scholarly journals Konsumsi Besi Folat, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Besi Berhubungan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Jember

2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 3
Author(s):  
Wahyu Setyaningsih ◽  
Luh Seri Ani ◽  
Ni Wayan Arya Utami

Latar belakang dan tujuan: Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi besi folat, tingkat kecukupan energi dan zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilaksanakan di delapan puskesmas di Kabupaten Jember, Jawa Timur dengan subjek 128 ibu hamil yang dipilih dengan metode stratified random sampling dari kohor ibu hamil di masing-masing puskesmas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan mempergunakan semiquantitative food frequency questionnaire, mengukur lingkar lengan atas dan pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Easy Touch GCHb (Bioptik Technology Inc, China). Analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat. Hasil: Kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Jember didapatkan sebesar 60,16% (95%CI:51,76-68,56). Dari hasil analisis multivariat dengan regresi logistik diperoleh bahwa variabel-variabel yang secara statistik bermakna menurunkan risiko terjadinya anemia pada ibu hamil ialah: pendapatan (adjusted OR=0,09; 95%CI: 0,03-0,51), konsumsi besi folat (adjusted OR=0,16; 95%CI:  0,04-0,69), tingkat kecukupan energi (adjusted OR=0,06; 95%CI: 0,01-0,33) dan kecukupan zat besi (adjusted OR=0,11; 95%CI: 0,01-0,90).Simpulan: Pendapatan, asupan bahan pangan tinggi energi dan zat besi, serta konsumsi besi folat dijumpai secara bermakna menurunkan risiko kejadian anemia pada ibu hamil.

2017 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Igna Nur’Arofah Umisah ◽  
Dyah Intan Puspitasari

Status gizi wanita usia subur (WUS) sering dikaitkan dengan persiapan menghadapi masa konsepsi atau prakonsepsi. Masalah KEK sering dikaitkan dengan pengetahuan gizi prakonsepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi dan tingkat konsumsi energi protein antara WUS usia 15-19 tahun KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah responden penelitian yaitu 37 responden KEK dan 37 tidak KEK, dengan teknik pengambilan sampel Proportional Stratified Random Sampling. Data KEK diambil dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), pengetahuan gizi prakonsepsi diperoleh menggunakan kuesioner dan data tingkat konsumsi energi protein diperoleh dengan formulir Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) 3 bulan terakhir. Uji kenormalan data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dan uji perbedaan menggunakan Independent T-Test dan uji Mann-Whitney. Sebanyak 54% subjek memiliki pengetahuan gizi prakonsepsi yang kurang, tingkat konsumsi energi dengan kategori baik yaitu sebesar 52,7% dan sebesar 56,8% tingkat konsumsi protein kurang. Tidak ada perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan (p=0,179), ada perbedaan tingkat konsumsi energi (p=0,001) dan protein (p=0,001) antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan.


2017 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 23-36
Author(s):  
Igna Nur’Arofah Umisah ◽  
Dyah Intan Puspitasari

Status gizi wanita usia subur (WUS) sering dikaitkan dengan persiapan menghadapi masa konsepsi atau prakonsepsi. Masalah KEK sering dikaitkan dengan pengetahuan gizi prakonsepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi dan tingkat konsumsi energi protein antara WUS usia 15-19 tahun KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah responden penelitian yaitu 37 responden KEK dan 37 tidak KEK, dengan teknik pengambilan sampel Proportional Stratified Random Sampling. Data KEK diambil dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), pengetahuan gizi prakonsepsi diperoleh menggunakan kuesioner dan data tingkat konsumsi energi protein diperoleh dengan formulir Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) 3 bulan terakhir. Uji kenormalan data menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dan uji perbedaan menggunakan Independent T-Test dan uji Mann-Whitney. Sebanyak 54% subjek memiliki pengetahuan gizi prakonsepsi yang kurang, tingkat konsumsi energi dengan kategori baik yaitu sebesar 52,7% dan sebesar 56,8% tingkat konsumsi protein kurang. Tidak ada perbedaan pengetahuan gizi prakonsepsi antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan (p=0,179), ada perbedaan tingkat konsumsi energi (p=0,001) dan protein (p=0,001) antara responden KEK dan tidak KEK di SMA Negeri 1 Pasawahan.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
IGNM Budiana Indrawan ◽  
Gede Kambayana ◽  
Tjokorda Raka Putra

Latar Belakang: Hiperusemia adalah istilah yang menggambarkan kadar asam urat darah di atas normal. Konsumsi purin tinggi merupakan salah satu faktor yang erat kaitannya dengan hiperurisemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia pada penduduk suku Bali di kota Denpasar. Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang analitik yang dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September 2004. Populasi pada penelitian ini adalah penduduk suku Bali yang bertempat tinggal di Kota Denpasar. Sampel ditentukan dengan cara stratified random sampling. Penilaian konsumsi purin dilakukan dengan semi quantitative food frequency questionnaire. Analisis dilakukan dengan tabulasi silang dan regresi logistik. Hasil: Penelitian ini melibatkan 302 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan rata-rata umur 43,35 ± 16,72 tahun yang terdiri dari 137 (45,4%) laki-laki dan 165 (54,6%) perempuan. Didapatkan prevalensi obesitas 22,51% dan prevalensi hiperurisemia 18,2%. Didapatkan hubungan yang bermakna antara konsumsi purin tinggi (RP 13,27; IK 95% 6,79-25,88; p < 0,001) dan obesitas (RP 3,32; IK 95% 2,11-5,23; p < 0,001) dengan hiperurisemia. Pada analisis multivariat didapatkan faktor risiko independen hiperurisemia adalah konsumi purin tinggi (OR 26,72; IK 95% 11,69-61,04; p < 0,001) dan obesitas ( OR 4,06; IK 95% 1,81-9,12; p = 0,001). Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia pada penduduk suku Bali di kota Denpasar.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Silvia Alfinnia ◽  
Lailatul Muniroh ◽  
Dominikus Raditya Atmaka

ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia sekolah mengalami peningkatan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang. Di usia ini, anak-anak bisa memilih makanan maupun media bermain sesuai keinginan mereka. Aktivitas menggunakan layar yang berlebih serta perilaku makan yang buruk dapat memicu terjadinya obesitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Screen Based Activity (SBA) dan perilaku makan dengan status gizi anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SDI Darush Sholihin Kabupaten Nganjuk. Besar sampel sebanyak 48 siswa yang dipilih secara proportional random sampling. Pengumpulan data meliputi berat badan, tinggi badan, kuesioner SBA, Food Frequency Questionnaire (FFQ), serta food recall 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Kendall’s tau dengan nilai signifikansi 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan SBA (p=0,151), perilaku makan makanan pokok (p=0,101), perilaku makan lauk hewani (p=0,212), perilaku makan lauk nabati (p=0,829), perilaku makan sayuran (p=0,751) dan perilaku makan jajanan (p=0,109) dengan status gizi. Namun, terdapat hubungan perilaku makan buah (p=0,040) dengan status gizi.Kesimpulan: Konsumsi buah-buahan yang sering tanpa memperhatikan kandungan gula dan cara penyajian dapat memberikan risiko obesitas pada anak. Diperlukan pendidikan gizi kepada pihak sekolah maupun orang tua mengenai pembatasan SBA dan perilaku makan sehat terutama buah untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari obesitas.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Youvita Indamaika Simbolon ◽  
Triyanti Triyanti ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika

Latar belakang: Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 189-196
Author(s):  
Magnalia Morena Ruth Keyasa ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Ani Margawati ◽  
Fillah Fithra Dieny

Latar Belakang: Wanita menopause biasanya bermasalah dengan peningkatan lingkar pinggang yang disebabkan oleh obesitas. Lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa berhubungan secara signifikan pada wanita postmenopause.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional pada subjek 55 wanita menopause yang diambil dengan metode simple random sampling. Data lingkar pinggang didapatkan melalui pengukuran antropometri, data asupan diperoleh melalui wawancara semi-quantitative food frequency questionnaire. Analisis kadar glukosa darah puasa menggunakan Spektrofotometer Biolyzer 100. Analisis bivariate menggunakan uji rank spearman. Hasil: Sebagian besar subjek (81,8%) penelitian memiliki kadar glukosa darah puasa normal dengan rerata 108,8±4,2 mg/dl, sedangkan lingkar pinggang terdapat 60% termasuk kategori obesitas. Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause (r=0,122, p=0,376).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Sarah Khoerunisa ◽  
Restu Amalia Hermanto ◽  
Aminarista Aminarista

Latar Belakang: Pada negara berkembang kategori usia 20-24 tahun banyak mengalami tekanan darah tinggi, 9,4% laki-laki dan 8,9% perempuan. Di Indonesia kejadian tekanan darah tinggi ?18 tahun adalah 25,8%. Tekanan darah pada mahasiswa dapat dipengaruhi oleh asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi dengan tekanan darah. Metode: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa STT Wastukancana dengan desain penelitian cross sectional, melibatkan 82 subjek penelitian yang dipilih secara simple random sampling. Asupan kafein diukur menggunakan food frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitatif, kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), status gizi diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tekanan darah diukur menggunakan alat sphygnomanometer digital. Hubungan masing-masing variabel bebas dengan tekanan darah sistolik diuji menggunakan pearson product momment. Sedangkan hubungan variabel bebas dengan tekanan darah diastolik diuji menggunakan rank spearman. Uji multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil: Sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik tinggi (61%) dan tekanan darah diastolik tinggi (74,4%). Asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi masing-masing memiliki hubungan dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Faktor-faktor yang berpengaruh meningkatkan tekanan darah sistolik adalah asupan kafein (B=0,12; p=0,004), kualitas tidur (B=1,36; p=0,001) dan status gizi (B=1,25; p=0,001). Buruknya kualitas tidur subjek pada penelitian ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan-gangguan baik saat sebelum tertidur ataupun pada saat tidur. Simpulan: Tekanan darah tinggi dipengaruhi oleh asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi.


2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Dea Dellyana Wahyutia Ady ◽  
Sri Sumarmi

Background: Sodium is one of the nutrients which is mandatory to be displayed in food packaging. High intake of sodium can increase the risk blood pressure elevation and hypertension. The habit of reading the nutrition label can affect in dietary intake, one of them is sodium.Objective: The purpose of this study was to analyze the association between the habit of reading the nutrition label and sodium intake in female adolescents.Methods: This study was a cross sectional study with citizens of  Modong Village, Tulangan Sub-district, Sidoarjo District with 70 participants. Sample collection used a simple random sampling method. Sodium intake data was collected through interview using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data of habit of reading the nutrition label were obtained through interview in reading nutrition label frequency. Statistical test performed was chi square test.Result: The results showed that there was a significant relationship between reading habit of nutrition fact with sodium intake among adult woman (p=0.023). Most respondents rarely read nutrition label (40%) and inadequate sodium intake (30%).Conclusion: The habit of reading nutrition label is significantly associated with sodium intake in female adolescents in Modong Village, Tulangan Sub-district, Sidoarjo District.ABSTRAK Latar Belakang: Natrium adalah salah satu zat gizi yang wajib ditampilkan di label pangan kemasan. Asupan tinggi natrium meningkatkan resiko peningkatan tekanan darah dan hipertensi. Kebiasaan membaca label gizi dapat berpengaruh terhadap asupan zat gizi, salah satunya natrium.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium pada wanita dewasa.Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan pada populasi wanita dewasa di Desa Modong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dengan 70 orang responden. Teknik pengumpulan sampel menggunakan simple random sampling. Data asupan natrium didapatkan melalui wawancara menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data kebiasaan membaca label gizi didapatkan melalui wawancara frekuensi membaca label gizi. Hubungan antara kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium dianalisis menggunakan uji statistic uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium (p=0,023). Sebagian besar responden jarang membaca label gizi (40%) dan mengonsumsi natrium yang berlebih (30%).Kesimpulan: Kebiasaan membaca label gizi memiliki hubungan yang bermakna dengan asupan natrium wanita dewasa di Desa Modong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.


2015 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 232-242
Author(s):  
Ade Mulyasari ◽  
Fillah Fithra Dieny

Latar Belakang : Hiperurisemia terjadi pada wanita setelah menopause akibat adanya penurunan kadar estrogen. Protein hewani diyakini sebagai penyebab peningkatan kadar asam urat dalam darah, sedangkan asupan zat gizi seperti asam folat, vitamin C dan kalsium memiliki efek urikosurik. Konsumsi cairan yang cukup dapat menurunkan kadar asam urat darah dengan berfungsi sebagai media pembuangan asam urat.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan asupan zat gizi seperti protein, asam folat, vitamin C, kalsium dan cairan dengan kadar asam urat darah wanita postmenopause.Metode : Penelitian observasional dengan jenis penelitian deskriptif analitik menggunakan metode cross sectional pada wanita postmenopause di Kelurahan Ngemplak Simongan dan Bongsari Kota Semarang. Subjek sebanyak 68 orang didapatkan dengan cara random sampling. Data IMT didapatkan melalui pengukuran antropometri, data asupan protein, vitamin C, asam folat serta kalsium diperoleh melalui wawancara menggunakan Semi-Quantitatives Food Frequency Questionnaire. Recall 24 jam dilakukan untuk mengetahui asupan cairan. Metode kolorimetri digunakan untuk menganalisis kadar asam urat darah. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Analisis bivariat menggunakan uji Korelasi, analisis multivariat menggunakan uji Regresi Linier Ganda.Hasil : Subjek hiperurisemia ditemukan sebanyak 8 orang (11,8%). Hampir keseluruhan asupan protein subjek lebih dari anjuran. Asupan asam folat dan vitamin C sebagian besar subjek cukup, sedangkan sebanyak 86,8% subjek memiliki asupan kalsium kurang. Asupan cairan sehari kurang dari 1500ml/hari ditemukan pada 57,4% subjek. Asupan protein hewani, vitamin C, kalsium dan cairan berhubungan dengan kadar asam urat darah (p < 0,05). Sementara hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan protein hewani, vitamin C dan kalsium paling berpengaruh dengan kadar asam urat darah wanita postmenopause (Adjusted R Square = 0,298).Kesimpulan : Asupan protein hewani yang berlebih dan asupan vitamin C serta kalsium yang kurang, berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat darah pada wanita postmenopause.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document