scholarly journals INTRODUKSI LAMPU CELUP PADA PENGOPERASIAN JARING INSANG HANYUT

2022 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 283-293
Author(s):  
Gondo Puspito ◽  
Sugeng Hartono ◽  
Fakhri Kurniawan ◽  
Wazir Mawardi

Peluang keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan jaring insang hanyut sangat ditentukan oleh arah ruaya ikan terhadap posisi jaring. Ikan akan tertangkap jika arah renangnya terhadang oleh jaring. Penelitian mencoba meningkatkan peluang ikan tertangkap dengan memanfaatkan lampu celup. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa penggunaan lampu celup akan meningkatkan jumlah ikan hasil tangkapan tanpa mengurangi komposisi jenisnya. Dua unit jaring insang dioperasikan secara bersamaan. Salah satu unit jaring insang dilengkapi dengan lampu celup. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan lampu celup tidak mempengaruhi komposisi jenis ikan yang tertangkap, tetapi hanya mempengaruhi jumlah tangkapannya. Jumlah total ikan hasil tangkapan jaring insang yang dilengkapi lampu celup mencapai 3.521 ekor, atau 58,82% dari seluruh ikan hasil tangkapan, sedangkan jaring insang tanpa lampu celup sebanyak 2.465 ekor (41,18%). Rincian hasil tangkapan jaring insang yang dilengkapi lampu celup dan tanpa lampu celup adalah mackerel tuna (Euthynnus affinis) sebanyak 218 ekor dan 129 ekor, spanish mackerel (Scomberomorus commerson) (80; 50), needlefish (Tylosurus crocodilus) (7; 3), Indo-Pacific sailfish (Istiophorus platypterus) (4; 2), driftfish (Psenes cyanophrys) (2.838; 2.051), dan moonfish (Mene maculata) (374; 230). Kata kunci: high-brightness LEDs, jaring insang hanyut, komposisi jenis ikan, lampu celup

2017 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Eva Suryaman ◽  
Mennofatria Boer ◽  
Luky Adrianto ◽  
Lilis Sadiyah

Pada perikanan tuna, tuna neritik merupakan kelompok ikan yang dominan tertangkap pada perikanan pantai, termasuk perikanan skala kecil dan bersifat artisanal. Penangkapan ikan tuna neritik di perairan Palabuhanratu yang semakin intensif setiap tahunnya tanpa didasari pengelolaan yang tepat, diduga akan mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumberdaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutan spesies neritik tuna menggunakan analisis produktivitas dan suseptibilitas / Productivity and Susceptibility Analysis (PSA). Penelitian ini dilaksanakan dari Februari hingga Mei 2016 di perairan Palabuhanratu. Hasil penelitian menunjukan nilai kerentanan tuna neritik berturut-turut untuk ikan tenggiri 1.25, tongkol krai 1.37, tongkol abu-abu 0.91, tongkol komo 1.49, dan tongkol lisong 1.41. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kerentanan ikan tuna neritik terhadap overfishing saat ini masih rendah karena nilainya masih dibawah 1,8, sehingga aktivitas penangkapan masih dapat ditingkatkan terutama untuk ikan tenggiri dan tongkol abu-abu yang memiliki kerentanan terendah.Neritic tuna are mainly caught by coastal fisheries, including small scale fisheries and artisanal fisheries. The continuous absence of proper management for neritic tuna, will result in a decline in the stock of fish. This study aims to analyze the sustainability of neritic tuna species by analyzing the productivity and susceptibility (PSA). The research was conducted from February to May 2016 in Palabuhanratu waters. Vulnerability indexs for narrow-barred Spanish mackerel (Scomberomorus commerson) 1.25, frigate tuna (Auxis thazard) 1.37, longtail tuna (Thunnus tonggol) 0.91, kawakawa (Euthynnus affinis) 1.49, and bullet tuna (Auxis rochei) 1.41. These vulnerability indexs shows that level of vulnerability for overfishing for neritic tuna is low because the vulnerability index still below the maximum limit vulnerability index (1.8), fishing activities can still be increased, particularly for narrowbarred Spanish mackerel and longtail tuna that has the lowest vurnerability.


2016 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 161
Author(s):  
Adi Santoso ◽  
Endang Sri Susilo

Length-weight relationship study of narrow-barred spanish mackerel (Scomberomorus commerson) from Semarang waters was commenced in October-November 2014. The result showed that the fish growth at both the months of October and November 2014 was a negative allometric growth. There was uncertainty to answer the low value for b component during November although at this month was a peak of the fish catching at Java Sea.  Due to small fish landed, it indicated that narrow-barred Spanish mackerel of Semarang waters were not proper to be caught.  Keywords : narrow-barred Spanish mackerel, length-weight relationship, allometric growth Studi hubungan panjang-berat ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) dari perairan Semarang sudah dilakukan selama bulan Oktober dan November 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tenggiri selama bulan Oktober maupun November 2014 adalah bersifat allometrik negative. Tidak diketahui dengan pasti penyebab kecilnya nilai b terutama pada bulan November, meskipun pada periode tersebut merupakan salah satu puncak musim penangkapan ikan tenggiri di Laut Jawa. Kecilnya ukuran ikan yang didaratkan, menunjukkan bahwa ukuran ikan tenggiri di perairan Semarang belum layak tangkap. Kata kunci: ikan tenggiri, hubungan panjang-berat, pertumbuhan allometrik 


1992 ◽  
Vol 43 (5) ◽  
pp. 1269 ◽  
Author(s):  
GR McPherson

Whole otoliths were used to age Scomberomorus commerson in tropical Australian waters. Age estimates were validated by marginal-increment analysis of the first three otolith annuli. Confirmation of age estimates was provided by otolith daily growth increments and tag returns of known age. Differential growth in length, weight and longevity was evident between the sexes. The oldest male was 10 years old (127 cm FL, 19.0 kg). The oldest female was 14 years old (155 cm FL, 35 kg). The von Bertalanffy growth parameters L∞ and K were 127.5 cm and 0.25 for males and 155.0 cm and 0.17 for females.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document