Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 27)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Malang

2615-8345, 2303-002x

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Doti Wahyuningsih ◽  
Sri Herlina
Keyword(s):  

Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit berbahaya namun demikian timbulnya penyakit dan akibat buruknya bisa dicegah. Penyakit ini sering ada tanpa memberikan gejala yang didasari penderita. ”Menjaga kesehatan lebih baik dari pada mengobati” merupakan anjuran yang belum dilaksanakan sepenuhnya oleh individu maupun masyarakat. Menjadi tugas tenaga kesehatan untuk terus memberi dan mengingatkan masyarakat untuk melaksanakan hal tersebut. Salah satu sarana untuk melaksanakan hal tersebut adalah melalui program pemeriksaan kesehatan rutin dan berkelanjutan. Kegiatan dilaksanakan di slah satu kelurahan di Kabupaten Malang. Tujuan Program ini yaitu untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dengan masyarakat dan mendeteksi penyakit-2 utamanya hipertensi. Metode Pelaksanaan kegiatan di lakukan di Balai Kelurahan, salah satu keluharan di Kabupaten Malang. Peserta berjumlah 150 warga dari 11 RW yang tersebar diwilayah ini. Peralatan yang digunakan adalah: Sphygmomanometer, stetoscope, Timbang badan, alat ukur tinggi badan, kit pemeriksaan kimia darah (pemeriksaan gula darah sewaktu, lemak darah, asam urat), Media cetak (brosur) tentang anjuran hidup bersih dan menjaga kesehatan lebih baik dari mengobati. Hasil Sebanyak 106 (70,7%) peserta berusia lebih dari tahun. Sebanyak 48 peserta (32%) berusia 51-60 tahun. Sejumlah 48 peserta (32%) adalah penderita prehipertensi (Standar JNC 7). Hipertensi tahap 1 ditemukan pada 20 peserta (13,3%), hipertensi tahap 2 terdapat pada 57 peserta (38%). Empat peserta (2,7%) terdiagnosa Diabetes melitus. Kesimpulan. 70,7% (106) peserta berumur lebih dari 50 tahun. 82, 60% (124) peserta terdeteksi memiliki hipertensi dan prehipertensi. Kegiatan ini direspon baik oleh masyarakat ditandai dengan kehadiran 150 peserta. 


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Rahma Triliana ◽  
Hardadi Airlangga

 Introduction: Atherogenic diet can induced.hyperlipidemia leading to abnormal lipid profile. Time restricted feeding is proposed as treatment for hyperlipidemia. However, the effect of gender and which type of time-restricted feeding is the best to alter lipid profile is unknown.Method: The study was conducted in female and male wistar rats which was devided into 5 groups, Negative Control (KN, n=8), Positive Control (KP, n=8), Daily restricted group (KRam, n=8), alternate restricted group (KDaud, n=8) and Monday-Thursday restricted group (KSeKa, n=8) respectively. Atherogenic diet were administrated for six weeks followed by 4 weeks of time-restricted feeding. At 15 weeks of age, all rats were humanely culled and serum samples were collected for analyses. Lipid profile were assesed using spectrophotometry and analysed using two way Anova followed by post hoc LSD and p < 0.05 is considered as statiscally significant.Results: Gender and time restricted feeding affects serum total cholesterol and non-HDL cholesterol levels while gender influenced HDL and time restricted feeding influenced LDL levels. Both gender and time restricted feeding did not altered trigliseride level. Interestingly, no significant differences were found in lipid profile of KN vs KP in male or female group. Time restricted feeding had no significant effect in male but significant effect on female with higher, undesireable lipid profile.Conclusion: Atherogenic diets did not lipid profile in male or female rats, but higher lipid profile were observed in female with atherogenic diet. Time restricted feeding has gender related effect cholesterol and non-HDL cholesterol level, but no gender effect on LDL. HDL is solely dependent on gender and not affected by atherogenic diet or time restricted feeding.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Yudi Purnomo

 Diabetes Mellitus (DM) adalah sindrom metabolik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah kronik dan berkontribusi terhadap beberapa resiko komplikasi. Biji Kedelai(G.max) danrimpang Jahe (Z.officinale) digunakan sebagai terapi alternative DM tapi potensi untuk mengendalikan peningkatan kadar glukosa darah khususnya dalam bentuk kombinasinya belum pernah dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek anti-hiperglikemik biji kedelai, rimpang jahe dan kombinasinya Penelitian ini menggunakan tikus Sprague dawley (SD) jantan berusia 4 minggu berat badan 200 g dibagi menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok uji (n=5 ekor). Tikus DM diinduksi dengan diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan streptozotocin 25 mg/kg BB (i.p)multiple dose. Setelah dinyatakan DM diberikan per oral ekstrak biji kedelai 5000 mg/kg BB,rimpang jahe500 mg/kg BB dan kombinasinya 5000 : 500 mg/kgBB   selama 4 minggu. Sampel darah dari vena ekor diambil pada menit ke 0, 30, 60 dan 120 setelah pemberian glucose oral kemudian kadar glukosa darah diukur dengan glucometer. Area Under Curve (AUC) integrasi dihitung dengan metode trapezoidal. Data dianalisa menggunakan one way ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD (p<0.05).Pemberian ekstrak biji kedelai, rimpang jahe dan kombinasinya menurunkan AUC glukosa berturut-turut 30 %, 35 %dan 35 % dibandingkan kelompok diabetik (p<0.05). Sedangkan pada kelompok diabetik terjadi peningkatan kadar AUC 1.5 kali dibandingkan kelompok normal (p<0.05). Ekstrak rimpang jahe tunggal dan kombinasinya dengan biji kedelai lebih kuat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan ekstrak biji kedelai tunggal pasca stimulasi glukosa. 


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Dewi Marta ◽  
Ari Natalia ◽  
Didik Tamtono

Permasalahan menyusui umumnya menjadi penyebab dihentikannya pemberian ASI (AirSusu Ibu), durasi pemberian ASI menjadi lebih singkat dan secara dini dilakukan upaya untuk menggantikanatau memberikan suplementasi menggunakan susu formula atau Makanan Pendamping ASI (MPASI). Berdasarkan  studi  terdahulu,  pendidikan  kesehatan  yang  dilakukan  dengan  pendekatan  tertentu  ternyata mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan menyusui dan kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari dilakukannya konseling dan penyuluhan mengenai permasalahan menyusui yang dilakukan saat trimester akhir kehamilan terhadap pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menyusui selama satu bulan pertama pasca persalinan.Metode: Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu dan Puskesmas Kendalkerep mulai darikurun  waktu  Desember   2013   –  April  2014.  Rancangan  penelitian  yang  dipakai  adalah  penelitian eksperimental  dengan   membagi  sampel   ke  dalam  dua   kelompok  perlakuan,   yaitu   kelompok  yang mendapatkan konseling melalui kunjungan rumah dan kelompok penyuluhan yang terdiri dari masing-masing jumlah responden 23 orang. Penelitian melakukan penilaian hasil kuesioner pretest dan posttest mengenai pengetahuan dan motivasi menyusui serta pengamatan/observasi langsung kemampuan menyusuinya dengan praktik menyusui. Analisis data dilakukan dengan uji t-test dan uji Mann-Whitney (univariat dan bivariat), serta analisis multivariat menggunakan ANCOVA (Analysis of Covariance).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik konseling maupun penyuluhan mengenai permasalahan menyusui yang diberikan pada trimester akhir kehamilan secara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan menyusui selama  satu  bulan pertama  pasca persalinan dengan nilai p  =  0,000  (p <  0,05). Namun,  jika dibandingkan antara konseling dan penyuluhan maka diantara keduanya tidak ada perbedaan yang bermakna. Sedangkan terkait motivasi menyusui dan kemampuan menyusui tidak didapatkan perbedaan pengaruh pada kedua kelompok perlakuan secara signifikan. Walaupun dari hasil rerata nilai, tampak bahwa rerata nilai motivasi dan observasi kemampuan menyusui pada kelompok konseling lebih baik daripada kelompok penyuluhan.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Rizki Anisa

Latar Belakang: Kompetensi pada bidang pendidikan kedokteran telah ditetapkan dalam SKDI. Kegiatannon formal(ekstrakurikuler)dapat dipergunakan sebagai salah satu penunjang mencapai kompetensi misalnya dengan mengikuti organisasi. Namun seringkali hal ini dianggap mempengaruhi prestasi belajar.Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan keikutsertaan dan keaktifan dalam berorganisasi pada mahasiswa tahun kedua dan ketiga FK UNISMA.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitikdengan pendekatan cross sectionaldan menggunakan uji statistik non parametrik. Pengambilan data dengan menggunakan kuisioner keaktifan berorganisasi.Hasil: Responden sebanyak 102 mahasiswa tingkat dua dan tiga FK UNISMA. 30 responden tidak mengikuti organisasi dan 72 mengikuti organisasi. Hasil analisis data hubungan antara prestasi belajar dan keikutsertaan berorganisasi didapatkan nilai signifikansi 0.039 (p < 0.05). Sedangkan hasil analisis data hubungan antara prestasi belajar dan tingkat keaktifan berorganisasi didapatkan nilai signifikansi 0.110 (p < 0.05).Kesimpulan: Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara prestasi belajar dengan keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi namun tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar dengan tingkat keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Dyaris Koentartiwi ◽  
Naura Candini ◽  
Renny Suwarnianty

Cardiogenic shock is an acute state of end-organ hypoperfusion following cardiac failure. Usually many children have good compensation if they suffered from cardiogenic shock and sometimes delay diagnosis leads to unfavorable outcome. Comprehensive approach in treatment following investigation about the cause of cardiogenic shock is very important and proper management will prevent complication and mortality. 


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Nadia Nisaussholihah ◽  
Hani Faradis ◽  
Andi Roesbiantoro ◽  
David Muhammad ◽  
Hotimah Salim

Pendahuluan: Kelainan refraksi merupakan gangguan penglihatan terbanyak diseluruh dunia, diantara kelainan refraksi tersebut yang paling sering dijumpai adalah miopia. Miopia dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungan, salah satunya dengan melakukan aktivitas melihat dekat seperti menggunakan gadget. Penggunaan gadget dimasa sekarang ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia menggunakan media digital sebagai pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis adanya pengaruh penggunaan gadget meliputi posisi, jarak, lama penggunaan, dan pencahayaan ruang terhadap kejadian miopia pada anak usia sekolah (4-17 tahun). Metode Pelaksanaan: Penelitian yang dilakukan bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien anak usia sekolah (4-17 tahun) di Poli Mata Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yang bersedia dilakukan penelitian dengan jumlah sampel 31 orang. Sampel diambil secara purposive sampling dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan rekam medis responden. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ordinal. Hasil dan Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar menggunakan posisi duduk (61,3 %), menggunakan jarak ≥30 cm (54,8 %), dengan durasi selama ≥2 jam (54,8 %), dan menggunakan pencahayaan ruang yang redup (51,6 %). Sebagian besar responden memiliki visus miopia ringan (54,8 %). Berdasarkan analisis uji regresi logistik ordinal ada pengaruh jarak saat menggunakan gadget terhadap kejadian miopia (p=0,049). Tidak terdapat pengaruh posisi tubuh, lama penggunaan, dan pencahanyaan ruang saat menggunakan gadget terhadap kejadian miopia yang signifikan secara statistik (p=0,339; p=0,239; p=0,301). Kesimpulan: Hanya variabel jarak yang memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap kejadian miopia, sedangan untuk variabel posisi tubuh, lama penggunaan, dan pencahayaan ruang tidak memiliki pengaruh yang signifikan.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Ahmad Fuadi ◽  
Yoyon Arif ◽  
Yudi Purnomo

Hiperglikemia pada Diabetes Melitus (DM) meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan berperan terhadap risiko komplikasi nefropati diabetik. Daun gedi merah (Abelmoschus manihot (L.) Medik) berkhasiat sebagai antidiabetik dan antioksidan tetapi penelitian ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) untuk mencegah nefropati diabetik belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek EEDGM terhadap kadar SOD dan MDA ginjal tikus model DM.Metode: Tikus Sprague dawley jantan usia 4-6 minggu dikelompokan menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (n=25 ekor). Tikus DM dibuat dengan diet tinggi lemak-fruktosa (DTLF) dan streptozotocin (STZ) 25 mg/kgBB i.p multiple dose. Ekstrak etanol daun gedi merah (EEDGM) diberikan per oral selama 4 minggu. Kadar SOD dan MDA ginjal diukur menggunakan SOD rat kit dan MDA rat kit. Hasil dianalisa dengan One Way Anova dilanjutkan dengan uji BNT (p<0,05).Hasil: Pemberian EEDGM dosis 800 mg/kgBB menghambat penurunan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 60% dibandingkan KDM (p<0,05). Pemberian EEDGM dosis 400 mg/kgBB menghambat peningkatan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 20% dibandingkan KDM (p<0,05). Induksi DTLF dan STZ menurunkan kadar SOD jaringan ginjal dengan persentase sekitar 40% dan meningkatkan kadar MDA jaringan ginjal dengan persentase sekitar 30%.Kesimpulan: Pemberian EEDGM dapat menghambat penurunan kadar SOD dan peningkatan kadar MDA jaringan ginjal tikus model DM.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Yoyon Arif ◽  
Erna Sulistiowati

Sel endotel melapisi lumen pembuluh darah sehingga menyebabkan paparan langsung aliran darah dan timbul gaya hemodinamik shear stress. Vascular Endothelial (VE) Cadherin merupakan salah satu struktur penghubung antar sel yang berperan mencegah terlepasnya sel endotel dari membran dasar. Paparan glukosa tinggi menyebabkan stress oksidatif sehingga sel endotel mengalami apoptosis dan nekrosis dan terlepas. Penelitian ini bertujuan mempelajari efek paparan glukosa tinggi dan fluid shear stress terhadap morfologi, struktur VE-Cadherin dan densitas sel endotel pada kultur sel endotel HUVECs (Human Vein Endothelial Cells Culture).Metode Penelitian eksperimental laboratorium dengan  metode HUVECs yang dipapar d-glukosa 22 mM selama 7 hari. Shear stress dibangkitkan dengan alat cone and plate 10 dyne/cm2 selama 5, 8, 12 dan 15 menit. Pulasan VE-Cadherin dengan imunohistokimia. Data dianalisis dengan metode statistik. Signifikan pada p<0,05.Hasil Shear stress selama 15 menit menyebabkan perubahan bentuk sel endotel  menjadi lebih panjang dan inti sel lebih pipih. Paparan glukosa tinggi dan fluid shear stress menyebabkan penurunan skor VE-Cadherin dan densitas sel endotel secara signifikan Penurunan skor VE-Cadherin berpengaruh langsung terhadap penurunan densitas sel endotel.Kesimpulan. Paparan glukosa tinggi dan fluid shear stress menyebabkan kerusakan struktur VE-Cadherin sehingga terjadi peningkatan apoptosis dan nekrosis sel endotel.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Lailia Izza Oktavia Purhadi ◽  
Rizki Anisa ◽  
Marindra Firmansyah

Pendahuluan:. Terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Salah satunya yaitu metode pembelajaran Problem Based Learning PBL khususnya kualitas skenario dan keefektifan diskusi kelompok tutorial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara kualitas skenario dan keefektifan diskusi terhadap prestasi akademik Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISMA.Metode: Desain deskriptif analitik pendekatan cross sectional. Data primer didapatkan dari kuesioner kualitas skenario dan keefektifan diskusi yang telah tervalidasi sedangkan data prestasi akademik didapatkan dari  program studi kedokteran. Sampel penelitian sejumlah 490 mahasiswa. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearman untuk menguji korelasi antara keefektifan diskusi dan kualitas skenario terhadap prestasi akademik dan uji regresi linier berganda untuk menguji faktor yang mempengaruhi prestasi akademik.Hasil: Pada uji korelasi spearmen didapatkan P-value < 0.05 artinya terdapat korelasi antara kualitas skenario dengan nilai prestasi akademik. Hasil uji korelasi antara keefektifan diskusi dengan prestasi akademik mahasiswa didapatkan P-value < 0.05 sehingga terdapat korelasi antara keefektifan diskusi dengan prestasi akademik.Perbedaan kualitas skenario dan keefektifan diskusi terhadap prestasi akademik dengan uji regresi linier berganda didapatkan, keefektifan diskusi lebih berpengaruh signifikan dibandingkan kualitas skenario terhadap prestasi akademik mahasiswa dengan nilai P value < 0,05Kesimpulan: Kualitas skenario dan keefektifan diskusi sama sama berpengaruh signifikan terhadap presstasi akademik dengan kekuatan yang lebih baik pada keefektifan diskusi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document