scholarly journals Review: Interaksi Antara Obat Konvensional dan Herbal untuk Diabetes Mellitus

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 56-70
Author(s):  
Izzah Al Mukminah ◽  
Raden Bayu Indradi

Pendahuluan: Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tinggi dan bahkan mengalami fluktuasi dari 422 juta jiwa menjadi 463 juta jiwa dalam 5 tahun. Pada tatalaksana penyakit DM, salah satunya ialah terapi farmakologi menggunakan Obat Antihiperglikemik (OAH). Saat ini selain OAH, masyarakat juga menggunakan herbal untuk mengatasi DM. Senyawa aktif herbal yang telah terbukti berkontribusi dalam pengobatan beragam dan multikomponen, namun tidak semua komponen tersebut diketahui memberikan efek terapeutik pada DM. Maka, tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara obat konvensional dan herbal untuk DM. Metode: Pencarian literatur dilakukan pada bulan Mei 2020. Situs yang digunakan adalah Google Scholar, Elsevier dan NCBI.  Kata kunci yang digunakan untuk menemukan sumber jurnal ialah “interaksi obat DM dan herbal”, “interaction of diabetic drugs and herbs”, “herbal untuk diabetes”, dan “herbs for diabetes”. Jurnal yang digunakan sebagai sumber berjumlah 15 jurnal dengan fokus penelitian secara in vivo  dan klinis. Hasil: Multikomponen pada herbal tersebut jika digunakan bersamaan dengan OAH berpotensi untuk menimbulkan interaksi, beberapa studi melaporkan bahwa OAH dan herbal untuk antidiabetes memiliki interaksi sinergis atau antagonis. Berdasarkan pustaka beberapa penelitian interaksi obat dan herbal bisa terjadi, seperti Metformin, Glibenklamid dan Pioglitazon dengan Aloe vera berinteraksi sinergis. Kesimpulan: Potensi interaksi antagonis dan sinergis muncul pada beberapa hasil penelitian interaksi herbal dengan OAH.

2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Febria Syafyu Sari ◽  
Ridhyalla Afnuhazi

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Lidah buaya berkhasiat untuk menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes dan dapat mengontrol tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jus lidah buaya (AloeBarbadensis Miller) terhadap penurunan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Desain penelitian merupakan Quasi Eksperimental dengan pendekatan one group pretest – postest design. Sampel terbagi menjadi 14 responden. Data dianalisis dengan paired t-test. Hasil menunjukan rata-rata penurunan glukosa darah puasa pada intervensi (28,42 gr/dl) dan glukosa darah 2 jam pp pada intervensi (40,57 gr/dl). Untuk analisis bivariat terdapat perbedaan antara glukosa puasa dan 2 jam pp dengan glukosa darah puasa GDP) dan 2 Jam PP (Post Prendial) pada penderita DM (Diabetes Melitus). Kesimpulan didapatkanlidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah.Berdasarkan hasil penelitian jus lidah buaya dapat menjadi salah satu alternatif keperawatan non farmakologi dalam penyakit diabetes melitus. Kata Kunci : Lidah Buaya ; Diabetes Mellitus THE EFFECT OF VEGETABLE VOCATIONAL JUICE ON FAST BLOOD GLUCOSE LEVELS AND 2 HOURS OF PP (Post Prandial) IN DIABETES MELLITUS  ABSTRACT Diabetes mellitus is the most prominent disease caused by the failure of blood sugar regulation. Aloe vera is efficacious can to  reduce blood sugar levels for diabetics and can control blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of Aloe Barbadensis Miller on the reduction of fasting blood glucose GDP and 2 hours of PP (post prendial) in patients with diabetes mellitus. The research design is Experimental Quasi with one group pretest - postest design approach. The sample is divided into 14 respondents. Data were analyzed by paired t-test. The results showed an average decrease in fasting blood glucose at intervention (28.42 gr / dl) and 2 hours pp blood glucose at intervention (40.57 gr / dl). For bivariate analysis there was a difference between fasting glucose and 2 hours pp with fasting blood glucose GDP) and 2 hours PP (Post Prendial) in patients with diabetes mellitus. The conclusion is that aloe vera can reduce blood glucose levels. Based on the results of research on aloe vera juice can be an alternative non-pharmacological nursing in diabetes mellitus. Keywords: Aloe Vera ; Diabetes Mellitus


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Asri Pandiangan ◽  
Kristian Pieri Ginting

Diabetes melitus  atau DM merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya. Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia>15 tahun sebesar 6,9%, Toleransi Glukosa Terganggu atau TGT sebesar 29,9% dan Gula Darah Puasa Terganggu atau GDPT sebesar 36,6%. Diabetes mellitus merupakan silent killer. Adapun gejala-gejala klasik pada diabetes adalah polifagi, polidipsi dan poliuri. Penanganan pasien diabetes terbagi atas terapi farmakologi dan non farmakologi. Literatur review ini bertujuan mengetahui efek pemberian ekstrak biji jintan hitam terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2 sebagai terapi alternatif yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 2001 sampai 2019 dengan 32 sumber pustaka. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa kandungan bioaktif pada biji jintan hitam bermanfaat sebagai anti diabetes. Kandungan biji jintan hitam sebagai antioksidan dapat meningkatkan sekresi insulin dengan meningkatkan metabolism energi di mitokondria, meningkatkan jalur intraseluler pada reseptor dan menurunkan glukoneogenesis dengan menekan sintesis enzim glukoneogenik.   Kata kunci: diabetes melitus, thymoquine, anti diabetes   EFFECT OF BLACK SEED EXTRACT FOR DIABETES MELLITUS TYPE 2 AS ALTERNATIVE THERAPY   ABSTRACT Diabetes mellitus or DM  is an group metabolic disease with the hyperglycemia characteristic because of insulin secretion disorder, insulin activity or both of them. The prevalence of diabetes mellitus at the age > 15 years old, is 6.9 percent, 29.9 percent ImpairedGlucoseTolerance or IGT and 36.6 percent ImpairedFastingGlycaemia or IFG.. Diabetes mellitus is a silent killer. As for classic symptoms of diabetes are polyphagia, polydipsia and polyuria. Intervention for patient diabetes divided by pharmacological and non pharmacological intervention. This literature review aims to find out which effect of Black Seed for patient of diabetes mellitus type 2 as alternative therapythat have been done by previous researchers. The method used in this article is the search of articles through the NCBI and Google Scholar databases. The year of publication of library sources is from 2009 to 2018 with 29 library sources.Various experimental research conducted showed part bioactive component useful as antidiabetic. Bioactive component as antioxidant can increase insulin secretion by increasing energy metabolism at mitochondria and increasing intraceluler pathway on insulin receptor and reduce gluconeogenesis by reduce synthesis gluconeogenic enzyme.   Keywords: diabetes mellitus, thymoquinone, anti diabetic


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 21-30
Author(s):  
Cantika Larasati

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Pasien dengan diabetes mellitus seringkali memiliki kontrol glikemik yang buruk dan memiliki banyak risiko komplikasi mikrovaskuler. Obat hipoglikemik sintetik tidak dapat sepenuhnya mengontrol kadar glukosa serta seringkali menimbulkan efek samping yang menyebabkan ketidakpatuhan pasien minum obat. Selama berabad-abad, obat-obatan herbal telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang sampai saat ini masih digunakan sebagai alternatif pertama untuk menyembuhkan penyakit tertentu di negara berkembang. Aloe vera telah digunakan oleh berbagai budaya karena khasiat obatnya yang luar biasa. Penelitian ini merupakan  literature review yang melibatkan sebanyak 21 sumber pustaka dengan kata kunci yang digunakan yaitu ‘aloe vera dan diabetes’ dengan tahun terbit antara 2009- 2020. Abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati, kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Banyak studi menunjukkan ekstrak aloe vera dapat berperan dalam menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dan komplikasinya melalui berbagai mekanisme, seperti menurunkan glukoneogenesis dan lipogenesis, serta meningkatkan glikolisis di hati. Selain itu, aloe vera dapat mempengaruhi ekspresi gen berbeda yang terkait dengan metabolisme glukosa dan lipid. serta dikaitkan dengan aktivasi transkripsi PPAR. Kandungan senyawa dan vitamin didalamnya juga berperan sebagai antioksidan. Kandungan senyawa pada gel aloe vera menunjukkan berbagai manfaat antidiabetes, dan kandungan polisakarida di dalamnya dianggap sebagai komponen aktif utama untuk manfaat tersebut.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 104-15
Author(s):  
Ghea Mangkuliguna ◽  
Glenardi ◽  
Rexel Kuatama

Background: Type 1 and 2 diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disease most commonly affects millions of people worldwide. Despite the differences in pathogenesis, both share one thing in common - that is the drastic depletion in the number of pancreatic β cells. Unfortunately, physiological proliferation of β cells has come to a halt starting from the first year of neonatal. To overcome this problem, researchers have been searching for molecules with the ability to induce β cells proliferation. Upon extensive screening, only harmine was proven to be the most potent β cells proliferation inducer. Furthermore, combination of harmine with TGFβSF inhibitor was found to boost harmine’s effectivity even more. Another development was also made to improve harmine’s selectivity by incorporating 1-hydroxymethyl group. Objective: Evaluate the potency of 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor as a novel therapy for DM. Method: A systematic literature study was conducted with the database from Pubmed, Google Scholar, ScienceDirect, and Proquest for articles published within 2015-2019. Discussion: This literature review yields result that harmine-TGFβSF inhibitor is proven to induce β cells proliferation up to 18%/day or equal to 18 times the normal cell proliferation rate during embryogenesis. Moreover, incorporating 1-hydroxymethyl group into harmine is proven not only to improve selectivity but also lessen the toxicity, making 1-hydroxymethyl harmine safe as a novel therapy for diabetes. Conclusion: 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor display promising potential as a novel therapy for all type of diabetes patients. Keywords: diabetes mellitus, harmine, TGFβSF inhibitor, β cell proliferation   Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) tipe 1 maupun tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronis yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Walaupun memiliki proses patogenesis yang berbeda, namun kedua tipe DM ini ternyata memiliki kesamaan, yaitu terjadinya penurunan kuantitas sel β pankreas. Sayangnya, kemampuan regenerasi sel β pankreas manusia telah terhenti semenjak tahun pertama masa neonatal. Untuk menangani permasalahan tersebut, para peneliti menemukan sebuah molekul bernama harmine yang terbukti efektif menginisiasi proses regenerasi sel β pankreas. Selanjutnya, untuk meningkatkan efektifitas dari harmine agar lebih baik lagi, peneliti kemudian mengkombinasikan harmine dengan TGFβSF inhibitor. Sedangkan, untuk meningkatkan selektivitas dari harmine, peneliti menambahkan gugus 1-hidroksimetil pada molekul tersebut. Tujuan: Evaluasi potensi 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor sebagai terapi utama bagi semua penderita DM. Metode: Penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka dari beberapa database jurnal, yakni PubMed, Google Scholar, ScienceDirect dan ProQuest dengan kriteria literatur dipublikasikan dalam kurun waktu 2015-2019. Pembahasan: Studi literatur ini menunjukan bahwa harmine-TGFβSF inhibitor telah terbukti mampu meningkatkan proliferasi sel β pankreas manusia hingga mencapai 18%/hari atau setara dengan 18 kali kecepatan embriogenesis pada sel normal. Selain itu, penambahan gugus 1-hidroksimetil pada harmine juga telah terbukti tidak hanya mampu meningkatkan selektivitas dari molekul tersebut, tetapi juga mampu menurunkan efek toksisitasnya, sehingga aman digunakan sebagai terapi anti-diabetes terbaru. Kesimpulan: 1-hydroxymethyl harmine-TGFβSF inhibitor memiliki potensi yang menjanjikan untuk menjadi terapi baru bagi semua tipe penderita DM. Kata Kunci: diabetes mellitus, harmine, proliferasi sel β, TGFβSF inhibitor


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Anita Rosman ◽  
Saldy Yusuf ◽  
Takdir Tahir

ABSTRAKPenderita Diabetes Melitus (DM) tiap tahunnya mengalami peningkatan, apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi dan resiko dapat dicegah apabila perilaku terhadap pola hidup dan kebiasan pasien DM dapat berubah. Terdapat beberapa teori perubahan perilaku yang dapat di gunakan dalam melakukan edukasi kesehatan pada pasien DM. Meskipun demikian evaluasi terhadap konsep, model atau teori sebagai media edukasi dalam perubahan perilaku pasien DM belum diketahui. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui konsep, model atau teori yang efektif digunakan untuk memberikan edukasi kesehatan kepada pasien DM dalam merubah perilaku mereka. Metode yang digunakan dengan cara melakukan pencarian beberapa studi yang diterbitkan melalui database PubMed, Science Direct, Wiley dan Google Scholar. Strategi pencarian menggunakan kombinasi istilah MeSH Terms. Pertanyaan penelitian dirancang dengan menggunakan prinsip PICO. Studi yang dipilih diterbitkan dari tahun 2015-2019. Setelah dilakukan pencarian artikel dengan kata kunci tersebut maka total artikel yang di review dalam tinjauan literatur ini sebanyak delapan artikel. Konsep, model atau teori PRECEDE PROCEED paling banyak digunakan dalam pencarian literatur ini dibandingkan dengan model yang lain dan salah satu penelitian mengatakan bahwa peningkatan yang signifikan sudah terjadi sejak bulan pertama setelah dilakukannya intervensi.Kata Kunci :  diabetes mellitus, theory, model, behaviorABSTRACTPatients with Diabetes Mellitus (DM) have increased every year, if not handled properly it will cause various kinds of complications. Complications and risks can be prevented if behavior towards the lifestyle and habits of DM patients can change. There are several theories of behavior change that can be used in health education for DM patients. However the evaluation of concepts, models or theories as educational media in changing the behavior of DM patients is unknown. The purpose of this literature review is to find out the concepts, models or theories that are effectively used to provide health education to DM patients in changing their behavior. The method used by searching several studies published through the PubMed, Science Direct, Wiley and Google Scholar databases. The search strategy uses a combination of MeSH Terms. Research questions were designed using PICO principles. Selected studies were published from 2015-2019. After searching for articles with these keywords, the total articles reviewed in this literature review were eight articles. The concept, model or theory of PRECEDE PROCEED is the most widely used in this literature search compared to other models and one of the studies says that a significant increase has occurred since the first month after the intervention.Keywords : diabetes mellitus, theory, model, behavior


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Hanifah Sapto Putri

Etlingera elatior atau kecombrang merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai efek farmakologis diantaranya yaitu sebagai antihiperglikemi pada penyakit diabetes mellitus. Tujuan literature review ini yaitu untuk mengetahui efek tanaman kecombrang dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Sumber yang digunakan terdiri dari dua puluh delapan sumber yang berasal dari Google Scholar, Pubmed, NCBI, Elsevier, dan situs-situs lainnya dengan rentang waktu 2010-2020. Artikel tersebut kemudian dianalisis dengan metode systematic literature review yaitu mengumpulkan, mengevaluasi dan mengembangkan penelitian pada fokus topik tertentu. Dari beberapa penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tanaman kecombrang memiliki manfaat sebagai antihiperglikemi. Di mana senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik dan saponin yang ada pada tanaman kecombrang memiliki kemampuan menghambat enzim amilase dan glukosidase, menetralkan radikal bebas, serta sebagai proteksi terhadap kerusakan sel beta pankreas dalam aktivitas antihiperglikemi pada pasien diabetes melitus.


2020 ◽  
Vol 21 (7) ◽  
pp. 493-511
Author(s):  
Deependra Singh Chauhan ◽  
Paras Gupta ◽  
Faheem Hyder Pottoo ◽  
Mohd Amir

Diabetes mellitus (DM) is a chronic, polygenic and non-infectious group of diseases that occurs due to insulin resistance or its low production by the pancreas and is also associated with lifelong damage, dysfunction and collapse of various organs. Management of diabetes is quite complex having many bodily and emotional complications and warrants efficient measures for prevention and control of the same. As per the estimates of the current and future diabetes prevalence, around 425 million people were diabetic in 2017 which is anticipated to rise up to 629 million by 2045. Various studies have vaguely proven the fact that several vitamins, minerals, botanicals and secondary metabolites demonstrate hypoglycemic activity in vivo as well as in vitro. Flavonoids, anthocyanin, catechin, lipoic acid, coumarin metabolites, etc. derived from herbs were found to elicit a significant influence on diabetes. However, the prescription of herbal compounds depend on various factors, including the degree of diabetes progression, comorbidities, feasibility, economics as well as their ADR profile. For instance, cinnamon could be a more favorable choice for diabetic hypertensive patients. Diabecon®, Glyoherb® and Diabeta Plus® are some of the herbal products that had been launched in the market for the favorable or adjuvant therapy of diabetes. Moreover, Aloe vera leaf gel extract demonstrates significant activity in diabetes. The goal of this review was to inscribe various classes of secondary metabolites, in particular those obtained from plants, and their role in the treatment of DM. Recent advancements in recognizing the markers which can be employed for identifying altered metabolic pathways, biomarker discovery, limitations, metabolic markers of drug potency and off-label effects are also reviewed.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 58-74
Author(s):  
Donny Risnanda Herdien ◽  
Cahaya Azzahra Rahmadhani ◽  
Septia Nurmala ◽  
Arry Yanuar

Terapi diabetes dengan obat anti diabetes (OAD) yang umum digunakan memiliki efek samping yang tidak diinginkan serta masih tingginya harga OAD menjadi permasalahan, sehingga perlu dicari atau dikembangkan alternatif OAD lain yang lebih aman, efektif, dan murah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara in vitro dan in vivo, flavonoid memiliki khasiat dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kulit buah jeruk mengandung banyak senyawa flavonoid. Namun pemanfaatannya belum maksimal walaupun jumlah produksi jeruk dunia sangat tinggi.  Penulisan review ini bertujuan untuk mengulas informasi terkini mengenai efek flavonoid pada kulit jeruk dalam manajemen diabetes serta mekanisme molekulernya. Sebuah tinjauan pustaka dilakukan menggunakan database elektronik Scopus, ScienceDirect, dan American Chemical Society mencakup literatur terbaru dengan tahun publikasi penelitian dari 2010 sampai sekarang. Beberapa kata kunci dikombinasikan untuk memastikan semua penelitian in vitro dan in vivo didapatkan. Kata kunci yang digunakan: “citrus peel”, “flavonoid”, “diabetes melitus”, “mechanism”, dan “blood glucose”.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya didapatkan bahwa flavonoid kulit jeruk dapat memperbaiki metabolisme glukosa, aktivitas enzim hati, pensinyalan insulin dan regulasi lipogenesis, memperbaiki kerusakan pada sel islet pankreas dan stimulasi sekresi insulin, dan melindungi dari penyakit komplikasi diabetes. Secara keseluruhan, flavonoid kulit jeruk sebagai antidiabetes yang dapat mencegah peningkatan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin. Flavonoid berperan dalam penghambatan enzim yang utamanya merupakan mekanisme utama obat-obatan dan juga penghambatan pada level ekspresi gen dan sifatnya sebagai antioksidan. Penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan efikasi flavonoid dibutuhkan untuk pengembangan flavonoid kulit buah jeruk sebagai terapi alternatif diabetes melitus.  


2021 ◽  
Vol 27 (1) ◽  
pp. 73-80
Author(s):  
Yanto Hindrawan ◽  
Rina Priastini Susilowati ◽  
Monica Puspa Sari

Luka merupakan gangguan pada sel dan jaringan anatomi yang dapat disebabkan oleh beberapa hal baik disengaja maupun tidak disengaja. Luka terutama pada kulit jika tidak diobati dengan baik maka dapat menimbulkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh proses penyembuhan luka yang kompleks dan dinamis. Proses ini memerlukan bantuan berupa obat yang terbuat dari bahan sintesis ataupun alami. Tinjauan pustaka ini ditulis dengan tujuan untuk mengevaluasi kemanjuran tiga tanaman obat yang sering digunakan untuk mengobati luka, yaitu  Acalypha indica, Aloe vera , dan Centella asiatica.  Penelusuran dan penapisan pustaka di lakukan dengan Proquest, Pubmed dan Google Scholar dengan kata kunci wound healing AND Acalypha indica OR Centella asiatica OR wound healing OR Aloe vera.  Sebanyak 25 makalah dipilih untuk penulisan tinjauan pustaka ini.  Acalypha indica, Aloe vera , dan Centella asiatica merupakan tanaman obat yang efektif untuk mengobati luka luar. Hal in telah dibuktikan dalam berbagai studi in vivo  bahwa  ekstrak tanaman herbal ini memiliki efektivitas yang baik untuk menyembuhkan luka dibandingkan obat medis. Penggunaa tanaman herbal untuk pengobatan juga dianggap lebih murah, aman, mudah didapat dan diolah. Acalypha indica, Aloe vera dan Centella asiatica merupakan tanaman obat yang efektif untuk mengobati luka luar.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 99-104
Author(s):  
Raden Ayu Jihan Fakhirah Ismail ◽  
Nurma Retno Ningtyas

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi  insulin, kerja insulin atau keduanya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan yang lebih besar. Salah satu masalah kesehatan adalah meningkatnya epidemi diabetes melitus. Saffron, Crocus sativus, tanaman yang berasal dari genus Iridaceous, adalahtanaman yang dianggap sebagai salah satu tanaman herbal yang penting dalam bidang medis, kosmetik dan industri higienis lainnya.Review ini disusun dengan melakukan penulusuran sumber pustaka melalui database NCBI, Garuda, Sinta, dan Google Scholar. Hasil dari penelusuran 19 artikel yang ditemukan yaitu saffron memiliki kandungan crocin crocetin, procicin, safranalyang dapat menjadi kandidat antioksidan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar glukosa dalam darah.  Kata kunci: Crocus sativus, diabetes melitus, glukosa, saffron  POTENCY OF SAFFRON AS ANTIDIABETIC  ABSTRACT Diabetes mellitusis a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. Indonesia as a developing country with a high population has a greater risk of health problems. One health problem is the increasing epidemic of diabetes mellitus. Saffron, Crocus sativus, a plant that belongs to the Iridaceous genus, is a plant that is considered one of the important herbal plants in the medical, cosmetic and other hygienic industries. This review was compiled by searching literature sources through NCBI, Garuda, Sprott, and Google Scholar databases. The results of 19 articles search found that saffron contains (crocin crocetin, procicin, safranal) which can be candidates for antioxidants that have a significant effect on glucose levels in the blood  Keywords: crocus sativus, diabetes mellitus, glucose, saffron


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document