scholarly journals Analisis Efisiensi Dan Efektifitas Pengelolaan Dana Desa (Study Empiris Dana Desa di Desa Tegalarum Kabupaten Demak Tahun 2016-2020)

Solusi ◽  
2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Ali Khadlirin ◽  
Edy Mulyantomo ◽  
Sri Yuni Widowati

<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan efektivitas pengolahan Dana Desa di Desa Tegalarum, Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kombinasi (Mix Methods), yaitu menganalisis data target, antara realisasi belanja dan pendapatan dengan menggunakan rasio efisiensi dan efektivitas, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.690.900-327 tahun 1996 serta melengkapi dengan data wawancara.</p><p>Pengambilan data menggunakan model Sequential Explanatory Design, dimana model tersebut bercirikan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisi data kualitatif pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama. Penelitian dilakukan di Desa Tegalarum Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Pemilihan lokasi ditetapkan secara sengaja (purposive), yaitu pengambilan lokasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.</p><p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat rata-rata efisiensi pengelolaan Dana Desa di Desa Tegalarum Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak sebesar 95,57% yang memenuhi kriteria efeisien, dan tingkat rata-rata efektivitas sebesar 95,60%, termasuk dalam kategori efektif.</p><p>Kata Kunci : Dana Desa, Efisiensi, Efektivitas, Desa Tegalarum.</p>

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 369
Author(s):  
Hertha Christabelle Hambalie ◽  
Fransisca Iriani R Dewi

Nilai budaya mengalami perubahan dengan adanya modernisasi dan nilai-nilai baru, tidak terkecuali nilai budaya pada masyarakat Tionghoa di Indonesia. Nilai budaya didefinisikan sebagai ide abstrak yang menjadi pedoman tingkah laku individu dalam masyarakat tertentu. Penelitian ini menggambarkan bagaimana nilai budaya pada masyarakat Tionghoa dengan menggunakan menggunakan mix method, sequential explanatory design. Pertama, peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan gambaran umum apakah terdapat perbedaan nilai budaya antara generasi tua dan generasi muda, yang kemudian diperdalam dengan metode kualitatif untuk mendapatkan gambaran lebih rinci bagaimana penerapan nilai budaya. Penelitian ini menggunakan alat ukur Chinese Culture Value (CVS) yang dibuat oleh Bond, dengan jumlah partisipan 62 orang, terdiri dari 31 orang tua yang mewakili generasi tua dan 31 orang anak yang mewakili generasi muda. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dipilih 3 orang tua dan 3 orang anak dengan kategori nilai budaya (1) orang tua rendah dan anak tinggi, (2) orang tua tinggi dan anak tinggi, dan (3) orang tua tinggi dan anak sedang. 6 orang subjek diwawancara dengan wawancara semi-terstuktur. Berdasarkan analisis kuantitatif, diketahui tidak ada perbedaan nilai budaya Tionghoa antara generasi tua dan generasi muda, namun berdasarkan analisis kualitatif, ada perbedaan dalam cara penerapan nilai budaya pada kehidupan sehari-hari.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Nadlifah Alqonita

Penelitian kombinasi ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam hal berpikir reflektif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adanya perbedaan kemampuan berpikir reflektif pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving; dan (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif peserta didik setelah diterapkan dengan pembelajaran menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving materi bangun ruang balok dan kubus MTs Ma’arif Sidomukti gresik. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi (mix method) dengan sequential explanatory design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik Cluster Random Sampling diperoleh kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol dan VIII-2 sebagai kelas eksperimen. Data kuantitatif diperoleh melalui soal tes kemampuan berpikir reflektif, analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. sedangkan pengumpulan data kualitatif diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan guna untuk mendukung data kuantitatif yang digunakan. Subjek penelitian kualitatif terdiri dari 6 siswa yang masing-masing kelas terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.  Analisis data hasil post-test kemampuan berpikir reflektif siswa yang berkemampuan rendah sebesar 10%, sedang sebesar 43,33%, tinggi sebesar 46,67%. Sedangkan rata-rata nilai siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu 83%. Dari beberapa analisis data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif masuk dalam kategori tinggi setelah penerapan dengan metode pembelajaran Thinking Aloud pair Problem Solving berbantuan media LKPD.


2020 ◽  
Vol 7 (10) ◽  
pp. 397-412
Author(s):  
Ernest Osei ◽  
Dominic Kwaku Danso Mensah ◽  
Judith Bampo

The purpose of the study was to explore teachers’ and student teachers’ perspective on reflective practices in teaching and learning in public basic schools in the Gomoa East District of the Central Region of Ghana. The study adopted sequential explanatory design. The study employed the theory of John Dewey (1932) as its theoretical framework. The study employed sequential explanatory design. The population was made up of teachers and student teachers in the Gomoa East District. The study used purposive and simple random sampling procedures to select student teachers and teachers respectively. Structured questionnaires and interview guides were used to gather data from one hundred and twenty nine (129) participants. Descriptive statistics such as simple frequency counts and percentages were used to analyse the quantitative data while content analysis was used to analyse the qualitative data. Finding from the study revealed that teachers understand the concept of reflective practices and its applications. Reflective practices enable teachers to reflect on their teaching experience. Reflective practices enable teachers to think about their knowledge in their subject area. Reflective practices help to improve teaching. Reflective practices provide direction on what could be done in future for professional growth and development. Reflective practices enable student teachers to engage in problem solving that helps to strengthen teaching ability. Findings from the study also indicate that there was inadequate in-service training for teacher and student teachers in the area of reflective practices. Strategies suggested to enhance reflective practice in teaching and learning were cordial relationship between teachers and student teachers, teachers and student teachers should encourage remedial teaching, effective collaboration in instructional activities between teachers and student teachers, teachers should provide adequate time for student teachers and supervise their performance, adequate in- service training for teacher and student teachers in the area of reflective practices and Regular support from headteachers, experience teachers and other educational stakeholders though mentorship and other teacher professional development programs.The study recommended that the Gomoa East District Education Directorate should organize intensive training in the area of reflective practices in teaching and learning for teachers and student teachers to enable them to gain adequate professional competencies to improve their teaching. Head teachers, experienced teachers and other educational stakeholders should readily offer support to ensure successful reflective practices in teaching and learning in schools. Finally, Ghanaian University Colleges of Education should offer teacher education programs or courses that teach pre-service teachers how to develop higher order thinking skills and how to critically reflect.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Shantrya Dhelly Susanty

<p class="p0">Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun(0-12 bulan). Jumlah kematian bayi  tahun 2014 di Kota Padang adalah 108 bayi, tahun 2015 kematian bayi sebanyak 96 bayi. Penelitian ini dengan metode <em>mixed methods</em>, dengan <em>sequential explanatory design</em>. Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian bayi(0-12 Bulan) di Kota Padang bulan Januari –Agustus tahun 2016. Sampel penelitian secara total populasi. Informan ibu yang mengalami kematian bayi dan kepala bidang KIA di Puskesmas<em>. </em>Analisis data digunakan analisis univariat, bivariat, multivariat  dan analisis kualitatif Hasil penelitian ini terdapat  hubungan status gizi ibu, usia kehamilan &lt; 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Sedangkan kualitas ANC tidak ada hubungan. Variabel paling berpengaruh BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap, kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal. Suami dan keluarga memberikan dukungan kehamilan dan persalinan.Kesimpulan terdapat  hubungan status gizi, usia kehamilan &lt; 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Variabel berpengaruh adalah BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap , kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal.Diharapkan kepada Puskesmas lebih menjalankan promosi kesehatan,  meningkatkan pelayanan, dan kegiatan  untuk menurunkan kematian bayi.</p><p>Kata kunci : bayi faktor ; kematian penyebab</p>


2020 ◽  
Author(s):  
Amka Amka

Undang-Undang menyatakan bahwa sekolah diharuskan untuk menerima semuasiswa termasuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Artikel ini menyoroti situasipendidikan inklusif di sekolah-sekolah di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui dan selanjutnya menganalisis implementasi kebijakan pendidikan inklusifoleh Kepala Sekolah, manajemen pendidikan inklusif oleh guru, dan persepsi masyarakattentang pendidikan inklusif. Pendekatan metode gabungan yang dinamakan dengan mixedmethods sequential explanatory design digunakan dalam penelitian ini denganmenggabungkan survei tatap muka dan wawancara. Data primer diperoleh dari survei yangdilakukan terhadap 100 kepala sekolah, 500 guru, dan 45 orang tua siswa berkebutuhankhusus serta wawancara dengan sejumlah pemangku kepentingan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kebijakan pemerintah daerah telah menghasilkan pengembanganpendidikan inklusif di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan. Sebagian besar kepala sekolahmendukung penerapan kelas inklusif, sebagian besar guru bersedia bekerja dengan siswaberkebutuhan khusus, dan orang tua siswa reguler menerima konsep inklusif. Dalampraktiknya, pelaksanaan pendidikan inklusif bervariasi dari satu sekolah ke sekolah laintergantung pada persepsi kepala sekolah dan kemauan guru dalam hal bagaimanamenerapkan pendidikan inklusif


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document