EDUCATION PREMIUM IN THE ONLINE PEER-TO-PEER LENDING MARKETPLACE: EVIDENCE FROM THE BIG DATA IN CHINA

2018 ◽  
Vol 63 (01) ◽  
pp. 45-64 ◽  
Author(s):  
JUANJUAN CHEN ◽  
YABIN ZHANG ◽  
ZHUJIA YIN

We study the education premiums in the online peer-to-peer (P2P) lending marketplace in which individuals bid on unsecured microloans applied by individual borrowers. Using more than 100,000 consummated and failed listings from the largest online P2P lending marketplace in China — Paipaidai.com, we examine whether higher education level lead to lower interest rates and lower risk of default. We find that controlling for other characteristics of borrowers, borrowing rates of borrowers with bachelor’s degrees is 0.141 percent higher than that of borrowers with associate’s degrees, and that female borrowers’ education premiums were higher than their male counterparts. With regard to loan performance, borrowers with bachelor’s degrees are 13% less likely to default than the borrowers with associate’s degrees. Therefore, the education premiums in the P2P lending marketplace are rational.

2021 ◽  
Vol 50 (4) ◽  
pp. 789
Author(s):  
Hendrawan Agusta

Perkembangan teknologi informasi sangat pesat, adanya kolaborasi antara teknologi informasi dengan berbagai bidang kehidupan melahirkan berbagai macam inovasi yang membuat kehidupan masyarakat semakin mudah. Inovasi di bidang teknologi informasi melahirkan model bisnis baru yang pada gilirannya mampu menghasilkan efisiensi bagi masyarakat. Revolusi teknologi informasi tersebut terus berkembang dan sekarang memasuki bidang keuangan yang regulasinya ketat. Kolaborasi antara teknologi informasi dengan bidang keuangan melahirkan Teknologi Finansial atau Financial Technology (Fintech), salah satunya pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi (Peer to Peer Lending/P2P Lending). Masyarakat menjadi lebih mudah mengakses kebutuhan keuangannya melalui P2P Lending. Di sisi lain, muncul tantangan dalam P2P Lending mengenai perlindungan data (data pribadi, data transaksi dan data keuangan). Dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya data pribadi Penerima Pinjaman, dimana data pribadi tersebut perlu dilindungi agar tidak terjadi penyalahgunaan yang menimbulkan permasalahan hukum


Author(s):  
Peng Wang ◽  
Mei Su ◽  
Jingyi Wang

Abstract How do traditional organized criminal groups run their offline businesses on the internet? Drawing on interview data, news reports and interactions with illegal moneylenders, this article examines how loan sharks use the online peer-to-peer lending market to lend money to Chinese students at exorbitant interest rates. Illegal lenders employ techniques of deception, the sharing of compromising information (e.g. social contacts and nude photos) and professional legal services to develop internet-based loan scams to trap student borrowers. To enforce loan repayment, lenders have developed a new strategy: relational repression, which is the use of cyberviolence and the threat of revealing damaging information to clients’ social contacts. This puts enormous pressure on clients and their families to make payments. The use of relational repression reduces the need to resort to physical violence and bribe police officers.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 460
Author(s):  
Candrika Radita Putri

Teknologi telah berkembang pesat dan merambah ke berbagai bidang termasuk pada sektor finansial. Teknologi finansial mengubah sistem keuangan tradisional ke dalam bentuk digital dengan tujuan dapat menunjang perekonomian Indonesia serta memberikan kemudahan kepada masyarakat. Kemunculan teknologi finansial salah satunya diwujudkan dengan inovasi layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi atau biasa dikenal dengan Peer to peer Lending (P2P Lending).Dalam pengembangannya, belum banyak peraturan hukum yang dapat memayungi berjalannya kegiatan tersebut sehingga pelaksanaannya masih berada di wilayah abu-abu. Meskipun layanan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat, namun sangat berisiko karena para pihak yang melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam P2P Lending tidak bertatap muka secara langsung pada saat pelaksanaan perjanjian ataupun bertransaksi. Hal tersebut terjadi karena pelaksanaan kegiatan P2P Lending mengandalkan sistem yang digerakkan teknologi. Penyelenggara P2P Lending tentunya berperan sangat penting dalam berjalannya kegiatan tersebut karena segala kegiatan yang terjadi pada sistem menjadi tanggung jawab penyelenggara. Selain itu penyelenggara juga berkedudukan sebagai perantara sehingga penerima dan pemberi pinjaman dapat bertemu dalam platform yang telah disediakan. Pada pelaksanaan P2P Lending, belum diberikan informasi secara gamblang dan rinci mengenai kedudukan para pihaknya untuk mengetahui pihak yang bertanggung gugat seandainya penerima pinjaman melakukan wanprestasi.


2019 ◽  
Vol 2 (6) ◽  
pp. 2025
Author(s):  
Cheyzsa Mega Andhini S.P

E-commerce yang merupakan bentuk perdagangan elektronik menjadi tren dalam perdagangan di Indonesia saat ini. Tidak hanya perdagangan secara elektronik saja melainkan diiringi dengan adanya pembayaran secara elektronik yang kita kenal dengan Financial Technology (Selanjutnya disingkat fintech). Fintech adalah sebuah inovasi di dalam bidang jasa keuangan. Fintech yang bermunculan di Indonesia ini menjadi salah satu alternatif dalam hal pembayaran berbasis online. Salah satu jenisnya adalah sistem kredit secara online yang disebut dengan P2P Lending. P2P Lending secara legal diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi, sebagai dasar hukum terkait sistem pinjam meminjam dengan system elektronik. P2P Lending yang bermunculan di Indonesia membuat pihak bank konvensional juga menawarkan fasilitas yang sama pada perbankan yaitu sistem kredit online. Kesamaan fasilitas antara P2P Lending dan Kredit Online Sistem ini menimbulkan persaingan usaha tidak sehat, karena mereka berada pada relevant market yang sama.


2019 ◽  
Vol 27 (1) ◽  
pp. 274-282 ◽  
Author(s):  
Taofik Hidajat

Purpose This paper aims to highlight the existence of illegal peer-to-peer (P2P) lending in Indonesia, unethical practices of P2P lending operators to borrowers, regulatory weaknesses and offer recommendations to reduce unethical practices. Design/methodology/approach This paper is a general discussion through desk research using secondary data from journal papers, research reports, books and papers online. Findings There are regulatory weaknesses in regulating illegal P2P lending. There are no strict legal sanctions for P2P lending operators who act unethically to borrowers. Originality/value This paper discusses the unethical actions of P2P lending operators and the inability of regulations to take legal action against illegal P2P operators.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Mingfeng Tang ◽  
Mei Mei ◽  
Cuiwen Li ◽  
Xingyang Lv ◽  
Xushuang Li ◽  
...  

Abstract Previous studies indicate that individuals’ default behaviors on online peer-to-peer (P2P) lending platforms greatly influence other borrowers’ default intentions. However, the mechanism of this impact is not clear. Moreover, there is scarce research in regard to which factors influence the relationship between an individual’s default behavior and an observer’s default intention. These important questions are yet to be resolved; hence, we conducted two experiments using the scenario-based research method, focusing on Chinese online P2P lending platforms. Our results indicate that an individual’s default behavior can trigger an observer’s default intention as a result of the imperfect punitive measures as they currently exist on Chinese online P2P lending platforms. Both the observer’s moral disengagement level and pragmatic self-activation level serve as mediating variables. In situations where an observer knows an individual’s default behavior, the level of intimacy between the defaulter and observer positively affects the relationship between their default behavior and intention. The intimacy level also positively influences the relationship between the individual’s default behavior and the two mediator variables. Based on the findings, we provide management suggestions in the context of online P2P lending. Our study sets a foundation for future research to utilize other methods to extend the present research findings to other regions and domains.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document