Macroeconomic Relations in the Islamic Economic Order

Author(s):  
Masudul Alam Choudhury
1992 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 546-555
Author(s):  
Imtiaz Uddin Ahmad

I consider the task of reviewing this book an honor as well as a challenge.My task is made even more difficult and the challenge moE significantwhen I read excellent reviews from both intellectual spectra,Western as well as Islamic. From the West, Kenneth Boulding, an eminentbehavioral scientist and social economist, expresses his admirationboth for the author’s readable style as well as the depth and the maturityof his knowledge when he writes:This is an excellent work . . . His understanding is quitesophisticated. At the same time his style is clear and he writeswith humanity and a very deep concern for the welfare of thehuman race.From the East, the book has already received and incorporated commentsand suggestions from a number of economists at the forefront ofresearch in Islamic economics, among them Dr. Nejatullah Siddiqui andProfessor Khurshid Ahmad. The latter economist has very succinctly summarizednot only his own views but also thm of other Islamic scholarswhen, in the foreword, he writes:Dr. Chapra has dealt with the subject as a trained social scientistand objective Islamic scholar. His grasp of the contemporarysystems and their problems is thorough and incisive, his presentationof Islamic economic order is concise and convincing. Hisbalanced critique of the western systems as well as that of thecontemporary Islamic society is presented in a style that isscholarly yet simple, clear and prescriptive. . . . Dr. Chapra hasclearly demonstrated that well being can not be attained throughthe pursuit of material possessions alone and that efficiency andequity can become operational concepts only if they are redefinedin the context of their linkage to moral values and socioeconomicstructures.”


1986 ◽  
Vol 13 (6) ◽  
pp. 60-78
Author(s):  
Masudul Alam Choudhury ◽  
A.N.M. Azizur Rahman

2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 124-136
Author(s):  
Ade Fadillah Pospos

This paper discusses the economic phenomenon of Islam in Aceh background Islamic law. Results of this analysis suggested a need for improving the quality and quantity of human resources, dissemination to the public of Islamic economics, the regulation of Islamic economics and Islamic economic authorities need to institute Islamic economic order can be enforced kaffah in this rencong ground.Paper ini membahas tentang fenomena ekonomi Islam di Aceh yang berlatar belakang syariah Islam. Hasil analisis ini mengusulkan perlu adanya peningkatan mutu dan kuantitas sumber daya manusia, sosialisasi kepada masyarakat tentang ekonomi Islam, qanun tentang ekonomi Islam dan perlunya lembaga otoritas ekonomi Islam agar ekonomi Islam dapat ditegakkan secara kaffah di tanah rencong ini.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
St Samsuduha

This paper reviews the concept of distribution and the base value of the Islamic economic system. These two themes are interrelated discourses with one another. As understood, the Islamic economic system aspires to an economic order that is just and beneficial for human life. Therefore, distribution as one of the market instruments in the economic world must effectively take place in the corridor of positive and fair values. The results of the study in this paper concluded that; First, distribution in economic studies is a system of distributing goods and services from producers to consumers. This process is a stage that takes place to synchronize the stages of production of goods with sales. Distribution is an important aspect that determines the adequacy of goods needs in the community. Therefore, the balance can be maximized through the selection of distribution channels in an effective, fair and sustainable manner. Second, the Islamic economic system provides a basic value formulation that can be used as a benchmark in the distribution process. Thus, the distribution made must be in line with the basic value of ownership; the basic value of freedom; basic values of justice; basic value of balance; and the value of togetherness. 


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Chairul Amni

Perencanaan persediaan bahan baku merupakan salah satu peranan yang sangat penting dalam dunia industri untuk meningkatkan permintaan pasar. Sebuah perencanaan produksi akan berjalan dengan baik jika di dukung dengan adanya persediaan bahan baku yang memadai. Persediaan bahan baku juga memberikan kontribusi biaya yang cukup besar sehingga komponen biaya ini juga perlu untuk dikendalikan. Melihat pentingnya fungsi perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku, maka perlu adanya usaha untuk mengelolanya secara efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendukung proses produksi, sehingga tidak terjadi masalah seperti keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen, dan pemborosan biaya bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengendalian bahan baku yang diterapkan serta untuk mengetahui jumlah ekonomis bahan baku pada setiap kali pemesanan yang di analisis dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Dari penelitian ini mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan metode EOQ dalam pemesanan bahan baku jauh lebih optimal dan efisien dibanding metode yang selama ini diterapkan, terlihat dari selisih total biaya pemesanan bahan baku pada tepung mencapai 1,21% (404.950 rupiah) selisih pada bahan baku gula 0,02% (4.450 rupiah) dan selisih biaya pada pemesanan ragi dan garam sebesar 14,31% yaitu sebesar Rp. 82.500 untuk Ragi dan Rp. 8.250 untuk selisih pemesanan garam. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode EOQ mempuanyai hasil baik dalam melakukan pemesanan bahan baku sehingga bahan baku untuk produksi tidak mengalami penumpukan dan tidak mengalami kekosongan dalam gudang.


2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 710-724
Author(s):  
Dewi Rosa Indah ◽  
Elsayus Yulia Risasti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Tri Agro Palma Tamiang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Economic Order Quantity, stok pengaman dan titik pesan kembali. Berdsarkan hasil analisis Kuantitas pembelian yang optimum menurut kebijakan perusahaan adalah 248,78 Ton pertahun. Sedangkan berdasarkan metode Economic Order Quantity kuantitas pembelian yang optimum adalah 470,68 ton. Frekuensi pembelian yang optimum menurut kebijakan perusahaan adalah 312 kali, sedangkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity yaitu 165 kali. Total biaya persediaan dengan menggunakan kebijakan perusahaan adalah Rp.5.425.172 setelah menggunakan metode Economic Order Quantity dapat mengefisiensikan besarnya biaya persediaan perusahaan yaitu Rp. 4.482.274. Sementara itu untuk persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali menurut kebijakan perusahaan tidak ada, sedangkan menurut perhitungan metode Economic Order Quantity besarnya persediaan pengaman adalah sebanyak 1.106,74 Ton dan titik pemesanan ulang sebesar 1.355,52 Ton.


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Rizki Ahmad Fauzi ◽  
Rudi Hartono

Mengendalikan persediaan dengan tepat bukanlah hal yang mudah. Jumlah persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan menjadi terlalu besar, selain itu resiko kerusakan bahan baku juga menjadi lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit akan mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan yang menghambat proses produksi. Metode pengendalian persediaan yang dibandingkan dalam penelitian ini yakni metode Economic Order Quantity (EOQ). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengendalian persediaan bahan baku benang ada PT. Indonesia Wacoal yang efektif dan efisien agar tercapai hasil produksi yang optimal menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ adalah metode perhitungan yang mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Perhitungan data yang digunakan adalah data mulai tahun 2014 hingga Agustus 2016. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa total biaya persediaan bahan baku benang polina polina yang harus dikeluarkan perusahaan lebih besar bila dibandingkan dengan total biaya persediaan yang dihitung menurut metode EOQ. Terjadi penghematan pada tahun 2014 pada benang polina 110 (998) sebesar Rp 3.760.889 tahun 2015 sebesar Rp 2.565.837 dan tahun 2016 sebesar Rp 10.993.200. Pada tahun 2014 pada benang polina 110 (999) sebesar Rp 2.225.378 tahun 2015 sebesar Rp 1.857.287 dan tahun 2016 sebesar Rp 3.928.178. pada tahun 2014 pada benang polina 110 (997) sebesar Rp 3.959.323 tahun 2015 sebesar Rp 4.874.495 dan tahun 2016 sebesar Rp 6.117.023. Kata kunci: Bahan Baku, Economoic Order Quantity, Persediaan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document