scholarly journals CONGESTION CONTROL PADA JARINGAN KOMPUTER BERBASIS MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 77-88
Author(s):  
Ida Nurhaida ◽  
Ichsan Ichsan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji metode congestion control dengan penerapan QoS-Policies pada jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Parameter QoS (Quality of Services) yang diuji dalam penelitian ini berupa delay, troughput, jitter dan packet loss. Nilai-nilai yang didapatkan dari paramater tersebut kemudian dibandingkan dengan standar dari Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) dengan tujuan untuk mengetahui kualitas layanan pengiriman data pada jaringan MPLS ketika terjadi network congestion di lintasanya. Setelah melakukan proses perancangan, pengujian dan analisa, hasil yang didapat menunjukkan peningkatan nilai-nilai parameter QoS. Nilai QoS untuk parameter delay mengalami penurunan sebesar 48.3%, nilai troughput mengalami peningkatan sebesar 87.44%, nilai jitter mengalami penurunan nilai sebesar 54.04% dan nilai packet loss mengalami penurunan sebesar 99.9%.

2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Ardi Windiarto ◽  
Kholilatul Wardani

Makalah ini membahas desain layanan jaringan komunikasi VoIP Server menggunakan Raspberry Pi sebagai alat komunikasi wireless. VoIP server berbasis Raspberry Pi menggunakan sistem operasi RasPBX. Di dalam sistem operasi RasPBX sudah ada software asterisk yang berfungsi sebagai softswicth. Client VoIP menggunakan zoiper sebagai softphone. Alat ini dilengkapi dengan fitur GSM gateway yaitu fitur yang dapat menghubungkan jaringan VoIP ke jaringan GSM. Fitur GSM gateway ini menggunakan modem GSM sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan VoIP dengan jaringan GSM. Persentase keberhasilan panggilan VoIP ke VoIP, VoIP ke GSM, dan GSM ke VoIP mencapai 100%. Berdasarkan hasil pengujian Quality of services (QoS) pada panggilan VoIP ke GSM, dihasilkan rata-rata delay sebesar 12,11 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, Troughput sebesar 0,151, jitter sebesar 0,052 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, dan packet loss sebesar 0% yang termasuk dalam kategori kualitas sangat baik. Jangkauan maksimal antara client VoIP ke server agar komunikasi berjalan dengan baik adalah 100 meter dalam kondisi Line Of Sight (LOS). Pengujian dengan jarak 25 m dalam kondisi Non Line Of Sight (NLOS), masih menghasilkan komunikasi yang baik. Berdasarkan hasil pengujian kuisioner dari 30 pengguna, dihasilkan nilai MOS 3,88 yang termasuk dalam kategori kualitas cukup baik.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Rometdo Muzawi ◽  
Romi Hardianto

Abstrak -Penggunaan jaringan komputer berskala besar yang ada saat ini terbentur masalah biaya yang mahal   dalam   pengadaan   dan   pemeliharaan   perangkat   keras   (hardware).   Hal   ini   mendorong perkembangan teknologi jaringan komputer yang hemat sumber daya, tempat, dan biaya. Teknologi jaringan komputer tanpa hardisk (diskless) menjadi jawaban akan permasalahan ini. Namun bagaimana dengan kualitas layanan yang menjadi isu utama dalam trend jaringan komputer. Penulis memanfaatkan teknologi jaringan tanpa disk (diskless) menggunakan PXE Linux yang bersifat opensource dipadukan dengan konsep Quality of Service (QoS) dapat mengurangi konsumsi daya dan biaya serta dari segi pemakaian bandwidth menjadi efisien dan efektif. Optimalisasi kualitas layanan dengan mengatur penggunaan bandwidth jaringan dapat diterapkan dengan teknologi Multi-Protocol Label Switching (MPLS) pada setiap paket data sehingga terarah sumber dan tujuannya. Kinerja teknologi MPLS pada jaringan diskless PXE Linux dengan parameter yaitu bandwidth, jitter, dan packet loss. Kata Kunci-  Network Booting PXE Linux, Multi-Protocol Label Switching (MPLS), Quality of Service(QoS).


2016 ◽  
Vol 15 (01) ◽  
pp. 17-26
Author(s):  
Suryo Aji Tanoyo ◽  
Eva Yovita Dwi Utami ◽  
Eva Yovita Dwi Utami

Jaringan komputer yang diimplementasikan di dalam suatu perkantoran yang lebih banyak dimanfaatkan untuk layanan data dapat dioptimalkan dengan penambahan layanan voice berbasis IP. Voice over Internet Protocol (VoIP) menghemat resource jaringan dibandingkan dengan PSTN (Public Switched telephone Network). Namun demikian implementasi VoIP harus memperhatikan kualitas layanan atau Qualitiy of Service (QoS). Parameter kualitas layanan VoIP antara lain throughput, delay, jitter, dan packet loss. Teknologi VoIP telah dikembangkan dengan menciptakan berbagai macam protocol seperti SIP, H.323, MGCP dan codec seperti G.711, G.723.1, G.726, G.728, G.729 dengantujuan untuk memperbaiki kualitas layanan VoIP. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja QoS dengan membandingkan variasi codec G.711, G.723.1 dan G.726 pada sebuah rancangan jaringan VoIP berbasis SIP di gedung FEB-UKSW, dengan parameter QoS adalah Throughput, delay, packet loss, jitter. Komunikasi VoIP yang dilakukan terdiri atas komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal mencakup simulasi komunikasi hardphone ke PC. Komunikasi eksternal mencakup simulasi hardphone ke PC eksternal. Dari hasil penelitian, secara umum didapatkan bahwa codec G.711 memiliki kualitas paling baik untuk simulasi komunikasi internal ataupun eksternal dengan menghasilkan rata-rata delay, jitter, packet loss paling rendah.


Author(s):  
Eko Budi Setiawan

Teknologi Voice over Internet Procotol (VoIP) tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat luas karena dengan adanya VoIP maka sarana untuk melakukan komunikasi dari segi biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih sedikit apabila dibandingkan dengan media telepon konvensional biasa. Protokol H.323 dan Session Initiation Protocol (SIP) merupakan protokol yang dapat digunakan untuk membangun VoIP. Baik protokol H.323 dan SIP metodenya berbeda satu sama lain, sehingga tentunya perlu dilakukan suatu pengujian dan analisis untuk mengetahui kualitas yang dihasilkan dari VoIP dengan menggunakan kedua protokol tersebut. Parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan untuk mengamati kualitas dari VoIP tersebut adalah delay, jitter, packet loss, serta Mean Opinion Score (MOS) yang diujikan pada 5 audience.Pengukuran QoS tersebut mengunakan tools VoIP Quality Monitoring VQManager yang dilakukan pada bandwidth sebesar 512 Kbps, 256 Kbps, 128 Kbps, dan 64 Kbps dengan Audio Codec G.711. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan skema percobaan yang sama, secara umum nilai dari parameter QoS yang didapat ketika menggunakan protokol H.323 bisa dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan protokol SIP. Kata Kunci :


Author(s):  
Hendrik Kusbandono ◽  
Eva Mirza Syafitri

Teknologi <em>Wireless</em> LAN difungsikan untuk memfasilitasi kemudahan untuk koneksi jaringan, tidak lain termasuk jaringan internet. Manajemen <em>bandwidth</em> merupakan mengalokasikan suatu <em>bandwidth</em> yang berfungsi untuk mendukung kebutuhan atau keperluan suatu jaringan internet agar memberikan jaminan kualitas layanan suatu jaringan QoS (<em>Quality of Services</em>). Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas layanan dan kinerja jaringan <em>Wireless</em> LAN (WLAN), serta mengoptimalkan pembagian <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah <em>client</em> yang aktif. Metode penelitian ini adalah penerapan <em>Quality </em><em>of Service</em> (QoS) yang digunakan untuk mengukur kualitas <em>b</em><em>andwidth</em> internet yang berjalan pada Wireless LAN dengan parameter <em>download</em>, <em>upload</em>, <em>throughput</em>, <em>delay</em>, <em>jitter</em>, dan <em>packet loss</em><em> </em>dan manajemen <em>bandwidth</em> dengan PCQ (<em>Per Connection Queue</em>). Hasil penelitian ini adalah pada rentang waktu 08.00 s/d 16.00 WIB quota IP Address dinamis habis, sehingga tidak dapat mengkoneksikan ke hotspot PNM-MHS. Menunjukkan rata-rata nilai sebelum dilakukan manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ pada <em>throughput</em> adalah 374,98 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 40,16 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 99,43 ms dengan kategori degradasi “Sedang”, nilai <em>packet loss</em> adalah 23,94 % dengan kategori degredasi “Sedang”. Sedangkan setelah melakukan manajemen <em>bandwidth </em>nilai <em>throughput</em> adalah 362,56 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 29,84 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 55,53 ms dengan kategori degradasi “Bagus”, nilai <em>packet loss</em> adalah 14,29 % dengan kategori degredasi “Bagus”. Manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ bekerja dengan sebuah algoritma yang akan membagi <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah client yang aktif. PCQ ideal diterapkan apabila dalam pengaturan <em>bandwidth</em> kesulitan dalam penentuan <em>bandwidth</em> per client.


Complexity ◽  
2017 ◽  
Vol 2017 ◽  
pp. 1-10 ◽  
Author(s):  
Xinhao Yang ◽  
Sheng Xu ◽  
Ze Li

Due to the unbalance distribution of network resources and network traffic, congestion is an inherent property of the Internet. The consensus congestion controller based on the multiagent system theory is designed for the multirouter topology, which improves the performance of the whole networks. Based on the analysis of the causes of congestion, the topology of multirouter networks is modeled based on the graph theory and the network congestion control problem is described as a consensus problem in multiagent systems. Simulation results by MATLAB and Ns2 indicate that the proposed algorithm maintains a high throughput and a low packet drip ratio and improves the quality of the service in the complex network environment.


Techno Com ◽  
2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Agus Heriyanto ◽  
Lailis Syafaah ◽  
Amrul Faruq

Di dalam komunikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) mengenal beberapa macam protocol tambahan selain protocol standar internet Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), beberapa diantaranya adalah protocol Session Initation Protocol (SIP), Inter-Asterisk eXchange (IAX) dan H.323. Performansi perlu dijaga mengingat VoIP mempunyai kemungkinan melakukan berbagai cara kompresi untuk menciptakan efisiensi saluran dan pemilihan protocol yang tepat. Teknologi VoIP pada dasarnya tidak memiliki jaminan keamanan pada setiap komunikasi. Keamanan ketika melakukan komunikasi suara merupakan sesuatu yang sangat penting karena menyangkut privasi penggunanya. Penggunaan Virtual Private Network (VPN) merupakan salah satu solusi untuk menutup celah keamanan pada kasus di atas. Analisis yang dilakukan pada artikel ini adalah performa yang dihasilkan VoIP yang menggunakan protocol IAX dan SIP. Penelitian ini mengahasilkan kesimpulan bahwa performansi yang paling baik digunakan untuk membangun sistem komunikasi VoIP adalah protocol IAX dengan menggunakan sistem keamanan VPN Point to Point Protocol (PPTP) dikarenakan nilai Quality of Service (QoS)  lebih tinggi daripada protocol SIP dan juga terbukti lebih aman saat diterapkan sistem keamanan Virtual Private Network Point to Point Protocol (VPN PPTP).


2016 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Setiyo Budiyanto ◽  
Hanifah Diana

Pada saat ini teknologi serat optik menjadi media transmisi yang layak diperhitungkan penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilitas dan kapasitas  yang  paling  tinggi  dibandingkan  dengan  media  transmisi  lainnya.  Dalam menyediakan akses informasi dengan volume bandwidth yang besar, serat optik memiliki prospek yang menjanjikan. Akses microwave berbasis sistem multiplexing saat ini mulai digantikan perannya dengan akses serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet. Aplikasi  Metro  Ethernet  untuk  akses  ke  menara  Base  Station  Transceiver  (BTS) dan  Radio  Network  Connection  (RNC)  operator  selular  merupakan  salah  satu  tawaran yang  diberikan  oleh  jaringan  Metro  Ethernet  saat  ini.  Penggunaan  Ip  clock  sangat dibutuhkan pada Base Transceiver Station (BTS) untuk sinkronisasi jaringan sebagai jam global yang berasal dari jam GPS diakuisisi oleh sejumlah BTS. IP clock didistribusikan ke pengendali serta acuan  berbagai jaringan, dan dari sana ke jaringan perangkat akses, sehingga  terwujud  sinkronisasi  jaringan  komunikasi  konvergensi  antara  BTS  ke  RNC yang melewati Metro E dengan media transmisi Fiber Optik. Pada penelitian ini, penulis menganalisa permasalahan link BTS dengan IP Clock sebagai alarm monitoring dan kaitannya dengan kesesuaian V-lan pada jaringan tersebut. Perhitungan  dan  analisa  Quality  of  Service  (QOS)  dari  penggunaan  fiber  optik  sebagai media  transmisi  yang  melewati  Metro  E  pada  link  antara  BTS  ke  RNC,  dimana parameter-parameter pandukung yang digunakan seperti Delay, Jitter, Packet Loss, untuk memudahkan dalam mengetahui performansinya.Kata Kunci : Fiber Optik, Metro E, BTS, IP Clock, QoS


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document