Window of Health Jurnal Kesehatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

118
(FIVE YEARS 70)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

2614-5375

2020 ◽  
pp. 362-373
Author(s):  
Venny Vidayanti ◽  
Mae Sri Hartati Wahyuningsih ◽  
Akhmadi Akhmadi

Penundaan rawat gabung, rendahnya frekuensi menyusui dan kesulitan dalam posisi menyusui pada ibu pasca bedah cesar dapat menyebabkan keterlambatan laktogenesis II. Hal ini menyebabkan ketidaklancaran produksi ASI pada hari-hari pertama pasca pembedahan. Intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan terapi komplementer yang dapat membantu meningkatkan kelancaran produksi ASI pasca bedah cesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan kelancaran produksi ASI ibu pasca bedah cesar dengan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil. Desain penelitian menggunakan”quasi experiment post test-only with control group design”. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang melibatkan 50 ibu pasca bedah cesar dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah uji chi-square untuk mengetahun perbedaan kelancaran produksi ASI dan uji regresi logistik berganda untuk mengidentifikasi variabel dominan yang berhubungan dengan kelancaran produksi ASI. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelancaran produksi ASI pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p-value 0.023; OR=3.85). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan frekuensi menyusui (p=0.028;OR=5.74) merupakan variabel dominan bersama dengan pijat punggung (p=0.030;OR=4.47) dan paritas (p=0.060;OR=3.59) dalam mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Intervensi pijat punggung bersama dengan frekuensi menyusui dan paritas berpeluang meningkatkan kelancaran produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar. Ibu yang diberikan intervensi pijat punggung menggunakan Virgin Coconut Oil berpeluang 3.85 kali mengalami kelancaran produksi ASI. Edukasi untuk ibu dalam meningkatkan frekuensi menyusui juga penting dalam upaya peningkatan produksi ASI pada ibu pasca bedah cesar.


2020 ◽  
pp. 308-316
Author(s):  
Trisman Jaya Hia ◽  
Asyiah Simanjorang ◽  
Anto J. Hadi

Hipertensi menjadi penyebab kematian dan kesakitan yang tertinggi. Riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan kepatuhan minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan pengendalian hipertensi di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Bulan Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel adalah pasien yang datang berkunjung dan memeriksakan kesehatannya dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 100 orang serta analisis data secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan (p=0.006), sikap (p=0.011), kebiasaan merokok (p=0.018), aktifitas fisik (p=0.017), kepatuhan minum obat (p=0.000) dengan pengendalian hipertensi. Kepatuhan minuman obat paling dominan dengan pengendalian hipertensi (Sig 0.001 dan Exp 24.048). Kesimpulan diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap, kebiasaan merokok, aktifitas fisik, kepatuhan minum obat dengan pengendalian hipertensi. Diharapkan puskesmas melakukan upaya pencegahan, ataupun menanggulangi permasalahan hipertensi dengan melakukan penyuluhan/konseling hipertensi kepada pasien.


2020 ◽  
pp. 287-294
Author(s):  
Nasrawati Nasrawati ◽  
Khalidatul Khair Anwar

Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) menggabungkan antara spiritualitas berupa do’a, keikhlasan, dan kepasrahan dengan energi psikologi berupa seperangkat prinsip dan teknik memanfaatkan sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi, dan perilaku yang dilakukan dengan tiga teknik sederhana yaitu set-up, tune-in, dan tapping. Pemanfaatan terapi SEFT dalam menurunkan kecemasan menjelang menopause didasari asumsi bahwa kesembuhan berasal dari Tuhan, begitu individu bisa ikhlas dan pasrah dengan penekanan pada keyakinan kepada Tuhan, secara tepat dan sederhana sehingga dapat memperbaiki The Major Energy Meridians yang berfungsi untuk menetralisir permasalahan fisik dan emosi sebagai penyebab kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terapi SEFT memiliki efektivitas dalam menurunkan tingkat kecemasan pada wanita pre menopause. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan BAI (Back Anxiety Inventory). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 32 sampel. Pelaksanaan terapi SEFT dilakukan dengan 3 teknik yang meliputi set-up, tune-in, dan tapping dengan rancangan dalam penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group design. Teknik analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai p (0,000)<α 0,05. Ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen rata-rata penurunan tingkat kecemasan adalah 23.12 sedangkan pada kelompok kontrol penurunan tingkat kecemasan adalah 9.88. Ini menunjukkan bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom Technique efektif menurunkan tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol cenderung mengalami peningkatan atau stagnan. Terapi SEFT dapat dijadikan sebagai terapi komplementer dalam penanganan kecemasan yang sering terjadi pada ibu pre-meneopause.


2020 ◽  
pp. 273-286
Author(s):  
Farah Multi Amalia ◽  
Mochamad Iqbal Nurmansyah
Keyword(s):  

Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian pada kelompok usia dewasa muda. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku berisiko dalam berkendara terhadap kejadian kecelakaan sepeda motor pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 502 mahasiswa yang dipilih dengan menggunakan metode purposive proportional sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 32.1% responden pernah mengalami kecelakaan sepeda motor. Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara mendengarkan musik saat berkendara (p=0.013), berkendara dengan kecepatan lebih dari 50km/jam (p=0.001), rem mendadak (p=0.000), dan menyalip tanpa memberikan lampu sein (p=0.006) dengan kejadian kecelakaan sepeda motor. Perilaku berisiko dapat mengurangi konsentrasi seseorang dalam berkendara sehingga hal tersebut dapat meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Pihak universitas khususnya perlu memperketat peraturan dan edukasi bagi mahasiswa untuk dapat meingkatkan perilaku aman dalam berkendara.


2020 ◽  
pp. 336-342
Author(s):  
Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin

Pemberian tablet Fe masih belum mencapai target di mana pemerintahan pusat menetapkan standar pelayanan minimal cakupan pemberian tablet Fe selama kehamian sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan minum tablet Fe, kejadian anemia, dan menganalisis pengaruh kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian anemia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sumber data diperoleh dari semua wanita hamil pada usia kehamilan trimeser II dan III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Diana Ernawati Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, pada 1 Maret 2020–15 April 2020 dengan jumlah populasi 19 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data di analisis data menggunakan Fisher Exact Test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden patuh dalam konsumsi tablet Fe yaitu sebanyak 12 respoden (63%). Mayoritas responden tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 13 responden (68.4%). Mayoritas responden yang patuh konsumsi tablet Fe tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 10 responden (83.4%), sedangkan mayoritas responden yang tidak patuh konsumsi tablet Fe mengalami anemia sebanyak 4 responden (57.1%). Simpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh antara kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian anemia pada Ibu Hamil di BPS Diana Ernawati Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, dengan p-value (0.011). Diperlukan upaya promosi kesehatan, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil pentingnya dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.


2020 ◽  
pp. 317-325
Author(s):  
Ratna Dewi Siregar ◽  
Asriwati Asriwati ◽  
Jitasari Tarigan Sibero

Pemberian susu formula yang terlalu dini bisa meningkatkan terjadinya penyakit non infeksi, seperti panyakit alergi, obesitas, hingga kurang gizi. Meningkatnya pemberian susu formula disebabkan kemajuan teknologi dalam masyarakat, promosi susu formula, gaya hidup, dan dukungan tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Sadabuan Kota Padangsidimpuan tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang melakukan kunjungan di Puskesmas Sadabuan Kota Padangsidimpuan sebanyak 196 orang. Jumlah sampel sebanyak 67 responden dengan tenik accidental sampling. Analisis data yang dilakukan dengan univariat, bivariat (uji Chi Square), dan multivariat (uji regresi logistic). Hasil penelitian menunjukkan variabel kemajuan teknologi dalam masyarakat mayoritas mendukung 48 responden (71.6%) nilai Sig 0.016, promosi susu formula mayoritas mendukung 56 responden (83.6%) nilai Sig 0.000 dan OR 126.237, gaya hidup mayoritas mendukung 48 responden (71.6%) nilai Sig 0.002, dan dukungan tenaga kesehatan mayoritas mendukung 55 responden (82.1%) nilai Sig 0.013. Kesimpulan penelitian ini bahwa variabel paling dominan yang mempengaruhi ibu dalam pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan adalah promosi susu formula. Pemerintah daerah bersama stakeholder di Kota Padangsidimpuan diharapkan memiliki kebijakan untuk mencapai beberapa target seperti pelaksanaan kebijakan dalam menyusui secara eksklusif serta mencegah peredaran susu formula di lingkungan tenaga kesehatan dan masyarakat.


2020 ◽  
pp. 343-353
Author(s):  
Ahmad Safii Hasibuan ◽  
Syamsopyan Ishak ◽  
Erni Yetti R

Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal menyatakan bahwa diharapkan tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat sebesar 100%, hal itu berarti bahwa seharusnya kejadian kesalahan pemberian obat atau medication error   tidak boleh terjadi satupun dalam pelayanan kesehatan. Terjadinya medication error   di instalasi Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015-2017 sebanyak 13 kejadian, meskipun sebagian besar kasus tidak terjadi dampak yang sangat fatal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya medication error   yang dilakukan perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat yang secara langsung berinteraksi dengan pasien. sebesar 122 perawat yang terbagi dari 11 ruangan didapat sampel sebanyak jumlah sampel keseluruhan sebanyak 93 perawat. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik berganda dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel terhadap terjadinya medication error   yang dilakukan perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan adalah variabel kondisi lingkungan dengan nilai p value = 0,002, variable beban kerja dengan nilai p value = 0,007, dan variable edukasi dengan nilai p value = 0,001. Kesimpulan diperoleh bahwa manajemen RSUD Kota Padangsidimpuan perlu memberikan sosialisasi di bidang pengetahuan dan keterampilan mengenai obata-obatan atau farmakologi maupun medication error guna meminimalisir angka kejadian medication error   hingga 0 untuk dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.


2020 ◽  
pp. 326-335
Author(s):  
Mita Mita ◽  
Muhammad Ali Maulana

Kepuasan kerja merupakan bagian dari pengintegrasian sumber daya manusia, menjadi salah satu respon emosional aatas pekerjaan yag telah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubugan antara elakanaan fungsi manajemen, kondisi kerja dan kepuasan kerja perawat di ruang rawat ina rumah sakit daerah kota Baubau. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuatitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah 153 perawat yang bekerja diruang rawat inap, yang di peroleh degan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisa data univariat menggunakan tabel frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji spearman. Hasil enelitian menunjukan ada hubungan antara fungsi manajemen dan kepuasan kerja (p=0,001) dan ada hubungan antara kondisi kerja dan kepuasan kerja (p=0,036). Fungsi manjemen dan kondisi kerja berhubugan dega kepuasan kerja perawat. hasil penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi rumah sakit pada umumnya dan manajemen rumah sakit perlu memperhatikan kondisi kerja perawat dan fungsi manajemen sehingga dapat menjaga kepuasan kerja perawat


2020 ◽  
pp. 295-307
Author(s):  
Hari Sulistiyono ◽  
Prih Sarnianto ◽  
Yusi Anggiani

Obat merupakan input penting dalam pelayanan kesehatan. Bila obat tidak tersedia, dapat berpengaruh negatif terhadap hasil terapi pasien. Tujuan penelitian observasional ini adalah untuk mengetahui proses pengadaan obat puskesmas di Jakarta, yang seluruhnya berstatus Badan Layanan Umum Daerah, guna memetakan permasalahan dan upaya penyelesaiannya. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dan focus group discussion dengan Apoteker dan Pejabat Pembuat Komitmen dari 20 puskesmas yang mewakili 5 kotamadya, ditambah 1 puskesmas Kepulauan Seribu, menggunakan 20 jenis obat indikator yang 4 di antaranya adalah obat antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan pada Januari sampai Maret 2019 ini menunjukkan bahwa dari 21 puskesmas yang melakukan pengadaan e-Purchasing, 11 puskesmas berhasil; 3 puskesmas gagal namun menindaklanjuti melalui pengadaan langsung; dan 10 puskesmas lainnya yang gagal tanpa menindaklanjuti, sehingga terjadi kekosongan obat antihipertensi. Puskesmas yang memenuhi kebutuhan obat ditemukan memiliki apoteker penanggung jawab pengadaan obat. Pada puskesmas yang terjadi kekosongan obat, apoteker yang ada tidak diberi peran dalam pengadaan obat, kondisi tersebut berdampak pada rerata proporsi rujukan pasien hipertensi yang mencapai 12%, atau 4 kali lipat dari puskesmas yang memenuhi kebutuhan obat, yaitu 3%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengadaan obat JKN di puskesmas di Jakarta masih mengalami hambatan, yang memerlukan dukungan peraturan pengadaan BLUD dan peran apoteker dalam pengadaan obat.


2020 ◽  
pp. 354-361
Author(s):  
Kurnia Ardiansyah Akbar
Keyword(s):  

Penggunaan bahan kompor gas bermanfaat dari sisi ekonomi dan efisiensi, namun di sisi yang lain meninggalkan permasalahan terutama pada aspek Ksehatan dan Keselamatan Kerja. Kasus kegagalan pada pemanfaatan kompor gas yang menyebabkan ledakan dan kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor. Usaha telaah kritis terkait risiko dalam pemanfaatan dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian risiko yang sistematis terkait kegagalan sistem pemanfaatan suatu alat yaitu FMEA (Failure Modes and Effects Analysis). Tujuan penelitian ini adalah untuk lakukan analisis risiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja penggunaan kompor gas dua tungku sehingga mendapatkan prioritas masalah yang perlu diwaspadai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan di Industri berskala kecil di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur di bulan Maret-Mei 2020. Analisis dan pengolahan data serta penentuan prioritas risiko dilakukan dengan pedoman FMEA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompor gas dua tungku terdiri dari empat sistem yaitu sistem rangka kompor, sistem penyalaan burner dan pengaturan api. Sistem bahan bakar dan sistem pengaturan udara, dengan 12 subsistem dalam empat sistem tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat tiga risiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja pada penggunaan kompor gas dua tungku pada industri berskala kecil yaitu pertama bahaya pada sistem bahan bakar tepatnya subsistem regulator kompor, kedua bahaya kesehatan dan keselamatan kerja pada sistem bahan bakar tepatnya subsistem katup tabung gas dan ketiga bahaya kesehatan dan keselamatan kerja pada sistem kerangka kompor tepatnya pada sub sistem pan support. Saran yang diberikan kepada industri berskala kecil dan masyarakat pengguna kompor gas dua tungku adalah berperilaku aman dan selalu menjaga kondisi kompor agar tetap aman dengan memperhatikan hasil analisis bahaya yang telah dilakukan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document