Discriminant analysis is one of the statistical techniques that may use to provide the most appropriate estimation for classifying individuals into one group based on the independent variable score (discriminant score). There are 2 main assumptions in discriminant analysis such as fulfilled data normality and similarity of variant-covariants. This study aims to determine whether there is a relationship between DHF Incidence Rate (IR) and entomology index if a region is classified as a coast-not a coast and rural-urban. This research conducted in 78 districts in Indonesia carried out in Disease Reservoir and Vector Specific Research from 2016 to 2017. The geographical area of Indonesia which has a tropical climate with three months of rainy season in December, January, February and three months of the dry season in June, July, August can be a hyperendemic area of DHF. This condition is exacerbated by the development of increasingly complex urban areas and the development of rural areas into cities that reduce environmental quality and have an impact on the expansion of the habitat of Aedes aegypti as vector of DHF. The data to be analyzed are the entomology index in the form of numbers of HI, BI, CI and ABJ against IR. The results of the analysis provide information that the very low value of Canonical Correlation is 0.076 classified as coast and not coast so that there is no relationship between the independent variable and the dependent variable. While the Canonical Correlation value is quite high, which is 0.219 classified as rural and urban showed that there is a relationship between the independent variable and the dependent variable. Based on the results, densely populated ecosystems in urban or rural areas have a great chance of cases of dengue hemorrhagic fever, so people need to monitor mosquito larvae to control DHF.
Abstrak
Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk memberikan pendugaan yang paling tepat untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu kelompok berdasarkan skor variabel bebas (skor diskriminan). Terdapat 2 asumsi utama dalam melakukan analisis diskriminan, yaitu normalitas data harus terpenuhi dan kesamaan varian-kovarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Incidence Rate (IR) DBD dengan indeks entomologi jika suatu wilayah diklasifikasi menjadi pantai-bukan pantai dan perdesaan-perkotaan. Penelitian telah dilakukan di 78 kabupaten di Indonesia pada Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit tahun 2016 hingga 2017. Wilayah geografis Indonesia yang beriklim tropis dengan tiga bulan musim hujan pada Desember, Januari, Februari dan tiga bulan musim kemarau pada Juni, Juli, Agustus dapat menjadi wilayah hiperendemik DBD. Kondisi tersebut diperparah oleh perkembangan wilayah perkotaan yang semakin kompleks dan perkembangan wilayah pedesaan menjadi kota yang menurunkan kualitas lingkungan hidup dan berdampak pada perluasan habitat nyamuk Aedes aegypti vektor penyakit DBD. Data yang akan dianalisis adalah data indeks entomologi berupa angka HI, BI, CI dan ABJ terhadap IR. Hasil analisis memberikan informasi bahwa nilai Canonical Correlation yang sangat rendah yaitu 0,076, jika diklasifikasi menjadi pantai dan bukan pantai menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai Canonical Correlation yang cukup tinggi yaitu 0,219, jika diklasifikasi menjadi perdesaan dan perkotaan menunjukkan terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat nya. Berdasarkan hasil penelitian ini, ekosistem padat penduduk di perkotaan atau perdesaan memiliki peluang besar terhadap adanya kasus demam berdarah dengue, sehingga masyarakat perlu melakukan monitoring terhadap jentik nyamuk untuk pengendalian DBD.