Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

31
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia

2774-1710, 2302-7851

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 37-53
Author(s):  
Aprilia Rina Wati ◽  
Ismi Rahmawati ◽  
Inaratul Rizkhy Hanifah

Pendahuluan: Perawatan gangren diabetes dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan rasional, untuk terciptanya penggunaan yang rasional perlu dilakukan uji sensitivitas antibiotik untuk mengetahui apakah antibiotik yang digunakan telah mengalami resistensi atau belum. Tujuan studi literatur ini adalah mengetahui hubungan rasionalitas dan pola sensitivitas antibiotik pada bakteri penyebab infeksi gangren. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode studi literatur menggunakan jurnal yang diperoleh melalui situs jurnal seperti search engine Scopus, Google Scholar, Sciencedirect, NCBI, PubMed, Oxford Academic, Cambridge dan Sprinkle link yang dipublikasi antara tahun 2009-2021, diperoleh jurnal sebanyak 13 jurnal hasil ekstraksi dari 99 jurnal yang ada. Studi literatur ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, merumuskan masalah, pengumpulan data, ekstraksi data, sintesis data, dan penyusunan skripsi. Hasil: Hasil studi literatur rasionalitas penggunaan antibiotik yaitu tepat indikasi, tepat obat dan tepat pasien. Antibiotik yang mengalami resisten di beberapa rumah sakit di Indonesia yaitu ceftriaxon, cotrimoxazole, benzylpenicillin erythromycin, ampicillin, cloramfenicol cefoperazone, meropenem, cefixime, gentamicin, ceftazidime, ciprofloxacin, streptomycin, lincomycin, dan cefotaxime. Mekanisme yang dimiliki bakteri dalam mengembangkan resistensi yaitu dengan cara modifikasi enzimatik, perubahan struktur penicilin binding protein (PBP), produksi protein pompa dan perubahan target antibiotik.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 28-36
Author(s):  
Athalia Theda Tanujaya ◽  
Steven Steven ◽  
Norman Emil Ramadhan
Keyword(s):  

Pendahuluan: Pada tahun 2018, angka kejadian kanker di Indonesia mencapai 136,2 per 100.000 penduduk serta kanker leukemia menduduki posisi kelima sebagai kanker paling mematikan dan telah merenggut 11.314 jiwa. Tingginya biaya pengobatan leukemia menjadikan penyerapan anggaran pembiayaan dalam program JKN-KIS sebesar Rp3,4 triliun. Melihat masalah tersebut, para peneliti mencoba memanfaatkan bahan alam untuk mengembangkan agen anti-leukemia yang baru. Isi: Salah satu senyawa yang dapat menghambat kanker leukemia adalah piperidinil-p-kumaramida, turunan dari asam-p-kumarat yang dapat ditemukan dan diisolasi dari limbah tanaman padi atau Oryzae sativa. Setiap tahunnya, 79,2 juta ton tanaman padi diproduksi dan menghasilkan 19,8 juta ton limbah sekam. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengoptimalisasi pemanfaatan limbah sekam padi sebagai prekursor piperidinil-p-kumaramida untuk antikanker leukemia. Metode: Metode yang digunakan adalah ekstraksi bertingkat limbah sekam dengan menggunakan larutan air-metanol dan etil asetat. Ekstrak lalu diisolasi dan dipurifikasi KLT. Setelah itu, penetapan kadar dianalisis menggunakan KCKT. Asam-p-kumarat dimodifikasi menjadi piperidinil-p-kumaramida dengan cara mereaksikannya dengan piperidin. Kesimpulan: Aktivitas piperidinil-p-kumaramida sebagai anti kanker leukemia pada sel p388 dapat diuji secara in vitro dan in vivo. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, sebanyak 100 gram limbah sekam padi dapat menghasilkan 265.4 ± 2.4 mg asam p-kumarat. Setiap 0,5 gram asam-p-kumarat dapat yang dapat disintesis menjadi piperidinil-p-kumaramida yang mempunyai IC50 sebesar 5,34 µg/mL sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen anti kanker leukemia.  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 12-27
Author(s):  
Nabila Putri Azzahra ◽  
Kirka Dwi Apriali1 ◽  
Lika Ginanti Febriana

Pendahuluan: Obat-obatan herbal dapat berpotensi tinggi dalam menangani berbagai penyakit termasuk tukak lambung karena dinilai lebih aman dan nyaman. Tukak atau ulser lambung merupakan gangguan pada lambung akibat ketidakseimbangan faktor agresif (sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi Helicobacter pylori) dengan faktor defensif (prostaglandin, mukus, bikarbonat, aliran darah mukosa, dan sel epitel intrisnik). Metode: Metode yang digunakan yaitu studi tinjauan pustaka yang dilakukan dengan mencari kata kunci seperti peptic ulcer disease, tanaman herbal, anti-tukak lambung dan lain-lain pada basis data berupa PubMed dan Google Scholar. Hasil: Dari hasil tinjauan pustaka, diperoleh 29 tanaman obat di Asia dengan potensi aktivitas anti-ulser yang dapat mencegah dan membantu mengobati tukak lambung. Tabel tanaman obat disusun berdasarkan analisis fitokimia, bagian yang digunakan, serta negara tempat tanaman berasal. Kesimpulan: Tanaman yang berpotensi dalam mencegah dan membantu menyembuhkan tukak lambung yang tersebar di Asia diantaranya memiliki kandungan fitokimia flavonoid, tanin, polifenol, alkaloid, glikosida, terpenoid, saponin dengan berbagai mekanisme yaitu gastroprotektif, antioksidan, antiinflamasi, anti-sekretori, anti-Helicobacter pylori, dan astringen.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Regina Desyca Sarmitha Dewi ◽  
Miftahul Janna ◽  
La Ode Muh Alfiqra ◽  
Selpirahmawati Saranani

Pendahuluan: Monstera deliciosa memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antibakteri karena memiliki metabolit sekunder seperti steroid, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Tujuan dari penulisan review ini, yaitu untuk menunjukkan potensi Monstera deliciosa sebagai antibakteri dalam bentuk sediaan spray hydrogel 3 in 1. Metode: Penelusuran jurnal atau pengumpulan data sekunder pada berbagai platform jurnal ilmiah seperti wiley, sciencedirect, portal garuda, dan google cendekia. Hasil: Monstera deliciosa memiliki beberapa komponen volatil yang telah terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri diantaranya 1,6-siklodekadiena, 6,10,14-trimetil-2-pentadekanon, naptalen, limonen, 1–metill–5–metilen–8-(1-metiletil), dan 2-Furanmetanol sehingga dapat  dimanfaatkan sebagai antibakteri dalam sediaan hidrogel semprot. Kesimpulan: Monstera deliciosa memiliki potensi sebagai antibakteri dalam sedian spray hydrogel 3 in 1.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 54-63
Author(s):  
Darren Lie ◽  
Fairuz Aisya Alzura

Pendahuluan: Belum tersedianya terapi kuratif untuk COVID-19 berkonsekuensi pada pentingnya upaya preventif untuk menekan penyebaran virus SARS-CoV-2. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pengembangan sediaan farmasi dalam bidang kosmetik, yaitu sabun, yang berperan sebagai surfaktan pembersih kotoran sehingga mampu merusak serta menghancurkan viabilitas virus. Tingginya jumlah limbah kulit jeruk di Indonesia serta pentingnya perilaku preventif masyarakat menjadi dasar alasan pembuatan Sitrus (sabun Citrus), yaitu sabun yang memanfaatkan kandungan minyak atsiri limonen dari kulit jeruk dan dikemas dalam bentuk sabun kertas (sabun padat yang dicetak kecil tipis seperti lembaran dan akan larut berbusa ketika bercampur dengan air). Isi: Kulit jeruk dapat memberikan aktivitas antimikroba melalui mekanisme akumulasi limonen dalam membran plasma mikroba sehingga menghilangkan integritas serta mengganggu gradien elektrokimia pada membran sel. Minyak atsiri dari kulit jeruk diperoleh dengan metode distilasi uap dan digunakan sebanyak 3% dalam formulasi Sitrus. Komponen lainnya mencakup NaOH 30% sebanyak 25% sebagai komponen basa sabun, minyak zaitun 20% sebagai komponen asam sabun, asam stearat 11% sebagai neutralizer, etanol 96% sebanyak 18% sebagai pelarut, gliserin 15% sebagai plasticizer, dan air sebagai pelarut. Sitrus merupakan sabun kertas pribadi sehingga bersifat ekonomis, mudah dibawa dan diaplikasikan, tidak menghilangkan minyak pada tempat pengaplikasian, serta memiliki aksi ganda (membersihkan tangan dan antimikroba). Kesimpulan: Kombinasi aktivitas antimikroba dan bentuk sediaan sabun kertas memperkuat Sitrus sebagai salah satu upaya peningkatan perilaku preventif masyarakat kala pandemi COVID-19. Sitrus dapat menghilangkan komponen mikroorganisme seperti bakteri dan virus di permukaan kulit sekaligus membantu mengurangi dampak limbah kulit jeruk. Kata kunci: COVID-19, preventif, sabun kertas, kulit jeruk


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ni Kadek Ayu Pramesti ◽  
I Putu Mas Arie Pradina Putri ◽  
Ni Putu Mas Arya Shinta ◽  
I Gusti Ngurah Jemmy Anton Prasetia

Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar bagi masyarakat Indonesia. Daun seledri merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi. Penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun seledri dengan dosis 150 mg/hari dapat menurunkan tekanan darah. Obat antihipertensi memiliki bioavailabilitas oral yang rendah karena mengalami first pass metabolism di hati. Penggunaan patch transdermal dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan dapat memperbaiki biaovaibilitas oral yang rendah. Salah satu komponen penting dalam sediaan patch adalah matriks polimer yang terdiri dari polimer hidrofilik (PVP K-30) dan hidrofobik (EC N-20). Metode: penulisan artikel review ini menggunakan kajian pustaka hasil review dan evaluasi dari jurnal-jurnal penelitian. Hasil: Optimasi formula sediaan patch transdermal dilakukan dengan menggunakan tiga variasi perbandingan PVP K-30 dan EC N-20 untuk matriks polimer patch transdermal yaitu 1:2, 2:3, dan 1:3. Formula patch transdermal ekstrak etanol daun seledri terbaik ditinjau dari parameter karakteristik fisik dan berpotensi memberikan pelepasan bahan aktif secara optimal untuk menurunkan tekanan darah yaitu formula dengan kombinasi matriks polimer PVP K-30 dan EC N-20 2:3. Kesimpulan: penulisan artikel review ini adalah memperoleh perbandingan polimer hidrofilik (PVP K-30) dan polimer hidrofobik (EC N-20) terbaik pada sediaan patch ekstrak daun seledri (Apium graveolens) yang berpotensi memberikan pelepasan bahan aktif secara optimal untuk menurunkan tekanan darah.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 37-55
Author(s):  
Prilly Mutiara Sandy

Pendahuluan: Kelebihan berat badan dan obesitas adalah permasalahan kesehatan yang muncul di negara-negara berkembang. Meskipun tergolong penyakit tidak menular (PTM), kelebihan berat badan dapat merupakan penyebab kematian karena adanya komordibitas yang dihasilkannya. Terapi konvensional obesitas umumnya berupa obat dan prosedur bedah, yang jika dikonsumsi dengan jangka panjang akan memiliki efek samping berbahaya yang bersifat invasif dan masih adanya kemungkinan untuk kambuh. Oleh karena itu, penulisan review ini bertujuan untuk mengumpulkan semua data yang tersedia tentang terapi non invasif berupa inhalasi aromaterapi yang mengandung konstituen fitokimia aktif berasal dari tumbuhan Indonesia dan memungkinkan sebagai agen anti-obesitas alami. Metode: Tinjauan pustaka dilakukan pada periode 2007-2021 dengan pencarian elektronik melalui database seperti Scopus, ScienceDirect, PubMed dan Google Scholar. Artikel disortir berdasarkan kata kunci “obesity”, “essential oils” dan “mechanism” dan juga abstrak. Dari penelusuran didapatkan 26 artikel relevan yang kemudian dibahas dalam artikel review ini. Untuk pengembangan konsep dan gagasan, digunakan literatur lain seperti buku dan laporan ilmiah. Hasil: Dua belas jenis essential oil tanaman di Indonesia yang berpotensi memiliki aktivitas anti-obesitas berhasil diperoleh dengan berbagai empat mekanisme kerja, yaitu regulasi nafsu makan; thermogenesis dan stimulasi metabolisme lipid; penghambatan adipogenesis dan penghambatan aktivitas lipase pankreas. Kesimpulan: Konstituen fitokimia yang terdapat dalam review ini menunjukkan bahwa senyawa di dalam masing-masing tanaman berperan atas aktivitas anti-obesitas. Selain mekanisme anti-obesitas yang potensial, terdapat juga beberapa dosis efektif yang dapat dikaji lebih lanjut.  


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Feliadewi Ruth ◽  
Martanty Aditya ◽  
Muhammad Hilmi Aftoni
Keyword(s):  

Pendahuluan: Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) merupakan efek samping yang timbul dari penggunaan obat dengan dosis normal. ROTD dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, peningkatan frekuensi ke dokter dan kematian. Kejadian ROTD pada penderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) tahap akhir terutama pada pasien rawat jalan belum banyak diteliti. Penderita PGK memiliki risiko lebih besar mengalami ROTD dikarenakan pada penderita PGK tahap akhir, ginjal mengalami penurunan fungsi ginjal dan obat yang dikonsumsi dapat terakumulasi dalam tubuh. Dilakukan penelitian untuk mengetahui kejadian ROTD pada pasien rawat jalan Pasien PGK tahap akhir. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Data demografis dan status ROTD dikumpulkan melalui Lembar Pengumpul Data (LPD). Data penggunaan obat akan dikelompokkan menjadi obat yang berpotensi ROTD dan obat yang tidak berpotensi ROTD, kemudian dilakukan analisis dengan uji Chi-square untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara obat yang berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat jalan PGK tahap akhir. Hasil: Penelitian ini mendapatkan 62 responden yang memenuhi inklusi. Dari uji antara hasil karaktersitik dan kejadian ROTD diketahui bahwa ada korelasi antara alergi dengan kejadian ROTD (p=0,018). Berdasarkan hasil uji Chi-square antara penggunaan obat yang berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat jalan tahap akhir tidak memiliki korelasi (nilai p=0,812). Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara obat yang berpotensi ROTD dengan kejadian ROTD pada pasien rawat jalan PGK tahap akhir (nilai p=0,812).


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 80-94
Author(s):  
Agisna Abdul Jabar ◽  
Natasia Natasia

Pendahuluan: Florotanin merupakan senyawa metabolit sekunder khas dari alga coklat Sargassum polycystum yang memiliki banyak aktivitas biologis, salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan. Antioksidan berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh, yaitu dapat menjadi sumber imunostimulan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk meneliti dan mengetahui potensi alga coklat Sargassum polycystum dan cara memperoleh hingga memproduksi menjadi minuman berupa teh yang memiliki kandungan florotanin yang aman dan mampu meningkatkan imunitas tubuh. Teh dipilih sebagai minuman yang diproduksi dari alga coklat karena teh merupakan minuman yang mudah dijumpai dan telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka menggunakan search engine Google Scholar dan PubMed. Penulis mencari sumber-sumber pustaka yang relevan dengan hasil penelitian yang telah teruji dengan cukup baik dan informasi yang didapatkan kemudian dikumpulkan serta disusun dalam artikel ini.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa florotanin dari alga coklat Sargassum polycystum Agardh memiliki potensi sebagai peningkat sistem imun dengan mekanisme imunooksidatif. Pembuatan teh alga coklat dimulai dari penyiapan alga coklat Sargassum polycystum, kemudian dikeringkan, lalu dipotong-potong, kemudian disimpan dalam kantong teh untuk kemudian dikonsumsi sebagai teh celup. Nilai antioksidan yang terkandung di dalam teh alga coklat dapat dipengaruhi oleh salah satu proses produksinya, yaitu proses perendaman sampel di dalam air panas yakni semakin lama sampel alga coklat tersebut direndam, maka nilai aktivitas antioksidannya akan semakin tinggi. Kesimpulan: Alga coklat (Sargassum polycystum Agardh) sebagai sumber florotanin berpotensi sebagai sumber bahan baku teh yang dapat meningkatkan kerja sistem imun tubuh.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document