scholarly journals Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

2016 ◽  
Vol 15 (01) ◽  
pp. 17-26
Author(s):  
Suryo Aji Tanoyo ◽  
Eva Yovita Dwi Utami ◽  
Eva Yovita Dwi Utami

Jaringan komputer yang diimplementasikan di dalam suatu perkantoran yang lebih banyak dimanfaatkan untuk layanan data dapat dioptimalkan dengan penambahan layanan voice berbasis IP. Voice over Internet Protocol (VoIP) menghemat resource jaringan dibandingkan dengan PSTN (Public Switched telephone Network). Namun demikian implementasi VoIP harus memperhatikan kualitas layanan atau Qualitiy of Service (QoS). Parameter kualitas layanan VoIP antara lain throughput, delay, jitter, dan packet loss. Teknologi VoIP telah dikembangkan dengan menciptakan berbagai macam protocol seperti SIP, H.323, MGCP dan codec seperti G.711, G.723.1, G.726, G.728, G.729 dengantujuan untuk memperbaiki kualitas layanan VoIP. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja QoS dengan membandingkan variasi codec G.711, G.723.1 dan G.726 pada sebuah rancangan jaringan VoIP berbasis SIP di gedung FEB-UKSW, dengan parameter QoS adalah Throughput, delay, packet loss, jitter. Komunikasi VoIP yang dilakukan terdiri atas komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal mencakup simulasi komunikasi hardphone ke PC. Komunikasi eksternal mencakup simulasi hardphone ke PC eksternal. Dari hasil penelitian, secara umum didapatkan bahwa codec G.711 memiliki kualitas paling baik untuk simulasi komunikasi internal ataupun eksternal dengan menghasilkan rata-rata delay, jitter, packet loss paling rendah.

Author(s):  
Eko Budi Setiawan

Teknologi Voice over Internet Procotol (VoIP) tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat luas karena dengan adanya VoIP maka sarana untuk melakukan komunikasi dari segi biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih sedikit apabila dibandingkan dengan media telepon konvensional biasa. Protokol H.323 dan Session Initiation Protocol (SIP) merupakan protokol yang dapat digunakan untuk membangun VoIP. Baik protokol H.323 dan SIP metodenya berbeda satu sama lain, sehingga tentunya perlu dilakukan suatu pengujian dan analisis untuk mengetahui kualitas yang dihasilkan dari VoIP dengan menggunakan kedua protokol tersebut. Parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan untuk mengamati kualitas dari VoIP tersebut adalah delay, jitter, packet loss, serta Mean Opinion Score (MOS) yang diujikan pada 5 audience.Pengukuran QoS tersebut mengunakan tools VoIP Quality Monitoring VQManager yang dilakukan pada bandwidth sebesar 512 Kbps, 256 Kbps, 128 Kbps, dan 64 Kbps dengan Audio Codec G.711. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan skema percobaan yang sama, secara umum nilai dari parameter QoS yang didapat ketika menggunakan protokol H.323 bisa dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan protokol SIP. Kata Kunci :


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 55-64
Author(s):  
Ardi Windiarto ◽  
Kholilatul Wardani

Makalah ini membahas desain layanan jaringan komunikasi VoIP Server menggunakan Raspberry Pi sebagai alat komunikasi wireless. VoIP server berbasis Raspberry Pi menggunakan sistem operasi RasPBX. Di dalam sistem operasi RasPBX sudah ada software asterisk yang berfungsi sebagai softswicth. Client VoIP menggunakan zoiper sebagai softphone. Alat ini dilengkapi dengan fitur GSM gateway yaitu fitur yang dapat menghubungkan jaringan VoIP ke jaringan GSM. Fitur GSM gateway ini menggunakan modem GSM sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan VoIP dengan jaringan GSM. Persentase keberhasilan panggilan VoIP ke VoIP, VoIP ke GSM, dan GSM ke VoIP mencapai 100%. Berdasarkan hasil pengujian Quality of services (QoS) pada panggilan VoIP ke GSM, dihasilkan rata-rata delay sebesar 12,11 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, Troughput sebesar 0,151, jitter sebesar 0,052 ms yang termasuk dalam kategori kualitas baik, dan packet loss sebesar 0% yang termasuk dalam kategori kualitas sangat baik. Jangkauan maksimal antara client VoIP ke server agar komunikasi berjalan dengan baik adalah 100 meter dalam kondisi Line Of Sight (LOS). Pengujian dengan jarak 25 m dalam kondisi Non Line Of Sight (NLOS), masih menghasilkan komunikasi yang baik. Berdasarkan hasil pengujian kuisioner dari 30 pengguna, dihasilkan nilai MOS 3,88 yang termasuk dalam kategori kualitas cukup baik.


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 9-15
Author(s):  
Richard Alvianto ◽  
Samuel Hutagalung ◽  
Franciscus Ati Halim

Pada beberapa tahun terakhir, angka dari pengguna Voice Over Internet Protocol (VoIP) terus meningkat, dengan teknologi VoIP yang berkomunikasi melalui satu medium dalam jaringan. Hal ini tentu menimbulkan beberapa dampak terhadap VoIP seperti penggunaan bandwidth tidak terbagi dengan rata sesuai dengan kebutuhan masing-masing paket, dengan tuntutan VoIP yang membutuhkan delay, jitter, packet loss yang seminimal mungkin, untuk menjamin kualitas suara dan memberikan kenyamanan kepada pengguna VoIP. Pada penelitian ini dengan mekanisme Quality of Service (QoS) untuk memberikan prioritas terhadap protokol Real-time Transport Protocol (RTP) dan Session Initiation Protocol (SIP) dalam jaringan dirancang supaya kualitas VoIP tetap terjaga dan menghindari terjadi kemacetan terhadap paket RTP maupun SIP dalam proses antrian dalam jaringan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan implementasikan pada emulator mininet dan diuji dengan beberapa parameter QoS, pada skenario mengujian jaringan tersebut dialiri paket dengan kecepatan 100 Mbps untuk menciptakan kondisi trafik yang padat dalam jaringan tersebut dan secara bersamaan dialiri juga trafik RTP, SIP dan data yang merupakan paket yang akan diukur nilai dari delay, jitter, packet loss. Hasil pengukuran dalam jaringan setelah diterapkan QoS menunjukan nilai dari delay, jitter, packet loss dapat berkurang dan juga memenuhi standar ITU-T G.1010 sehingga trafik VoIP dapat terjaga stabilitas dalam jaringan dan pengguna juga merasa nyaman, sedangkan pada kondisi jaringan tidak menerapkan QoS, trafik VoIP memperoleh nilai delay, jitter, packet loss yang cukup tinggi dan juga tidak memenuhi standar dari ITU-T G.1010 menyebabkan pengguna VoIP akan terganggu dengan keterlambatan dan terbuang paket VoIP yang membuat suara yang hilang dalam sebuah percakapan.


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Meicsy Najoan

Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah salah satu contoh  perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini. Teknologi VoIP sangat menguntungkan karena menggunakan jaringan berbasis IP yang sudah memiliki jaringan kuat di dunia sehingga biaya untuk melakukan panggilan jauh lebih efisien daripada menggunakan telepon analog. Dengan memanfaatkan jaringan komputer yang sudah ada memungkinkan teknologi VoIP dapat diimplementasikan di Universitas Sam Ratulangi Namun yang menjadi masalah dalam penggunaan teknologi ini adalah banyaknya persepsi yang menyatakan bahwa kualitas suara pada percakapan VoIP masih tergolong buruk. Hal ini banyak disebabkan oleh penggunaan codec yang tidak sesuai dengan kapasitas jaringan dan masalah pada jaringan IP yang digunakan yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya delay, jitter, dan packet loss .Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sebelum teknologi ini dijalankan. Dengan alasan di atas penulis melakukan analisis dari segi teknis mulai dari monitoring keadaan jaringan, kualitas sambungan/suara yang dipengaruhi oleh beberapa parameter penting yang mempengaruhi QoS (Quality of Service), serta performansi codec yang digunakan. Adapun codec yang diuji adalah codec GSM, iLBC, G.729, dan G.711. Dari hasil penelitian secara umum, parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas sambungan/suara seperti delay, jitter dan packet loss tergolong baik untuk dijalankan di jaringan kampus Unsrat. Adapun alternatif jenis codec yang baik digunakan yaitu G.711 karena memiliki performansi yang lebih dibanding jenis codec yang lain. Dari hasil penelitian ini mengindikasikan Universitas Sam Ratulangi layak untuk mengimplementasikan teknologi ini.Kata Kunci: VoIP, Codec, QoS


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 123-132
Author(s):  
Hendra Supendar ◽  
Yopi Handrianto ◽  
Santoso Setiawan

Abstract   Communication is very important and a success factor of the system at the company. Communication can be done using telephone media and internet media. PT. Interdev Prakarsa has several branches and communication between branches is still done using telephone media, and it is very costly for the company especially since the company is already using internet media in the network. The solution to this problem in this study was designing an internet-based technology as communication between branches, the technology is called Voice over Internet Protocol (VoIP) with an open source operating system and an open source firewall that was Shorewall. Result showed that after installation and testing, this firewall reliable enough to overcome the problem of attack problems from outside. The results of VoIP tightening on service quality found that the application of VoIP did not consume a lot of CPU Benchmarks, i.e. only 0.80 to 1.35 per cent. The bandwidth used is also very small between 86 to 86.8 kbps for incoming calls and 83.4 up to 84.3 kbps for outgoing calls. Communication built between VoIP peripherals has also been tested to run well because the value of delay, jitter and packet loss is included in the good category. Keywords: VoIP, Shorewall, Comunication   Abstrak   Komunikasi pada sebuah perusahaan sangatlah penting, dimana komunikasi menjadi alat ukur keberhasilan sistem di perusahaan tersebut. Komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan media telepon dan media internet. PT. Interdev Prakarsa memiliki beberapa cabang dan komunikasi antar cabang masih dilakukan dengan menggunakan media telepon, dan itu sangatlah menghabiskan cost perusahaan apalagi perusahaan tersebut sudah menggunakan media internet dalam jaringan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mendesain sebuah teknologi yang berbasis jaringan internet sebagai komunikasi antar cabang, teknologi tersebut bernama Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan sebuah sistem operasi open source dan sebuah firewall open source yaitu Shorewall dimana setelah dilakukan penginstallan dan pengetesan, firewall ini cukup handal untuk mengatasi masalah masalah serangan dari luar.  Hasil dari pengetasan VoIP terhadap kualitas pelayanan didapatkan bahwa penerapan VoIP tidak banyak menghabiskan Benchmark CPU yaitu hanya 0,80 sampai degan 1.35 persen per call.  Untuk bandwidth yang di pakai juga sangatlah kecil berada di antara 86 sampai dengan 86.8 kbps untuk panggilan masuk dan 83.4 sampai dengan 84.3 kbps untuk panggilan keluar. Komunikasi yang dibangun antar peripheral VoIP pun teruji berjalan dengan baik karena nilai dari delay, jitter dan packet loss termasuk dalam katagori baik.   Kata kunci: VoIP, Shorewall, Komunikasi


Techno Com ◽  
2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Agus Heriyanto ◽  
Lailis Syafaah ◽  
Amrul Faruq

Di dalam komunikasi Voice over Internet Protocol (VoIP) mengenal beberapa macam protocol tambahan selain protocol standar internet Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), beberapa diantaranya adalah protocol Session Initation Protocol (SIP), Inter-Asterisk eXchange (IAX) dan H.323. Performansi perlu dijaga mengingat VoIP mempunyai kemungkinan melakukan berbagai cara kompresi untuk menciptakan efisiensi saluran dan pemilihan protocol yang tepat. Teknologi VoIP pada dasarnya tidak memiliki jaminan keamanan pada setiap komunikasi. Keamanan ketika melakukan komunikasi suara merupakan sesuatu yang sangat penting karena menyangkut privasi penggunanya. Penggunaan Virtual Private Network (VPN) merupakan salah satu solusi untuk menutup celah keamanan pada kasus di atas. Analisis yang dilakukan pada artikel ini adalah performa yang dihasilkan VoIP yang menggunakan protocol IAX dan SIP. Penelitian ini mengahasilkan kesimpulan bahwa performansi yang paling baik digunakan untuk membangun sistem komunikasi VoIP adalah protocol IAX dengan menggunakan sistem keamanan VPN Point to Point Protocol (PPTP) dikarenakan nilai Quality of Service (QoS)  lebih tinggi daripada protocol SIP dan juga terbukti lebih aman saat diterapkan sistem keamanan Virtual Private Network Point to Point Protocol (VPN PPTP).


2016 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Setiyo Budiyanto ◽  
Hanifah Diana

Pada saat ini teknologi serat optik menjadi media transmisi yang layak diperhitungkan penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilitas dan kapasitas  yang  paling  tinggi  dibandingkan  dengan  media  transmisi  lainnya.  Dalam menyediakan akses informasi dengan volume bandwidth yang besar, serat optik memiliki prospek yang menjanjikan. Akses microwave berbasis sistem multiplexing saat ini mulai digantikan perannya dengan akses serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet. Aplikasi  Metro  Ethernet  untuk  akses  ke  menara  Base  Station  Transceiver  (BTS) dan  Radio  Network  Connection  (RNC)  operator  selular  merupakan  salah  satu  tawaran yang  diberikan  oleh  jaringan  Metro  Ethernet  saat  ini.  Penggunaan  Ip  clock  sangat dibutuhkan pada Base Transceiver Station (BTS) untuk sinkronisasi jaringan sebagai jam global yang berasal dari jam GPS diakuisisi oleh sejumlah BTS. IP clock didistribusikan ke pengendali serta acuan  berbagai jaringan, dan dari sana ke jaringan perangkat akses, sehingga  terwujud  sinkronisasi  jaringan  komunikasi  konvergensi  antara  BTS  ke  RNC yang melewati Metro E dengan media transmisi Fiber Optik. Pada penelitian ini, penulis menganalisa permasalahan link BTS dengan IP Clock sebagai alarm monitoring dan kaitannya dengan kesesuaian V-lan pada jaringan tersebut. Perhitungan  dan  analisa  Quality  of  Service  (QOS)  dari  penggunaan  fiber  optik  sebagai media  transmisi  yang  melewati  Metro  E  pada  link  antara  BTS  ke  RNC,  dimana parameter-parameter pandukung yang digunakan seperti Delay, Jitter, Packet Loss, untuk memudahkan dalam mengetahui performansinya.Kata Kunci : Fiber Optik, Metro E, BTS, IP Clock, QoS


2015 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 84-96
Author(s):  
Junaedi Adi Prasetyo

In this article, the implementation of wirelessVoIP at State Polytechnic of Malang uses microtic management with the aim of knowing the QoS (Quality of Services) performance between systems without microtic management and systems using microtic management. In the implementation of this system, two tests were carried out, namely QoS testing when without proxy management and when using proxy management. From the two tests, the performance will be compared by doing data compilation using the VQ manager software. The QoS parameters to be taken are delay, jitter, packet loss and throughput. From the measurement it is known that when the VoIP server serves <= 3 calls simultaneously, the MOS value between the managed system (MOS = 3.7) and the system without management (MOS = 3.7) is almost the same because the value of delay and packet loss in the system without management and systems with management did not differ much, namely 107 ms and 83 ms, and the packet loss value was the same, namely 5%. And when serving> 3 simultaneous calls, there is a difference of 0.18 from the MOS value between the managed system (MOS = 3.48) and a system without management (MOS = 3.3) with a value of delay and packet loss for systems without management and systems with management, namely 527 ms and 340 ms, and the packet loss values ??were the same, namely 8% and 7.2%.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 77-88
Author(s):  
Ida Nurhaida ◽  
Ichsan Ichsan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji metode congestion control dengan penerapan QoS-Policies pada jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Parameter QoS (Quality of Services) yang diuji dalam penelitian ini berupa delay, troughput, jitter dan packet loss. Nilai-nilai yang didapatkan dari paramater tersebut kemudian dibandingkan dengan standar dari Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) dengan tujuan untuk mengetahui kualitas layanan pengiriman data pada jaringan MPLS ketika terjadi network congestion di lintasanya. Setelah melakukan proses perancangan, pengujian dan analisa, hasil yang didapat menunjukkan peningkatan nilai-nilai parameter QoS. Nilai QoS untuk parameter delay mengalami penurunan sebesar 48.3%, nilai troughput mengalami peningkatan sebesar 87.44%, nilai jitter mengalami penurunan nilai sebesar 54.04% dan nilai packet loss mengalami penurunan sebesar 99.9%.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Hadria Octavia

VoIP ( Voice over Internet Protocol ) is a technology used for communication in the form of IP based voice media over long distances. The concept of a VPN (Virtual Private Network) in this paper makes a client that is on the public network can be connected to a LAN network. To use the VoIP server in the Linux operating system Trixbox,  whereas for the VPN server using ClearOS and X-lite is used as a softphone to make calls to the client. Of testing at 64kbps bandwidth using the G711 codec produces value performance (delay, jitter, and packet loss ) is not good, so that voice data delivered is less clear. Thus the choice of bandwidth for the G.711 codec 512kbps up is the best solution to get the value of the performance (delay, jitter, and packet loss) better . And a choice of 3 Greed (low, medium, high) on setting bandwidth, high is the best option. Because it can produce the best performance for VoIP VPN technology.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document