Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

62
(FIVE YEARS 37)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2252-9764

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 71-81
Author(s):  
Agatha Tunggadewi Purnamasari ◽  
Arsa Hadiyatama Waskitoaji ◽  
Wisnu Riyadi ◽  
Bambang Tri Hartomo
Keyword(s):  

Hiperparatiroidisme (HPT) merupakan kondisi yang disebabkan oleh meningkatnya produksi dan sekresi hormon paratiroid (PTH). Tipe HPT diklasifikasikan menjadi tiga dan HPT tersier merupakan yang paling jarang terjadi. Kerusakan tulang merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada HPT tersier yaitu sebesar 25% dari total pasien HPT dan brown tumor merupakan salah satu bagian dari komplikasi tersebut. Lesi ini sering terjadi pada tulang kortikal, termasuk mandibula. Pemeriksaan klinis, radiografis, histopatologi, dan biokimia serum dilakukan dalam upaya diagnosis brown tumor. Perawatan brown tumor dilakukan melalui dua pendekatan yaitu bedah dan non-bedah. Tujuan dari penulisan telaah pustaka ini adalah menjelaskan pentingnya diagnosis dan perawatan yang tepat pada kondisi brown tumor pada mandibula oleh dokter gigi sehingga kerusakan yang lebih parah dapat dicegah. Pemilihan jenis perawatan lesi brown tumor yang tepat didapatkan melalui pemeriksaan yang komprehensif sehingga didapatkan hasil perawatan yang memuaskan. Telaah pustaka ini berjenis telaah pustaka naratif. Pencarian pustaka dilakukan melalui sumber elektronik seperti PubMed, Google Scholar, dan Clinical Key dengan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu. Kesimpulan dari telaah pustaka ini adalah pemeriksaan klinis, laboratoris, histologis, serta radiografis yang baik menghasilkan diagnosis yang tepat sehingga dapat mencegah keparahan dan mengurangi kerusakan akibat lesi tersebut.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 65-70
Author(s):  
Banun Kusumawardani ◽  
Intan Julita Purnamasari ◽  
Dea Ajeng Pravita Suendi

Gingival mesenchymal stem cell-conditioned medium (GMSC-CM) is a conditioned medium obtained from cultured gingival mesenchymal stem cells. GMSCs are easily isolated from gingival tissue, whereas gingival tissue is easily obtained by minimally invasive techniques. On the other hand, CM contains proteins, cytokines, chemokines and growth factors that play an important role in osteogenic differentiation.This study aims to determine the total protein and calcium levels in GMSC-CM.GMSCs were grown in culture media with 10% of FBS. CM of GMSC was obtained from the media collection process with a 0.22 µm filter and concentrated with a centrifugal filter to obtain a concentrated GMSC-CM. The concentration of total protein was performed by bicinchoninic acid protein assay on GMSC-CM and concentrated GMSC-CM. Calcium level was performed by atomic absorption spectroscopy method. The results arethat GMSC-CM had a total protein concentration of 2502±0.06 µg/ml, and the concentratedGMSC-CM was 1.912±0.08 μg/ml.The calcium level of GMSC-CM was 0.009% and concentratedGMSC-CM was 0.009%. It can be concluded thatGMSC-CM had a high concentration of total protein and calcium. These parameters were used to develop bioprocesses to enhance the production of GMSC-CM, which will support the implementation of cell-free therapy for tissue regeneration.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Dwi Aji Nugroho ◽  
Tiara Chaesar Yusifar ◽  
Ita Nur Rochmah ◽  
Hairiyah Hairiyah

Resin akrilik telah banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan lepasan sejak pertengahan tahun 1940. Nanosisal merupakan serat dari tanaman Agave sisalana yang dibuat berukuran nano karena dapat memberikan hasil pemolesan gigi tiruan yang lebih halus, memudahkan proses polishing, tahan terhadap keausan, lebih mengkilap sehingga perlekatan bakteri dan jamur lebih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanosisal dengan konsentrasi 0%, 10% dan 20% yang dicampur dengan material resin akrilik terhadap perlekatan S. mutans dan C. albicans. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vitro. Pembuatan nanosisal 0%, 10%, dan 20% dicampur dengan resin akrilik polimerisasi panas dan dicetak dengan ukuran 15x15x2 mm, direndam dalam suspensi S. mutans dan C. albicans kemudian dihitung jumlah koloninya untuk menentukan perlekatannya. Perhitungan koloni dilakukan pada hasil biakan S. mutans dalam media TSA dan C. albicans dalam media SDA. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perlekatan S. mutans terhadap penambahan jumlah nanosisal (p 0,05) sedangkan hasil uji perlekatan C. albicans menunjukkan perbedaan yang bermakna (p 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat penurunan perlekatan C. albicans pada resin akrilik yang diberi reinforced nanosisal. Semakin tinggi konsentrasi nanosisal yang ditambahkan maka semakin menurunkan jumlah perlekatan koloni S. mutans dan C. albicans pada sampel resin akrilik. 


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 32-37
Author(s):  
Trianita Lydianna ◽  
Desi Utari

Pertumbuhan dan perkembangan gigi anak turut dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental anak. Kebiasaan buruk oral merupakan suatu kebiasaan yang ditandai dengan durasi sedikitnya enam jam sehari dan dapat menyebabkan malrelasi gigi apabila frekuensi dan intensitasnya cukup tinggi. Anak yang tidak memiliki orangtua atau keluarga, atau tinggal di panti asuhan biasanya kurang mendapatkan kasih sayang yang cukup. Munculnya kebiasaan buruk oral merupakan salah satu cara mereka untuk mendapatkan kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kebiasaan buruk oral terhadap malrelasi gigi pada anak usia 7-13 tahun yang tinggal di Panti Asuhan Nurul Haq Yogyakarta. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 26 anak dilakukan pemeriksaan untuk melihat relasi giginya, kemudian dilakukan wawancara mendalam, dan pencetakan rahang. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Prevalensi mengisap ibu jari sebesar 30.7%; menggigit jari sebesar 11.5%; menggigit kuku, bibir, prolonged bottle-feeding, dan bruxism sebesar 7.7%; dan bernapas lewat mulut 3.8%. Prevalensi protrusi sebesar 23.1%; open bite sebesar 15.4%; deep bite sebesar 11.5%; dan cross bite sebesar 7.7%. Signifikansi nilai uji chi-square sebesar 0.008 (p0.05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh kebiasaan buruk oral terhadap malrelasi gigi pada anak panti asuhan usia 7-13 tahun.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 45-50
Author(s):  
Selma Junita Rahmawati ◽  
Setiadi Warata Logamarta ◽  
Rinawati Satrio

Basis gigi tiruan adalah bagian yang berkontak langsung dengan jaringan lunak rongga mulut. Bahan basis gigi tiruan yang paling umum digunakan yaitu resin akrilik polimerisasi panas. Bahan ini masih memiliki kekurangan yaitu sifat mekanis rendah, meninggalkan monomer sisa dan adanya porositas yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan. Nanoselulosa sekam padi memiliki potensi sebagai alternatif untuk memperbaiki sifat bahan resin akrilik polimerisasi panas. Nanoselulosa memiliki keunggulan diantaranya memiliki luas permukaan yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai reinforcing nanofiller pada material komposit seperti resin akrilik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan nanoselulosa sekam padi terhadap kekasaran permukaan pada resin akrilik polimerisasi panas. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan post-test only control group design. Sampel penelitian terdiri dari 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 sampel. Kelompok K1, K2, K3, K4, K5 dan K0 berturut-turut merupakan kelompok dengan penambahan nanoselulosa 1%, 2%, 3%, 4%, 5% serta kontrol (tanpa nanoselulosa). Hasil penelitian menunjukkan semua kelompok dengan penambahan nanoselulosa memiliki nilai kekasaran permukaan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Penambahan nanoselulosa 5% (K5) memiliki nilai kekasaran permukaan tertinggi yaitu 0,3242 ± 0.0066µm kemudian diikuti berturut-turut oleh kelompok K4, K3, K2, K1 dan kelompok kontrol (K0) memiliki nilai kekasaran permukaan terendah yaitu 0.1558 ± 0.0023µm. Hasil uji SEM pada setiap kelompok menunjukkan terdapat aglomerasi dan ukuran porus yang bervariasi. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan nanoselulosa sekam padi tidak lebih baik dari kelompok kontrol dan dapat meningkatan kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 58-64
Author(s):  
Erwin Setyawan ◽  
Dimas Setiyanto ◽  
Latifa Wahyudi Putri

Banyaknya korban meninggal yang disebabkan oleh bencana massal atau kejadian lainnya perlu dilakukan proses identifikasi untuk mengetahui identitas para korban. Proses identifikasi salah satunya dapat dilakukan menggunakan teknik dental records dalam menentukan identitas individu. Metode penentuan usia menggunakan dental records yang paling sering digunakan adalah metode Demirjian, serta terdapat metode baru dalam penentuan usia yaitu metode Cameriere dan metode Blenkin-Taylor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keakuratan penentuan usia antara metode Demirjian, Cameriere, dan Blenkin-Taylor pada pasien di RSGM UMY. Metode pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan jumlah sampel adalah 95 foto radiograf dari pasien berusia 4-15 tahun yang berkunjung ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGM UMY) pada bulan januari hingga desember 2017. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-Square Test dan crosstabulation menggunakan software spss. Hasil menunjukkan bahwa metode Demirjian memiliki keakuratan sebesar 66.31% (63 sampel), metode Cameriere memiliki keakuratan sebesar 51.57% (49 sampel) dan metode Blenkin-Taylor sebesar 54.74% (52 sampel). Analisis statistik ketiga metode tersebut tidak memiliki perbedaan yang bermakna dalam keakuratan penentuan usia pasien. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah metode Demirjian, Cameriere, dan Blenkin-Taylor tidak memiliki perbedaan keakuratan dalam penentuan usia.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 51-57
Author(s):  
Dzanuar Rahmawan ◽  
Rudi Irawan ◽  
Ige Frameski Radila Muga ◽  
Catur Septommy

Karies dan obesitas merupakan permasalahan yang sering dihadapi pada bidang kesehatan masyarakat terutama pada individu dewasa muda dan prevalensi kondisi tersebut terus meningkat di seluruh dunia. Status obesitas sentral telah dilaporkan memiliki korelasi dengan pengalaman karies, hal tersebut belum bayak dipelajari di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengalaman karies dan status obesitas sentral pada mahasiswa dengan kondisi sehat usia 18-22 tahun. Penelitian cross-sectional ini dilakukan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dengan jumlah sampel 120. Pengalaman karies dinilai dengan indeks decayed missing filled teeth index (DMFT) dan status obesitas sentral dinilai dengan waist hip ratio (WHR) yang merupakan rasio dari lingkar pinggang (waist circumference) dan lingkar pangggul (hip circumference). Data dianalisa menggunakan SPSS 17 dengan tingkat signifikansi p0,05. Terdapat korelasi antara WHR dan waist circumference (WC) dengan indeks DMFT (p=0,028, r= 0,201; p=0,025, r=0,204). Pada pemerikasaan indeks DMFT didapatkan persentase individu dengan pengalaman karies kategori sangat rendah 14,2% (n=17), kategori rendah 17,5% (n=21) kategori sedang 23,3% (n=28), kategori tinggi 29,1% (n=35) dan kategori sangat tinggi 15,8% (n=19). Pengukuran antropometri didapatkan rerata WC=78,6, hip circumference (HC)=97,3 dan WHR=0,81. Persentase individu yang mengalami obesitas sentral pada laki-laki sebesar 13,3% (n=8) dan pada perempuan 28,3% (n=17). Pada penelitian ini status obesitas sentral memiliki hubungan signifikan terhadap indeks DMFT.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Morita Sari ◽  
Nendia Intan Permata Putri
Keyword(s):  
T Test ◽  

Penyakit mulut menyebabkan gangguan rasa sakit, fungsi menelan, makan, mencicipi, tersenyum dan komunikasi. Penyakit ini merupakan masalah utama masyarakat, khususnya di kalangan orang miskin, orang yang tinggal di pinggiran, dan lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi kesehatan dengan metode demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada lansia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental dengan teknik total sampling. Pengukuran pengetahuan menggunakan kuisioner dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan yaitu demonstrasi cara melakukan sikat gigi yang baik dan benar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 subjek di ambil dari Panti Wredha, Dharma Bakti, Surakarta. Hasil penelitian dengan uji paired t-test menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan signifikansi p0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan metode demonstrasi terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan lansia terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Wustha Farani ◽  
Moh Irvan Abdillah

Maloklusi adalah ketidaksesuaian dari hubungan rahang atau gigi yang tidak normal. Maloklusi dapat menyebabkan terjadinya resiko karies dan penyakit periodontal. Derajat keparahan malokulusi berbeda-beda dari rendah ke tinggi yang menggambarkan variasi biologi individu. RISKESDAS tahun 2013 melaporkan sebanyak 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut. Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi sekitar 80% dari jumlah penduduk dan merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi maloklusi gigi pada anak usia 9-11 tahun di SD IT Insan Utama Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu dilakukan dengan cara mendeskripsikan data prevalensi maloklusi gigi pada anak usia 9-11 tahun. Populasi penelitian berjumlah 216 anak, berdasarkan kriteria inklusi didapatkan 149 anak yang menjadi responden penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kondisi gigi yang mengalami maloklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 149 anak usia 9-11 tahun di SD IT Insan Utama, maloklusi kelas I sebanyak 82 anak dengan prevalensi 57,3%, maloklusi kelas II sebanyak 62 anak dengan prevalensi 41,6%, maloklusi kelas III sebanyak 5 anak dengan prevalensi 3,3%. Maloklusipada anak laki-laki sebanyak 49 orang (59.8%) dan pada anak perempuan sebanyak 33 orang (40.2%). Prevalensi tertinggi Maloklusi kelas Isebanyak 82 anak (57.3%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah total prevalensi maloklusi pada semua kategori pada anak usia 9-11 tahun di SD IT Insan Utama Yoyakarta sebesar 61.7% untuk anak laki-laki dan 38.3% untuk anak perempuan. Prevalensi paling besar terdapat pada maloklusi kelas I.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 12-19
Author(s):  
Euis Reni Yuslianti ◽  
Afifah B. Sutjiatmo ◽  
Dita Septiani

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik yang disebabkan oleh kenaikan kadar gula darah. Luka pada penderita diabetes dapat menjadi ulkus yang melibatkan radikal bebas. Madu rambutan mengandung tinggi antioksidan yang berfungsi sebagai penyembuhan luka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh madu rambutan terhadap luas luka dan kadar Malondialdehid (MDA) mukosa mulut tikus Wistar diabetes melitus. Metode penelitian adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian menggunakan 36 ekor tikus jantan galur Wistar. Semua tikus diinduksi aloksan untuk mendapatkan keadaan diabetes, kecuali kelompok kontrol negatif. Semua tikus diberi perlukaan dengan menggunakan punch biopsy berdiameter 4 mm pada palatum dalam kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok madu rambutan. Terminasi dilakukan pada hari ke-0, ke3, ke-7, dan ke-14 sebanyak 3 ekor tikus pada setiap kelompok serta dilakukan pengukuran luas luka dan pembacaan MDA jaringan. Uji analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Kruskall Wallis (p 0,05). Hasil penelitian menunjukkan madu rambutan dapat menurunkan luas luka pada hari ketujuh dan keempat belas serta menurunkan kadar radikal bebas MDA luka diabetes melitus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian madu rambutan dengan kandungan antioksidan dapat menurunkan luas luka dan kadar radikal bebas malondialdehid plasma darah tikus diabetes sehingga berpotensi untuk obat penyembuh luka rongga mulut manusia dengan diabetes melitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document