scholarly journals kajian faktor penyebab kematian bayi di kota padang

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Shantrya Dhelly Susanty

<p class="p0">Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun(0-12 bulan). Jumlah kematian bayi  tahun 2014 di Kota Padang adalah 108 bayi, tahun 2015 kematian bayi sebanyak 96 bayi. Penelitian ini dengan metode <em>mixed methods</em>, dengan <em>sequential explanatory design</em>. Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian bayi(0-12 Bulan) di Kota Padang bulan Januari –Agustus tahun 2016. Sampel penelitian secara total populasi. Informan ibu yang mengalami kematian bayi dan kepala bidang KIA di Puskesmas<em>. </em>Analisis data digunakan analisis univariat, bivariat, multivariat  dan analisis kualitatif Hasil penelitian ini terdapat  hubungan status gizi ibu, usia kehamilan &lt; 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Sedangkan kualitas ANC tidak ada hubungan. Variabel paling berpengaruh BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap, kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal. Suami dan keluarga memberikan dukungan kehamilan dan persalinan.Kesimpulan terdapat  hubungan status gizi, usia kehamilan &lt; 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Variabel berpengaruh adalah BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap , kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal.Diharapkan kepada Puskesmas lebih menjalankan promosi kesehatan,  meningkatkan pelayanan, dan kegiatan  untuk menurunkan kematian bayi.</p><p>Kata kunci : bayi faktor ; kematian penyebab</p>

Field Methods ◽  
2006 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 3-20 ◽  
Author(s):  
Nataliya V. Ivankova ◽  
John W. Creswell ◽  
Sheldon L. Stick

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 160
Author(s):  
Nasrul Amri Batubara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan prakerin yang telah dilaksanakan sebagai pedoman perencanaan program prakerin berikutnya.Penelitian ini menggunakan metode kombinasi (mixed methods) dengan desain urutan pembuktian (sequential explanatory). Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP). Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam program prakerin dengan responden kelas XI siswa SMK Negeri 1 Tapung, waka humas, panitia prakerin, ketua program keahlian, guru pembimbing dan instruktur dunia usaha/dunia industri. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner berbentuk skala Likert, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa tingkat ketercapaian pada subvariabel konteks dari program sebesar 80,08% dengan kategori baik, sedangkan pada masing-masing indikator: tujuan program sebesar 85,91%, lingkungan tempat program sebesar 77,45%, kebutuhan program sebesar 76,23%. Pencapaian untuk subvariabel masukan program sebesar 80,45% dengan kategori baik, sedangkan pada masing-masing indikator: sarana prasarana sebesar 79,08%, sumber dana sebesar 75,37%, kurikulum dan relevansi program sebesar 81,25%, tata tertib program sebesar 84,31%, sumber daya manusia sebesar 82,84%. Pencapaian untuk subvariabel proses dari program sebesar 82,00% dengan kategori baik, sedangkan pada masing-masing indikator: persiapan program sebesar 84,68%, pelaksanaan program sebesar 81,76%, monitoring program sebesar 80,19%, penjemputan sebesar 86,27%, kondisi pelaksanaan program sebesar 78,67%. Pencapaian untuk subvariabel hasil program sebesar 85,45% dengan kategori baik, sedangkan pada masing-masing indikator: nilai prakerin sebesar 87,52%, nilai uji kompetensi sebesar 87,94%.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 369
Author(s):  
Hertha Christabelle Hambalie ◽  
Fransisca Iriani R Dewi

Nilai budaya mengalami perubahan dengan adanya modernisasi dan nilai-nilai baru, tidak terkecuali nilai budaya pada masyarakat Tionghoa di Indonesia. Nilai budaya didefinisikan sebagai ide abstrak yang menjadi pedoman tingkah laku individu dalam masyarakat tertentu. Penelitian ini menggambarkan bagaimana nilai budaya pada masyarakat Tionghoa dengan menggunakan menggunakan mix method, sequential explanatory design. Pertama, peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan gambaran umum apakah terdapat perbedaan nilai budaya antara generasi tua dan generasi muda, yang kemudian diperdalam dengan metode kualitatif untuk mendapatkan gambaran lebih rinci bagaimana penerapan nilai budaya. Penelitian ini menggunakan alat ukur Chinese Culture Value (CVS) yang dibuat oleh Bond, dengan jumlah partisipan 62 orang, terdiri dari 31 orang tua yang mewakili generasi tua dan 31 orang anak yang mewakili generasi muda. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dipilih 3 orang tua dan 3 orang anak dengan kategori nilai budaya (1) orang tua rendah dan anak tinggi, (2) orang tua tinggi dan anak tinggi, dan (3) orang tua tinggi dan anak sedang. 6 orang subjek diwawancara dengan wawancara semi-terstuktur. Berdasarkan analisis kuantitatif, diketahui tidak ada perbedaan nilai budaya Tionghoa antara generasi tua dan generasi muda, namun berdasarkan analisis kualitatif, ada perbedaan dalam cara penerapan nilai budaya pada kehidupan sehari-hari.


Jurnal PenSil ◽  
2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 59-69
Author(s):  
Fatmala Kurnia Septy ◽  
R.Eka Murtinugraha ◽  
Tuti Iriani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi pokok bahasan Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (Prodi PTB) yang dibina oleh Fakultas Teknik (FT) dengan kompetensi pedagogik mahasiswa PKM dalam peranannya sebagai calon guru di SMK, berdasarkan tinjauan terhadap pokok bahasan MKDK yang terdapat di Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan standar kompetensi pedagogik guru SMK menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 (Permen Diknas No. 16 Tahun 2007). Objek penelitian ini adalah Prodi PTB FT UNJ dan SMK Negeri di Jakarta yang menyediakan Program Keahlian Teknik Bangunan. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Juni sampai dengan Juli 2017. Metode penelitian menggunakan mixed methods atau metode kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain sequential explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMKN 1 Jakarta, SMKN 4 Jakarta, SMKN 26 Jakarta, SMKN 35 Jakarta, SMKN 52 Jakarta, SMKN 56 Jakarta, SMKN 58 Jakarta sebanyak 533 orang dan sampel sebanyak 44 orang yang diambil menggunakan teknik sample purposive. Terdapat dua instrument yang digunakan. Pertama, menggunakan teknik analisis isi yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh dosen MKDK untuk memperoleh data relevansi pokok bahasan MKDK dengan sub-kompetensi pedagogik guru SMK. Kedua, menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh informasi sejauh mana pokok bahasan MKDK Prodi PTB diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi pedagogik guru SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pokok bahasan MKDK yang dibina oleh FT sebagian besar relevan dengan kompetensi pedagogik guru SMK, dengan presentase sebesar 83,33% untuk mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, 81,82% untuk mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, dan 100% untuk  mata kuliah Kompetensi Pembelajaran.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Nadlifah Alqonita

Penelitian kombinasi ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam hal berpikir reflektif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adanya perbedaan kemampuan berpikir reflektif pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving; dan (2) mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif peserta didik setelah diterapkan dengan pembelajaran menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving materi bangun ruang balok dan kubus MTs Ma’arif Sidomukti gresik. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi (mix method) dengan sequential explanatory design. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik Cluster Random Sampling diperoleh kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol dan VIII-2 sebagai kelas eksperimen. Data kuantitatif diperoleh melalui soal tes kemampuan berpikir reflektif, analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. sedangkan pengumpulan data kualitatif diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan guna untuk mendukung data kuantitatif yang digunakan. Subjek penelitian kualitatif terdiri dari 6 siswa yang masing-masing kelas terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.  Analisis data hasil post-test kemampuan berpikir reflektif siswa yang berkemampuan rendah sebesar 10%, sedang sebesar 43,33%, tinggi sebesar 46,67%. Sedangkan rata-rata nilai siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu 83%. Dari beberapa analisis data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif masuk dalam kategori tinggi setelah penerapan dengan metode pembelajaran Thinking Aloud pair Problem Solving berbantuan media LKPD.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Istianah Alifia

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan creative and critical thinking antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) mengetahui mana yang lebih baik kemampuan creative and critical thinking antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan (3) mengetahui deskripsi kemampuan creative and critical thinking peserta didik kelas eksperimen. Metode penelitian yang digunakan yaitu mixed methods dengan desain sequential explanatory. Sampel dipilih melalui teknik Cluster Random Sampling diperoleh kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol sedangkan subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling, diperoleh 3 subjek yang terdiri dari 1 perwakilan padaa setiap kategori. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest dan posttest pada tahap kuantitatif, sedangkan pada tahap kualitatif data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan creative and critical thinking peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) kemampuan creative and critical thinking peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dan (3) peserta didik kelas eksperimen lebih dominan memenuhi indikator kemampuan creative and critical thinking. Tiga hasil penelitian tersebut saling mendukung.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document