Smart Society Empowerment Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sebelas Maret

2775-7064, 2775-5460

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Siti Annisa Rahmasita ◽  
Agustine Mahardika ◽  
Muhammad Rizkinov Jumsa

<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kecemasan merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan gejala fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan keselamatan dirinya maupun keselamatan bayinya. Saat merasa cemas, akan terjadi peningkatan kadar noradrenergik akibat stimulasi sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan berkurangnya siklus REM, sehingga meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar GABA sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.</p><p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 32 ibu hamil trimester tiga di Puskesmas tanjung Karang Mataram, dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Alat pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale </em>(HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index </em>(PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi spearman.<strong></strong></p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Penelitian menyatakan bahwa tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram dengan P <em>value</em> &lt;0,001 (P <em>value</em> &lt; 0.5) dan r = 0.731 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.</p><strong>Kesimpulan: </strong>Tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Nurhasan Agung Prabowo ◽  
Arief Nurudhin ◽  
Yulyani Werdiningsih

<p align="justify"><strong>Pendahuluan: </strong>Pandemi COVID-19 mengenai banyak aspek kehidupan. Orang dengan Lupus merupakan salah satu populasi rentan terhdap COVID-19. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah menurunkan tingkat stress orang dengan lupus terhadap COVID-19.</p><p align="justify"><strong>Metode: </strong>Metode pelaksanaan pengabdian dengan melakukan analisis situasi, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengabdian masyarakat dengan metode penyuluhan secara daring pada 2 April 2021. Dilakukan pretes dan postes mengenai tingkat stress dengan kuesioner DAS-42 terhadap orang dengan lupus sebelum dan sesudah penyuluhan.</p><p align="justify"><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Terdapat penurunan skor stress orang dengan lupus yaitu 13,4<span style="text-decoration: underline;">+</span>8,3 menjadi 11,3<span style="text-decoration: underline;">+</span> 9,5 setelah dilakukan penyuluhan.</p><p align="justify"><strong>Kesimpulan: </strong>Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan baik, terjadi penurunan tingkat stress orang dengan lupus terhdap pandemic COVID-19</p><p><strong>Kata Kunci: Stres; Orang dengan Lupus; COVID-19.</strong></p>


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Fajar Ari Nugroho ◽  
Inggita Kusumastuty ◽  
Zunita Puri Prihandini ◽  
Anggun Rindang Cempaka ◽  
Ayuningtyas Dian Ariestiningsih ◽  
...  

<p align="justify"><strong>Pendahuluan: </strong>Kurangnya pengetahuan menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat pada remaja. Pemberian edukasi melalui media video terbukti dapat meningkatkan pengetahuan secara signifikan. Penenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan gizi sebelum dan setelah diberikan edukasi melalui video.</p><p align="justify"><strong>Metode:</strong> Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental pada 155 siswa SMP sederajat di Kota Malang. Kegiatan dilaksanakan melalui <em>zoom meeting</em> dengan pemberian edukasi gizi melalui media video dengan durasi 13 menit 5 detik. Pengukuran tingkat pengetahuan melalui 10 pertanyaan pilihan ganda yang disusun dalam <em>google form</em>. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah video edukasi diberikan. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah pengetahuan dilakukan analisis menggunakan uji statitik <em>Wilcoxon Signed Ranks Test</em>.</p><p align="justify"><strong>Hasil dan pembahasan</strong>:Penelitian ini dilakukan pada 155 siswa SMP sederajat dikota malang dimana mayoritas berjenis kelamin perempuan dan berada di kelas 8 (delapan). Rata-rata tingkat pengetahuan sebelum edukasi adalah 39.35±13.6. Setelah edukasi diberikan melalui media video terjadi peningkatan pengetahuan dengan rata-rata sebesar 65.68±21.8. hasil Uji statistik menunjukkan p 0.000 yang artinya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan gizi pada remaja secara signifikan setelah diberikan edukasi melalui video.</p><p align="justify"><strong>Kesimpulan</strong>:Video edukasi gizi efektif dalam meningkatkan pengetahuan gizi pada remaja di Kota Malang.</p>


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Nur Lina ◽  
Siti Novianti ◽  
Andik Setiyono ◽  
Depi Setialesmana

<p align="justify"><strong>Pendahuluan:</strong><strong> </strong>Corona virus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2. Muncul Klaster Covid-19 di Pesantren Kota Tasikmala. Hal hal yang meningkatkan risiko penularan Covid-19 di pondok pesantren di antaranya, satu kamar diisi lima sampai belasan santri sehingga menyulitkan prinsip jaga jarak yang menjadi bagian protokol kesehatan. Tujuan kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Kesehatan (PbM-SK) adalah mencegah Covid-19 di Pesantren melalui kegiatan Komunikasi Informasi dan Edulasi (KIE) pada Santri tentang Peningkatan Imunitas untuk Pencegahan Infeksi Covid-19.</p><p align="justify"><strong>Metode</strong><strong>:</strong> Metode PbM-SK yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat pesantren melalui KIE yang dilakukan pada dua mitra yaitu Pesantren Persis Benda 66 dan Pesantren Ibadurrahman. Kegiatan KIE di Pesantren Benda 66 dilakukan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 150 orang sedangkan kegiataan di Pesantren Ibadurrahman dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.</p><p align="justify"><strong>Hasil dan pembahasan</strong>: Pemberian KIE tentang peningkatan imunitas untuk pencegahan Covid-19 di Pesantren Ibadurrahman dilaksanakan pada siswa MTs dan MA putra dan putri yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan TOP (Taaruf Orientasi Pesantren) pada santri baru kelas satu. Pengelola  pesantren didorong  terlibat pro aktif dan berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan dalam pemberian vaksinasi pada santri. Kedua mitra diberikan Kit Pencegahan Covid-19 yaitu masker kain, masker bedah, hand sanitizer, oksimeter, vitamin C. Diberikan juga banner sebagai media edukasi, untuk menjadi pengingat agar tetap patuh protokol kesehatan.</p><p align="justify"><strong>Kesimpulan:</strong> Pelaksanaan KIE berjalan dengan lancar, peserta menyimak dengan antusias. Telah disampaikan alat kesehatan berupa masker kain dan masker bedah, hand sanitizer dan oksimeter dan Vitamin.<strong></strong></p>


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 108
Author(s):  
Budiyanti Wiboworini ◽  
Amalina Shabrina

<p><strong>Pendahuluan:</strong> Penularan penyakit infeksi termasuk Covid-19 tidak terlepas dari interaksi antara agen penyebab penyakit -<em>host</em> dan lingkungan. Upaya peningkatan daya tahan tubuh <em>host </em>agar dapat bertahan terhadap serangan virus juga merupakan hal yang penting dilakukan, antara lain dengan pemanfaatan bahan alam. Jahe merupakan salah satu bahan alam yang telah terbukti dapat memperkuat imunitas. Pada masa pandemi dibutuhkan banyak agen penggerak yang bisa menularkan pengetahuan yang didapatnya ke lingkungan sekitarnya, dan remaja masjid adalah salah satu kelompok yang memenuhi kriteria tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan menyampaikan pada remaja masjid manfaat jahe untuk memperkuat imunitas dan cara mengolahnya menjadi minuman yang segar dan enak dikonsumsi.</p><p><strong>Metode:</strong> Kegiatan dilakukan melalui tahapan <em>assessmen</em>t, koordinasi dan pelaksanaan edukasi. Edukasi diikuti 45 remaja masjid dan takmir masjid Asy Syakur, Buran, Tasikmadu Karanganyar dengan metode ceramah dan demonstrasi pembuatan minuman jahe.</p><p><strong>Hasil:</strong> Peserta antusias mendapatkan pemahaman, terlihat dari sesi diskusi. Peserta menyatakan mendapat pengetahuan baru dalam pemanfaatan bahan alam menjadi jamu untuk meningkatkan imunitas.  Selain itu minuman yang dibuat telah dicoba dan dapat diterima karena rasanya enak dan segar.</p><p><strong>Kesimpulan: </strong>Jahe dapat dimanfaatkan sebagai minuman herbal sederhana yang mudah dibuat dan dapat diterima masyarakat.</p><p class="Keywords"><strong>Kata kunci: herbal; jahe; imunitas; remaja masjid</strong></p>


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Ratih Puspita Febrinasari ◽  
Veronika Ika Budiastuti ◽  
Nurholis Majid ◽  
Anis Nurhidayati ◽  
Ignatius Gonggo Prihatmono ◽  
...  
Keyword(s):  

<p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">ABSTRAK</span></span></strong></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Pendahuluan</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Awal tahun ini, dunia menghadapi pandemi Covid-19. </span><span style="vertical-align: inherit;">Berawal dari Wuhan China, dan sampai di Indonesia. </span><span style="vertical-align: inherit;">Dampak Covid-19 adalah kasus dan kematian yang parah. </span><span style="vertical-align: inherit;">Di Indonesia, ada 57.000 kasus yang dikonfirmasi dan 2.934 meninggal. </span><span style="vertical-align: inherit;">Lebih dari 82% kasus orang lanjut usia. </span><span style="vertical-align: inherit;">Dalam hal komorbiditas, sebagian besar kasus kematian memiliki hipertensi, diabetes melitus, gagal jantung dan gagal ginjal. </span><span style="vertical-align: inherit;">Kemudian bagaimana Indonesia penduduk rentan ini. </span><span style="vertical-align: inherit;">Penelitian ini bertujuan untuk menilai respon untuk melawan Covid-19 melalui pengawasan masyarakat, terutama bagi penduduk yang rentan.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Metode</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Metode yang digunakan adalah responden yang diwawancarai secara online di antara 25 pemimpin rumah tangga sebagai data kuantitatif. </span><span style="vertical-align: inherit;">Metode pengukuran adalah kualitatif online di kalangan masyarakat, tokoh masyarakat, pimpinan rumah tangga, kader, dan pemerintah desa.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil dan diskusi</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Hanya ada 80% setuju bahwa infeksi COVID-19 melalui tetesan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Ada 84% pemimpin rumah tangga yang memahami gejala. </span><span style="vertical-align: inherit;">Mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan, masker, jarak sosial, dan isolasi. </span><span style="vertical-align: inherit;">Pengetahuan tentang pencegahan sangat rendah. </span><span style="vertical-align: inherit;">Hanya 32% yang tahu bahwa lansia memiliki risiko mati pada COVID-19. </span><span style="vertical-align: inherit;">Itu termasuk hipertensi dan diabetes melitus. </span><span style="vertical-align: inherit;">Terkait hasil kualitatif, hanya 2 informasi dari 15 informasi yang memahami jumlah penduduk rentan di daerahnya. </span><span style="vertical-align: inherit;">Tidak ada kebijakan yang jelas terkait dengan penduduk yang rentan terutama di kabupaten dan di bawah pada perlindungan yang rentan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Tidak ada pengawasan masyarakat di antara penduduk yang rentan.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kesimpulan</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Pengawasan masyarakat terkait COVID-19 kesesuaian, tetapi penduduk rentan masih khawatir. </span><span style="vertical-align: inherit;">Rekomendasinya yaitu mengembangkan model pengawasan masyarakat tentang perlindungan populasi yang rentan terhadap COVID-19.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci: </span></span></strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Community Surveillance</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> , Covid-19, Era Pandemi</span></span><strong></strong></p>


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Siti Marufah ◽  
Lilik Wijayanti ◽  
Yulia Sari ◽  
Widia Susanti ◽  
Sigit Setyawan ◽  
...  
Keyword(s):  

<p><strong>Pendahuluan :</strong>Sejak wabah pertama dilaporkan di Wuhan, Cina pada Desember 2019<sup>1</sup> virus corona (COVID-19) dengan cepat menjadi perhatian global. WHO menyatakan wabah virus sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Saat ini lebih dari 100 juta orang telah terinfeksi COVID-19, dengan lebih dari dua juta kematian di seluruh dunia<sup>2</sup>. Data covid-19 di Indonesia lebih dari 1 juta ditahun 2021 dengan angka kematian diangka 25.000 orang . Kabupaten sukoharjo, merupakan salah satu kabupaten yang menyumbangkan pasien covid-19 dengan jumlah saat ini mencapai lebih dari 4300 orang (corona kab sukoharjo, 2021).  Dalam upaya untuk memperlambat laju infeksi dan kematian, pemerintah di kabupaten sukoharjo telah membentuk tim “Sukoharjo tanggap COVID-19” yang bertugas untuk membagikan 34.500 masker ke masyarakat, penutupan tempat makan, fasilitasi tempat cuci tangan di pasar, Pengadaan rumah sehat Covid-19, tim posko covid-19 siaga 24 jam, penundaan pelayanan langsung pemerintahan dan pembatalan hajatan masyarakat. Walaupun pemerintah sangat tanggap dalam upaya pencegahan covid-19 ini, tapi untuk sosialisasi dan pendampingan langsung kepada keluarga belum maksimal, yaitu pada kepatuhan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga termasuk protocol kesehatan pencegahan covid. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan faktor terdekat dalam penularan covid, sehingga menunjukan pentingnya keluarga sebagai fokus dalam pencegahan penyebaran Covid-19.</p><p><strong>Metode:</strong> Pengabdian ini akan dilakukan dengan memberikan intervensi berupa pemdampingan dengan pemberian edukasi dan monitoring tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna pencegahan Covids-19 di wilayah puskesmas Bendosari, Sukoharjo. Perilaku hidup sehat ini juga meliputi kepatuhan penggunaan menggunakan masker, jaga jarak dan mencuci tangan.</p><p><strong>Hasil dan pembahasan:</strong> Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh 47 kader dengan protokol kesehatan yang ketat. Selama kegiatan berlangsung, kader sangat antusias dalam menyimak edukasi yang  ditampilkan  dalam  bentuk  presentasi power  point, mereka  juga  interaktif  dalam berdiskusi. Berdasarkan hasil pengabdian, terjadi peningkatan pengetahuan menjadi 63, dengan terlihat hampir 85% peserta pada materi PHBS dan Protokol kesehatan memiliki pengetahuan yang sangat baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pengabdian yang dilaksanakan efektif dan sesuai dengan data sebelumnya bahwa Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan secara terus menerus dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap PHBS.<strong></strong></p><p><strong>Kesimpulan:</strong> Pelaksanaan pengabdian berjalan dengan efektif dengan peningkatan pengetahuan tentang Covid-19, PHBS dan Protokol kesehatan dalam rangka menekan angka penyebaran covid-19.</p><p><strong>Kata kunci : Pendampingan, covid-19, PHBS.</strong></p>


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Tri Agusti Sholikah ◽  
Ratih Puspita Febrinasari ◽  
Dyonisa Nasirochmi Pakha

<p class="AbstractNormal"><strong>Pendahuluan: </strong>Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik kronis yang masih menjadi perhatian di dunia. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa pada sirkulasi darah atau disebut dengan hiperglikemia. Deteksi dini penyakit DM dan pemantauan kadar glukosa darah pada penderita DM sangatlah penting untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan apabila kadar glukosa darah sangat tinggi atau tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya komplikasi serius diberbagai organ tubuh, sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Saat ini telah tersedia alat pemeriksaan glukosa darah yang mudah digunakan masyarakat yaitu glukometer. Namun, nampaknya masih banyak masyarakat yang belum terampil menggunakannya. Selain itu banyak masyarakat yang belum memahami penyakit DM secara holistik sehingga perlu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat tentang penyakit DM.</p><p class="AbstractNormal"><strong>Metode:</strong><strong> </strong>Metode pengabdian masyarakat ini adalah edukasi tentang penyakit Diabetes Melitus secara holistik melalui penyebaran video di grup-grup Whatsapp, Instagram, Facebook dan Youtube. Video edukasi tersebut terdiri dari 3 buah video, yaitu video tentang penyakit DM secara holistik, video cara penggunaan glukometer untuk memeriksa glukosa darah, dan video tentang DM di era COVID-19. Setelah disebarkan, masyarakat diminta memberikan respon melalui<em> </em>kuesioner. </p><p class="AbstractNormal"><strong>Hasil dan pembahasan:</strong><strong> </strong>Sebagian besar responden sangat setuju bahwa video yang diunggah membuat mereka menjadi lebih paham mengenai penyakit diabetes melitus dan cara menggunakan glukometer.</p><p class="AbstractNormal"><strong>Kesimpulan: </strong>Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai penyakit DM dan cara memeriksa glukosa darah secara mandiri dengan glukometer.</p>


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Rani Tiyas Budiyanti ◽  
Roro Isyawati Permata Ganggi ◽  
Penggalih Mahardika Herlambang
Keyword(s):  

<p><strong>Latar Belakang : </strong>Pandemi <em>Coronavirus Disease </em>-19 (COVID-19) memberikan dampak pada berbagai sektor kehidupan termasuk diantaranya adalah sektor pendidikan. Himbauan mengenai <em>physical distancing </em>selama masa pandemi dan era <em>new normal</em> membuat ranah pendidikan mengoptimalisasikan pembelajaran melalui daring (<em>online</em>). Terdapat berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran <em>online</em>, salah satunya dengan memanfaatkan <em>instan messaging </em>seperti <em>WhatsApp Grup. </em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan <em>WhatsApp Grup </em>sebagai media pembelajaran selama pandemic COVID-19.</p><p><strong>Metode : </strong>Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pengumpulan data melalui survei <em>online </em>menggunakan <em>google form. </em>Jumlah responden sebanyak 398 mahasiswa yang telah mendapatkan 3 sesi perkuliahan dengan menggunakan <em>WhatsApp Grup. </em>Waktu penelitian berlangsung pada bulan April hingga Mei 2020.</p><p><strong>Hasil : </strong>Berdasarkan penelitian, sebanyak 269 responden (67,6%) menyebutkan <em>WhatsApp Grup </em>efektif sebagai media pembelajaran, dengan 350 responden (87,9%) memiliki nilai post test ≥70. <em>WhatsApp Grup </em>memiliki beberapa keuntungan seperti hemat kuota dan dapat dikombinasikan dengan berbagai fitur pembelajaran. Sedangkan kekurangan dalam media ini adalah mahasiswa mudah terdistraksi dengan <em>chat </em>lain dan sukar diterapkan pada pembelajaran yang melibatkan presentasi mahasiswa.</p><p><strong>Kesimpulan : </strong><em>WhatsApp Grup </em>dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Meskipun demikian, kombinasi penggunaan teks, gambar, video, dan games perlu dilakukan sehingga dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar mahasiswa baik audio maupun visual.</p>


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Nurhasan Agung Prabowo ◽  
Risalina Myrtha ◽  
Hendrastutik Apriningsih ◽  
Tonang Dwi Ardyanto ◽  
Astri Tantri Indriani ◽  
...  

<p><strong>Pendahuluan</strong>: Keadaan darurat bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja, kapan saja. Dalam situasi ini, tenaga medis harus siap untuk bertindak dalam kekuasaan mereka. Perawat adalah profesional medis yang bertanggung jawab untuk perawatan pasien darurat. Sebuah survei tahun 2019 di lapangan menemukan bahwa sebagian besar perawat tidak memahami keadaan darurat kardiovaskular. Masalah terbesar yang dihadapi PPNI setelah dikoordinasikan sebagai ketua tim PPNI RS UNS adalah pengetahuannya tentang pembacaan EKG perawat terbatas, perawat tidak mengetahui kondisi kegawatan jantung dan pelatihan pertolongan pertama kegawatan jantung jarang ditemui, dan tidak ada pedoman khusus kegawatan kardiovaskuler pada perawat. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan kegawatan kardiovaskuler pada perawat PPNI RS UNS</p><p><strong>Metode</strong>: Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan ini meliputi pelatihan secara daring pada hari Kamis 16 April 202 di RS UNS, selain itu juga pembuatan buku Panduan membaca EKG bagi perawat dan leaflet cara membaca EKG bagi perawat.</p><p><strong>Hasil: </strong>Terjadi peningkatan pengetahuan perawat terhadap EKG dengan peningkatan nilai pretes 55,5 menjadi 72,5 dengan skala 100.<strong></strong></p><p><strong>Kesimpulan: </strong>Pelatihan kegawatan kardiovaskuler pada perawat meningkatkan pengetahuan perawat mengenai kegawatan kardiovaskuler</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document