scholarly journals Karakteristik Pasta TiO2 Suhu Rendah untuk Aplikasi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

2016 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Mariya Al Qibtiya ◽  
Lia Muliani ◽  
Jojo Hidayat

Pada tulisan ini, diuraikan karakteristik pasta TiO2 suhu rendah untuk aplikasi sel surya berbasis dye-sensitized yang dipreparasi dengan penambahan serbuk TiO2 reflektor. Penambahan TiO2 reflektor sebagai light scattering layer pada pasta dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap karakteristik listrik sel surya yang dihasilkan. Preparasi pasta dilakukan menggunakan bahan komersial yaitu pasta T-Nanooxide D-L (Solaronix) dan serbuk pasta WER2-O (Dyesiol) sebagai bahan reflector. Bahan tersebut dianalisis struktur kristalnya. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukan bahwa bahan TiO2 serbuk yang digunakan adalah nanokristal dengan struktur kristal anatase. Pasta ini dideposisi di atas permukaan plastik dan kaca konduktif (ITO-PET dan FTO) dengan metode doctor blade printing. Proses sintering lapisan TiO2 dilakukan pada suhu rendah yaitu 120 ˚C selama 4 jam. Morfologi permukaan lapisan TiO2 dianalisa menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Lapisan TiO2 yang terbentuk diaplikasikan pada DSSC sebagai fotoelektroda. Pewarnaan dengan larutan N-719 (Ruthenium Complex), lapisan elektroda kerja platina dan larutan elektrolit iodine. Karakteristik kurva I-V dengan ukuran sel daerah aktif 1 cm2 diukur menggunakan Sun Simulator AM1,5 dengan sumber cahaya Xenon dan intensitas 50 mW/cm2. Hasil pengukuran menunjukkan penambahan serbuk TiO2 reflektor dapat meningkatkan unjuk kerja sel surya fleksibel yang dihasilkan. Efisiensi terbaik DSSC yang dihasilkan adalah 0,166% untuk substrat plastik dan 0,167% untuk substrat kaca.

2013 ◽  
Vol 802 ◽  
pp. 32-36
Author(s):  
Wanichaya Mekprasart ◽  
Wirat Jarernboon ◽  
Wicharn Techitdheera

The working electrode of dye-sensitized solar cell was modified using composite material of TiO2 particles/TiO2 nanofibers/CNT by doctor blade method. Structural properties of pre-cursor materials and as-prepared working electrodes were well characterized by X-ray diffraction and scanning electron microscopy. The efficiency and relevant parameters of solar cells with modified electrodes were measured. The optimized weight ratios of 1 wt.% TiO2 nanofibers derived from leucoxene and 0.01 wt.% CNT exhibited the highest improvement of DSSC efficiency with solar efficiency of 1.11% and fill factor of 0.32. The increase of current density may be originated from easier electron transfer that occurred in the device with modified TiO2 particles/TiO2 nanofibers/CNT composite.


2010 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 109-112
Author(s):  
Retno Adi Mawarti ◽  
Abdul Haris ◽  
Gunawan Gunawan

Telah dilakukan penelitian tentang performansi Dye Sensitized Solar Cell pada kaca LCD dengan sensitizer dari bunga rosela (Hibiscus sabdariffa). Konstruksi sel surya yang digunakan adalah sistem sandwich. Elektroda lawan-grafit diletakkan di atas lapisan TiO2–pewarna bunga rosela dengan elektrolit terletak di antara kedua elektroda tersebut. Karakterisasi sel surya dilakukan dengan analisis serapan elektronik pada bunga pacar air merah, Scanning Electron Microscopy (SEM), difraksi sinar X, serapan inframerah, dan pengukuran potensial sel surya. Panjang gelombang maksimum pada bunga rosela sebesar 515 nm. Morfologi permukaan lapis tipis TiO2 pada perbesaran 20.000x dan 40.000x menunjukkan permukaan TiO2 yang beronggga-rongga dengan ukuran yang berkisar antara 0,1 - 13 nm. Tampang lintang lapis tipis TiO2 menunjukkan lapis-lapis homogen dengan ketebalan 3 nm. Pada difraktrogram lapis tipis TiO2­ menunjukkan intensitas pola difraksi cukup tinggi dengan puncak utama pada 2θ yaitu 25,41°; 37,91°; 48,16°; 55,19° dan 62,83° dengan jarak antar bidang (d) sebesar 3,503 Å; 2,371 Å; 1,888 Å; 1,663 Å dan 1,478 Å sebagai kristal anatase dengan ukuran kristal sebesar 17,366 nm. Penelitian sistem sel surya dengan rosela sebagai zat warna dengan variasi waktu perendaman yaitu 24 jam dan 1 jam masing-masing menghasilkan harga efisiensi sebesar 0,00065% dengan arus 0,035.10-3 A, tegangan 0,509 V serta 0,00022% dengan arus 0,028.10-3 A dan tegangan 0,293 V.


2021 ◽  
Vol 44 (02) ◽  
Author(s):  
VĂN THANH KHUÊ ◽  
HUỲNH NGUYỄN VIỆT ĐỨC ◽  
VÕ THÀNH CÔNG ◽  
NGUYỄN VĂN TRỌNG

Thiết bị spin coater được thiết kế, chế tạo và ứng dụng để tổng hợp vật liệu màng mỏng đồng nhất trên chất nền phẳng với chi phí phù hợp, dễ sử dụng, khả năng hoạt động ở 2 pha tốc độ với khoảng tốc độ điều chỉnh là 300 - 4800 rpm, độ ổn định tốc độ cao và phù hợp với chất nền phẳng có nhiều hình dạng khác nhau với kích thước tối đa 10 cm. Thiết bị được phát triển trên nền tảng Arduino và công nghệ in nhựa 3D . Film bảng mỏng của vật liệu chất bán dẫn mầm tinh thể ZnO phủ trên đế kính dẫn trong suốt ITO có kích thước 25 mm x 25 mm được tổng hợp bằng thiết bị tự chế spin-coater và phương pháp nhiệt. Các phương pháp phân tích hóa lý hiện đại scanning electron microscopy và x-ray diffraction được áp dụng để nghiên cứu hình thái học và cấu trúc tinh thể của lớp vật liệu. Lớp mầm tinh thể ZnO, là giai đoạn quan trọng trước khi phát triển tinh thể với các hình thù khác nhau ứng dụng trong, điện cực quang điện, thiết bị điện tử quang điện hoá như màn hình cảm ứng, cảm biến, transistor, solar cell.


2008 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 70-77 ◽  
Author(s):  
Diah Lestari Pangestuti ◽  
Gunawan Gunawan ◽  
Abdul Haris

Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) adalah suatu alat/piranti yang dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. DSSC merupakan sel surya generasi ketiga yang terdiri dari semikonduktor TiO2 yang diletakkan pada substrat kaca berkonduksi dan direndam dengan sebuah zat warna. Zat warna sebagai Zensitizer yang digunakan berasal dari buah buni (Antidesma bunius L) dan substrat yang dipakai berasal dari kaca LCD (Liquid Crystal Display). Konstruksi DSSC menggunakan sistem berlapis (sandwich) yang terdiri dari elektroda kerja (semikonduktor TiO2-zat warna) dan elektroda lawan (karbon) yang keduanya diletakkan pada kaca berkonduksi serta elektrolit supaya terjadi siklus elektron. Tujuan dari Penelitian ini untuk menghasilkan DSSC dengan sensitizer dari buah buni (Antidesma bunius L), mengkarakterisasi DSSC serta mengetahui efisiensi dari DSSC. Hasil analisis menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan Morfologi permukaan lapis tipis TiO2 pada perbesaran 5000x dan 40.000x yang beronggga-rongga dengan ukuran berkisar antara 135-693 nm dan penampang lintang lapis tipis TiO2 menunjukkan lapis-lapis homogen dengan ketebalan 25 μm, analisis dengan spektroskopi uv-vis menunjukkan zat warna buah buni menyerap cahaya pada λ 525, analisis dengan difraksi sinar X menunjukkan intensitas pola difraksi cukup tinggi dengan puncak utama pada 2θ yaitu 25,4093 dengan jarak antar bidang (d) sebesar 3,50255Å. tegangan maksimum yang dihasilkan sebesar 0,223 V dengan kuat arus maksimum sebesar 0,179.10-3 A dan efisiensi yang dihasilkan sebesar 3,3 x 10-5 %.


2010 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 101-108
Author(s):  
Laila Ika Anggraini ◽  
Abdul Haris ◽  
Didik Setiyo Widodo

Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan Dye Sensitized Solar Cell dengan memanfaatkan ekstrak kol merah (Brassica oleracea var. capitata f. Rubra). Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan salah satu kandidat potensial sel surya, proses absorpsi cahaya dilakukan oleh molekul zat warna dan proses separasi muatan oleh semikonduktor TiO2. Zat warna alami yang digunakan diisolasi dalam campuran asam asetat:metanol:air dan dilakukan screening fitokimia. Karakterisasi ekstrak kol merah dilakukan dengan spektrometer UV Vis dan spektrometer FTIR. Karakterisasi lapis tipis TiO2 dilakukan menggunakan metode difraksi sinar-X dan SEM (Scanning Electron Microscopy). Konstruksi sel surya yang digunakan adalah sistem sandwich. Efisiensi kinerja DSSC diperoleh melalui pengukuran voltase dan arus yang dihasilkan pada kondisi yang berbeda yakni di bawah pancaran sinar matahari dan di dalam ruangan. Hasil karakterisasi komponen DSSC menunjukan bahwa fotosensitizer ekstrak kol merah merupakan senyawa fenolik golongan flavonoid. Adanya kandungan antosianin ditunjukan dengan panjang gelombang maksimum 525 nm dan diperkuat dengan munculnya gugus hidroksil, benzena dan karbonil pada serapan inframerah. Lapis tipis TiO2 menunjukkan morfologi permukaan dengan ukuran rongga sekitar 220 nm, dan ketebalan penampang lintang sekitar 300 nm. Sedangkan difraktrogram lapis tipis TiO2­ menunjukkan bahwa TiO2 memiliki fasa kristalin anatase dengan ukuran kristal sebesar 17,366 nm. Voltase maksimum dan kuat arus maksimum yang dihasilkan pada kondisi di bawah pancaran sinar matahari dan di dalam ruangan masing-masing sebesar 0,627 V; 0,065.10-3 A dan 0,152 V; 0,014.10-3 A. Efisiensi yang dihasilkan sistem sel surya dalam penelitian ini masing-masing sebesar 0,003 % dan 0,000113 %. Hasil karakterisasi arus dan voltase memperlihatkan kemampuan konversi energi cahaya menjadi energi listrik.


Author(s):  
Vicki L. Baliga ◽  
Mary Ellen Counts

Calcium is an important element in the growth and development of plants and one form of calcium is calcium oxalate. Calcium oxalate has been found in leaf seed, stem material plant tissue culture, fungi and lichen using one or more of the following methods—polarized light microscopy (PLM), scanning electron microscopy (SEM), transmission electron microscopy (TEM) and x-ray diffraction.Two methods are presented here for qualitatively estimating calcium oxalate in dried or fixed tobacco (Nicotiana) leaf from different stalk positions using PLM. SEM, coupled with energy dispersive x-ray spectrometry (EDS), and powder x-ray diffraction were used to verify that the crystals observed in the dried leaf with PLM were calcium oxalate.


Author(s):  
Howard S. Kaufman ◽  
Keith D. Lillemoe ◽  
John T. Mastovich ◽  
Henry A. Pitt

Gallstones contain precipitated cholesterol, calcium salts, and proteins. Calcium (Ca) bilirubinate, palmitate, phosphate, and carbonate occurring in gallstones have variable morphologies but characteristic windowless energy dispersive x-ray (EDX) spectra. Previous studies of gallstone microstructure and composition using scanning electron microscopy (SEM) with EDX have been limited to dehydrated samples. In this state, Ca bilirubinates appear as either glassy masses, which predominate in black pigment stones, or as clusters, which are found mostly in cholesterol gallstones. The three polymorphs of Ca carbonate, calcite, vaterite, and aragonite, have been identified in gallstones by x-ray diffraction, however; the morphologies of these crystals vary in the literature. The purpose of this experiment was to study fresh gallstones by environmental SEM (ESEM) to determine if dehydration affects gallstone Ca salt morphology.Gallstones and bile were obtained fresh at cholecystectomy from 6 patients. To prevent dehydration, stones were stored in bile at 37°C. All samples were studied within 4 days of procurement.


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Budi Setiawan ◽  
Erizal Zaini ◽  
Salman Umar

Sebuah penelitian tentang sistem dispersi padat dari asiklovir dengan poloxamer 188 telah dilakukan formulasi dengan pencampuran secara fisika dengan rasio 1 : 1, 1 : 3, 1 : 5 dan dispersi padat 1 : 1, 1 : 3, 1 : 5 dan penggilingan 1:1 sebagai pembanding. Dispersi padat dibuat menggunakan metode pencairan (fusi), yang digabung dengan poloxamer 188 pada hotplate kemudian asiklovir dimasukkan ke dalam hasil poloxamer 188 lalu di kocok hingga membentuk masa homogen. Semua formula yang terbentuk termasuk asiklovir poloxamer 188 murni dianalisis karakterisasinya dengan Differential Thermal Analysis (DTA), X-ray Diffraction, Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Fourier Transform Infrared (FTIR), kemudian pengambilan dilakukan  (penentuan kadar) mengunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 257,08 nm dan uji laju disolusi dengan aquadest bebas CO2 menggunakan metode dayung. Hasil pengambilan  (penentuan kadar) menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan farmakope Amerika edisi 30 dan farmakope Indonesia edisi 4 yaitu 95-110%. Sedangkan hasil uji laju disolusi untuk campuran fisik 1: 1, dan dispersi padat 1: 1, dan penggilingan 1: 1 menunjukkan peningkatan yang nyata dibandingkan asiklovir murni. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil perhitungan statistik  menggunakan analisis varian satu arah  SPSS 17.


2018 ◽  
Vol 21 (7) ◽  
pp. 495-500 ◽  
Author(s):  
Hassan A. Almarshad ◽  
Sayed M. Badawy ◽  
Abdalkarem F. Alsharari

Aim and Objective: Formation of the gallbladder stones is a common disease and a major health problem. The present study aimed to identify the structures of the most common types of gallbladder stones using X-ray spectroscopic techniques, which provide information about the process of stone formation. Material and Method: Phase and elemental compositions of pure cholesterol and mixed gallstones removed from gallbladders of patients were studied using energy-dispersive X-ray spectroscopy combined with scanning electron microscopy analysis and X-ray diffraction. Results: The crystal structures of gallstones which coincide with standard patterns were confirmed by X-ray diffraction. Plate-like cholesterol crystals with laminar shaped and thin layered structures were clearly observed for gallstone of pure cholesterol by scanning electron microscopy; it also revealed different morphologies from mixed cholesterol stones. Elemental analysis of pure cholesterol and mixed gallstones using energy-dispersive X-ray spectroscopy confirmed the different formation processes of the different types of gallstones. Conclusion: The method of fast and reliable X-ray spectroscopic techniques has numerous advantages over the traditional chemical analysis and other analytical techniques. The results also revealed that the X-ray spectroscopy technique is a promising technique that can aid in understanding the pathogenesis of gallstone disease.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Xiaojian Bai ◽  
Chen Jia ◽  
Zhigen Chen ◽  
Yuxuan Gong ◽  
Huwei Cheng ◽  
...  

AbstractWith exquisite design and unique style, the painted sculptures of Tutang Buddha and two attendants Buddha in Jingyin Temple are precious cultural heritages of China. The sculpture of Tutang Buddha, which was carved from a mound and painted by ancient craftsmen, was rarely found in ancient China. However, due to natural and human factors, the sculptures were severely damaged. Obviously, they require urgent and appropriate protection and restoration. In this study, samples taken from the sculptures were analysed through multiple analytical techniques, including scanning electron microscopy with energy dispersive spectrometry (SEM–EDS), Raman spectroscopy, X-ray diffraction (XRD), optical microscopy (OM) and granulometry. The analysis results enable us to infer the techniques used by the craftsmen in making the sculptures and provide a reliable evidence for the conservation and future protection of these and similar sculptures.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document