scholarly journals Pengaruh Penerapan Model Problem-Based-Learning Berbantuan Computer-Based-Test Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar Matematika

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 206
Author(s):  
Putu Priwitasari ◽  
I Gusti Putu Sudiarta ◽  
Sariyasa Sariyasa

Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kuta ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan <em>problem</em><em>-based-learning </em>(PBL)<em> </em>berbantuan<em> computer</em><em>-based-test </em>(CBT) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar matematika siswa. Penelitian ekperimen semu ini menggunakan disain <em>post-test only control group design</em> pada populasi siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Kuta yang tersebar ke dalam 11 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 392 orang. Selanjutnya, metode <em>cluster random sampling</em> digunakan untuk menetapkan kelas X MIA 3 dan kelas X MIA 5 sebagai sampel penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Data penelitian ini berupa data pemecahan masalah matematika dan kemandirian belajar siswa masing-masing dikumpulkan dengan tes essai dan kuesioner yang selanjutnya dianalisis dengan uji Manova dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menujukkan bahwa nilai F dari uji <em>wilks lambda</em> sebesar 11,488 dengan nilai signifikasi 0,000. Jika nilai signifikansi 0,000 dibandingkan dengan alpha 0,05 maka nilai tersebut jauh lebih kecil dan dapat diputuskan untuk menolak H<sub>0</sub>. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran PBL berbantuan CBT berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa SMA Negeri 2 Kuta.

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 243
Author(s):  
Made Dwi Savitri ◽  
I Gusti Putu Sudiarta ◽  
Sariyasa Sariyasa

<p class="JRPMAbstrakTitle">Abstrak</p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep  dan disposisi matematika siswa. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan post-test only control group design pada populasi yang terdiri 132 siswa kelas VIII SMP Taman Pendidikan 45 Denpasar yang tersebar dalam 4 kelas. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling  dan ditetapkan kelas VIIIA dan VIIIC sebagai sampel penelitian. Data  penelitian berupa data pemahaman konsep dan disposisi matematika dikumpulkan masing-masing dengan tes uraian dan angket yang selanjutnya dianalisis dengan Uji Manova dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data menunjukan bahwa  nilai F dari uji wilks lambda sama dengan 5,656, dengan nilai signifikansi 0,023. Jika nilai signifikansi 0,023 dibandingkan dengan alpha 0,05, maka nilai tersebut jauh lebih kecil, sehingga dapat diputuskan Ho ditolak. Oleh karena itu, hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa Pendekatan MEAs berbantuan Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep dan disposisi matematika siswa.


Author(s):  
I Luh Via Vanellia Dharma ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 304 orang yang tersebar ke dalam 11 kelas. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas VIIB 3 sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model PBL dan siswa kelas VIIB 4 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dengan metode tes dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis ANAKOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan keterampilan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model PBL lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut sebesar 73,73 dan 68,93.


2016 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
Author(s):  
Taufik Mawardi Sinaga ◽  
Rahmatsyah .

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model  problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan T.P. 2015/2016.Populasi dalam penelitian ini adalah  siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas VIII-4 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-1 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa. Instrumen bentuk tes essay jumlah soal 10 item. Hasil uji hipotesis menggunakan uji beda diperoleh bahwa ada pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan.   Kata Kunci: Problem Based Learning, hasil belajar, cahaya  


Author(s):  
N L. Eka Sumiantari ◽  
I Nyoman Suardana ◽  
Kompyang Selamet

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 126 siswa. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah IPA siswa. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode tes uraian dan dianalisis menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model PBL memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik dari model kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest kelompok yang dibelajarkan dengan model PBL yaitu sebesar 74,50 yang tergolong pada kategori cukup sedangkan kelompok yang dibelajarkan dengan model STAD yaitu sebesar 45,94 yang tergolong pada kategori sangat rendah.


2015 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
Author(s):  
Yenni Dwi Aprilita Sagala ◽  
Usler Simarmata

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar dan akivitas siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain nonequivalent control group design dan dilakukan di SMA Negeri 1 Stabat tahun pelajaran 2014/2015. Sampel dipilih secara cluster random sampling, kelas X MIA-2 menggunakan model konvensional dan kelas X MIA-3 menggunakan model problem based learning. Hasil uji hipotesis adalah terdapat pengaruh model problem based terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil aktivitas siswa yang menggunakan model problem based learning termasuk kategori aktif.   Kata Kunci : model problem based learning, hasil belajar, aktivitas.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Made Swandewi ◽  
I Gusti Ayu Mahayukti ◽  
I Nyoman Sukajaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Sawan tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 212 orang yang tersebar ke dalam 8 kelas. Dua kelas diambil sebagai sampel dengan teknik cluster random sampling. Salah satu kelas yang dipilih secara random digunakan sebagai kelompok eksperimen dan yang lainnya sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Data skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil uji normalitas dan homogenitas varians menunjukkan bahwa skor berdistribusi normal dan tidak memiliki perbedaan varians. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5%. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa nilai dari thitung = 2,675 lebih dari ttabel = 1,6788, ini berarti H0 ditolak. Artinya pada taraf signifikansi 5%, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMAN 1 Sawan yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan kartu petunjuk lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Kata kunci: model pembelajaran Problem Based Learning, kartu petunjuk, kemampuan pemecahan masalah matematika


2019 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Fadlilah Siti Firdauzi ◽  
Rahma Widiantie ◽  
Handayani Handayani

Kemampuan berargumentasi siswa yang belum optimal dikarenakan proses pembelajaran yang dikembangkan lebih banyak menekankan pada pemberian materi dibandingkan memotivasi siswa dalam mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dipadu metode debat terhadap kemampuan berargumentasi pada materi pencemaran lingkungan. Penelitian menggunakan metod Non-equivalent (Pre-Test and Post-Test) Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dengan sampel sebanyak 30 siswa pada kelas eksperimen dan 30 siswa pada kelas kontrol melalui teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Berdasarkan uji hipotesis terdapat perbedaan kemampuan berargumentasi pada kelas yang menerapkan model PBL dipadu metode debat dengan kelas yang menerapkan model PBL tanpa dipadu metode debat. Hasil kemampuan berargumentasi siswa menunjukkan bahwa kemampuan berargumentasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu berada pada level 3 dengan kriteria cukup,sedangkan kelas kontrol berada pada level 2 dengan kriteria kurang. Peningkatan kemampuan argumentasi didukung dengan indeks n-gain pada kelas eksperimen yaitu 0,43 termasuk kriteria peningkatan sedang dan pada kelas kontrol yaitu 0,20 termasuk kriteria peningkatan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode debat dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Garawangi.Kata kunci: Kemampuan Berargumentasi, Debat, Problem Based Learning�


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1687-1699
Author(s):  
Elok Rintarti Widiastuti ◽  
Meyta Dwi Kurniasih

Fokus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh model problem-based learning berbantuan Cabri 3D V2 terhadap kemampuan literasi numerasi siswa. Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas 8 Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tambun Selatan dan sampelnya ditentukan menggunakan teknik cluster random sampling dengan terpilihnya kelas 8.8 (H) sebagai kelas kontrol dan kelas 8.9 (I) sebagai kelas eksperimen dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif dan mengambil bentuk posttest only control group design. Pemilihan kelas tersebut tetap memperhatikan normal dan homogen kedua kelas yang terpilih. Teknik analisis data menggunakan metode tes dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa koefisien uji pengaruh untuk model problem-based learning berbantuan software cabri 3D V2 dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi sebesar 1,237538. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti penggunaan model pembelajaraan yang lain berbantuan software matematika lainnya, agar dapat mengetahui adakah pengaruh untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa pada jenjang SMP/sederajat.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Kadek Agus Sanjaya Pande ◽  
I Wayan Sujana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning berlandaskan Tat Twam Asi terhadap kompetensi pengetahuan IPS. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan menggunakan rancangan non equivalent control group design. Populasi penelitian ini berjumlah 229 orang. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling dengan pengundian pada kelas yang setara. Kelompok eksperimen berjumlah 30 orang siswa, dan kelompok kontrol berjumlah 35 orang siswa. Data kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan dengan teknik tes bentuk pilihan ganda biasa, dan data dianalisis menggunakan teknik uji-t. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning berlandaskan Tat Twam Asi dengan rata-rata gain skor ternormalisasi 0,361, dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan rata-rata gain skor ternormalisasi 0,280. Hasil uji t diperoleh t_hitung sebesar 2,038, sedangkan nilai t_tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan dk = 63 adalah sebesar 1,998. Ini berarti t_hitung > t_tabel (2,038 > 1,998). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning berlandaskan Tat Twam Asi terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa.


Author(s):  
Yunda Auliana ◽  
Ni Made Pujani ◽  
Putu Prima Juniartina

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning (PBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 367 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tersebar dalam 2 kelas dengan berjumlah 64 siswa, yaitu kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model PBL dan kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian keterampilan berpikir kritis. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan anakova satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL dan siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe STAD dengan angka taraf signifikan diperoleh lebih kecil dari 0,05 (sig.<0,05). Siswa yang belajar dengan model PBL secara signifikan memiliki keterampilan berpiki kritis yang lebih tinggi dibandingkan dengan model kooperatif tipe STAD (│μ1-μ2│= 16,000> LSD= 1,9994), 2) gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model PBL berkualifikasi sedang (<g>= 0,41), sedangkan gain score ternormalisasi keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model kooperatif tipe STAD berkualifikasi rendah (<g>= 0,08).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document