BIOLOGI, GEJALA SERANGAN, DAN PENGENDALIAN HAMA BUBUK JAGUNG Sitophilus zeamais MOTSCHULSKY (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE)
<p>Salah satu kendala dalam penyimpanan jagung adalah serangan hama<br />gudang. Salah satu hama gudang jagung adalah <em>Sitophilus zeamais</em><br />Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae). Hama ini ditemukan di<br />daerah panas maupun lembap. Hama ini bersifat polifag, dapat<br />merusak serealia seperti beras/gabah, jagung, gandum, dan sorgum,<br />namun dilaporkan sebagai hama penting pada jagung. Kehilangan<br />hasil jagung di wilayah tropis akibat <em>S. zeamais</em> berkisar antara 30-<br />100%. Biji jagung yang disimpan selama 6 bulan menunjukkan<br />kerusakan 85% dan bobot biji menyusut 17%. Telur hama tersebut<br />diletakkan di dalam biji dan dalam beberapa hari akan menetas<br />menjadi larva. Larva menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji.<br />Telur berwarna putih bening, berbentuk lonjong, lunak dan licin,<br />berukuran 0,7 mm x 0,3 mm. Larva berwarna putih kekuningan,<br />tidak bertungkai, kepala berwarna cokelat, terdiri atas empat instar,<br />panjang 1,5–4 mm. Periode larva berlangsung 25 hari. Imago <em>S.</em><br /><em>zeamais</em> berukuran 3-4,5 mm. Hama <em>S. zeamais</em> dapat dikendalikan<br />dengan cara: 1) menyimpan jagung dalam wadah maupun gudang<br />secara higienis, 2) menanam varietas tahan, 3) menggunakan<br />musuh alami yaitu parasit, predator, dan patogen, seperti parasitoid<br /><em>Lariophagus distinguendus</em> dan <em>Anisopteromalus calandrae</em>, serta<br />patogen <em>Beauveria bassiana</em>, 4) memanfaatkan insektisida nabati<br />yang memiliki toksisitas tinggi terhadap <em>S. zeamais</em>, yaitu <em>Ageratum</em><br /><em>connyzoides</em> (bandotan), <em>Andropogon nardus</em> (serai), <em>Allium sativum</em><br />(bawang merah), <em>Nicotiana tabacum</em> (tembakau), <em>Zingiber officinale</em><br />(jahe), dan <em>Azadirachta indica</em> (mimba), serta 5) menyemprotkan<br />insektisida sintetis metil pirimifos.</p>