Statin treatment patterns and clinical profile of patients with risk factors for coronary heart disease defined by National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III

2014 ◽  
Vol 30 (12) ◽  
pp. 2443-2451 ◽  
Author(s):  
David M. Kern ◽  
Sanjeev Balu ◽  
Ozgur Tunceli ◽  
Deborah Anzalone
Keyword(s):  
Risk Factors ◽  
Coronary Heart Disease ◽  
Heart Disease ◽  
Education Program ◽  
National Cholesterol Education Program ◽  
Statin Treatment ◽  
Treatment Patterns ◽  
Clinical Profile ◽  
Adult Treatment ◽  
Adult Treatment Panel

scholarly journals Impact of the Third Cholesterol Report from the Adult Treatment Panel of the National Cholesterol Education Program on the Clinical Laboratory

2002 ◽  
Vol 48 (1) ◽  
pp. 11-17 ◽  
Author(s):  
G Russell Warnick ◽  
Gary L Myers ◽  
Gerald R Cooper ◽  
Nader Rifai
Keyword(s):  
Risk Factors ◽  
Education Program ◽  
National Cholesterol Education Program ◽  
Clinical Laboratory ◽  
Hdl Cholesterol ◽  
Blood Cholesterol ◽  
Adult Treatment ◽  
Adult Treatment Panel ◽  
The Third ◽  
The Metabolic Syndrome

Abstract Background: The US National Cholesterol Education Program has recently released the third report of the Adult Treatment Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. Incorporating new evidence and more consistent with other international intervention programs, these more complex guidelines will considerably expand indications for treatment. The implications for clinical laboratories are summarized in this report. Content: LDL-cholesterol (LDL-C) remains the major focus for classification and treatment, whereas diabetes, the presence of multiple risk factors, including the metabolic syndrome, and increased triglycerides (TGs), will now require more intensive management. For screening, a fasting lipoprotein profile is recommended, adding LDL-C and TGs to the previous measurements of total cholesterol and HDL-cholesterol (HDL-C). Lowering the cutpoints defining optimal LDL-C [100 mg/dL (2.58 mmol/L)] and normal TGs [150 mg/dL (1.70 mmol/L)] and raising the cutpoint for low HDL-C to 40 mg/dL (1.03 mmol/L) will select more patients for treatment. A new marker, non-HDL-C, becomes a secondary target in treating high TGs. Conclusions: Laboratories will need to adjust reporting formats and interpretations and can expect more requests for tests to characterize secondary causes of dyslipidemia, e.g., diabetes, and for the so-called “emerging risk factors”, e.g., lipoprotein(a), homocysteine, and C-reactive protein.

GAMBARAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DAN KEBIASAAN MEROKOK PADA PENDERITA SINDROMA METABOLIK DI INSTANSI NON KESEHATAN

2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Maghfirahmah Amsyah Putri ◽  
Ayu Lestari ◽  
Stephani Stephani ◽  
Muharni Muharni
Keyword(s):  
Education Program ◽  
National Cholesterol Education Program ◽  
Adult Treatment ◽  
Adult Treatment Panel ◽  
Cross Sectional ◽  
Purposive Sampling

Pendahuluan: Meningkatnya angka kejadian SM terjadi akibat peningkatan kasus obesitas. Laporan dari National Cholestrol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) menunjukkan peningkatan prevalensi SM remaja periode 1988- 1992 ke periode 1999-2000, yaitu dari 4,2% menjadi 6,4%. Prevalensi laki laki yang mengalami SM ternyata lebih besar dibanding perempuan, yaitu 9,1% dibanding 3,7%. Penelitian lain yang dilakukan di Depok (2001), menunjukkan prevalensi sindroma metabolik menggunakan kriteria National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) dengan modifikasi Asia Pasifik, terdapat pada 25.7% pria dan 25% wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pola makan, aktivitas fisik, riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan merokok pada penderita sindroma metabolik di instansi non kesehatan. Metode: deskriptif observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2017. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu memenuhi 3 dari 5 kriteria sindroma metabolik. Jumlah sampel penelitian adalah 32 responden. Hasil: jenis makanan yang sering dikonsumsi responden untuk jenis makanan pokok adalah nasi, lauk hewani adalah daging ayam, lauk nabati adalah tempe, sayuran adalah wortel, dan untuk buah-buahan adalah pepaya. Frekuensi makan repsonden sebagian besar lebih dari 3 kali sehari (71,87%). Asupan makan responden termasuk dalam kategori lebih yaitu karbohidrat (62,5%), lemak (71,87%), protein (81,25%), dan natrium (46,87%). Sebagian besar responden berada pada kategori aktivitas fisik sedang (59,38%). Responden yang melakukan aktivitas fisik sedang dengan frekuensi cukup sebesar 57,89%. Responden yang melakukan aktivitas fisik sedang dengan durasi cukup sebesar 68,43%. Responden dengan status perokok sebesar 34,4%. Jumlah rokok per hari tertinggi adalah 5-14 batang sebanyak 21,9%. Responden yang memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu sebesar 43,8%.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document