunci: Penginjilan; Masyarakat Plural; Surat Efesus


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 107-127
Author(s):  
Pilipus Kuiyok Sajijilat ◽  
Hendi Wijaya

AbstractThe concept of Theosis is an important teaching that must be known to believer in Christ, because Theosis is the ultimate goal of human life, which is united with God, and the central core of the joyous message of the gospel is that we are called to share in God's life. The method of writing this article is a type of conceptual article or thought-provoking article (not a research article) which is an analysis of thoughts on the problem phenomena that arise. By using exegesis methods and other text comparisons, Theosis is obtained when humans live in God. Living in God means loving one another, and living in the light, then becoming similar and in line with God and purifying ourselves of all the passions of the world. There is no human who can experience Theosis if he does not live in God, become like and in the image of Christ and purify himself from all the passions of the World. AbstrakKonsep Theosis merupakan satu pengajaran penting yang harus diketahui oleh setiap orang percaya kepada Kristus, karena Theosis merupakan tujuan akhir hidup manusia, yakni menyatu dengan Allah, dan inti utama berita sukacita dari Injil yaitu kita dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam hidup-Nya Allah. Metode penulisan artikel ini adalah jenis artikel konseptual atau artikel hasil pemikiran (bukan artikel hasil penelitian) merupakan analisa pemikiran terhadap fenomena-fenomena masalah yang muncul. Dengan menggunakan metode eksegesis dan komparasi teks lain, maka Theosis didapatkan ketika manusia tinggal di dalam Allah. Tinggal di dalam Allah berarti saling mengasihi, dan hidup di dalam terang, kemudian menjadi serupa dan segambar dengan Allah dan menyucikan diri dari segala nafsu dunia. Tidak ada manusia yang dapat mengalami Theosis kalau tidak tinggal di dalam Allah, menjadi serupa dan segambar dengan Kristus dan menyucikan diri dari segala hawa nafsu Dunia.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 87-106
Author(s):  
Indro Puspito

The need for quality leaders who are expected to be able to shepherd believers is enormous. This urgent need dates back to the very real work of the Holy Spirit in Acts. The problem that arises is: What is the meaning of the person of the Shepherd? How is the pastor's job as an educator who teaches the church? How is Jesus as a Model of the True Shepherd and his relationship to the Shepherd as an Educator? The answer: (1) The pastor of the church is someone whose job is to care for, care for, feed and who has a relationship with the people he serves. (2) The pastor's duties as education that teaches the church are: to feed, care for, and lead. (3) The image of Jesus as a model of the shepherd is used as a means of material for the teaching and learning process both for himself as an educator and for his congregation so that both the educator and the congregation can change according to the characteristics of the true shepherd, Jesus Christ. AbstrakKebutuhan akan pemimpin yang berkualitas dan  diharapkan mampu menggembalakan orang-orang percaya, begitu besar. Kebutuhan yang mendesak ini sudah dimulai sejak pekerjaan Roh Kudus yang begitu nyata dalam Kisah Para Rasul. Persoalannya yang timbul adalah: Apakah yang dimaksud dengan pribadi Gembala? Bagaimanakah tugas gembala sebagai pendidik yang mengajar jemaat? Bagaimanakah Yesus sebagai Model Gembala Sejati dan relasinya terhadap Gembala sebagai Pendidik? Jawabnya: (1) Kepribadian Gembala jemaat adalah seseorang yang pekerjaannya menjaga, memelihara, memberi makan dan yang memiliki hubungan dengan orang-orang yang dilayaninya.   (2) Tugas gembala sebagai pendidikan yang mengajar jemaat adalah: memberi makan, memelihara, dan memimpin. (3) Gambaran Yesus sebagai  model gembala digunakan sebagai sarana materi proses belajar mengajar baik terhadap dirinya sebagai pendidik  mapun terhadap jemaatnya agar baik pendidik maupun jemaat terjadi perubahan sesuai dengan karakteristik gembala sejati adalah Yesus Kristus.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 71-86
Author(s):  
Anton Nainggolan

AbstractSuccessful education is education that can shape human behavior, not just equip people with knowledge and information. Research Objectives: (1). What is the meaning of Christian character education? (2). What is the role of Christian character education in the development of the inner attitudes of students? (3). What Are the Natural Implications of Human Total Disability? Methods: This research was conducted using a qualitative method with a literature study approach. Research Results: (1). Education that shapes and develops the inner attitude of students so that they are able to behave and behave wisely, and be responsible in their daily lives as Christians (2). Character education plays an important role in the personal formation of students. In the process various noble morals are discussed, including honesty, virtue, courage, discipline, generosity, tolerance, and responsibility. (3). Proper character education must actually begin with a personal encounter with Jesus. Character education and learning are tools, media or means in the formation of the human person. AbstrakPendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang dapat membentuk perilaku manusia, bukan sekedar membekali manusia dengan pengetahuan dan informasi saja. Tujuan Penelitian: (1). Apakah pengertian pendidikan karakter Kristen? (2). Bagaimanakah peran pendidikan karakter kristen terhadap pengembangan sikap batin peserta didik? (3). Bagaimanakah Implikasi Natur Ketidakmampuan Total Manusia? Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode Kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil Penelitian: (1). Pendidikan yang membentuk dan mengembangkan sikap batin peserta didik supaya mampu bersikap dan berperilaku bijak, serta bertanggung jawab dalam kehidupannya sehari-hari sebagai orang Kristen (2). Pendidikan karakter berperan penting dalam pembentukan pribadi peserta didik. Dalam proses itu berbagai akhlak luhur diperbincangkan, termasuk kejujuran, kebajikan, keberanian, kedisiplinan, kemurahan, toleransi, tanggung jawab. (3). Pendidikan karakter yang tepat sebenarnya harus dimulai dengan perjumpaan pribadi dengan Yesus. Pendidikan dan pembelajaran karakter merupakan alat bantu, media atau sarana dalam pembentukan pribadi manusia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document