steroid saponin
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

55
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

11
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Regina Desyca Sarmitha Dewi ◽  
Miftahul Janna ◽  
La Ode Muh Alfiqra ◽  
Selpirahmawati Saranani

Pendahuluan: Monstera deliciosa memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antibakteri karena memiliki metabolit sekunder seperti steroid, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Tujuan dari penulisan review ini, yaitu untuk menunjukkan potensi Monstera deliciosa sebagai antibakteri dalam bentuk sediaan spray hydrogel 3 in 1. Metode: Penelusuran jurnal atau pengumpulan data sekunder pada berbagai platform jurnal ilmiah seperti wiley, sciencedirect, portal garuda, dan google cendekia. Hasil: Monstera deliciosa memiliki beberapa komponen volatil yang telah terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri diantaranya 1,6-siklodekadiena, 6,10,14-trimetil-2-pentadekanon, naptalen, limonen, 1–metill–5–metilen–8-(1-metiletil), dan 2-Furanmetanol sehingga dapat  dimanfaatkan sebagai antibakteri dalam sediaan hidrogel semprot. Kesimpulan: Monstera deliciosa memiliki potensi sebagai antibakteri dalam sedian spray hydrogel 3 in 1.


al-Kimiya ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 75-79
Author(s):  
Ilham Abiyoga ◽  
Ana Hidayati Mukaromah ◽  
Sri Sinto Dewi

Aspergillus flavus adalah jenis jamur multiseluler yang menghasilkan mikotoksin yang berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit Aspergillosis, jamur ini dapat mengkontaminasi bahan pangan dan hasil panen. Penggunaan pestisida kimia sintetis masih digunakan oleh petani sebagai desinfektan untuk hasil panen, Pestisida kimia sintetis dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti keracunan dan gangguan sistem pernafasan bagi petani dan masyarakat. Perlu adanya alternatif untuk meminimalisir penggunaan pestisida kimia sintetis yaitu dengan menggunakan pestisida nabati dengan menggunakan bahan herbal. Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan adalah daun sirih merah. Daun sirih merah mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, triterpenoid, dan tanin yang diperoleh melalui pengekstrakan dengan metode maserasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode difusi (sumuran) dan metode dilusi (konsentrasi hambat minimum dan konsentrasi bunuh minimum). Hasil pengujian metode difusi menunjukan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan jamur Aspergillus flavus pada berbagai konsentrasi yaitu 40, 50, 60, dan 70% b/v adalah 20,62 mm, 23,04 mm, 25,12 mm, dan 27,96 mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun sirih merah mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan Aspergillus flavus.


2021 ◽  
Vol 170 ◽  
pp. 113779
Author(s):  
Lixiu Hou ◽  
Song Li ◽  
Ziyu Tong ◽  
Xincheng Yuan ◽  
Jiali Xu ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 12-18
Author(s):  
Reni Aisyah Simbolon ◽  
Halimatussakdiah Halimatussakdiah ◽  
Ulil Amna

Tumbuhan jambu biji (Psidium guajava L var. pomifera) adalah salah satu tanaman obat-obatan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Myrtaceae tersebut memiliki khasiat sebagai antidiare, antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam daun jambu biji merah (Psidium guajava  L. Var. Pomifera). Berdasarkan pengujian fitokimia yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa daun kering positif mengandung senyawa steroid, saponin, fenol, dan tanin. Sedangkan pada daun segar positif mengandung senyawa alkaloid, steroid, saponin, fenol, dan tanin. Referensi : [1]       S. S. H. Aponno V. J., Yamlean Y. V. P., “Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) terhadap Penyembuhan Luka yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus Aureus pada Kelinci (Orytolagus cuniculus),” PHARMACON, vol. 3, no. 3, pp. 279–286, 2014, doi: 10.35799/pha.3.2014.5400. [2]       R. Rachmaniar, H. Kartamihardja, and Merry, “Pemanfaatan Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.) Sebagai Antioksidan Dalam Bentuk Granul Effervescent,” JSTFI Indones. J. Pharm. Sci. Technol., vol. 1, no. 5, pp. 1–20, 2016. [3]       Z. S. Desiyana S. L., Husni A. M., “Uji Efektivitas Sedian Gel Fraksi Etil Asetat Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) terhadap Penyenmbuhan Luka Terbuka pada Mencit (Mus musculus).,” J. Nat., vol. 16, no. 2, pp. 23–32, 2016. [4]       Rabbiyah F., “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) terhadap Pengikatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue,” J. Major., vol. 4, no. 7, pp. 91–96, 2015. [5]       T. Handayani, Witjaksono, and K. U. Nugraheni, “Induksi Tetraploid Pada Tanaman Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) secara In Vitro,” J. Biol. Indones., vol. 13, no. 2, pp. 271–278, 2017, doi: 10.47349/jbi/13022017/271. [6]       Y. Tampubolon R. T., “Pengaruh Formulasi Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Effervescent Jambu Biji Merah (Psidium guajava var. Pomifera).,” J. Pangan dan Agroindustri, vol. 5, no. 3, pp. 27–37, 2017. [7]      S. A. Ariyani A. M. D., Santoso I. S., “Analisa Profitalitas Usaha Tani Jambu Biji Getas Merah di Kabupaten Kendal,” Acromedia, vol. 35, no. 2, pp. 10–18, 2017. [8]       I. S. W. Atmaja, Ismail Saleh, R. Eviyati, and D. Budirokhman, “Kajian Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk Npk Terhadap Kualitas dan Mutu Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Kultivar Getas pada Musim Kemarau,” J. Agrovigor, vol. 9, no. 2, pp. 111–117, 2016. [9]       C. Dhyan, S. H. Sumarlan, and B. Susilo, “Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.),” J. Bioproses Komod. Trop., vol. 2, no. 1, pp. 79–90, 2014. [10]     W. N. Gunawan R., Susanto H. W., “Pengaruh Lama Pemanasan dan Konsentrasi Maizena terhadap Karakteristik Fisik, Kimia dan Organoleptik Lempok Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.),” J. Pangan dan Agroindustri, vol. 6, no. 1, pp. 1–11, 2018. [11]     D. N. Maria and E. Zubaidah, “Pembuatan Velva Jambu Biji Merah Probiotik (Lactobacillus Acidophilus) Kajian Persentase Penambahan Sukrosa dan CMC,” J. Pangan dan Agroindustri, vol. 2, no. 4, pp. 18–28, 2014. [12]     W. R. Andriani, “Efektivitas Mengkonsumsi Jus Apel Dibandingkan dengan Mengkonsumsi Jus Jambu Biji terhadap Penurunan Tingkat Halitosis,” AcTion Aceh Nutr. J., vol. 3, no. 2, pp. 164–171, 2018. [13]     F. Nadifah, S. Fatimah, and L. Susanti, “Pengaruh Infusa Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara In Vitro,” J. Heal., vol. 2, no. 2, pp. 65–68, 2015, doi: 10.30590/vol2-no2-p65-68. [14]     I. B. Wicaksono and M. Ulfah, “Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil),” Inov. Tek. Kim., vol. 2, no. 1, pp. 44–48, 2017. [15]     I. Hartati, S. Nurfaizin, Suwardiyono, and L. Kurniasari, “Ekstraksi Gelombang Mikro Terpenoid Daun Surian (Toona sureni Merr),” Inov. Tek. Kim., vol. 1, no. 2, pp. 98–103, 2016. [16]     A. U. Mulyanto S., Sumardianto, “Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava) terhadap Daya Simpan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) pada Suhu Dingin,” J. Pengolah. dan Bioteknol. Has. Perikan., vol. 6, no. 4, pp. 1–7, 2018. [17]     H. Setiawan, L. B. Utami, and M. Zulfikar, “Serbuk Daun Jambu Biji Memperbaiki Performans Pertumbuhan dan Morfologi Duodenum Ayam Jawa Super,” J. Vet., vol. 19, no. 4, pp. 554–562, 2018. [18]     H. Halimatussakdiah, U. Amna, and P. Wahyuningsih, “Preliminary Phytochemical Analysis and Larvicidal Activity of Edible Fern (Diplazium esculentum (Retz.) Sw.) Extract against Culex,” J. Nat., vol. 18, no. 3, pp. 141–146, 2018, doi: 10.24815/jn.v0i0.11335. [19]     R. Ningrum, E. Purwanti, and Sukarsono, “Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Batang Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) Sebagai Bahan Ajar Biologi Untuk SMA Kelas X,” J. Pendidik. Biol. Indinesia, vol. 2, no. 3, pp. 231–236, 2016. [20]     A. R. Nasrudin., Wahyono., Mustofa., Saridarti, “Isolasi Senyawa dari Kulit Akar Sengugun (Elerdenrum serratum L. Moon),” J. Ilm. Farm., vol. 6, no. 3, pp. 332–337, 2017. [21]     N. Hidayah, “Pemanfaatan Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman (Tanin dan Saponin) dalam Mengurangi Emisi Metan Ternak Ruminansia,” J. Sain Peternak. Indones., vol. 1, no. 2, pp. 89–98, 2016, doi: 10.31186/jspi.id.11.2.89-98. [22]     Z. D. Novitasari, E. A. dan Putri, “Isolasi dan Identifikasi Saponin Saponin Pada Ekstrak Daun Mahkota Dewa Dengan Metode Maserasi,” J. Sains, vol. 6, no. 12, pp. 10–13, 2016. [23]     B. Bintoro, A., Ibrahim, M.A., Situmeang, “Analisis Dan Identifikasi Senyawa Saponin dari Daun Sidara (Zhizipus Mauritania L.),” J. Itekimia, vol. 29, no. 1, pp. 84–93, 2017. [24]     . Y., H. Purnamaningsih, A. Nururrozi, and S. Indarjulianto, “Saponin : Dampak terhadap Ternak (Ulasan),” J. Peternak. Sriwij., vol. 6, no. 2, pp. 79–90, 2017, doi: 10.33230/jps.6.2.2017.5083.


2021 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 27-37
Author(s):  
Santhy W Sidauruk ◽  
N Ira Sari ◽  
Andarini Diharmi ◽  
Ilman Arif

Bakteri Listeria monocytogenes dan Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen yang harus dihambat atau dibunuh pertumbuhannya menggunakan senyawa antibakteri. Sargassum sp. merupakan salah satu jenis rumput laut cokelat yang memiliki komponen senyawa bioaktif yang dapat berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komponen bioaktif dan aktivitas antibakteri ekstrak Sargassum plagyophyllum. Penelitian ini terdiri dari maserasi rumput laut S. plagyophyllum dan karakterisasi ekstrak yang meliputi screening fitokimia dan analisis antibakteri gram positif dan negatif pada konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 2, 4, dan 6% w/v. Ekstrak metanol S. plagyophyllum memiliki rendemen 1,32±0,04% dan mengandung senyawa bioaktif alkaloid, steroid, saponin, dan fenolik. Jika dilihat dari aktivitas antibakteri, diperoleh bahwa ekstrak S. plagyophyllum memiliki zona hambat terhadap bakteri gram positif (L. monocytogenes) dan bakteri gram negatif (P. aeruginosa), namun diameter penghambatan pertumbuhan bakteri gram negatif (6,67±0,58 mm) lebih besar dibandingkan dengan bakteri gram positif (4,67±0,58 mm) pada konsentrasi ekstrak tertinggi (6%).


2020 ◽  
Vol 11 (SPL4) ◽  
pp. 921-928
Author(s):  
Insanu M ◽  
Santoso F R C ◽  
Fidrianny I

The Ficus genus belongs to the Moraceae family were used for medicinal purposes. Distributed in America, Asia, Africa, and Australia, there were sixteen species accepted in Indonesia. They were Ficus callosa, Ficus melinocarpa, Ficus elastica, Ficus drupaceae, Ficus geocarpa, Ficus Superba, Ficus heteropoda, Ficus fistulosa, Ficus hirta, Ficus ampelas, Ficus adenosperma, Ficus ardisioides, Ficus consociate, Ficus ribes, Ficus lyrata, Ficus virens Aiton. This article reviewed the scientific work of the Ficus genus. Their traditional usage, phytochemical compounds, and pharmacological activity were summarized. This study aims at providing a collection of publications on selected species of Ficus genus. A critical review of the literature data revealed secondary metabolite like triterpenoid, steroid, saponin, flavonoid, phenolic compound and alkaloid were found in some species of Ficus. Some pure compounds such as quercetin,  quercetin 3-O-α-L-arabinopyranoside, epilupeol acetate, oleanolic acid, friedelin, elastiquinone,  pinocembrin-7-O-β-D-glucoside, and ficusoside B were isolated. A wide range of pharmacological activities was observed. Antimicrobial, antioxidant, antiviral, antiparasitic, cytotoxic, and antimalarial were found in previous researches. Ficus genus was potential to be developed as a medicinal plant.


Molecules ◽  
2020 ◽  
Vol 25 (21) ◽  
pp. 4974
Author(s):  
Yu-Pu Juang ◽  
Pi-Hui Liang

Saponins are amphiphilic molecules consisting of carbohydrate and either triterpenoid or steroid aglycone moieties and are noted for their multiple biological activities—Fungicidal, antimicrobial, antiviral, anti-inflammatory, anticancer, antioxidant and immunomodulatory effects have all been observed. Saponins from natural sources have long been used in herbal and traditional medicines; however, the isolation of complexed saponins from nature is difficult and laborious, due to the scarce amount and structure heterogeneity. Chemical synthesis is considered a powerful tool to expand the structural diversity of saponin, leading to the discovery of promising compounds. This review focuses on recent developments in the structure optimization and biological evaluation of synthetic triterpenoid and steroid saponin derivatives. By summarizing the structure–activity relationship (SAR) results, we hope to provide the direction for future development of saponin-based bioactive compounds.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 242-254
Author(s):  
Yuska Noviyanty

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki iklim tropis dengan beraneka ragam flora yang tersebar di berbagai daerah. Tanaman Buah Mangga Arum Manis (mangifera indica L.) merupakan salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dengan reaksi warna dan dilanjutkan dengan uji penegasan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis.Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Mangga (mangifera indica L.)  dengan mengunakan metode maserasi. Ekstrak yang diperoleh kemudia dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak yang didapat selanjutnya di uji profil fitokimia meliputi alkaloid, flavonoid, steroid, saponin. Kemudian  dilakukan uji penegasan dengan mengunakan Kromatografi Lapis Tipis.Hasil profil fitokimia ekstrak kulit buah mangga (mangifera indica L.). Pada uji penegasan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) di dapat hasil alkaloid dengan Rf 0,98, flavonoid Rf 0,93, saponin Rf 0,73 dan tannin 0,9.


2020 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Titin Haryati ◽  
Kristina Dwiatmini ◽  
Surya Diantina ◽  
Dodin Koswanudin ◽  
Rafika Yuniawati ◽  
...  

<p>Dioscorea spp. merupakan tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam kategori pangan fungsional karena mengandung senyawa bioaktif, di antaranya ialah diosgenin. Senyawa ini merupakan senyawa golongan steroid saponin digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis obat golongan steroid. Sumber utama senyawa diosgenin adalah Dioscorea spp. Indonesia sebagai salah satu center of origin Dioscorea berpeluang untuk menjadi produsen diosgenin dunia karena mempunyai beragam plasma nutfah Dioscorea. Oleh sebab itu, perlu dikaji potensi diosgenin dari Dioscorea spp. lokal Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan karakterisasi kuantitatif senyawa diosgenin menggunakan metode spektrofotometri Ultra Violet-Visible (UV-Vis) pada 26 aksesi Dioscorea spp. lokal Indonesia, terdiri atas 10 aksesi D. alata, 7 aksesi D. esculenta, dan 9 aksesi D. hispida. Validasi metode spektrofotometri UV-Vis ditentukan berdasarkan nilai korelasi linear, LOD, dan LOQ. Ekstraksi diosgenin dilakukan dengan refluks dan<br />hidrolisis pada saat yang bersamaan dengan pelarut isopropanol 70% dan H2SO4 20%. Metode UV-Vis yang digunakan dalam penelitian ini cukup sensitif dan akurat dengan nilai korelasi linear 0,996, LOD 2,604 μg, dan LOQ 7,890 μg. Kandungan diosgenin tertinggi diperoleh dari aksesi D. hispida dengan kode II sebesar 0,294%. D. hispida dapat dimanfaatkan sebagai kandidat sumber potensial senyawa diosgenin.</p>


This study assesses the phytochemical screening of Brachystegia eurycoma root, leaf and bark using aqueous solvent. Phytochemical screening was conducted to determine the presence of natural products (alkaloids, tannins, steroid, saponin, phenol, carbohydrate, flavonoid, terpenoid, triterpenoids, quinone and cardial glycoside) using standard procedure. The qualitative phytochemical constituents of Brachystegia eurycoma leaf, root and stem bark revealed the presence Alkaloid, Flavonoid, quinone, tannin, saponin and Terpenoids while Phenol, carbohydrate, steroids and triterpenoids are absent in the leaf, stem bark and root extracts of the plant. Cardiac glycoside was only present in root extracts. The quantitative phytochemical screening of the extracts showed that they had high concentrations of alkaloids and tannins and they were relatively low in Terpenoids. The results evidently specifies aqueous extract of leaf, bark and root of Brachystegia eurycoma contains various bioactive compounds which have various medicinal properties that can be used for the treatment of many diseases. However, isolation of individual phytochemical constituents and subjecting it to the biological activity will definitely provide more fruitful results. Therefore, it is recommended as a plant of phytopharmaceutical importance.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document