FLOBAMORA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur

2686-6188, 0216-2741

FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 51-60
Author(s):  
Abu Hasan El-Fuadi Sangaji

Fokus dari Kajian ini mengenai bagaimana Politik Anggaran memegang peranan dalam penyusunan rencana aksi daerah guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di provinsi NTT, dari data yang di peroleh hamper semua SKPD/PD Provinsi NTT memahami rencana aksi daerah yang tertuang dalam visi dan misi Gubernur/wakil Gubernur NTT, setiap SKPD/PD terkait misi Provinsi memasukkan sasaran dan target SKPD/PD nya kedalam sistim penganggaran tahun berjalan, hal ini membuktikan bahwa apa yang disampaikan bapak Gubernur baik itu melalui arahan langsung, wawancara dan pernyataan pada setiap pertemuan dapat dipahami dan dilaksakanan oleh setiap SKPD/PD dalam mencapai tujuan NTT BANGKIT MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 45-50
Author(s):  
Sirilus Novertus Lelan

Abstract This research was conducted to find out the impact caused by not yet being fully transferred assets, especially immovable assets, land and buildings to the new autonomous region namely the City of Kupang. This research is a qualitative descriptive study, which focuses on the study of documents, interviews and observations. The findings from the documents, interviews and observations made, inform that based on the legislation, assets in the area of expansion should be submitted. In fact these immovable assets are still owned and have not been fully transferred to the new autonomous region. The impact of this is that Kupang City development planning is constrained by a number of assets that are still owned by the parent area, chaotic city planning, population administration for residents in border areas that are still gray. Keywords: Regional Autonomy, Delegation and Asset


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 12-19
Author(s):  
Wehelmina Lodia Kause

Abstract The purpose of this study is how the participatory planning decision-making process in Musrembang in TTS Regency. Based on the purpose of this study, the qualitative approach is the right choice because it is oriented towards efforts to deepen understanding of decision making in the District Musrembang as well as identifying factors that influence decision making in TTS districts to produce an equilibrium of technocrat and participatory planning in TTS districts. Data collection techniques with in-depth interviews/ focus discussion groups (FGD), documentary studies and online data search. The results of the assessment show that community participation through the Musrenbang as in these regulations/mandates that regional development planning is carried out based on the roles and authorities of each stakeholder to realize integration, synchronization, and synergy between stakeholders. In its implementation, the role of the community is limited to proposing programs/activities carried out through the Musrenbang at the hamlet/village level and delivered in the District Musrenbang forum. In the sub-district Musrenbang stage, the proposed program of activities is often missing or not accommodated. Musrenbang is a forum between stakeholders in agreeing on priority programs and activities through joint decision making which can be done in a participatory or technocratic way as one indicator that can determine the success of regional development.   Keywords: Decision Making, stakeholders, Musrenbang   Abstrak Tujuan pengkajian ini adalah bagaimana proses pengambilan keputusan perencanaan partisipatif dalam Musrembang Kecamatan di Kabupaten TTS. Berdasarkan tujuan dari penelitian  ini maka pendekatan kualitatif menjadi pilihan yang tepat karena berorientasi pada upaya pendalaman pemahaman akan pengambilan keputusan dalam Musrembang Kecamatan serta mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi  pengambilan keputusan di kabupaten TTS sehingga menghasilkan equilibrium perencanaan teknokrat dan partisipatif di Kabupaten TTS. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam, focus discussion group (FGD), studi dokumenter dan penelusuran data online. Hasil pengkajian menunjukkan partisipasi masyarakat melalui Musrenbang sebagaimana dalam peraturan-peraturan tersebut, mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing stakeholder guna mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas antar pemangku kepentingan (stakeholders).  Dalam implementasinya, peran masyarakat hanya sebatas mengusulkan program/kegiatan yang dilakukan melalui Musrenbang di tingkat dusun/desa dan disampaikan dalam forum Musrenbang Kecamatan.  Dalam tahapan Musrenbang kecamatan seringkali program kegiatan yang diusulkan hilang atau tidak diakomodir.  Musrenbang merupakan forum antar pemangku kepentingan dalam menyepakati program dan kegiatan prioritas   melalui pengambilan keputusan bersama dapat dilakukan  secara  partisipatif maupun teknokratis sebagai salah satu indicator yang  dapat menentukan keberhasilan pembangunan daerah.   Kata Kunci : Pengambilan Keputusan, stakeholders, Musrenbang      


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Mariano Ariesanto Triputra Nugraha
Keyword(s):  

Tingginya angka jumlah balita yang mengalami stunting di suatu wilayah sering dikaitkan dengan rendahnya kualitas makan-minum yang dikonsumsi dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Narasi yang sama pun berlaku terhadap tingginya angka jumlah balita stunting di Kabupaten Manggarai Timur (48,4%). Namun, penyebab rendahnya kualitas makan-minum yang dikonsumsi masyarakat dan kebiasaan makan yang sehat di wilayah ini tidak pernah ditelusuri dan dipahami secara utuh. Kajian ini mengkonstruksi “arti” makanan, sehat, dan  kesehatan dengan memahami preferensi makan-minum setempat, kepercayaan tentang makan-minum setempat, dan praktek makan-minum yang dimiliki oleh rumah tangga dengan anak-anak stunting di Kabupaten Manggarai Timur. Studi kualitatif dengan 4 focus group yang direkam melibatkan orang tua (pria dan wanita) dari rumah tangga yang memiliki anak stunting dikerjakan melalui pendekatan komunitas. Topik-topik dalam diskusi termasuk pola makan, persepsi lokalitas tentang makanan sehat, bagaimana keputusan diambil dan siapa saja yang terlibat dalam pengambilan keputusan soal makanan, faktor-faktor penghambat dan pendukung melakukan kebiasaan makan makanan yang sehat. Semua transkrip diskusi dianalisa dan diberi kode. Tema-tema yang lebih luas kemudian ditetapkan untuk menuntun penjelasan. Hasil studi menunjukkan responden memiliki perspektif yang mirip tentang penghambat kebiasaan makan sehat (personal, lingkungan, dan struktural) dan manfaat makanan sehat. Studi ini juga mengidentifikasi empat tema utama yang konsisten dari satu grup ke grup lainnya di keempat lokasi: Cara Masyarakat Mengenal Makanan Sehat (Paham makna, motivasi), Kebiasaan Makan  yang Sehat (kebiasaan makan dalam keluarga, makan yang “mudah”), Penghambat Melakukan Kebiasaan Makan yang Sehat (Rasa, akses mudah ke penjaja makanan tidak sehat, waktu), dan  Preferensi untuk Intervensi (makanan lokal yang sehat, edukasi komunitas). Studi ini menunjukkan bahwa faktor-faktor personal, struktural, dan lingkungan dapat turut mempengaruhi pemaknaan makan makanan sehat di wilayah ini. Studi ini juga menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya justru tidak menjadi variabel tetap dalam konteks memahami praktek makan yang sehat.


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 20-38
Author(s):  
Yuan Valentino Elim ◽  
Suci Istiqlaal ◽  
Aprianus Ronny Paskal Modena
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan indikator yang berpengaruh terhadap variable 5A (Atraction, Accessibility, Amenitas, Acommodations dan Awareness) pada obyek wisata Pantai Lasiana Kupang dan menentukan indeks dari masing-masing variabel 5A (Atraction, Accessibility, Amenitas, Acommodations dan Awareness) pada obyek wisata Pantai Lasiana Kupang. Metode penelitian ini adalah mixed method dan dianalisis menggunakan regresi berganda dengan variable meliputi Attractions, Accessibilities, Amenities, Acomodation dan Awareness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks wisata alam (IPWA) diperoleh skor sebesar 67, 4160, indeks wisata budaya (IPWB), sebesar - 4,3459, indeks wisata buatan (IPWBU) sebesar -0.58878, indeks Aksesibilitas (IPAc) sebesar 3,8016, indeks Amenities (IPAm) sebesar- 381.157, indeks akomodasi (IPAk) sebesar2,79468, dan indeks awareness (IPAw) sebesar - 18,4035.


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Charles Conrad Rambung

Stunting merefleksikan situasi kronis kurang nutrisi pada periode pertumbuhan dan perkembangan yang paling kritis pada awal kehidupan. Untuk mendukung analisis situasi yang lebih detil, perlu dilakukan usaha-usaha yang mendukung pemahaman yang utuh akan situasi stunting di kabupaten Manggarai. Proporsi balita yang mengalami stunting di kabupaten ini mencapai 43,3%. Memahami secara baik berbagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap tingginya prevalensi stunting di kabupaten ini justru penting untuk menetapkan kegiatan prioritas menekan stunting. Kajian ini berusaha memahami hubungan karakteristik ibu dan rumah tangga sebagai determinan stunting terhadap praktek seputar asuh balita menggunakan data survey tahun 2019 terhadap rumah tangga yang memiliki anak stunting di Kabupaten Manggarai. Ini adalah studi kuantitatif dengan rancangan studi potong lintang, melibatkan 78 rumah tangga di Desa Waebelang, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. Ibu dari rumah tangga dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Panduan wawancara terstrukutur yang mencakup persepsi dan praktek seputar asuh bayi dan balita menggunakan  aplikasi KoboToolbox. Hubungan dari berbagai variabel terhadap persepsi dan praktek seputar asuh bayi dan balita dianalisa secara statistik menggunakan program SPSS dengan signifikasi nilai p < 0,05. Pearson’s Chi Square digunakan untuk menguji signifikansi dan asosiasi antara variabel kategorikal. Studi ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemahaman tentang pentingnya ASI dan makanan pendamping ASI (p= 0,011); ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemahaman tentang jenis makanan semi solid yang dapat diperkenalkan kepada bayi (p=0,047); ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemahaman tentang usia bayi yang tepat untuk diperkenalkan dengan makanan tambahan (p=0,036). Studi ini juga menunjukan bahwa ada hubungan antara besaran pendapatan rumah tangga dengan pemahaman tentang pentingnya sumber protein yang bervariasi bagi bayi umur 6-23 bulan (p=0,048).  


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
M Basri

This study aims to analyze the economic feasibility of integrated farming systems in lowland upland agroecosystem zones. The sampling method used in this study was simple random sampling with a sample of 32 farmers. Data collection techniques used in this study were observation techniques, interview techniques and literature search. Data analysis uses (1) revenue and revenue analysis and (2). Business feasibility analysis (R / C Ratio). The results showed that the results of the economic feasibility analysis of integrated farming systems in lowland dry land agroecosystems in Fatukanutu village, Kupang district, with an average land area of ​​1 ha. The total cost needed is IDR 28,015,000, with total receipts received IDR 76,902,000, and an income of IDR 48,887,000 per planting season. With an R / C Ratio of 2.73.  


FLOBAMORA ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 68-78
Author(s):  
Selsus Terselly Djese ◽  
Tapin Yohanes

Kajian ini ingin membahas tentang fungsi Lopo dalam kehidupan masyarakat atoin meto pada beberapa wilayah administratif kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Kajian ini menggunakan metode kualitatif interpretatif. Berdasarkan hasil kajian, ditemukan bahwa fungsi lopo dibagi atas tiga kategori yaitu fungsi profan, fungsi sosial dan fungsi sakral. Lopo mempunyai fungsi sakral karena ia berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, sebagai rumah laki-laki, dan sebagai tempat penyimpanan benih/bibit tanaman. Lopo juga mempunyai fungsi sosial sebagai penanda budaya patriarkat, sebagai media kontak sosial, sebagai lambang kecukupan atau ketersediaan pangan, sebagai penanda identitas dan harga diri dan sebagai perekat sosial antara kerabat keluarga. selanjutnya, Lopo juga mempunyai fungsi sakral sebagai ume, sebagai tempat berdiam yang ilahi dan leluhur atoin meto, sebagai tempat berdiam bahan-bahan makanan dan lopo dalam kesatuannya dengan Ume sebagai lambang kesatuan pria dan wanita dalam ikatan perkawinan.


FLOBAMORA ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
Gracia Otta

Abstract This program is a combination of The Community Development Partnership Program (CDPP) and research. It is one of the obligations of the writer in carrying out the University of Nusa Cendana's three principles, namely teaching, researching, and serving the community. The point of this program is Sunday School teachers in 22 and 24 service area of the Imanuel Church Oepura in Kupang, who will apply the method in Sunday School teaching every two weeks. This program is implemented per semester. There are three goals to be achieved; first, to run the English Day program that launched by the Governor of NTT, Viktor B. Laiskodat, secondly, to refresh and to give new atmosphere and enthusiasm for Sunday School teachers to maintain English language skills when attending school several years ago, and finally to support global tourism programs in the coming years in East Nusa Tenggara. Based on the analysis of the situation of young language learners in Sunday School, the writer set the method of Total Physical Response (TPR) through Bible-themed songs and games in English to develop the spirit and ability to learn English. This classic method is also still reaping the pros and cons but in its implementation, it still play role to be something interesting and easy for young language learners to get vocabulary and pleasant learning experiences. In general, the material can be well received because of the education background of Sunday School teachers from the High School level, Vocational School, and Sarjana Degree. Based on the application on Sunday School 55 participants, in 6-14 year old group could follow the instructions appropriately. Furthermore, in 3-5 year olds group only followed the movement of songs or games but could not understand the instructions or the aims of the games. The output of this program is to gradually begin with learning the names of Bible characters, places, and books in English, vocabulary and other games and songs to increase English vocabulary in speaking, listening, reading, and writing skills in English that programmed in the curriculum also English Textbooks for Sunday School participants.


FLOBAMORA ◽  
2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Dalmasius Naif ◽  
Aprianus Ronny Paskal Modena

Konsentrasi penelitian   ini diarahkan pada upaya untuk  menganalisis komitmen Pemerintah Daerah   dalam pemanfaatan hasil-hasil penelitian Balitbangda Provinsi NTT dalam kurun waktu lima tahun terkhir (2013-2017). dan   menganalisis faktor pendorong dan penghambat  pemanfaatan hasil-hasil penelitian Balitbangda Provinsi NTT  dalam perumusan kebijakanpembangunan daerah provinsi NTT . Penelitian  ini dilakukan pada lingkup pemerintah Provinsi NTT  mengunakan pendekatan kualitatif. Informan yang dipilih secara purposif dan  metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan penelitian  ini dapat diketahui bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh balitbangda provinsi NTT sebanyak 25 judul. Sumber dana penelitian berasal dari DPA Balitbangda Prov. NTT. Kesimpulan dari penelitian   ini  ditemukan 3 dimensi penting terkait komitmen pemerintah daerah dalam pemanfaatan hasil penelitian Balitbangda sebagai berikut;adanya kepercayaan yang tinggi terhadap tujuan organisasi melalui pembentukan lembaga penelitian dan pengembangan daerah, adanya kesediaan untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk kegiatan penelitian, kesediaan untuk mendistribusikan sumber daya peneliti pada organisasi tersebut, dan adanya kemauan yang kuat dalam pemanfaatan hasil penelitian yang dilakukan oleh balitbangda dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan, program dan kegitan daerah. Untuk itu perlu adanya komitmen pemerintah daerah untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian balitbangda, meningkatkan alokasi anggaran penelitian, meningkatkan kualitas penelitian, mempublikasikan hasil-hasil penelitian, dan meningkatkan kerja sama dengan lembaga akademis lainnya dalam rangka pembuatan rekomendasi dan kertas kebijakan yang lebig berkualitas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document