KANDUNGAN KROMIUM (Cr) PADA GONDANG (Pila scutata) DI PERAIRAN SUNGAI RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR

BIOSCIENTIAE ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Aditya Rahman

Around Riam Kanan river, one can find mining activities and local housing. It ispredicted that those activities might generate waste contaminated with Cr, a toxic heavymetal. In this research, gondang snails (Pila scutata) were used as bioindikator to studyCr pollution in Riam Kanan area. The samples of gondang were taken from 4 stationsalong Riam Kanan, which is 2 kms from reservoir Riam Kanan, Awang Bangkal West,Mandikapau East and Karang Intan Dam. Chromium contents in the gondang samples,sediment and water bodies were analyzed Atomic Absorption Spectrophotometer. Theresult then is correlation regression SPSS version 17. Chromium content at samplegondang is some station of protactinium Cr has in concentration that is enough is height.Result of analysis shows content Cr in water territory ranges from 0,0182-0,0516 ppm,content Cr at sediment ranges from 0,1978-13,8739 ppm and at gondang (Pila scutata) inwater territory of Riam Kanan river the range of between 0,0106-1,2979 ppm. Therelation of correlation regression gondang and water has negative direction andcorrelation between gondang with sediment is positive direction.

2020 ◽  
Vol 71 (8) ◽  
pp. 240-248
Author(s):  
Kafeel Ahmad ◽  
Yongjun Yang ◽  
Zafar Iqbal Khan ◽  
Nimra Arshad ◽  
Tasneem Ahmad ◽  
...  

The article is focused on estimation of Zinc in the roadside forages, and blood of buffaloes feeding on these forages. This study was carried out in Sargodha during December 2015 to January 2016 (winter) and May 2016 to June 2016 (summer). Five road sites (Mateela, Faisalabad roadside, Shaheenabad roadside, Bhalwal roadside and 50 chak) were selected from sampling of forages, soil and buffalo blood sample. Heavy metal analysis of all digested samples was done with atomic absorption spectrophotometer. Analysis of variance and correlation was done with two way ANOVA. This study regarding the accumulation of zinc in forages, soil and the buffalo blood would help the authorities to exactly determine the agents which are responsible for increasing pollution in the environment.


2017 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Emas Agus Prastyo Wibowo ◽  
Ika Sri Hardyanti ◽  
Isni Nurani ◽  
Dyan Septyaningsih Hardjono HP ◽  
Aden Dhana Rizkita

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM TEMBAGA (Cu) PADA AIR EMBUNG MENGGUNAKAN ADSORBEN NANOSILIKAABSTRAKPolusi limbah logam berat dalam air merupakan satu permasalahan lingkungan yang penting. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan purifikasi terhadap air tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk purifikasi limbah sangat beragam salah satunya adalah absorpsi. Secara umum metode absorpsi telah banyak digunakan dalam purifikasi air limbah. Metode absorpsi dapat menurunkan kadar logam yang terlarut pada limbah. cair dengan cara menyerap logam-logam tersebut ke dalam permukaan absorbennya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah  untuk menurunkan konsentrasi logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) menggunakan adsorben nanosilika. Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu waktu pengadukan (20 menit, 40 menit, dan 60 menit). Hasil akhir filtrat air embung kemudian diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Berdasarkan hasil analisa menggunakan instrumen SSA diperoleh hasil bahwa tidak terjadi penurunan logam Fe maupun Cu. Dalam hal ini terjadi peningkatan konsentrasi dalam logam Fe maupun Cu, hal ini dikarenakan kurangnya waktu pengadukan dan pengaruh dari adsorben nanosilika.Kata Kunci: limbah, logam berat, nanosilika STUDY OF DECREASING METALS IRON (Fe) AND COPPER (Cu) ON EMBUNG WATER USE OF NANOSILICA ADSORBEN ABSTRACTHeavy waste pollution of heavy metals in the water is an important environment issue. To solve the problem, its can be purified the water. The methods that can be used for waste purification are very diverse, one of which is absorption. In general, the method of absorption has been widely used in wastewater purification. The absorption method can decrease dissolved metal content in the waste. liquid by absorbing the metals into the absorbent surface. Research has been conducted to reduce the concentration of iron (Fe) and copper (Cu) by using nanosilica adsorbent. This research used to independent variable that is stirring time (20 minutes, 40 minutes, and 60 minutes). The final result of filtrate embung water then measured its absorbance using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Based on the result of the analysis using SSA instrument, it is found that there is no decrease of Fe and Cu metals. There are several reasons for those problem such as due to lack of stirring time and the influence of nanosilica adsorbent.Keywords: Waste pollution, heavy metal, nanosilica


2018 ◽  
Vol 15 (28) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Gilang Yoga Arfian, ◽  
Joelal Achmadi, ◽  
Anis Muktiani

Penelitian bertujuan untuk mengkaji status mineral sapi potong yang dipelihara pada daerah aliran sungai (DAS) Jragung-Tuntang-Serang-Lusi-Juwana (Jratunseluna). Kajian menggunakan metode survei yang melibatkan 30 ekor sapi potong yang dipelihara di dataran rendah dan tinggi DAS Jratunseluna. Pemilihan sapi dilakukan sesuai teknik sampling acak secara purposif. Observasi status Zn didasarkan atas konsentrasi Zn pada tanah, air minum, pakan, dan bulu ternak. Penetapan kadar Zn pada sampel menggunakan atomic absorption spectrophotometer. Parameter data antara daerah dataran rendah dan tinggi dibandingkan menggunakan uji t. Konsentrasi Zn pada tanah dataran rendah dan tinggi masing-masing adalah 17,03 dan 78,25 ppm. Konsentrasi Zn pada pakan dari daerah dataran rendah dan tinggi sangat beragam. Konsentrasi Zn pada bulu ternak di dataran rendah dan tinggi masing-masing adalah 86,01 dan 81,19 ppm. Kadar Zn pada air minum tidak terdeteksi secara jelas baik di dataran endah maupun dataran tinggi. Konsentrasi Zn pada tanah dan pakan di daerah dataran rendah dan tinggi dapat dikategorikan sebagai kadar sedang sampai tinggi. Namun, data kadar Zn pada bulu ternak menunjukkan bahwa sapi potong yang dipelihara baik di dataran rendah dan tinggi ternasuk defisien ringan.


2018 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 233
Author(s):  
Yeni Irawati ◽  
Djamar T.F Lumbanbatu ◽  
Sulistiono Sulistiono

<p>Aktivitas industri di perairan Segara Anakan dan Sungai Donan dapat menghasilkan limbah berupa logam berat, yang dapat membahayakan lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis residu logam berat Pb, Hg, Cu dan Cd pada daging kerang totok (<em>Geloina erosa</em>) yang diambil dari 2 stasiun, melihat hubungan bobot total kerang dengan residu logam berat dalam daging kerang dan menetapkan batas aman konsumsi daging kerang bagi masyarakat. Pengukuran kandungan logam berat dilakukan menggunakan AAS (<em>Atomic Absorption Spectrophotometer</em>). Hasil pengukuran residu logam Pb, Hg, Cu dan Cd dalam daging kerang totok yaitu 0,005-0,145 mg/kg, &lt;0,002 mg/kg, 0,209-2.374 mg/kg, dan 0,0050,152 mg/kg yang mengindikasikan bahwa residu logam berat dalam<br />daging dibawah ambang batas yang telah ditetapkan. Hubungan bobot total<br />kerang dengan residu logam berat dalam daging ialah negatif. Hasil perhitungan batas maksimum konsumsi kerang totok yaitu 5,3-228,8 g/minggu (dewasa) dan 1,6-68,6 g/minggu (anak-anak).</p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 152
Author(s):  
Lossi Hotmaida Simanjuntak ◽  
Erwin Erwin ◽  
Aman Sentosa Panggabean

<p>Prakonsentrasi ion Cd(II) dalam sampel pupuk nitrogen, fosfor dan kalium (NPK) menggunakan alumina teraktivasi sebagai material pengisi kolom telah dilakukan. Alumina terlebih dahulu diaktivasi dengan NaOH pada pH 8 sebelum dimasukkan ke dalam kolom. Beberapa parameter penting dalam tahapan prakonsentrasi yang dapat meningkatkan kinerja analitik pengukuran telah ditentukan menggunakan instrumen spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum tahapan prakonsentrasi ion Cd(II), adalah pada volume sampel 10 mL, volume HNO3 adalah 4 mL pada konsentrasi 0,5 M, dengan nilai kapasitas retensi adalah 1,4113 mg Cd(II)/g alumina. Kinerja analitik pengukuran metode sangat baik, ditunjukkan dengan nilai batas deteksi metode adalah 2,7997 μg/L. Presisi metode dinyatakan sebagai persentase koefisien variansi adalah 4,03%. Penggunaan alumina sebagai bahan pengisi kolom dapat meningkatkan signal sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan pengukuran ion Cd(II) secara langsung. Akurasi metode ini sangat baik, dengan nilai persen perolehan kembali adalah 91,67 – 103,49%, menunjukkan bahwa matriks sampel tidak  mempengaruhi hasil pengukuran, sehingga metode ini dapat digunakan untuk analisis ion Cd(II) dalam sampel pupuk NPK. Estimasi ketidakpastian metode ini juga telah dihitung dan ditunjukkan dengan nilai persen ketidakpastian adalah 14,16%.</p><p><strong>Preconcentration of Cd(II) Ion in Nitrogen, Phosphor, and Kalium (NPK) Fertilizer Sample Using Activated Alumina as a Column Filler Material</strong>. The research about preconcentration of Cd(II) in NPK fertilizer using activated alumina as a column filler material was done. The column used a filler material of alumina previously activated using NaOH at pH 8. Some important parameters in the preconcentration stage are able to increase the analytical performance, determined using atomic absorption spectrophotometer (AAS). The result of the research shows the optimum condition of preconcentration stage Cd(II) ion are volume of the sample was 10 mL, the volume of eluent HNO3 was 4 mL with a concentration of 0.5 M, with the retention of capacity value was 1.4113 mg Cd(II)/g alumina. The analytical performance of this method is good, shown with the limit of detection value was 2.7997 μg/L. The precision of this method was indicated by the percentage of the coefficient variance of 4.03%. Alumina used as a filler column can increase the signal up to 2.5 times for direct Cd(II) ions measurement. The accuracy of this method is excellent, with the recovery percentage value was 91.67 – 103.49%, indicating that the matrices of NPK fertilizer give no effect on the results of measurements, and this method was capable of analyzing Cd(II) ions in NPK fertilizer. The uncertainty of this method was estimated as the percentage of the uncertainty of 14.16%.</p>


2012 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
K Karyadi ◽  
S Syafrudin ◽  
Danny Soterisnanto

Keberhasilan pembangunan pertanian menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama sumberdaya lahan. Produksi bawang merah rata-rata menurun setiap tahunnya, dikawatirkan akibat penggunaan bahan agrokimia seperti pestisida yang cenderung berlebihan baik konsentrasi maupun dosisnya, sehingga terjadi akumulasi logam-logam berat seperti Pb pada tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui: (i) pengaruh residu pestisida terutama logam berat Pb pada lahan pertanian bawang merah, (ii) tingkat pencemaran tanah akibat logam berat Pb, (iii) kandungan residu logam berat Pb dalam tanah. Metode penelitian adalah studi kasus pada lahan pertanian tanaman bawang merah dengan mengambil sampel tanah sebelum tanam dan sesudah panen, dan sampel pestisida yang digunakan, kemudian diuji kandungan Pb (mg/kg) baik sampel tanah maupun pestisida dengan metode uji AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 (tujuh) macam pestisida yang digunakan para petani mengandung logam berat Pb, dan dalam satu musim tanam dapat menyumbang Pb dalam tanah sebanyak 2991,26 mg/Ha. Ada tambahan  logam berat Pb yang merupakan selisih antara sebelum tanam dan sesudah panen sebesar 43,071,60 mg/Ha.  Angka koefisien korelasi sebesar 0,989** menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel dosis pestisida terhadap tambahan logam berat Pb. Uji regresi linier berganda variabel frekuensi penyemprotan, dosis pestisida, dan variabel kandungan Pb dalam pestisida terbukti berpengaruh sangat signifikan terhadap tambahan logam berat Pb dalam tanah. 


2012 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 262
Author(s):  
Syafruddin Nasution

This research was conducted at North Bintan island waters. The sample of sediment and snail S. canarium hasbeen taken from four locations those were Busung, Lobam, Sebung, and Tanjung Bakau coastal waters. Analysisof metal concentrations both in sediment and snail conducted by using Atomic Absorption Spectrophotometer(AAS)Solar 969 AA. The result showed the highest concentration of Cadmium (Cd) and Cuprum (Cu) in sediment whichwere 0.51 ppm (Cd) and 13.22 ppm (Cu). While the highest concentration of these metals in snail S. Canarium wichwere 0.56 ppm (Cd) and 8.42 (Cu), indicating that the concentration in both sediment and snail still below thenormal threshold. It could be concluded that the Bintan Coast has not been polluted but lightly contaminated.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document