sequential explanatory
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

153
(FIVE YEARS 90)

H-INDEX

7
(FIVE YEARS 2)

2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 84-94
Author(s):  
Merita Arini

Interaksi dan durasi waktu kontak pasien dan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan primer dengan sumber daya terbatas masih menjadi isu penting dalam upaya pemberian layanan kesehatan yang berkualitas dan aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji gambaran waktu kontak dan proses layanan serta mengeksplorasi persepsi petugas kesehatan terkait kualitas layanan kesehatan Puskesmas. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus berupa mixed method dengan desain sequential explanatory. Data kuantitatif digali secara deskriptif dengan melakukan observasi untuk mengukur waktu kontak dalam 1 hari kerja terhadap pasien rawat jalan secara konsekutif (n=70) dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk menggali persepsi petugas terhadap waktu dan proses pelayanan. Informan terdiri dari 2 dokter dan 2 perawat di sebuah Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata total waktu yang dihabiskan setiap pasien dengan dokter adalah 304,4 detik, dan perawat 152,5 detik. Terdapat tiga tema yang meliputi keterbatasan waktu, budaya keselamatan, dan persepsi pasien terhadap kualitas. Keterbatasan waktu terkait dengan kurangnya jumlah petugas dan beban admisnistratif.  Budaya keselamatan yang takterpisahkan dari kualitas layanan mencakup aspek keterbukaan komunikasi dan akreditasi. Persepsi pasien terhadap kualitas layanan mencakup harapan singkatnya waktu tunggu dan terpenuhinya preferensi mereka. Didapatkan kesimpulan bahwa masalah keterbatasan sumber daya manusia masih tinggi dan menjadi kendala di fasilitas kesehatan primer di Indonesia. Penting untuk memastikan beban dan alur kerja petugas sesuai di samping upaya-upaya peningkatan mutu yang telah dilakukan di layanan primer.


Author(s):  
Daphne Hernandez ◽  
Sajeevika Daundasekara ◽  
Quenette Walton ◽  
Chinyere Eigege ◽  
Allison Marshall

Despite community college students experiencing food insecurity there has been a dearth of research conducted on the feasibility of providing a program designed to increase access to fruits and vegetables among community colleges. This study used a mixed methods sequential explanatory design to examine the feasibility of delivering an on-campus food distribution program (FDP) to community college students and to examine the association between FDP and food insecurity and dietary intake. The study also explored the student’s experiences related to barriers and facilitators of program utilization. In phase one, the FDP occurred for eight months and students could attend twice per month, receiving up to 60 pounds of food per visit. Online questionnaires were used to collect students’ food security and dietary intake. Among the 1000 students offered the FDP, 495 students enrolled, with 329 students (66.5%) attending ≥1. Average attendance = 3.27 (SD = 3.08) [Range = 1–16] distributions. The FDP did not reduce food insecurity nor improve dietary intake. In phase two, a subsample of students (n = 36) discussed their FDP experiences through focus groups revealing three barriers limiting program utilization: program design and organization, personal schedule and transportation, and program abuse by other attendees. Facilitators to greater program utilization included: the type of food distributed and welcoming environment, along with allowing another designated individual to collect food. To maximize program use, it is suggested that reported barriers be addressed, which might positively influence food insecurity and dietary intake.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 47-54
Author(s):  
Sartini Sartini ◽  
Sugeng Priyanto

Riset ini dilatarbelakangi oleh fenomena efek suara gamelan yang terjadi di ruang kuliah yang terdengar hingga perpustakaan di lingkungan FSP ISI Surakarta. Yang ingin diungkap dalam riset ini adalah 1) Bagaimana pemustaka meresepsi suara gamelan ketika melakukan aktivitas literasi di Perpustakaan Lingkungan Fakultas Seni Pertunjukan? 2) Bagaimana implikasi suara gamelan terhadap tingkat kenyamanan aktivitas literasi di Perpustakaan lingkungan Fakultas Seni Pertunjukan? Untuk mengungkap permasalahan digunakan teori kenyamanan Katharine Kolcaba  tentang kenyamanan psikospiritual dan kenyamanan lingkungan serta psikologi musik Djohan Salim tentang musik dan emosi manusia. Penelitian ini dilakukan mengunakan kombinasi model, atau desain sequential explanatory (urutan pembuktian), yaitu metode yang menggabungkan kuantitatif dan kualitatif secara beurutan. Tahap pertama dilakukan dengan metode kuantitatif, yakni dengan mendistribusikan kuesioner kepada para pemustaka. Lantas selanjutnya dilakukan dengan metode kualitatif meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis. Hasil dari penelitian ini adalah, 1) suara gamelan dirasa tidak mengganggu. 2) Suara gamelan dianggap lazim, sebagai kampus seni, dan dirasa bukan menjadi hal yang menggangu dalam aktivitas berliterasi. 3) suara gamelan dianggap sebagian pemustaka sebagai hal yang memberikan pengaruh baik terhadap kenyamanan mereka, artinya secara psikologi memberikan dampat baik dan tentu membuat nyaman di dalam ruangan. 4) Suara gamelan dianggap tidak perlu menjadi hal yang diperdebatkan. 5) Kenyamanan selalu berbanding lurus dengan pengalaman ketubuhan manusia, suara gamelan merupakan entitas yang menjadi pengalaman mayoritas mahasiswa ISI Surakarta, sehingga di dalam aktivitas literasi tidak menjadikan gangguan secara umum.          This research is motivated by the phenomenon of gamelan sound effects that occur in lecture halls which are heard to the library in the Faculty of Performing Arts at Indonesian Institute of the Arts Surakarta environment. This research wants to reveal 1) How does the user perceive gamelan sound when doing literacy activities in the Environmental Library of the Performing Arts Faculty? 2) How the implications of the voice of gamelan to the comfort level of literacy activities in the Library of the Performing Arts Faculty? To uncover the problem Katharine Kolcaba's comfort theory is used about psychospiritual comfort and environmental comfort and Djohan Salim's music psychology about music and human emotions. This research was conducted using a combination of models, or sequential explanatory designs (sequences of proof), a method that combines quantitative and qualitative sequentially. The first stage is done by quantitative methods, namely by distributing questionnaires to users. Then the next is done by qualitative methods include: observation, interviews, documentation, and analysis. The results of this research are, 1) the sound of the gamelan is consistently felt not disturbing. 2) the sound of gamelan is considered to be common, as an art campus, and is not considered to be a disturbing thing in literated activities. 3) the sound of gamelan is considered part of the visitors as a matter of good influence on their comfort, meaning psychologically giving a good impact and of course making it comfortable in the room. 4) the sound of the gamelan is unnecessarily staged. 5) comfort is always directly proportional to the experience of human body, the sound of gamelan is an entity that is the experience of the majority of  Indonesia Insititute of the Arts Surakarta students, so that literacy activities do not cause general disturbance.The results of this research are, 1) the sound of the gamelan is consistently felt not disturbing. 2) the sound of gamelan is considered to be common, as an art campus, and is not considered to be a disturbing thing in literated activities. 3) the sound of gamelan is considered part of the visitors as a matter of good influence on their comfort, meaning psychologically giving a good impact and of course making it comfortable in the room. 4) the sound of the gamelan is unnecessarily staged. 5) comfort is always directly proportional to the experience of human body, the sound of gamelan is an entity that is the experience of the majority of  Indonesia Insititute of the Arts Surakarta students, so that literacy activities do not cause general disturbance. 


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 225-242
Author(s):  
Maman Asrobi ◽  
Siti Ayu Surayya ◽  
Ari Prasetyaningrum

To ensure that the learning process during the COVID-19 pandemic runs smoothly, all universities in Indonesia have implemented online learning. However, based on the observations made, online learning, especially when carried out synchronously, appears to still be not as optimal as offline learning. This study aims to find out the voices of Indonesian EFL learners on synchronous learning during the covid-19 pandemic. Designed as descriptive qualitative, this study examined 50 students who voluntarily participated as the sampled group. In collecting the data, the researchers used a self-written reflection and questionnaire with four scales that were distributed using Google Form to the participants. The questionnaire was related to respectful attitude, benefits, and obstacles of synchronous learning. All collected data were then analyzed using the sequential explanatory processes. The result of data analysis revealed that Indonesian EFL learners still showed a good respectful attitude during the synchronous learning process, although they agreed that learning synchronously faces a few obstacles, such as unsupported devices and unfavorable learning environments. In addition, they also feel that the teaching and learning process synchronously during the COVID-19 pandemic provided them with several benefits, especially those related to safety, efficiency, and effectiveness.Keywords: EFL learners; synchronous learning; COVID-19 pandemic


Numeracy ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 113-127
Author(s):  
Hafsah Adha Diana ◽  
Veni Saputri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dan perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa berbasis soal numerasi dan kecerdasan emosional antara siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan model PjBL-STEAM yang ditinjau dari kemampuan awal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method tipe sequential explanatory. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model PjBL-STEAM, sedangkan kelas kontrol berupa model pembelajaran langsung. Populasi penelitian ini adalah siswa SMAI Panglima Besar Soedirman Bekasi kelas  XI MIPA tahun ajaran 2021/2022. Data penelitian berupa hasil tes kemampuan berpikir kritis berbasis soal numerasi, angket kecerdasan emosional. lembar observasi PjBL-STEAM dan hasil wawancara siswa yang terpilih. Sebelum digunakan, instrumen telah melalui uji validitas isi, validitas konstruk, dan validitas empirik. Analisis data dalam penilitian ini adalah Anava dua jalur untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis berbasis soal numerasi, dan uji-t untuk angket kecerdasan emosional. Dan data kualitatif bersifat induktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis berbasis numerasi siswa dengan kemampuan awal matematika tinggi yang mendapat perlakuan model PjBL-STEAM lebih tinggi dibandingkan siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran langsung, (2) Kecerdasan emosional siswa yang mendapat perlakuan model PjBL-STEAM lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran langsun, (3) Penerapan model PjBL-STEAM membuat siswa mampu membangun kecakapan dalam dunia nyata, seperti bekerjasama, mengambil keputusan, inisiatif, komunikasi, pemecahan masalah dan manajemen diri sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berbasis soal numerasi (4) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat perlakuan model PjBL secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran langsung.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Hanjar Ikrima Nanda - ◽  
Fitriana Santi

Penelitian ini mengungkapkan bagaimana proses pembelajaran daring yang diterima mahasiswa baru mempengaruhi kesehatan mentalnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu mixed method, sequential explanatory. Kuesioner disebarkan kepada sampel mahasiswa baru di fakultas ekonomi Universitas X, yang kemudian dilakukan analisis regresi sederhana. Hasilnya ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara mendalam kepada beberapa sampel yang dipilih secara acak. Penelitian ini menemukan lemahnya hubungan antara pembelajaran daring dengan gangguan kesehatan mental mahasiswa baru. Persepsi tentang kemampuan beradaptasi telah meningkatkan resiliensi dari mahasiswa baru, yang mulai mengisi kuesioner pada minggu UAS. Kajian lebih mendalam memberikan hasil bahwa terdapat berbagai faktor pemicu munculnya kecemasan belajar online, yang jika tidak dikelola dengan baik maka menimbulkan dampak serius. Kejadiannya diawali dengan ketakutan tidak bisa mengikuti kuliah online dengan baik karena berbagai gangguan personal, banyaknya materi/informasi yang harus dicerna secara mandiri, beban tugas yang berlebih, kurangnya kualitas dosen dalam pengajaran secara online, dan juga karena dosen sering mengganti jadwal kuliah tanpa memperhatikan mata kuliah yang lain.


2021 ◽  
Vol 6 (17) ◽  
Author(s):  
Aisyah Ahmad ◽  
Wan Syaidatul Azera Wan Azeland ◽  
Kounosuke Tomori ◽  
Ahmad Zamir Che Daud

Malaysian occupational therapists perceived occupation-based intervention (OBI) as the occupation as a means and an end. This study aimed to identify and explore perceived barriers to implementing OBI in Malaysia's diverse areas of occupational therapy practice context. A sequential explanatory mixed-method design with a cross-sectional survey and three focus group discussions (FGD) were performed sequentially. The results from the survey corresponded with the FGD findings, and new barriers emerged namely, occupational therapy personnels, bureaucratic system and economic challenge. These results may help in the discovery of solutions to enhance OBI implementation in Malaysia. Keywords: occupation-based intervention; barriers; area of occupational therapy practice; sequential explanatory mixed-method eISSN: 2398-4287© 2021. The Authors. Published for AMER ABRA cE-Bs by e-International Publishing House, Ltd., UK. This is an open access article under the CC BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/). Peer–review under responsibility of AMER (Association of Malaysian Environment-Behaviour Researchers), ABRA (Association of Behavioural Researchers on Asians/Africans/Arabians) and cE-Bs (Centre for Environment-Behaviour Studies), Faculty of Architecture, Planning & Surveying, Universiti Teknologi MARA, Malaysia. DOI:


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 114-128
Author(s):  
Herdin Muhtarom ◽  
Gery Erlangga

Abstrak: Berawal dari permasalahan dilingkungan sekolah terkait acara yang dilaksanakan oleh pihak sekolah mengenai peristiwa sumpah pemuda yang sebatas hanya merayakan saja tanpa memaknai nilai-nilai sumpah pemuda dalam kegiatan tersebut. Sehingga dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik SMAN 18 Jakarta dalam memahami isi kandungan peristiwa sumpah pemuda sebagai peran dalam membentuk karakter. Penelitian ini menggunakan metode Mixed Methods dengan jenis model Sequential Explanatory. Kemudian teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada peserta didik SMAN 18 Jakarta sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menujukan bahwa pemahaman mengenai peran nilai-nilai sumpah pemuda dalam membentuk karakter peserta didik SMAN 18 Jakarta memahami terkait makna isi dalam peristiwa sumpah pemuda dengan presentase data 67,7% menyatakan paham akan nilai yang terkandung dalam sumpah pemuda. Sebagai generasi milenial seharusnya dapat mengimplementasikan pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda sehingga mampu meningkatkan rasa nasionalisme pada generasi milenial.Kata Kunci: Milenial, Sumpah Pemuda, Nasionalisme.Abstract: Starting from a problem in the school environment related to the event held by the school regarding the youth oath event which was limited to celebrating it without interpreting the values of the youth oath in the activity. So that in this study, it has the aim of being able to determine the level of understanding of Senior High School Number 18 Jakarta students in understanding the contents of the youth oath incident as a role in shaping character. This study uses the Mixed Methods method with the Sequential Explanatory model type. Then the data collection technique was by distributing questionnaires to students of SMAN 18 Jakarta as the research sample. The results show that the understanding of the role of youth oath values in shaping the character of students of Senior High School Number 18 Jakarta understands the meaning of the content in the youth oath incident with a data percentage of 67.7% expressing understanding of the values contained in the youth oath. As a millennial generation, it should be able to implement an understanding of the values of the youth oath so as to increase the sense of nationalism in the millennial generation.Keywords: Millennial, Youth Pledge, Nationalism.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document