scholarly journals IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN TEKNOLOGI KESELAMATAN KERJA PADA OPERASI PERIKANAN PAYANG DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT

2013 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Fis Purwangka ◽  
Sugeng Hari Wisudo ◽  
Budhi H. Iskandar ◽  
John Haluan

Penyebab utama kecelakaan laut yang berujung pada hilangnya nyawa manusia adalah murni kesalahan manusia (human error). Penyebab lainnya adalah pengabaian yang dilakukan oleh penyelenggara transportasi laut dan instansi-instansi terkait, serta perlengkapan keselamatan transportasi laut yang jauh dari memadai.  Khusus pada kegiatan perikanan, sebanyak 80 persen faktor kecelakaan laut disebabkan oleh kealpaan manusia.  Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada teknologi penangkapan ikan yang saat ini digunakan nelayan dengan mengidentifikasi risiko keselamatan kerja nelayan yang disebabkan oleh human error dan melakukan pengukuran kemungkinan terjadinya human error serta memberikan rekomendasi untuk mengurangi risiko yang disebabkan oleh human error.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Formal Safety Assessment (FSA) dengan melakukan pengamatan langsung aktivitas penangkapan ikan pada perikanan payang.  Unsur manusia dapat dimasukkan ke dalam proses FSA dengan menggunakan analisis keandalan manusia (Human Reliability Analysis).  Tahapan HRA yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas/tugas secara rinci dengan Hierarchical Task Analysis (HTA).  Tahap kedua adalah melakukan penilaian risiko dengan menggunakan Human error Assessment and Reduction Technique (HEART).  Tahap yang terakhir adalah memilih opsi pengendalian risiko yang konsisten terhadap aktivitas yang diamati dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA).  Aktivitas yang memiliki peluang risiko terbesar terjadi pada aktivitas pengoperasian alat tangkap pada saat pemasangan (setting) alat tangkap.  Peluang konsekuensi kecelakaan kerja terbesar adalah aktivitas pengangkatan alat tangkap (hauling). Pilihan minimalisasi human error, secara umum adalah dengan melakukan perencanaan pelayaran, pemilihan ABK yang kompeten, melakukan aktivitas secara aman dan mempersiapkan alat perlindungan diri (APD) saat melakukan aktivitas atau berada di atas perahu.

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 41-48
Author(s):  
Tita Dwi Riyanti ◽  
Willy Tambunan ◽  
Yudi Sukmono

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi jalan dan jembatan. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembuatan drainase, dengan 5 tahap yaitu persiapan, pemotongan, perakitan, pengecoran dan pemasangan.  Terdapat beberapa kemungkinan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human error, dengan penerapan Human Reliability Assessment yang merupakan suatu cara analisis kegagalan dari manusia untuk penilaian resiko dan penyebab resiko diharapkan mampu mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang ada. Metode yang digunakan yaitu metode HEART (Human Error Assessment) dan SPAR-H (Standarized Plant Analysis Risk Human Reliability Assesment). Pada penelitian ini juga menggunakan Hierarchical Task Analysis dan Fault Tree Analysis yang berguna untuk membantu identifikasi kemungkinan-kemungkinan kecelakaan kerja serta untuk mengetahui nilai kecelakaan kerja terbesar dari masing-masing sub pekerjaan, nilai persentase HEP terbesar diperoleh dari hasil metode HEART yaitu 5,39% untuk tahap persiapan, 2,78% pada tahap pemotongan 1,88% pada tahap perakitan 5,52% pada tahap pengecoran dan 16,89% pada tahap pemasangan, sedangkan hasil persentase HEP dengan metode SPAR-H sebesar 4,26% untuk tahap persiapan, 1,06% pada tahap pemotongan, 1,67% pada tahap perakitan, 5,31% pada tahap pengecoran dan 16,76% pada tahap pemasangan, nilai tersebut kemudian diberikan beberapa rekomendasi sesuai dengan hasil dari kuesioner yang didapatkan seperti memberikan cukup waktu istirahat untuk pekerja agar mengurangi tingkat stress pekerja dan rekomendasi lainnya.


Author(s):  
Yustina Ngatilah ◽  
Endang Pudji W ◽  
Rr Rochmoeljati ◽  
Tranggono Tranggono

Seluruh industri pasti memiliki keinginan untuk memiliki zero accident. Namun pada kenyataannya banyak perusahaan yang memiliki angka kecelakaan yang tinggi tiap tahunnya. Human Reliability Assessment merupakan salah satu metode untuk memberi usulan alternatif pengurangan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Dimana langkah yang digunakan yakni mengumpulkan data kecelakaan kerja,data Task Analysis Sistem dan data identifikasi kegagalan. Pengolahan yang dilakukan yakni dengan penggambaran kecelakaan kerja menggunakan Fault Tree Analysis,kemudian kuantifikasi nilai Human Error Probability dengan metode Human Error And Reduction Technique dan pada akhirnya akan ditemukan usulan alternatif pengurangan kecelakaan kerja. Hasil dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kesalahan manusia yang menimbulkan kecelakaan kerja. Kesalahan karyawan tersebut antara lain posisi pemotongan kurang benar dengan probabilitas tertinggi yaitu 0,728, untuk yang lain seperti gagal memposisikan saat pengambilan material, salah posisi dalam melakukan prosedur,tidak fokus dalam melakukan proses,tidak memperhatikan posisi kayu dan terburu-buru dalam melakukan prosedur probabilitasnya dibawah 0,728.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Dian Mardi Safitri ◽  
Ayu Rachma Astriaty ◽  
Nataya C. Rizani

Human realibility is a big tricky problem. Human failure rates depend on three main factors, namely<br />intrinsic, work environment, and stress. PT. X is a supplier for PT. LG Indonesia manufacturing products<br />made from plastics. Human Realibility Assesment is conducted using HEART methods (Human Error<br />Assessment and Reduction Technique). In the first phase, task analysis on operators’ activities is done using<br />Hierarchical Task Analysis (HTA). The largest Human Error Probability was found when Operator No. 1<br />did not insert the flash side carefully. The value of this probability is 0.53424. This factor is concluded as the<br />main cause to shroud defectives, which results in customer penalyzing the company.


2020 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 155-172
Author(s):  
Gregory Asuelimen ◽  
Eduardo Blanco-Davis ◽  
Jin Wang ◽  
Zaili Yang ◽  
Dante Benjamin Matellini

Abstract In maritime safety research, risk is assessed usually within the framework of formal safety assessment (FSA), which provides a formal and systematic methodology to improve the safety of lives, assets, and the environment. A bespoke application of FSA to mitigate accidents in marine seismic surveying is put forward in this paper, with the aim of improving the safety of seismic vessel operations, within the context of developing an economically viable strategy. The work herein takes a close look at the hazards in North Sea offshore seismic surveying, in order to identify critical risk factors, leading to marine seismic survey accidents. The risk factors leading to undesirable events are analysed both qualitatively and quantitatively. A risk matrix is introduced to screen the identified undesirable events. Further to the screening, Fault Tree Analysis (FTA) is presented to investigate and analyse the most critical risks of seismic survey operation, taking into account the lack of historical data. The obtained results show that man overboard (MOB) event is a major risk factor in marine seismic survey operation; lack of training on safe work practice, slippery deck as a result of rain, snow or water splash, sea state affecting human judgement, and poor communication are identified as the critical risk contributors to the MOB event. Consequently, the risk control options are focused on the critical risk contributors for decision-making. Lastly, suggestions for the introduction and development of the FSA methodology are highlighted for safer marine and offshore operations in general.


2018 ◽  
Vol 874 ◽  
pp. 199-206 ◽  
Author(s):  
Ludfi Pratiwi Bowo ◽  
Masao Furusho

Human factors is playing an important role in every accident, particularly marine accidents. Hence, a lot of researches were conducted to analyze the human factors involvement in the accidents. Since the development of marine industry shows progressively increasing nowadays, especially in Indonesia, as Indonesia vision to be a global maritime axis of the world for marine industry, the awareness of safety life at sea has to be increase as well. Human reliability analysis (HRA) consist of many methodologies to analyze the accidents, the basic steps of HRA is qualitative method and quantitative method, one of the HRA methodology is Human Error Assessment and Reduction Technique (HEART) methodology which has been established in 1982 to assess nuclear power plant. HEART methodology is applied in this study to analyze the cause of marine accidents by human factors. The aims of this study are to know the main cause of accidents by human factors, to increase the awareness of safety at sea especially, and furthermore to improve the quality of ergonomics at sea. There are 93 EPC which discovered in this study for analyzing marine accidents in Indonesia.


Author(s):  
SUN ZHIQIANG ◽  
XIE HONGWEI ◽  
SHI XIUJIAN ◽  
LIU FENGQIANG ◽  
LI ZHENGYI

A framework for human error modes and effects analysis is presented. The methods of hierarchical task analysis and event tree analysis are introduced as the basic analytical tools, and a novel generic framework for human errors classification is presented as the guidance to identify human errors. Firstly, the process of human error modes and effects analysis is discussed, and the hierarchical task analysis method is introduced briefly. Secondly, the framework for human errors classification is discussed in detail. Thirdly, the multi-states event tree is designed to model the accident scenario. Finally, two scenarios are selected as the examples to illustrate the proposed process of human error modes and effects analysis.


Author(s):  
L.J Staples

This paper discusses the application of the methodologies of Hierarchical Task Analysis (HTA) and Tabular Task Analysis (TTA), incorporating Human Error Analysis during the detailed design phase of a new reactor. The MAPLE-X10 reactor, currently being developed by AECL Research, is a dedicated isotope production facility, scheduled for commissioning at Chalk River Laboratories, Ontario in 1994. The task analysis process developed for MAPLE-X10 consists of the representation and analysis of task data. The aim is to ensure compatibility between the design of MAPLE-X10 and the characteristics and capabilities of the diverse users of the system. Compatibility will lead to enhanced safety, operability and maintainability. Each stage of the task analysis process is described and discussed, emphasizing the practical application of Hierarchical Task Analysis for task representation, and Tabular Task Analysis for detailed analysis of tasks during which human error may have safety or production related consequences. The benefits of applying the methods of Hierarchical Task Analysis and Tabular Task Analysis to the MAPLE-X10 project are highlighted. These include clear representation of the organization of tasks and interactions between systems in the HTA, continuous feedback to design and operations personnel regarding identified mismatches between existing procedures and the design intent, and cost effectiveness. The multiple uses of the information elicited during the task analysis process are also discussed in this paper. These include design verification, the identification of training requirements and the development / verification of operating procedures. In addition the task analyses provide a framework for other assessments to be completed for the project, such as Human Reliability Analysis, Workload Assessment, Communications Analysis and Training Needs Analysis for Mature Operations.


Author(s):  
Sviatoslav A. Timashev

The paper is an overview (using references listed below) and describes the main components, means and methods of a holistic and quantitative human reliability analysis (QHRA) using quantitative values of human error when performing Fault Tree Analysis (FTA) and Event Tree Analysis (ETA). It also deals with qualitative assessment of the influence of the human factor (HF) reliability on safety and risk analysis of potentially dangerous man-machine-structures-environment systems (PDMMSES). Qualitative risk analysis of such man-machine-structures-environment (MMSE) systems is based on using the event-decision technique in combination with a generalized socio-psychological model of the decision making person (DMP). Three types of DMP’s are considered: members of maintenance/repair crews, diagnosticians and different rank DMP’s that operate or own the PDMMSES.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 47-67
Author(s):  
Singgih Prihadi Aji ◽  
Budhi Hascaryo Iskandar ◽  
Fis Purwangka

FAO (2010) menyebutkan bahwa penangkapan ikan merupakan salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia. Pengawasan terhadap penangkapan ikan di laut merupakan bagian dari pengelolaan perikanan yang juga merupakan satu pekerjaan yang memiliki potensi bahaya tinggi. Jumlah kecelakaan yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia antara tahun 2011-2014, terjadi 80 kejadian yang terdiri dari kecelakaan di darat, laut dan udara. Dari 80 kejadian kecelakaan, sebanyak 55 kejadian merupakan kecelakaan di laut yang melibatkan kapal-kapal dari berbagai jenis, meliputi kapal niaga, kapal kargo, kapal/perahu nelayan, kapal patroli milik pemerintah dan kapal lainnya. Penting untuk mempelajari keselamatan awak kapal untuk mengetahui bahaya dan risiko dalam patroli pengawasan SDKP di laut. Tujuan penelitian ini adalah menginventaris, mengidentifikasi dan mendeskripsikan semua kondisi atau peluang konsekuensi keselamatan kerja Pengawas Perikanan yang disebabkan oleh kesalahan manusia pada patroli pengawasan SDKP di laut menggunakan speedboat pengawasan. Metode penelitian ini adalah deskriptif numeric. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Formal Safety Assessment. Metode tersebut dilakukan identifikasi aktifitas dengan Hierarchical Task Analysis (HTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang teridentifikasi pada patroli pengawasan SDKP di laut yang dilakukan oleh pengawas perikanan di Pangkalan PSDKP Jakarta yaitu 84 aktivitas. Aktivitas utama yang teridentifikasi adalah 5 tahap, yaitu persiapan, loading, pelayaran dan pengawasan di laut, penghentian, pemeriksaan dan penahanan kapal perikanan dan kembali ke pangkalan (homebase). Pada aktivitas patroli pengawasan SDKP di laut teridentifikasi masing-masing konsekuensi kegagalan dari aktivitas yaitu kelelahan 25 %, luka ringan 14,29 %, cedera ringan 7,14%, cedera berat 38,10 %, dan fatal 15.48%. Secara umum, penyebab terjadinya kegagalan pada setiap aktifitas dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adanya dorongan untuk menggunakan prosedur yang berbahaya, lingkungan yang buruk atau tidak mendukung dan adanya bahaya dari keterbatasan kemampuan fisik.Kata kunci:HTA, keselamatan kerja, patroli laut, pengawas perikanan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document