scholarly journals Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pada Santri tentang Peningkatan Imunitas untuk Pencegahan COVID-19

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Nur Lina ◽  
Siti Novianti ◽  
Andik Setiyono ◽  
Depi Setialesmana

<p align="justify"><strong>Pendahuluan:</strong><strong> </strong>Corona virus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2. Muncul Klaster Covid-19 di Pesantren Kota Tasikmala. Hal hal yang meningkatkan risiko penularan Covid-19 di pondok pesantren di antaranya, satu kamar diisi lima sampai belasan santri sehingga menyulitkan prinsip jaga jarak yang menjadi bagian protokol kesehatan. Tujuan kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) adalah mencegah Covid-19 di Pesantren melalui kegiatan Komunikasi Informasi dan Edulasi (KIE) pada Santri tentang Peningkatan Imunitas untuk Pencegahan Infeksi Covid-19.</p><p align="justify"><strong>Metode</strong><strong>:</strong> Metode PbM-SK yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat pesantren melalui KIE yang dilakukan pada dua mitra yaitu Pesantren Persis Benda 66 dan Pesantren Ibadurrahman. Kegiatan KIE di Pesantren Benda 66 dilakukan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 150 orang sedangkan kegiataan di Pesantren Ibadurrahman dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.</p><p align="justify"><strong>Hasil dan pembahasan</strong>: Pemberian KIE tentang peningkatan imunitas untuk pencegahan Covid-19 di Pesantren Ibadurrahman dilaksanakan pada siswa MTs dan MA putra dan putri yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan TOP (Taaruf Orientasi Pesantren) pada santri baru kelas satu. Pengelola  pesantren didorong  terlibat pro aktif dan berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan dalam pemberian vaksinasi pada santri. Kedua mitra diberikan Kit Pencegahan Covid-19 yaitu masker kain, masker bedah, hand sanitizer, oksimeter, vitamin C. Diberikan juga banner sebagai media edukasi, untuk menjadi pengingat agar tetap patuh protokol kesehatan.</p><p align="justify"><strong>Kesimpulan:</strong> Pelaksanaan KIE berjalan dengan lancar, peserta menyimak dengan antusias. Telah disampaikan alat kesehatan berupa masker kain dan masker bedah, hand sanitizer dan oksimeter dan Vitamin.<strong></strong></p>

Author(s):  
Edy Edy Purwanto ◽  
Mohammad Farhan Alfathan ◽  
Mayang Indriana Embunsari ◽  
Nabila Astridayanti ◽  
Sonia Aprilya ◽  
...  

Covid-19 (<em>corona virus disease 2019</em>) merupakan jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan SARS-Cov-2. Penularan Covid-19 berlangsung sangat cepat dan menyebar hingga ke berbagai negara di dunia, salah satunya Indonesia yang bermula pada bulan Maret 2020. Jakarta dan Yogyakarta merupakan kota yang memiliki jumlah kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi dan termasuk dalam zona merah. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya dari penularan virus Corona. Kebijakan dan peraturan yang selama ini telah diberikan oleh protokoler dan pemerintah masih dianggap enteng dan diabaikan oleh masyarakat. Dengan demikian, Tim KKN Relawan UNS Tanggap Wabah Covid-19 periode Mei – Juni 2020 memutuskan untuk melakukan program kerja dengan tema <em>supporting </em>pemahaman masyarakat terhadap Covid-19, terutama mengenai bahaya virus Corona, cara pencegahannya, serta kebijakan dan peraturan yang harus dipatuhi. Pelaksanaan KKN Relawan UNS Tanggap Wabah Covid-19 berlangsung dengan baik dan sesuai rencana awal. Keberhasilan program kerja karena adanya dukungan dari Ketua RT setempat dan masyarakat. Hasil program kerja KKN yang telah dilaksanakan antara lain yaitu, sosialisasi edukatif mengenai Covid-19 melalui media sosial <em>Instagram </em>dan grup <em>WhatsApp</em>, kegiatan penyaluran masker dan <em>hand sanitizer, </em>serta pembuatan <em>hand sanitizer holder</em> dengan upaya untuk menurunkan tingkat penyebaran Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dan Yogyakarta


Author(s):  
Purnima K. Burade

Corona virus disease (Covid-19) is endangered in the world. Since the WHO declared it a pandemic and many cities are in lockdown, people have been unable to get out of their homes and thousands of people have already lost their lives. With the outbreak of the global Covid-19 crisis, hand washing and hygiene have become an absolute necessity in daily affairs. The Automatic Mist Based Sanitizer Distribution System is a very useful resource with level monitoring in the fight against corona virus. This contactless delivery system helps clean dry hands regardless of clean surfaces and helps reduce the spread of cross-contamination.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Hairil Ikhwan Saputra ◽  
Yustini Ardillah

Corona Virus Disease (COVID-19) is a virus that can spread rapidly from human to human. Adequacy of Sanitation Facilities will support the process of preventing transmission. The plan to reopen schools will have the potential to become a cluster of COVID-19 transmission, if not supported by adequate sanitation facilities.The research objective was to analyze the readiness of school sanitation facilities related to CTPS facilities in the prevention of COVID-19 at SMK Negeri 1 Lubuk Linggau city.This study is a qualitative descriptive study with an observational approach. Information is obtained through in-depth interviews, observation, and document review. The data analysis used is content analysis with the triangulation method. The results showed that the CTPS facility was available but not equipped with a sink, no drying equipment, and the conditions were poorly maintained. The provision of hand sanitizer-based CTPS facilities has been budgeted for with BOS funds. In the implementation of CTPS, there are still school members who do not know how to wash their hands properly and correctly. The school has prepared spare masks, thermogenic as an effort to prevent COVID-19. The implementation of COVID-19 prevention has not been optimal because there are still school residents who do not optimally implement health protocols in education units.


Author(s):  
Puput Wanarti Rusimamto ◽  
Nurhayati Nurhayati ◽  
Eppy Yundra ◽  
Reza Rahmadian ◽  
Arif Widodo ◽  
...  

Author(s):  
Ikhlas Muhammad Jenie ◽  
Zulkhah Noor ◽  
Maya Um Husna ◽  
Muhammad Herjuna ◽  
Lutfi Putra Perdana

Pos pelayanan terpadu (posyandu) mengalami vakum kegiatan semenjak pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19). Walikota Yogyakarta menerbitkan surat edaran mengenai operasional Posyandu di masa pandemi Covid-19 dengan protokol kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mergangsan menunjuk Posyandu Keji Beling RW 05 Kampung Pujokusuman sebagai posyandu pertama di lingkungan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta untuk menyelenggarakan posyandu lanjut usia (lansia) dengan protokol kesehatan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mempersiapkan dan mendampingi kader kesehatan posyandu Keji Beling untuk dapat menyelenggarakan posyandu lansia di masa pandemi Covid-19. Metode pengabdian pada kegiatan pertama adalah dengan ceramah. Kader posyandu diberikan refreshing pengetahuan mengenai landasan hukum penanganan wabah penyakit menular di Indonesia, usaha-usaha untuk meningkatkan imunitas tubuh, panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, serta pembagian hand sanitizer dan face shield. Metode pengabdian pada kegiatan kedua adalah pendampingan kegiatan lapangan dalam pelaksanaan posyandu lansia di masa pandemi Covid-19. Posyandu Lansia Keji Beling pada masa pandemi Covid-19 dilaksanakan dengan membatasi jumlah peserta (25%) dan kader posyandu (50%). Peserta posyandu lansia yang diundang berjumlah 17 orang, terdiri atas 4 laki-laki (24%) dan 13 perempuan (76%) dengan rentang usia 60-69 tahun 11 orang (65%), 70-79 tahun 5 orang (29%), dan 80-89 tahun 1 orang (6%). Pemeriksaan kesehatan lansia meliputi penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dan kadar kolesterol. Hasilnya adalah prevalensi hiperkolesterolemia 53%, hipertensi 47%, obesitas 12%,  dan diabetes 5,9%. Kesimpulannya adalah posyandu lansia dapat terselenggara pada masa pandemi Covid-19 melalui pemberdayaan kader posyandu, pembatasan jumlah peserta, dan penerapan protokol kesehatan.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 578-583
Author(s):  
Sri Hananto Ponco Nugroho ◽  
Nahdliyah Umma ◽  
Novi Lianawati ◽  
Hery Pornomo ◽  
Gigih Rahayu Kusumawati ◽  
...  

Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang mengharuskan sumber daya manusia beradaptasi dengan situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Prinsip pencegahan penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus antara lain menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Akan tetapi penerapan protokol kesehatan pada masyarakat belum dilaksanakan dengan optimal. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan pada adaptasi kebiasaan baru. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan kesiapan adaptasi kebiasaan baru, pelatihan cuci tangan dan  membuat hand sanitizer, pelatihan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan pelatihan pembuatan tanaman TOGA. Metode yang dipakai yaitu sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Hasil dari kegiatan pengabdian yaitu tercapainya kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan dengan baik, dan secara umum masyarakat dapat melakukan adaptasi kebiasaan baru dengan baik.


Author(s):  
Kurnia Dewiani ◽  
Yetti Purnama ◽  
Linda Yusanti

Kota Bengkulu tertanggal 13 Oktober 2020 merupakan Kabupaten/Kota di provinsi Bengkulu yang memiliki angka positif Covid 19 terbesar yaitu 485 dengan angka kematian 30. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rentan terpapar virus covid 19, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi terjangkit penyakit berat, morbiditas dan mortalitas dibandingkan dengan populasi umum. Tujuan pengabdian adalah mencegah ibu hamil di Kota Bengkulu tertular Covid 19 dengan meningkatkan pemahaman tentang Covid 19 dan keterampilan cuci tangan serta pengunaan masker yang benar. Kegiatan dilaksanakan dengan metode door to door dengan ibu hamil dan mematuhi protokol kesehatan. Sasaran ibu hamil sebanyak 50 orang. Kegiatan dilakukan mulai dari pengukuran pemahaman tentang Covid 19  dengan kuisioner dan daftar tilik keterampilan cuci tangan dan penggunaan masker yang benar, selanjutnya tim melakukan pendampingan dan edukasi dengan menggunakan bantuan leaflet dan mendemonstrasikan keterampilan. Selain itu ibu hamil juga diberikan 1 set paket yang berisi vitamin, masker medis, sabun cuci tangan dan hand sanitizer. Evaluasi kegiatan dilakukan 2 minggu setelah implementasi. Hasil didapatkan ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan lebih dari 80%  dan menerapkan  pola hidup sehat lebih dari 75%, serta merasa lebih tenang karena telah didampingi dan diedukasi oleh tim pengabdi. Kesimpulan ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan tentang Covid 19 dan keterampilan cuci tangan dan penggunaan masker yang benar, sehingga dapat mencegah ibu hamil tertular Covid 19. Kata kunci: Ibu Hamil, Protokol Pencegahan Covid 19 ABSTRACT Bengkulu City, dated October 13, 2020, is a regency / city in Bengkulu province that has the largest positive number of Covid 19, namely 485 with a mortality rate of 30.Pregnant women are one of the groups vulnerable to exposure to the Covid 19 virus, pregnant women have a higher risk of contracting serious diseases and mortality compared to the general population.The aim of this service is to prevent pregnant women in Bengkulu City from contracting Covid 19 by increasing their understanding of Covid 19 and the skills in washing hands and using the correct mask. Activities carried out by the door to door method with pregnant women and complying with health protocols. The target of pregnant women is 50 people. Activities carried out starting from measuring understanding of Covid 19 with questionnaires and checklists of hand washing skills and the correct use of masks, then the team carried out mentoring and education using leaflets and demonstrating skills In addition, pregnant women are also given a set of packages containing vitamins, medical masks, hand washing soap and hand sanitizers. Activity evaluation is carried out 2 weeks after implementation The results showed that pregnant women experienced an increase in knowledge of more than 80% and adopt healthy lifestyle of more than 75%, and felt calmer because had been accompanied and educated by the service team. The conclusion is that pregnant women have increased knowledge about Covid 19 and skills in washing hands and using the correct masks, so that they can  prevent pregnant women from contracting Covid 19. Keywords: Pregnant Women, Covid 19, Prevention Protocol


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 209
Author(s):  
Burhan Halim ◽  
Nurhadi Nurhadi

Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di dunia yang sudah berlangsung setahun lebih. Dibutuhkan berbagai cara untuk mencegah penyebarannya, salah satunya dengan mencuci tangan menggunakan sabun maupun hand santizer. Permasalahannya, hand santizer yang banyak beredar sistem kerjanya masih manual dan kebanyakan diperuntukkan dipasang di perkantoran atau tempat-tempat umum lainnya, belum ada hand santizer otomatis yang dapat dipasang di mobil atau moda transportasi umum lainnya, padahal di tempat tersebut juga potensial terjadi penyebaran virus corona. Tujuan penelitian untuk mendesain dan membuat hand santizer otomatis yang compatible dipasang di mobil dan menguji pengaruh jarak dan sudut tangan dengan sensor terhadap waktu respon penyemprotan fluidanya. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan mendesain dan membuat alat handsanitizer otomatis pada mobil. Mekanisme alat terdiri dari sistem kontrol otomatis dengan 3 sensor, yaitu sensor ultrasonik, sensor infrared e18-d80nk dan sensor infrared obstacle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa handsanitizer otomatis dapat bekerja dengan baik. Jarak dan sudut tangan dengan sensor berpengaruh terhadap waktu respon penyemprotan fluida handsanitizer otomatis. Seiring semakin besarnya jarak dan sudut tangan dengan sensor menyebabkan waktu respon penyemprotan fluida semakin lama. Fluida hand sanitizer dapat menyemprot secara otomatis pada jarak tangan dengan sensor 2-8 cm, dan sudut tangan dengan sensor 5-15 derajat. Pada jarak tangan 2 cm, waktu respon sensor paling cepat hingga paling lambat berturut-turut adalah sensor infrared e18-d80nk (0,11 detik), sensor infrared obstacle (0,18 detik) dan sensor ultrasonik (0,46 detik). Pada sudut tangan 5 derajat ke bawah di depan sensor waktu respon sensor paling cepat hingga paling lambat berturut-turut adalah sensor infrared e18-d80nk (0,10 detik), sensor infrared obstacle (0,24 detik), dan sensor ultrasonik (0,44 detik).


2020 ◽  
Vol 12 (03) ◽  
pp. 18-18
Author(s):  
Christian Thede

SummaryIn Reaktion auf den massiven Ausbruch von Covid-19-Erkrankungen in der Region Wuhan wurde von staatlicher Seite bereits Ende Januar 2020 eine Expertenkommission namhafter chinesischer TCM-Fachleute berufen. Nach der Sichtung einer größeren Anzahl von Patienten in Wuhan wurdenTherapieprotokolle für verschiedene Krankheitsstadien formuliert, die in den „Guidance for Corona Virus Disease 2019“ des Generalbüros der Nationalen Hygiene und Gesundheitskommission und des Büros der staatlichen Verwaltung für traditionelle chinesische Medizin aufgenommen wurden.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document