scholarly journals Pendugaan Umur Simpan Bubuk Daun Torbangun Dalam Berbagai Jenis Kemasan

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 95-102
Author(s):  
Lydia Ariani ◽  
Rokhani Hasbullah ◽  
Usman Ahmad

Bubuk daun torbangun mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas air susu ibu pada ibu hamil dan menyusui karena mengandung senyawa bioaktif dari golongan fenol, terutama thymol dan carvacrol. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan parameter bubuk daun torbangun (kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol), dan menduga umur simpan bubuk daun torbangun dalam berbagai bahan kemasan. Metode Accelerated Shelf-Life Testing berdasarkan pendekatan Arrhenius digunakan untuk menduga umur simpan bubuk daun torbangun. Sebanyak 100 g bubuk daun torbangun disimpan dalam tiga bahan kemasan, yaitu HDPE, PP dan aluminium foil pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, 45oC dan 50oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaurh terhadap kadar air, asam lemak bebas, aktivitas antioksidan dan total fenol bubuk daun torbangun. Model Arrhenius dapat menggambarkan perubahan total fenol, dimana ln k= 28.29  -9746.8/T, ln k= 30.866  -10565/T dan ln k= 29.162  -10019/T berturut-turut untuk kemasan HDPE, PP dan aluminium foil. Dengan demikian, umur simpan bubuk daun torbangun pada suhu 15oC dan 28oC untuk kemasan HDPE, yaitu 691 hari dan 160 hari, disusul kemasan PP, yaitu 899 hari dan 184 hari, serta kemasan aluminium foil, yaitu 807 hari dan 173 hari.

2019 ◽  
Author(s):  
Esthy Rahman Asih

Preprint : Provinsi Riau merupakan salah satu sentra produksi nanas. Untuk menambah nilai tambah nanas, dapat dilakukan beberapa produk olahan dari nanas salah satunya adalah keripik buah nanas. Keripik buah nanas diolah dengan mesin Vacum Frying. Alat ini digunakan untuk menggoreng buah nanas sehingga menghasilkan keripik buah nanas. Menurut para produsen, keripik nanas yang dihasilkan dapat bertahan selama 1 bulan karena keripik mudah melempem dan tengik. Penurunan mutu keripik nanas dapat diatasi dengan pengemasan yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai kemasan terhadap umur simpan keripik buah nanas. Penyimpanan dilakukan dengan metode ASLT dimana telah ditentukan masa kritis pada suhu 40ºC selama 4 minggu pada Q10 = 2. Untuk mengetahui umur simpan keripik buah nanas dilakukan analisa fisik dan kimia. Analisa fisik dilihat dari tekstur dan aroma keripik buah nanas setiap minggunya, sedangkan analisa kimia dilakukannya pengujian bilangan peroksida. Bilangan Peroksida merupakan salah satu parameter untuk menentukan jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 3 perlakuan yaitu pengemas keripik buah nanas dengan aluminium foil, polyethilen dan polypropilene dengan masing-masing ketebalan 80 µm. Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan keripik buah nanas dilakukan analisa fisik dan kimia. Analisa fisik dilihat dari tekstur, warna dan aroma keripik buah nanas setiap minggunya, sedangkan analisa kimia dilakukannya pengujian bilangan peroksida. Bilangan peroksida merupakan salah satu parameter indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan aluminium foil merupakan kemasan yang terbaik selama penyimpanan yang terlihat pada hasil uji angka peroksida tetap 0 selama penyimpanan.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 134-142
Author(s):  
Salma Shafrina Aulia ◽  
Budi Setiawan ◽  
Tiurma Sinaga ◽  
Ahmad Sulaeman

Background: Instant pumpkin cream soup enriched with tempeh had fulfilled 10% Recommended Dietary Allowances (RDA) for elderly so that it can be used as an easy-to-serve snack, but decreasing quality of instant cream soup will be happened if the instant cream soup was stored for a long time. Objectives: This study aimed to analyze quality of water content, water activity and lipid oxidation in instant pumpkin cream soup during storage and estimated the shelf life of pumpkin cream soup enriched with tempeh.Method:  Quality storage was analyzed using of water content, water activity (aw) and lipid oxidation. Estimation of shelf life was analyzed using Arrhenius Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) model.Results: The results showed that the water content, aw levels and lipid oxidation of instant pumpkin cream soup increased during the storage period. The critical parameter used in this study was lipid oxidation. Instant cream soup without the addition of tempeh can last 447 days  while the cream soup with the addition of tempeh has a shelf life of 433 days.Conclusion: Quality of instant pumpkin cream soup decreased during the storage period and it would be expired over a year.


2006 ◽  
Vol 20 (1-2) ◽  
pp. 76-83 ◽  
Author(s):  
André M. K. Pedro ◽  
Márcia M. C. Ferreira

2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 69-74
Author(s):  
Muhammad Nazly Hasibuan ◽  
Eti Indarti ◽  
Novia Mehra Erfiza

Aceh noodle seasoning was made from red chili, red onion, garlic, cardamom, turmeric, ginger, cumin, candlenut, coriander and pepper. All ingredients were mashed and then sauteed in a frying pan with the addition of cooking oil. In the food industry it is necessary to determine the shelf life so the consumers know the quality of the product. Shelf life is the periode of a product from the production process until the product has decreased in quality or is not suitable to consumption. This research was conducted using a semi-empirical accelerated shelf-life testing method with the Arrhenius equation. The estimation of shelf life was determined through the quality change of Aceh noodle seasoning which packed with aluminum foil packaging and stored based on temperature factor (room temperature, 40o C, and 50o C). Each sample was analyzed of thiobarbituric acid test, flavour and descriptif test in duplicate. The results show that Aceh noodle seasoning shelf life based on the critical parameters  stored at room temperature (27-30oC) was 71 days, at 40oC was 49 days, and at 50oC was 35 days.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Dian Rachmawanti Affandi ◽  
Adhitya Pitara Sanjaya ◽  
Santi Rahma Mardiana

<p>Penambahan ikan pari asap pada pembuatan sambal dapat menjadi alternatif pengolahan ikan pari asap dan menghasilkan sambal dengan cita rasa khas. Selama penyimpanan, sambal mengalami penurunan mutu secara mikrobiologi serta menyebabkan perubahan aroma dan timbulnya asam pada sambal sehingga produk ditolak oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi cara kualitas sensoris, kimiawi, dan mikrobiologis sambal ikan pari asap kemasan <em>jar </em>kaca selama penyimpanan, umur simpan sambal, serta menentukan cara pemasakan untuk memperpanjang umur simpan sambal. Pengemasan menggunakan <em>jar </em>kaca dan variasi cara pemasakan pada sambal ikan pari asap dilakukan untuk mencegah penurunan mutu. Variasi cara pemasakan yang dilakukan yaitu pemasakan kering (P1), pemasakan setengah kering (P2), dan pemasakan kering dengan penambahan minyak setelah pemasakan (P3). Selanjutnya, untuk memenuhi standar keamanan pangan dan sebagai jaminan mutu dilakukan pendugaan umur simpan sambal ikan pari asap menggunakan metode ASLT model Arrhenius yang memiliki waktu pengujian relatif singkat dengan ketepatan dan akurasi tinggi.  Parameter yang diuji adalah sensoris aroma, total asam tertitrasi (TAT), dan <em>total plate count </em>(TPC). Penurunan mutu sambal diamati pada penyimpanan suhu 35˚C, 45˚C dan 55˚C selama 48 jam dengan waktu pengamatan setiap 12 jam sekali. Berdasarkan hasil peneli tian, tiga variasi cara pemasakan sambal ikan pari asap memiliki penurunan mutu yang berbeda-beda selama penyimpanan. Umur simpan sambal ikan pari asap kemasan <em>jar</em> kaca menurut parameter kritis TAT pada cara pemasakan kering (P1) pada suhu 30˚C adalah 165,95 jam. Pada variasi pemasakan setengah kering (P2), umur simpan sambal pada suhu 30˚C adalah 155,04 jam. Pada variasi pemasakan kering dengan penambahan minyak (P3), umur simpan sambal pada suhu 30˚C adalah 197,96 jam. Variasi pemasakan kering dengan penambahan minyak goreng setelah pemasakan merupakan cara terbaik untuk memperpanjang umur simpan sambal ikan pari asap kemasan <em>jar </em>kaca.</p><p> </p><br clear="ALL" /><p> </p>


Pro Food ◽  
2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 277-282
Author(s):  
Ali Mursyid Wahyu Mulyono ◽  
Afriyanti . ◽  
Joko Setyo Basuki ◽  
Sri Sukaryani

Pokoh Kidul is the center of figs plant in Wonogiri area. Figs was processed into syrup with “Kharomah” as brand by Posdaya Lancar Barokah. But, the shelf life of this syrup was not yet known. Therefore, the purpose of this study was to determine the shelf life of this syrup by the Accelerated Shelf Life Testing (ASLT) method. Product was saved at temperature of 50C, 300C and 500C for 28 days. Every 7 days, a sample was taken and then the color, pH and reducing sugar was analysed. The lowest activation energy was obtained from the analysis of reducing sugar changes, it is 287,55 mol/cal. The shelf life of figs syrup at room temperature was 19 days, and 22 days at low temperature.Keywords: ASLT, figs, shelf life, syrupABSTRAKDesa Pokoh Kidul merupakan sentra tanaman buah tin di daerah Wonogiri. Buah tin yang dihasilkan selama ini diolah menjadi sirup buah tin dengan merk “Kharomah” oleh Posdaya Lancar Barokah. Akan tetapi, belum diketahui umur simpan dari sirup ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui umur simpan sirup buah tin dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASLT). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan penyimpanan produk sirup pada tiga suhu yang berbeda yaitu 50, 300 dan 500C selama 28 hari. Setiap 7 hari sekali diambil sampel dan dilakukan analisis warna, pH dan kadar gula reduksi. Energi aktivasi terendah didapatkan dari hasil analisis perubahan kadar gula reduksi yaitu 287,55 mol/kal. Umur simpan sirup buah tin di suhu ruang selama 19 hari, sedangkan di suhu rendah selama 22 hari.


2012 ◽  
Vol 135 (2) ◽  
pp. 464-472 ◽  
Author(s):  
Qinchun Rao ◽  
Jeancarlo R. Rocca-Smith ◽  
Tonya C. Schoenfuss ◽  
Theodore P. Labuza

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document