scholarly journals Prevalence, Awareness, Treatment and Control of Hypertension in Indonesian Adults Aged ≥40 Years: Findings from the Indonesia Family Life Survey (IFLS)

PLoS ONE ◽  
2016 ◽  
Vol 11 (8) ◽  
pp. e0160922 ◽  
Author(s):  
Mohammad Akhtar Hussain ◽  
Abdullah Al Mamun ◽  
Christopher Reid ◽  
Rachel R. Huxley
2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 100-111
Author(s):  
Bayu Kharisma ◽  
Sutyastie Soemitro Remi ◽  
Ferry Hadiyanto ◽  
Andhika Dwi Saputra

Abstract: Arisan or Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) constitute one of the most commonly found informal financial institutions in the developing world. This study aims to analyze the effect of Rotating Savings And Credit Associations (ROSCAs) on poverty in Indonesia using panel data sourced from the fourth and fifth wave of the Family Life Survey (IFLS). This study used a conditional logit or fixed effect logit to see the effect of Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) participation and control variables, which include individual, household, and community characteristics on poverty variables that are binary or categorized. The results showed that Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) participation can reduce poverty. Meanwhile, this study shows that women who participate in Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) can reduce poverty significantly. Keywords: poverty, ROSCAs, IFLS, conditional logit  Ekonomi Arisan dan Kemiskinan di Indonesia Abstrak: Arisan atau Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) merupakan salah satu lembaga keuangan informal paling umum yang terdapat di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh arisan (ROSCAs) terhadap kemiskinan di Indonesia dengan menggunakan data panel yang bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang keempat dan kelima. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conditional Logit atau Fixed Effect Logit untuk melihat pengaruh variabel partisipasi arisan dan variabel kontrol yang meliputi karakteristik individu, rumah tangga, dan komunitas terhadap variabel kemiskinan yang bersifat biner atau kategori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi arisan dapat mengurangi kemiskinan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang berpartisipasi dalam arisan dapat mengurangi kemiskinan secara signifikan.  Kata kunci: Kemiskinan, arisan, IFLS, conditional logit 


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 43-54
Author(s):  
Vitriyani Tri Purwaningsih

Rumah tangga yang dipimpin oleh perempuan cenderung lebih banyak berkerja pada sektor informal yang memiliki pendapatan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesejahteraan antara pekerja informal dan formal di antara rumah tangga yang dipimpin oleh seorang perempuan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014, dengan metode analisis Two Stage LeastSquare (2SLS) menggunakan pendekatan instrumental variable. Temuan dari penelitian ini menyatakan bahwa rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan yang bekerja di sektor informal memiliki kesejahteraan yang lebih rendah dibandingkan dengan rumah tangga sektor formal. Usia kepala rumah tangga perempuan yang lebih dewasa, memiliki lahan pertanian dan tabungan mampu meningkatkan pengeluaran per kapita bulanan.Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya kesenjangan antar sektor namun kepemilikan aset dapat meningkatkan kesejahteraan di antara rumah tangga perempuan.


JEJAK ◽  
2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 207-223
Author(s):  
Endiarjati Dewandaru Sadono

Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN) program has been applied since 1998 and has been renamed as Beras Sejahtera (RASTRA) in early 2017, but their effectiveness is still debatable. This study tries to evaluate the impact of RASKIN program on household income. Using data from 3,745 households in Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 that has been estimated using propensity score matching, this study has identified precisely that RASKIN program has a negative and significant effect on household income. This happens because the benefits that reveived by Rumah Tangga Sasaran (RTS) are very small. The small benefit is affected by the amount of rice received, frequency and price that have been paid to get RASKIN is not in accordance with the guidelines. The result of this study is along with previous studies, where the amount and price of rice that distributed through RASKIN program is not exactly correct. Therefore, there must be a change in program format, not just renaming from RASKIN to RASTRA only.


2016 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 44-57
Author(s):  
Nenny Hendajany ◽  
Tri Widodo ◽  
Eny Sulistyaningrum

Evolution Returns to Education Across Provinces: Indonesia Family Life Survey 1993–2014This study traces the evolution of return to education using large samples from Indonesia Family Life Survey (IFLS). This study apply Mincer Model to find rate of return to education. The rate of return to education decrease from 1993 to 2014 in Indonesia. Interestingly, the declining rate for return to education for men is much larger than for women. Return to education is considerably heterogenic across province and gender. Furthermore, the rate of women is larger than men. Finally, this study find potential experience have not different from 1993 to 1997, but have increased in 2000 and 2014.Keywords: Education; Returns to Education; Mincer ModelAbstrakPenelitian ini melihat perkembangan dari tingkat pengembalian investasi pendidikan (return to education) dengan data Indonesia Family Life Survey (IFLS). Penelitian ini menggunakan Model Mincer untuk menentukan tingkat pengembalian investasi pendidikan. Tingkat pengembalian investasi pendidikan menurun dari tahun 1993 sampai 2014. Penurunan tingkat pengembalian investasi pendidikan untuk pria lebih besar dari pada wanita. Hasil tingkat pengembalian investasi pendidikan bervariasi antar-provinsi dan jenis kelamin, namun pada umumnya nilai return pada wanita lebih besar daripada pria. Pengaruh dari pengalaman kerja potensial tidak berbeda dari tahun 1993 sampai 1997, tetapi mulai meningkat di tahun 2000 dan 2014.


2018 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
Author(s):  
Teguh Dartanto ◽  
Faizal Moeis ◽  
Renny Nurhasana ◽  
Aryana Satrya ◽  
Hasbullah Thabrany

Populasi ◽  
2015 ◽  
Vol 23 (2) ◽  
pp. 17-37
Author(s):  
Eddy Kiswanto

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemakaian alat kontrasepsi dari tahun 1997-2007 pada wanita kawin usia 15-49 tahun dan alasan tidak memakai alat kontrasepsi lagi berdasarkan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 1997, 2000, dan 2007. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan tabulasi silang digunakan untuk mendapatkan pola penggunaan alat kontrasepsi berdasarkan karakteristik individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita pernah kawin yang menggunakan alat kontrasepsi berada pada kelompok umur di bawah 40 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak. Dari sisi pendidikan, paling banyak berpendidikan rendah dan menikah pada usia muda, sedangkan wanita yang berpendidikan tinggi cenderung menunda perkawinannya. Jenis kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah hormonal, baik dari tahun 1997-2000 maupun dari tahun 2000-2007. Mayoritas akseptor baru tahun 2000 dan 2007 memakai alat kontrasepsi jenis hormonal, demikian juga akseptor yang berhenti memakai sebelumnya menggunakan jenis hormonal. Alasan penghentian pemakaian alat kontrasepsi terbanyak adalah karena keinginan mempunyai anak lagi. Sebagian besar mereka berada pada kelompok umur di bawah 30 tahun dan baru memiliki 1-2 orang anak. 


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Pusvita Yuana

Studi ini bertujuan untuk memahami perilaku keuangan individu Muslim Indonesia secara empiris menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5. IFLS5 memberikan informasi secara luas mengenai indikator perilaku keuangan dan sosiodemografi seseorang seperti tingkat pendidikan, usia, gender, dan lokasi tempat tinggal. Data perilaku keuangan tersebut berdasarkan data individu berupa jumlah dana simpanan, jumlah pendapatan, dan keputusan mengambil pinjaman. Variabel yang didapatkan dari data IFLS5 tersebut kemudian diuji menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa jumlah dana simpanan dipengaruhi oleh jumlah pendapatan, keputusan mengambil pinjaman, tingkat religiusitas, tingkat pendidikan, dan usia. Melalui hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor penentu perilaku keuangan Muslim Indonesia berdasarkan keputusan untuk menyimpan dana. Pengaruh positif dari tingkat religiusitas pada perilaku keuangan diharapkan dapat memberi sinyal positif pada bank syariah dan menggunakannya sebagai dasar dalam mengembangkan produknya sesuai sistem syariah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document