scholarly journals Kondisi Psikologi, Sosial, dan Spiritual pada Orang dengan HIV/AIDS Selama Pengobatan Antiretroviral di Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor Tahun 2019

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Ervan Meidan Ariatama ◽  
Titik Respati ◽  
Eka Nurhayati

Penyakit HIV/AIDS selain mengakibatkan dampak kesehatan dapat juga mengakibatkan dampak negatif terhadap psikologi, sosial, dan spiritual pada kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Antiretroviral (ARV) merupakan obat penghambat proses replikasi HIV yang merupakan solusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup penderita. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi psikologi, sosial, dan spiritual ODHA selama menjalani pengobatan ARV di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor periode bulan Agustus–September 2019. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner World Health Organization Quality of Life-HIV Instrument (WHOQOL-HIV Instrument) yang terdiri atas 120 pertanyaan dan terbagi menjadi 6 domain (psikologi, sosial, spiritual, fisik, lingkungan hidup, dan tingkat kebebasan). Pada penelitian ini hanya diambil 3 domain, yaitu psikologi, sosial, dan spiritual dengan jumlah pertanyaan 52 butir yang dibagikan kepada 80 responden dan dilaksanakan selama bulan Agustus sampai bulan September 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling jenis consecutive sampling berdasar atas rumus besar estimasi proporsi dengan presisi absolut. Hasil menunjukkan mayoritas kondisi psikologi, sosial, dan spiritual ODHA selama pengobatan antiretroviral di KPA Kota Bogor tahun 2019 dalam kondisi baik dengan persentase kondisi psikologi 96%, sosial 99%, dan spiritual 70%. Simpulan penelitian ini adalah kondisi psikologi, sosial, dan spiritual pada ODHA di Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor tahun 2019 mayoritas dalam kondisi baik, walaupun kondisi spiritual ODHA masih terdapat hasil kurang baik. PSYCHOLOGICAL, SOCIAL, AND SPIRITUAL CONDITIONS IN PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS DURING ANTIRETROVIRAL TREATMENT AT THE AIDS PREVENTION COMMISSION AT BOGOR CITY IN 2019Apart from having an impact on health, HIV/AIDS can also have a negative psychological, social, and spiritual impact on people living with HIV/AIDS (PLWHA). Antiretroviral (ARV) as drugs that inhibits the process of replication of HIV, which is a solution to improve the quality of life and life expectancy of patients. The purpose of this study was to describe the psychological, social, and spiritual conditions of PLWHA during ARV treatment at the AIDS Prevention Commission in Bogor City in August to September 2019. The study was a cross-sectional study. The research material consisted of primary data taken using the World Health Organization-Quality Instrument HIV questionnaire (WHOQOL-HIV Instrument) consisting of 120 questions and divided into six domains (psychological, social, spiritual, physical, environment, degree of freedom). However, in this study, only three domains studied, which are psychological, social, and spiritual, with 52 questions and then distributed to 80 respondents and carried out from August to September. The sampling technique uses non-probability sampling type consecutive sampling based on large formula of proportion estimation with absolute precision. Results showed the psychological, social, and spiritual condition of PLWHA during antiretroviral treatment at the Bogor City AIDS Commission in 2019 shows a good condition. The majority of good psychological, social, and spiritual domain experienced by 96%, 99%, and 70% of respondents, respectively. The conclusion of this research is the psychological, social, and spiritual conditions of PLWHA in the Bogor AIDS prevention commission in 2019 in the good conditions, even though there was a spiritual condition of ODHA that was still not good.

2014 ◽  
Vol 22 (6) ◽  
pp. 994-1000 ◽  
Author(s):  
Ana Cristina de Oliveira e Silva ◽  
Renata Karina Reis ◽  
Jordana Almeida Nogueira ◽  
Elucir Gir

OBJECTIVES: to assess the quality of life of people living with HIV/AIDS and verify its association with clinical characteristics and treatment adherence.METHOD: cross-sectional study conducted in a hospital in the state of Paraíba, Brazil. A questionnaire was used to collect socio-demographic and clinical data. The quality of life scale proposed by the World Health Organization and a questionnaire to measure treatment adherence were used.RESULTS: of the 314 interviewees, 190 (60.5%) were male, aged 43 years on average, 121 (38.5%) had attended up to five years of schooling, 108 (34.4%) received up to two times the minimum wage, and 112 (35.7%) were on sick leave. In regard to clinical variables, individuals with an undetectable viral load scored higher in all the domains concerning quality of life, with statistically significant differences in three domains. Regarding treatment adherence, 235 (73.8%) presented poor adherence and those who strictly adhered to treatment obtained better scores in quality of life. The results show that quality of life is better among individuals adherent to ART. Supporting people to adhere to the antiretroviral treatment should be a persistent task of healthcare workers and other people participating in the treatment, such as family members and friends.


2017 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 130-135 ◽  
Author(s):  
Walter Fernandes de Azevedo ◽  
Lígia Andrade da Silva Telles Mathias

ABSTRACT Objective To evaluate the quality of life of physicians and investigate to what extent it is affected by work addiction. Methods This is an exploratory, descriptive and cross-sectional study, conducted with 1,110 physicians. For data collection, we used a questionnaire with sociodemographic information, the World Health Organization Quality of Life BREF, and the Work Addiction Scale. Results Most physicians presented high quality of life. Female participants presented lower quality of life in the domains psychologic, environment and general (p<0.05). Quality of life was negatively correlated with the number of shifts (p<0.005). The higher the addiction to work, the lower the quality of life. Conclusion The research allowed understanding the implications of work addiction in the quality of life. Further studies are required to support the development of strategies that improve health conditions and quality of life of medical professionals.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 90-94
Author(s):  
Nanik Dwi Astutik

Abstrak Proses aging yang dialami oleh lanisa akan membawa beberapa perubahan di beberapa aspek seperti fisik, psikososial dan kapasitas intelektual lansia dimana hal ini sangat berhubungan erat dengan perubahan fungsi kognitif pada lansia. Fungsi kognitif yang baik diperlukan agar lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya terutama optimalisasi status fungsional, keadaan umum, pemulihan produktivitas, kreativitas, dan perasaan bahagianya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fungsi kognitif terhadap kualitas hidup lansia. Penelitian ini menggunakan cross sectional design dengan melibatkan 66 responden lansia. Alat ukur yang digunakan adalah menggunakan penilaian Mini Mental State Examination (MMSE) dan World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) – Bref. Analisis data menggunakan Regresi Linier Sederhana. Hasil analisis menunjukkan nilai p=0.000 <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh fungsi kognitif lansia terhadap kualitas hidup lansia. Adanya pengaruh ini disebabkan karena fungsi kognitif mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan aktifitas normal sehari- hari baik aktivitas fisik maupun aktivitas secara sosial .   Kata Kunci: Fungsi Kognitif, Kualitas Hidup, Lansia


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 437-444
Author(s):  
Sri Nur Hartiningsih ◽  
Eka Oktavianto ◽  
Niken Setyaningrum

Penderita HIV makin meningkat dari tahun ke tahun, penyakit ini memperburuk keadaan fisik maupun psikososial bagi penderitanya sehingga dapat memperburuk kualitas hidupnya. Pada penderita HIV spiritualitas dianggap sebagai hal yang penting, karena dengan spiritualitas akan menurunkan rasa putus asa,  hidup lebih bermakna sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pada penderita HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup penderita HIV di Yayasan Victory Plus Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Total Sampling yaitu sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner spiritualitas SOI  (Spirituality Orientation Inventory) dan kualitas hidup WHOQOL-HIV BREF (The World Health Organization Quality Of Life). Analisis ini menggunakan uji Kendall Tau. Spiritualitas berhubungan dengan kualitas hidup penderita HIV . Spiritualitas berhubungan dengan kualitas hidup penderita HIV dengan hasil dari correlations sebesar 0,358 dengan nilai signifikan yaitu sebesar 0,000 (p value < 0,05).


2000 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 33-38 ◽  
Author(s):  
Marcelo Pio de Almeida Fleck

A avaliação de qualidade de vida vem crescendo em importância como medida de avaliação de resultados de tratamento em medicina. A partir da constatação da falta de um instrumento de avaliação de qualidade de vida com um enfoque transcultural, a OMS desenvolveu uma metodologia única para sua criação. Inicialmente foi desenvolvido o World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-100), instrumento composto de cem questões. A necessidade de um instrumento mais curto para uso em extensos estudos epidemiológicos fez com que a OMS desenvolvesse a versão abreviada com 26 questões (o WHOQOL-Bref). Atualmente, estão em desenvolvimento dois módulos: um específico para avaliar qualidade de vida em pacientes com HIV/Aids e outro para avaliar espiritualidade, religiosidade e crenças pessoais.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 128-140
Author(s):  
Indah Pratiwi ◽  
Haniarti ◽  
Herlina Muin

Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, asupan, frekuensi dan jenis makanan yang dikomsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL), Kualitas Hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi Kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan hubungan lingkungan.Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan adakah hubungan status gizi dengan kualitas hidup lansia di tinjau dari kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kondisi sosial, kondisi lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Madising Na Mario Kota Pare – Pare. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional study. Peneliti mengidentifikasi melalui obeservasional dengan menggunakan kuesioner pada sampel, dimana sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square melalui SPSS Versi 24.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kesehatan fisik (0,009<0,05), tidak ada hubungan kesehatan psikologis (0,450>0,05), ada hubungan kondisi sosial (0,014<0,05), tidak hubungan kondisi lingkungan (0,241>0,05) dengan status gizi lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare


2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 274-279
Author(s):  
Febriyanti Hermawan ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
A Fahmy Arif Tsani ◽  
Deny Yudi Fitranti

Latar Belakang : Jumlah penduduk lanjut usia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan kuantitas lanjut usia harus diseimbangkan dengan peningkatan kualitas hidupnya. Status gizi dan kualitas tidur menjadi masalah yang dialami oleh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi dan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada lanjut usia.Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Berdasarkan hasil skrining 254 lanjut usia didapatkan 44 subjek menggunakan metode simple random sampling. Data Status gizi didapatkan melalui pengukuran langsung menggunakan timbangan digital dan alat pengukur tinggi lutut. Data kualitas tidur dan kualitas hidup diperoleh melalui wawancara menggunakan form Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Hasil : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kualitas hidup (r = 0,251; p = 0,101) dan tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur  dengan kualitas hidup (r = 0,027; p = 0,862).Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada lanjut usia.


This research is aimed to examine the quality of students’ life during the COVID-19 pandemic. In other words, we want to explore how much spiritual wisdom the students possess which enables them to successfully face the catastrophe. To measure the quality of student life, WHOQoL-BREF questionnaire which is short questionnaire consists of 26 items version of World Health Organization Quality of Life assessment (WHOQoL-100), with some amendments, will be employed. The scope of this cross-sectional study is confined to students who are taking university courses in semester 2, 2019/2020, with the total of 160 samples. This research is considered important because spirituality not only allows humans to respond appropriately in a specific circumstance or scenario, but also to analyze why they are in that state, and how they can adapt, accept and adjust to the situation. Spirituality is the intelligence of the soul, the wisdom with which we can heal ourselves and make ourselves whole, full of sense, intent and value, particularly in times of pandemic, adversity and uncertainty like COVID-19 in relation to the link between superpower, oneself, others and nature


2021 ◽  
Vol 9 (T3) ◽  
pp. 75-80
Author(s):  
Erlina Yulia ◽  
Mustafa M. Amin ◽  
Bahagia Loebis ◽  
Nazli M. Nasution

Background: Depression is the psychiatric complication that mostly associated with HIV disease. For people in HIV positive infection stage, unstable and declining physical conditions followed by the appearance of physical symptoms and intense social pressure from the environment can be a source of stress that results in depression. After entering the stage of AIDS, depression is more susceptible to experience because of worsening health conditions. Furthermore, patients also often feel that their life will be not long so that everything that happen in his or her life will be in vain which will have an impact on their quality of life. Objective: To determine the correlation between Beck Depression Inventory (BDI) II and World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) scores in stage III of HIV / AIDS patients at Pusyansus RSUP Haji Adam Malik Medan. Methods:This study is a cross-sectional study using a correlative analytic design, which was conducted at the Pusyansus Haji Adam Malik Hospital Medan, North Sumatra from May 2019 to November 2019. The research subjects were 65 people diagnosed with HIV / AIDS stage III. The degree of depression was measured based on the Beck Depression Inventory (BDI) II and the quality of life was measured based on the World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Conclusion: There is a significant correlation between Beck Depression Inventory (BDI) II score and World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) score in HIV / AIDS patients stage III at the RSUP Haji Adam Malik Medan Hospital.


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 84-93
Author(s):  
Deddy Sepadha Putra Sagala ◽  
Sri Marliana Pasaribu

Gagal ginjal kronis merupakan suatu penyakit ginjal tahap akhir yang mengakibatkan gangguan fungsi ginjal yang bersifat irreversible dan menahun sehingga terjadinya penurunan kemampuan fungsi tubuh untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien gagal ginjal kronis akan mengalami kehilangan fungsi ginjal sampai 90% atau lebih, sehingga kemampuan tubuh untuk mempertahankan cairan dan elektorilit terganggu, sekresi menjadi tidak adequat dan fungsi hormonal terganggu sehingga mengakibatkan sindrom uremia atau azotemi (Rendy & Margareth, 2012 ; Parson, Toffelmire  & Valack, 2006).Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan desain korelasional dengan jenis rancangan penelitian cross sectional. Dimana jumlah populasi sebanyak 98 responden, metodepengambilan sampel probability sampling tehnik accidental sampling sampel, besar sampel ditetapkan menggunakan rumus slovin didapati responden penelitian ini sebanyak 79penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSU Imelda Medan Tahun 2018.Pengumpulan data menggunakan Instrumen kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF) dan Instrumen pengumpulan data strategi koping menggunakan kuesioner WCQ (Ways of Coping Questionare).Pengolahan data menggunakan analisa data univariat dan bivariatmenggunakan uji statistik parametrik yaitu uji pearson corelation (pearson product moment)  dengan p < 0.05, didapati hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas (p) untuk strategi koping = 0,000, yang berarti ada hubungan secara signifikan dengan kualitas hidup (p<0.05). Hasil analisis diperoleh nilai correlation coefficient (r) = 0,733, menunjukkan hubungan yang kuat dan berpola positif artinya semakin tinggi penggunaan strategi Problem Focused Coping (PFC) maka kualitas hidup yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa semakin baik, Sedangkan hasil analisis diperoleh nilai correlation coefficient (r) = -0,419, menunjukkan hubungan yang sedang dan berpola negatif artinya semakin rendah penggunaan strategi Emotion Focused Coping (EFC) maka kualitas hidup yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa semakin baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document