Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

41
(FIVE YEARS 41)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Mulawarman University - Agricultural Faculty

2621-394x, 2622-3570

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Sopialena Sopialena ◽  
Muhammad Alexander Mirza ◽  
Rani Soraya

ABSTRACK.This research aims to determine the influence of some plant extracts that are potentially as biopesticides on the growth and development of the mushroom Colletotrichum, Sydow and to know plant extracts that are able to suppress The growth and development of Colletotrichum's Capsisi Sydow. The study was conducted from March to April 2019, In the laboratory of Pest and disease grow Faculty of Agriculture, Mulawarman University. The method used is to use complete random draft (RAL) with 5 treatment that is potato dextrose so that, agar dextrose betel leaf, agar dextrose papaya leaves, so that the Dextrose lengbrush, agar dextrose garlic and repeated 10 times.The results showed the administration of betel leaf plant extracts, papaya leaves, galangal, and garlic has a prospect to be developed as a biopesticides to control mushrooms Colletotrichum capsici Sydow Cause of the antraknosa chili Peppers. The medium with betel leaf extract is the most effective extract to suppress the growth and development of Colletotrichum's capside of Sydow.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 130
Author(s):  
Tjatjuk Subiono

Spodoptera frugiperda J. E. Smith adalah hama utama pada tanaman jagung dan bahkan lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman inang yang paling disukai oleh larva S. frugiperda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK), dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah jagung, beras, braciaria, kedelai dan kacang tanah, S. frugiperda yang digunakan berasal dari tanaman jagung. Bersadarkan hasil penelitian Serangga S. frugiperda yang diberi diet tanaman padi menunjukkan periode terpendek mencapai dewasa (ngengat) sedangkan yang diberi diet kedelai siklus perkembangan serangga S. frugiperda lebih lama dan berat kepompong lebih rendah. Preferensi terhadap pakan tidak berbeda pada 3 spesies tanaman jagung, padi dan braciaria dan merupakan inang yang lebih disukai. Pemeliharaan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga S. frugiperda. S. frugiperda merupakan serangga polipag, dalam uji tanaman jagung, padi dan tanaman rumput baciaria lebih tinggi dikonsumsi dibandingkan kedelai dan kacang tanah


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Ratna Shanti
Keyword(s):  

Tanah di Kalimantan Timur di dominasi oleh tanah Ultisol, tanah ini memiliki kesuburan tanah yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah.Penelitian ini telah dilakukan di lahan sawah milik petani di Desa Bukit Raya, Teluk Dalam, Kabupaten Kutai Kartanegara.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengapuran dan pupuk NPK terhadap perubahan sifat kimia tanah dan produksi tanaman padi.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor. faktor I adalah dosis pengapuran yang terdiri dari 3 tingkat yaitu P0, P1, P2 (0,1,2 ton Ha-1) dan faktor II adalah dosis pupuk NPK Granul terdiri dari 5 tingkat yaitu N0: 0 Kg Ha-1; N1: 100 Kg Ha-1 NPK Granul + 100 Kg Ha-1 Urea; N2: 200 Kg Ha-1 NPK Granul + 100 Kg Ha-1 Urea; N3: 300 Kg Ha-1 NPK Granul + 100 Kg Ha-1 Urea; dan N4: 400 Kg Ha-1 NPK Granul + 100 Kg Ha-1 Urea. Data tanaman meliputi tinggi tanaman (1 dan 2 bulan), jumlah anakan perumpun (1 dan 2 bulan), jumlah malai berisi rata-rata perumpun, berat rata-rata 1.000 biji GKG dan produksi GKG Ha-1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan pengapuran pada tanah ultisol tidak menunjukan respon terhadap tanaman padi sawah sedangkan pemupukan nitrogen (N) menunjukan respon terhadap pertumbuhan dan produksi padi bersifat linier dengan persamaan yCa0 = 0.0049x + 2.6322 r = 0.8657 ;yC1 = 0.038x + 3.0745 r = 0.9210 ; yCa2 = 0.0071x + 2.321 r = 0.84342.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Alexander Mirza

Cadangan benih gulma di tanah merupakan faktor penting untuk menentukan populasi, keanekaragaman, dan keanekaragaman cadangan benih gulma pada lahan tertentu yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan juga dapat menjadi penentu metode pengendapan gulma di masa depan. Penelitian terkait untuk mengetahui cadangan benih gulma yang ditemukan di lahan perkebunan dan untuk mengetahui spesies gulma mana yang paling dominan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2019 di Desa Sumber Sari, Kabupaten Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan membandingkan hasil analisis vegetasi dan perkecambahan cadangan biji gulma, kemudian melakukan identifikasi menggunakan buku kunci identifikasi gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 16 spesies gulma yang dikembangkan: Cyperus rotundus (L), Centotheace lappaceae (L), Ludwigia pruviana (L), Borreria latifolia (A), Eleusine indica (L), Asystasia gangetica (L), Piper aduncum (L), Cleome rutidosperma (DC), Boreria repens (DC), Sphenoclea zeylanica (L) G), Peperomia pellucida (L), Melastoma malabatricum (L), Ludwigia palustris (L), Phyllantus urinaria (L), Cyperus kyllingia (E)) dan Echinocloa colonum (L). Cadangan benih gulma dominan pada kedalaman 0-10 cm adalah Echinocloa colonum (L), pada kedalaman 11-21 cm cadangan benih gulma dominan adalah Eleusine indica (L), dan pada kedalaman 21-30 cm pasokan benih gulma dominan adalah Echinocloa colonum (L).


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Mulyadi Mulyadi ◽  
Drinus Arruan

Abstrak. Penilaian kesuburan tanah tegakan Dipterocarp dan non-Dipterocarp telah dilakukan di areal Tegakan Benih, Wanariset Samboja. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari respon Dipterocarp dan non-Dipterocarp terhadap habitatnya, tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di bawah tegakan Dipterocarp, tanah didominasi oleh jenis tanah Hapludults dan Dystropepets, dengan kelas tekstur lempung berpasir dan berpasir, dan lempung berpasir hingga lempung lempung berpasir untuk tegakan hutan non-Dipterocarp. Kesuburan dan status kimiawi tanah di bawah tegakan Dipterocarp dan non-Dipterocarp sangat rendah ke rendah dengan reaksi tanah asam sangat asam dan saturasi aluminium sangat tinggi. Faktor pembatas utama pada status kesuburan tanah adalah kapasitas pertukaran kation yang sangat rendah dan ketersediaan fosfat yang rendah.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Sopialena Sopialena ◽  
Sopian Sopian ◽  
Lusyana Dwi Allita

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis jamur endofit yang terdapat pada tanaman padi serta potensinya sebagai pengendali hama atau entomopatogen. Jamur endofit merupakan mikroorganisme yang terdapat didalam jaringan tanaman yang mengandung senyawa yang dapat memberikan ketahanan pada tanaman inang dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.Penelitian dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan yaitu pengambilan sampel tanaman padi yang sehat. Kegiatan di Laboratorium meliputi isolasi, identifikasi dan uji entomopatogen.Hasil penelitian menunjukan bahwa jamur endofit yang teridentifikasi pada tanaman padi dari dua lokasi penelitian yaitu di Desa Karang Tunggal, Tenggarong Seberang dan Kelurahan Tanah Merah, Samarinda Utara terdapat 4 jenis, yaitu Metarhizium sp., Penicillium sp., Aspergillus sp., dan Trichoderma sp. Sementara itu jenis jamur endofit yang berpotensi sebagai jamur entomopatogen yang memberikan mortalitas tertinggi terhadap ulat hongkong adalahMetarhizium sp. dan Penicillium sp.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Sulami Ningsih

Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah konsumsi beras. Di sisi lain produksi beras walaupun meningkat, tetapi tetap belum dapat mencukupi kebutuhan akan beras di Kabupaten Berau. Oleh karena itu guna mencukupi kebutuhan akan beras, maka didatangkan beras dari luar daerah. Penelitian ini berjudul Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Impor Beras dio Kabupaten Berau.Tujuan penelitian ini adalah  untuk mengetahui korelasi produksi beras, konsumsi penduduk, jumlah penduduk dan kurs terhadap impor beras di Kabupaten Berau dan untuk mengetahui pengaruh produksi beras, konsumsi penduduk, jumlah penduduk dan kurs secara parsial dan serentak terhadap impor beras di Kabupaten Berau.Penelitian dilakukan dari bulan desember 2017 sampai Maret 2018 dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik  Kabupaten Berau, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau, Dinas Pangan Kabupaten Berau, Bank Indonesia dan Kantor Bulog Kabupaten Berau  berupa data dari tahun 2007 sampai 2017. Analisa data menggunakan metode Regresi Linier Berganda dengan program SPSS versi 22.Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat variabel exclude, yaitu konsumsi penduduk sehingga variabel bebasnya berkurang satu dan terdiri dari variabel produksi beras, jumlah penduduk dan kurs.Hasil penelitian menunjukkan bahwa impor beras di Kabupaten Berau 87,7 persen dipengaruhi oleh variabel (X1–(-0,614*Lag(X1)) ; (X3–(-0,614*Lag(X3)) dan  (X4–(-0,614*Lag(X4)) sedangkan 12,3 persen dipengaruhi oleh variabel lain . Model regresi yang dihasilkan adalah      Y-(-0,614*Lag(Y)) =167908,194 + 4,372 (X1-(-0,614*Lag(X1)) - 1,320(X3–(-0,614*Lag(X3)))     + 7,011 (X4-(-0,614*Lag (X4))) + e. dari nilai signifikan F Change adalah 0,001 yang berarti model ini dikatakan valid. Dari uji parsial diketahui bahwa masing- masing variabel bebas yaitu (X1–(-0,614*Lag(X1)) ; (X3–(-0,614*Lag(X3)) dan  (X4–(-0,614*Lag(X4)) secara parsial dan serentak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Y-(-0,614*Lag(Y). Kata Kunci :Produksi beras, konsumsi penduduk, jumlah penduduk , kurs, impor beras. 


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Muhammad Helmi Rahman ◽  
Rizky Sunandar Ahmad ◽  
Ariyaningsih Ariyaningsih ◽  
Cut Keumala Banaget

Abstrak. Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur mendorong bertambahnya permintaan berbagai kebutuhan sumberdaya terutama bahan pangan yang dihasilkan oleh lahan pertanian. Pembangunan yang cenderung mengarah pada pertumbuhan ekonomi,, lahan pertanian terutama pertanian tanaman pangan terus mendapatkan tekanan dari perluasan lahan pertambangan dengan laju pertumbuhan lahan rata-rata tahun 2012 – 2016 sebesar 2,18%. Tekanan dari penggunaan lahan pertambangan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan Provinsi Kalimantan Timur di masa mendatang karena terus berkurangnya lahan pertanian yang ada saat ini. Dengan kondisi tersebut, diperlukan arahan untuk mengoptimalkan lahan pertanian tanaman pangan dengan mempertimbangkan kondisi ekologisnya. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan metode optimalisasi lahan tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan pendekatan telapak ekologis. Telapak ekologis merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengukur total biaya ekologis (dalam area lahan) dari aktivitas manusia. Pendekatan ini dipilih karena merupakan salah satu pendekatan yang memperhatikan daya dukung lingkungan sebagai tolok ukur keseimbangan dan keberlanjutan. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan ialah analisis biokapasitas, analisis telapak ekologis, dan analisis daya dukung ekologis. Hasil analisis biokapasitas secara keseluruhan tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Timur yaitu 267.013,96 gha dengan Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi yang paling besar biokapasitasnya dengan persentase 44,03% dari total biokapasitas provinsi. Hasil analisis telapak ekologis terhadap konsumsi tanaman pangan di Provinsi Kalimantan Timur yaitu 204.719,06 gha dengan Kota Samarinda menjadi yang paling besar telapak ekologisnya dengan persentase 21,78% dari total telapak ekologis provinsi. Hasil analisis daya dukung ekologis menunjukkan kondisi keseimbangan antara ketersediaan pasokan tanaman pangan di alam dengan konsumsi penduduk terhadap tanaman pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara agregat Provinsi Kalimantan Timur memiliki kondisi ekologis yang surplus pasokan tanaman pangan, namun secara parsial Kota Balikpapan, Bontang, dan Samarinda berada pada kondisi ekologis defisit pasokan tanaman pangannya.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Donny Dhonanto

Abstrak. Potensi lahan pertanian di Kabupaten Nunukan masih sangat luas. Untuk mengetahui penggunaan lahan eksisting dan potensial di Kabupaten Nunukan khususnya lahan pertanian dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mendukung akan hal tersebut. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk memfasilitasi hal tersebut adalah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan sistem informasi yang berbasis komputer dan data digital sehingga pengelolaan dan penyajiannya memiliki banyak kelebihan dibanding dengan yang bersifat manual. Penelitian ini mencoba memetakan potensi lahan yang berisifat clean and clear untuk pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Nunukan.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Roro Kesumaningwati ◽  
Arpendi Arpendi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis bokashi menggunakan bioaktivator larutan mikroorganisme keong emas terhadap sifat kimia vermikompos dan menentukan jenis bokashi terbaik pada sifat kimia vermikompos.Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, mulai dari Januari hingga Maret 2015, bertempat di Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Penelitian ini terdiri dari 4 perawatan. P0 (tanpa bokashi), P1 (sayur bokashi), P2 (jerami padi bokashi), dan P3 (daun bokashi dari kacang plus pupuk kandang kambing).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian bokashi dapat meningkatkan pH, C-organik, N-total, rasio C / N, P-total, K-total dan Ca dalam kascing. Pemberian kacang jenis daun bokashi plus pupuk kandang kambing (P3) memiliki kandungan nutrisi pH 6,52, C-organik 9, 69%, N-total 0,95%, rasio C / N 10,20, P-total 1,544%, K-total 1,419% dan Ca 4.710% tertinggi dibandingkan dengan perawatan lain.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document