Global Mind
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Al-Ghifari

2775-0639

Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1-15
Author(s):  
Henike Primawanti ◽  
Sidik Pangestu

ABSTRAK Teknologi merupakan sebuah anugerah tetapi juga merupakan sebuah ancaman yang nyata. Dunia maya  dan teknologi internet misalnya, dunia maya maupun internet yang mampu menghubungkan jutaan orang, telah diakui sangat berguna dan mendukung hampir setiap bidang kehidupan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Indonesia dalam berdiplomasi demi meningkatkan keamanan siber melalui ASEAN regional Forum. Penelitian ini menjelaskan latar belakang negara indonesia ikut serta dalam ASEAN Regional Forum serta seperti apa diplomasi yang dilakukan oleh negara Indonesia dalam upaya meningkatkan keamanan siber negara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan yang melatarbelakangi Indonesia dalam ASEAN regional Forum adalah karena keadaan Cybersecurity  indonesia yang masih memiliki banyak celah, kepentingan nasional  berupa kebutuhan keamanan yang bersifat mutlak dan ancaman-ancaman yang berasal dari ruang siber. Dalam melakukan diplomasi di ASEAN Regional Forum, Indonesia mengusulkan  empat poin khusus yaitu adanya kontak poin, dibentuknya study group untuk perumusan kurikulum dalam peningkatan capacity building, transisi penggunaan Internet Protocol version 4 (IPv4) ke IPv6, pembentukan badan atau lembaga khusus terkait cyber di negara masing-masing.Indonesia menginisiasi negara-negara ASEAN untuk menjalankan usulan tersebut. Dua poin diantaranya berhasil di terima dan dituangkan dalam  ASEAN Regional Forum Work Plan on Security of and in The Use of Information and Communications Technologies (Ict’s). Dalam upaya pembangunan dan peningkatan keamanan siber diperlukan adanya keselarasan antara hukum, teknis dan tindakan prosedural, struktur organisasi, capacity building, dan kerja sama internasional.  Kata Kunci: Cybersecurity, Cyber Crime, ASEAN Regional Forum, Diplomasi


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Devih Desdian Dwihendra ◽  
Tom Finaldin

AbstractDevih Desdian Dwi Hendra, C1A170167, Conflict of the United States and Iran       Post-Killing of the Head of the Quds. Corps of the Iranian Revolutionary Guard Major General Qasem Soleimani In 2020, Faculty of Social and Political Sciences International Relations Studies Program Al-Ghifari University, 2020, Advisor Tom Finaldin, A.Md., SIP, M.Sc..The purpose of this study is to examine the extent to which the attacks carried out by the United States againts Iran on the orders of President Donald Trump, which killed the head of the Iranian Revolutionary Guard Quds Corps Major General Qasem Soleimani were actually motivated by US interests alone. Even if the reason given is to stop the war and not to start a war and save from a major attack on the citizens of the United States in the Middle East, the US therefore prevents it by attacking first. The results of this study indicate that in this conflict case, the United States has violated international law. There are two things that are volated by the United States. Firts, it violates international law, commits assassinations of other countries in a state of non-war and secondly, violates agreements between Iraq and America itself, which include no violation of sovereignty. Despite the loss of an influential military leader, the death of Mayor General Qasem Soleimani could benefit Iran in the short term. Iran has the opportunity to show its ability to unite in times of crisis, unite the political elite that has been divided. Thus the realization of national interests for the future in the aspirations of its people as a sovereign nation. Keywords : Conflict, United States, Iran


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Tom Finaldin

AbstrakPemahaman-pemahaman radikal yang berasal dari Timur Tengah telah masuk ke Indonesia danmempengaruhi generasi muda. Salah satu yang terpengaruh adalah santri atau siswa dariPesantren Salafiyah As Saadah. Tiga dari 150 siswa SMP-MA Mawaddi yang berada dilingkungan pesantren telah terpengaruh. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan, pertanyaan, danperilaku mereka selama di lingkungan pesantren. Pertanyaan maupun pernyataan merekamenunjukkan kecenderungan kekaguman terhadap pemikiran radikal dan tokoh-tokoh radikal,baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka terpengaruh oleh berbagai status atau videoyang beredar di internet melalui akun media sosial yang mereka miliki. Peneliti melihatnya dariakun-akun facebook mereka. Dua orang dari mereka telah keluar dari lingkungan pesantren,sedangkan seorang lagi bisa terselamatkan. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauhfenomena ini dengan menggunakan metode kualitatif. Data diambil melalui observasi danwawancara terhadap siswa dan pemimpin pesantren. Hasil dari penelitian adalah penelitimenemukan bahwa siswa terpengaruh pemikiran radikal melalui internet sehingga menggangguproses belajar mereka sekaligus menurunkan kedisiplinan mereka sebagai siswa. Pihak pesantrentelah melakukan upaya antisipasi pemikiran radikal yang datang dari Timur Tengah denganmengaktifkan secara rutin kegiatan-kegiatan tradisional pesantren di Indonesia. Upaya ituberhasil menyelamatkan mayoritas siswa, hanya dua siswa yang keluar dari lingkunganpesantren. Akan tetapi, untuk lebih kuat menghadapi arus penyebaran pemikiran radikal dariTimur Tengah, pesantren perlu memiliki guru atau tenaga ahli yang memahami hubunganinternasional, gejolak politik, radikalisme, terorisme, dan pemahaman ajaran Islam yangsesungguhnya dengan baik. Dengan demikian, setiap isu radikal dapat didiskusikan bahkandiperdebatkan dengan siswa sehingga siswa mendapatkan pemahaman lebih baik yang berujungpada keberhasilan proses belajar dengan perilaku disiplin yang tinggi.Kata Kunci: Radikal-Timur Tengah-Pesantren


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Asep Komarudin

ABSTRAKDitengah kemajemukan keyakinan manusia, agama sebagai institusi dan keimanan sebagai substansi, yang pertama tidak boleh lebih dominan dengan mengesampingkan factor yang kedua yaitu keimanan sebagai substansi. Dan keimanan yang hakiki adalah keimanan yang terbuka di tengah pluralitas keyakinan yang ada. Atau dalam arti lain keyakinan yang mampu menerima eksistensi keimanan yang lain diluar keimanan dirinya.Islam sebagai agama kaffah seyogiyanya telah menyiratkan nilai-nilai terdalam tentang pentingnya pemahaman dasar-dasar pluralisme yang menuntun umat Islam dalam berinteraksi ditengah kemajemukan keyakinan masyarakat yang ada. Tinggal kemudian bagaimana pendidikan mampu melakukan transfer value (nilai-nilai) pluralism tersebut secara tepat secara konsepsi maupun prakteknya sehingga mampu mewarnai kehidupan bermasyarakat dengan pemahaman keagamaan yang pluralism dan terhindar dari pemikiran dan gerakan yang radikal.


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 42-58
Author(s):  
Tom Finaldin

ABTRACT: The use of smartphones in Madrasah Aliyah Mawaddi, Banjaran District, Bandung Regency has not been able to increase students' insights to support the knowledge they have gained from school through textbooks. Students are only just actively using it to the extent of chatting, taking selfies, and playing games, both online and offline. Researchers feel interested in further researching this phenomenon using qualitative methods. Data taken through observation and interviews with students and teachers. The results of the study are the researchers found that students have not been able to use smartphones to broaden their horizons due to several things, namely: lack of information about using the internet for productive activities, lack of encouragement from teachers to utilize the internet, lack of student focus on their ideals, lack of time due must help their parents, and the weak economic situation of the family. The conclusion that can be drawn is the use of the internet through the use of smartphones is still not optimal due to lack of information, motivation, time, and weak purchasing power of students. Suggestions that can be given are students must be given information through training and teacher encouragement; familiarize learning by utilizing the internet; economic assistance for parents of students.Keywords: Internet-Smartphone-Students


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 59-66
Author(s):  
Muhammad Daud Yusuf

AbstrakSejalan perkembangan zaman perubahan pada budaya pop, membuat definisi budaya pop semakin kompleks. Menurut Burton (2019), budaya didominasi oleh produksi dan konsumsi barang-barang material dan bukan oleh seni-seni sejati, manakala peroduksinya didorong oleh orientasi laba (profit oriented).Budaya pop merupakan dialektis antara hegemonis atau penyeragaman dengan heterogenis atau keragaman. Dr.Ibrahim (2017),menyatakan bahwa budaya yang disokong industri budaya telah mengkonstruksi masyarakat yang tidak sekedar berlandaskan konsumsi, tetapi juga menjadikan artefak budaya sebagai produk industri dan sudah tentunya komoditi.Budaya pop berkaitan dengan budaya massa. Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak yakni konsumen massa. Budaya massa ini berkembang sebagai akibat dari kemudahan-kemudahan reproduksi yang diberikan oleh teknologi seperti mesin percetakan, fotografi, perekaman suara, dan sebagainya (Malthy via Tressia: 20: 37). Horkheimer Adorno (2009), menyatakan bahwa budaya kini sepenuhnya saling berpautan dengan ekonomi, politik dan produksi budaya oleh kapitalis. Kata Kunci:Budaya-dialektis-konsumsi dan massa


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 26-41
Author(s):  
Sidik Pangestu ◽  
Henike Primawanti ◽  
Tom Finaldin
Keyword(s):  

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keamanan PMI di Arab Saudi yang masih belum terjamin. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya ialah sistem penempatan dan perlindungan PMI yang dinilai memiliki banyak celah dan tidak cukup untuk dapat melindungi PMI.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam meningkatkan keamanan PMI di Arab Saudi. Penelitian ini menjelaskan tentang motif Indonesia yang kembali melakukan pengiriman PMI ke Arab Saudi meskipun moratorium telah diberlakukan tahun 2011 dan 2015 dan seperti apa diplomasi yang telah dilakukan Indonesia dalam meningkatkan keamanan PMI di Arab Saudi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan Indonesia yang kembali mengirimkan PMI ke Arab Saudi, dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional negara yang sifatnya vital. Kepentingan nasional tersebut ialah keamanan bagi warga negara Indonesia yaitu PMI dan menjaga sumber pemasukan negara yaitu devisa. Sedangkan kepentingan nasional lainnya berasal dari keuntungan dan manfaat yang diperoleh dari pengiriman PMI, yaitu mengurangi pengangguran, membuka lapangan pekerjaan, upaya mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya keluarga PMI.Diplomasi yang dilakukan menghasilkan berbagai kebijakan dan kesepakatan. Mulai dari menghentikan pengiriman PMI sektor domestik melalui Moratorium tahun 2011 dan kembali mengirimkan PMI melalui Memorandum of Understanding Agreement The Placement and Protection of Indonesian Domestic Workers tahun 2014, serta melakukan Moratorium kembali pada tahun 2015 melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. 260 Tahun 2015 tentang penghentian dan pelarangan penempatan TKI pada pengguna perseorangan di negara negara kawasan Timur Tengah, dan kini kedua negara sepakat melakukan pengiriman PMI kembali melalui sistem penempatan satu kanal (SPSK).Kata Kunci: PMI, Arab Saudi, Indonesia, Kepentingan Nasional, Diplomasi


Global Mind ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 16-25
Author(s):  
Taufiq Alamsyah ◽  
Gunawan Undang
Keyword(s):  

ABSTRAK            Perbincangan politik dan demokrasi seakan tidak pernah selesai. Semenjak founding fathers menorehkan sejarah kemerdekaan bangsa hingga kini, di era Reformasi, politik hukum dan demokratisasi masih tetap menjadi bahan perbincangan. Bahkan, kini, perbincangannya sudah sampai ke masyarakat luas yang dulunya tidak mau tahu dengan persoalan ini. Ini menunjukkan pencerdasan kehidupan politik masyarakat sudah semakin menguat. Karena itulah, kritik terhadap  sistem Politik yang otoritarian di Indonesia sepanjang sejarah perjalanan bangsa menemukan momentumnya. Politik adalah sebuah kegiatan yang menyangkut proses pemahaman tentang negara dan masalah kenegaraan serta mempelajari negara beserta tugas-tugasnya. Saat ini politik merupakan sebuah fenomena yang sedang hangat diperbincangkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hampir semua acara ditelevisi sampai acara berbasis komedi pun membahas tentang politik itu sendiri.            Dinamika politik pada era modern ini merupakan sebuah persoalan yang kompleks. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi yang menyebabkan seseorang memiliki sudut pandang tersendiri atau pemahaman tersendiri yang kuat, sehingga tidak bisa diubah oleh siapapun. Perbedaan ras, agama, serta perbedaan pandang akan politik pun sering tidak bisa berjalan dengan seiringan.            Paham yang dianut negara Indonesia adalah sebuah paham demokrasi. Paham demokrasi berlaku pada semua bidang yaitu bidang sosial budaya, bidang agama, bidang ekonomi termasuk bidang politik. Politik demokrasi adalah sebuah politik dimana didalamnya memberikan perlakuan yang sama serta sangat menghargai sebuah perbedaan baik pada kaum mayoritas maupun kaum minoritas.Kata kunci : Hukum, Politik, Perkembangan, Indonesia.


Global Mind ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Tom Finaldin ◽  
Ilma Alfina Agustina
Keyword(s):  

Abstrak Hubungan Internasional terjadi ketika adanya interaksi yang dilakukan oleh actor yang melewati batas negara dan kedaulatannya. Interaksi tersebut berupa kerjasama, konflik, dan persaingan. Konflik seringkali terjadi pada setiap negara yang memiliki kepentingan nasional yang sama. JCPOA merupakan jalan tengah yang diambil oleh beberapa pihak yang memiliki tuduhan atas perkembangan program nuklir yang dilakukan oleh Iran, diantaranya negara-negara P5+1 (AS, Cina, Rusia, Inggris, Perancis, dan Jerman). Setelah penandatanganan yang dilakukan negara P5+1 dengan Iran pada tahun 2015, AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut. Penarikan diri AS dari JCPOA memiliki tiga kepentingan utama, yaitu ketakutan AS bahwa Iran membuat senjata nuklir secara diam-diam, AS juga memprediksi Iran akan mengendalikan harga minyak dunia karena kekayaan sumber daya alamnya, dan menurut AS Iran sudah membantu dan mendukung kelompok teroris yang menjadi kebijakan luar negeri AS untuk menumpas teroris. Disamping itu, pengaruh nuklir Iran hanya merupakan alasan Amerika Serikat untuk dapat menekan Iran. Lebih jauh dari itu, AS ingin Iran tunduk sepenuhnya terhadapnya. Oleh sebabnya AS melakukan berbagai sanksi dan ancaman kepada Iran, akan tetapi hal tersebut tidak sedikitpun berefek pada Iran bahkan Iran dengan sengaja memperkuat nuklir dan memperkaya uraniumnya tanpa sedikitpun mengindahkan ancaman dan sanksi yang dijatuhkan oleh AS. Selain itu, AS juga melindungi sekutunya Israel yang sudah menjadi musuh Iran terkait konflik Palestina, karena itu Iran menjadi musuh bersama kedua negara tersebut.Kata Kunci: Kepentingan Nasional, Nuklir, Amerika Serikat, Iran, JCPOA


Global Mind ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ilma Alfina Agustina ◽  
Tom Finaldin
Keyword(s):  

Abstrak Hubungan Internasional terjadi ketika adanya interaksi yang dilakukan oleh actor yang melewati batas negara dan kedaulatannya. Interaksi tersebut berupa kerjasama, konflik, dan persaingan. Konflik seringkali terjadi pada setiap negara yang memiliki kepentingan nasional yang sama. Konflik antara Iran da AS telah terjadi sejak tahun 1950 hingga sekarang, tewasnya Mayor Jenderal Qaseem Soleimani merupakan satu dari sekian banyak peristiwa yang terjadi dalam konflik tersebut. Kematian Jenderal tersebut dikarenakan keberaniannya dalam memerangi AS, Israel dan sekutunya menyebabkan Soleimani menjadi incaran. Dampak dari tewasnya Qaseem Soleimani meliputi tiga hal, yaitu pertama, menjadi angin segar bagi ISIS dan Al Qaeda sekaligus menjadi alarm bahaya bagi keamanan global. Kedua, hilangnya kredibilitas Dewan Keamanan PBB. Ketiga, terbuktinya kekuatan pencegahan Iran dan melemahnya kubu imperiaisme di Kawasan Timur Tengah. Kata Kunci: Qaseem Soleimani, AS, Iran


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document