scholarly journals PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA BLOCPLAN PADA PT. X

ARIKA ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 104-114
Author(s):  
Marcy Lolita Pattiapon ◽  
Nil Edwin Maitimu

Suatu produksi yang memiliki jumlah mesin yang banyak dan aliran produksi yang panjang membutuhkan pengaturan tata letak dan pemindahan bahan yang efisien sehingga dapat mengurangi backtracking pada proses produksi. Springbed adalah kasur yang menggunakan lapisan busa dan pegas atau per pada kasurnya. Karena itu ada rasa membal ketika melompat-lompat di atas springbed  karena material pegasnya. PT. X Ambon adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang furniture dimana salah satu produk yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah produk springbed. Permasalahan yang terdapat pada perusahaan ini adalah pengaturan tata letak tiap area kerja pada area produksi yang belum teratur mengakibatkan perpindahan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja berikutnya terlalu jauh sehingga diperlukan usulan tata letak baru untuk mengatur ulang jalur material atau barang yang lebih sesuai dengan fungsi masing-masing stasiun kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang ulang tata letak fasilitas pada bagian produksi sehingga dapat meminimumkan ongkos material handling. Adapun tata letak antar stasiun kerja yang diterapkan saat ini kurang efesien sehingga menimbulkan ongkos material handling sebesar Rp. 311.995 dengan total jarak 159.027,7 m. Untuk menurunkan ongkos material handling dan jarak panjang lintasan, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode algoritma BLOCPLAN (Block Layout Overview with Layout Planning). Hasil penelitian diperoleh pada perancangan layout dengan menggunakan algoritma BLOCPLAN adalah ongkos material handling sebesar Rp. 51.267 dengan total jarak adalah 84,88 m.

2021 ◽  
Vol ahead-of-print (ahead-of-print) ◽  
Author(s):  
Michael C.P. Sing ◽  
Ivan W.H. Fung ◽  
David John Edwards ◽  
Henry Liu

PurposeThis paper develops a platform that can be used to determine how to effectively and efficiently deal with a large number of temporary facilities under a constrained site condition(s). The ultimate goal is to reduce the material handling costs between transformation phases of construction works occurring during the project's development period.Design/methodology/approachEmpirical and deductive research is first adopted to mathematical model dynamic site layout planning using the branch and bond algorithm (B&B). Second, a real-life construction project is examined to illustrate how dynamic site layout planning (using the aforementioned B&B algorithm and a computer software program called LINGO) can reduce the material handling costs. The application of the proposed methodology is then showcased against a case study that utilizes a comparative analysis between the “dynamic” and “statistic” site planning approaches.FindingsBy dividing the construction period into different phases, the developed model is shown to be capable of optimizing the material handling costs between the phases of transformation during construction works. Optimal costs are also considered using the site boundary and unit cost for moving construction materials between two facilities. The comparative analysis results illustrate that the B&B algorithm reduces material handling costs by 33%.Practical implicationsThe proposed model offers an effective planning algorithm for the site layout and location of temporary facilities. More specifically, it can make a substantial improvement in reducing the travel time and material handling cost between the temporary facilities in the construction sites.Originality/valueThe primary knowledge contribution of this study to the site layout is successfully deal with the unequal area problem of temporary site facilities and incorporates the concept of dynamics site planning into the algorithm.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Adik Ahmad Unggul Nugeroho

Tingkat persaingan yang tinggi dalam industri ini akhirnya mengharuskan untuk menentukan strategi-strategi yang tepat agar dapat menjaga produktivitas sehingga keuntungan yang didapatkan pun dapat terus ditingkatkan. UKM BM adalah salah satu usaha yang bergerak di bidang pengolahan kedelai yaitu memproduksi tahu. Keadaan lantai produksi di UKM BM saat ini masih belum tersusun dengan tepat. Hal ini dapat dilihat pada dari bentuk pola aliran bahan yang ada. Pola aliran yang tidak teratur membuat timbulnya <em>back-tracking </em>dari perpindahan aliran bahan didalam proses produksi yang berdampak pada ongkos <em>material handling</em>. Oleh karena itu perlu adanya suatu pertimbangan bagaimana membuat atau mengubah tata letak fasilitas yang lebih efektif dan efisien, Tujuan dari penelitian ini adalah merekomendasikan suatu rancangan tata letak fasilitas produksi tahu yang baru dengan optimalisasi yang diperoleh dari segi jarak tempuh aliran bahan. Perancangan tata letak menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut berbagai macam permasalahan aliran material produski, transpotasi, pergudangan, <em>supporting, </em>perakitan dan aktivitas kantor adapun hasil dari penelitian ini adalah Jarak <em>material handling </em>pada <em>layout</em> awal yaitu 537.5 meter/ produksi dengan ongkos <em>material handling</em> Rp. 60.000/ produksi. hasil rancangan perbaikan pada <em>layout </em>usulan menunjukan jarak <em>material handling</em> lebih pendek yaitu 424.5 meter/ produksi dengan ongkos <em>material handling</em> Rp. 47.374/ produksi.


2021 ◽  
Vol 16 (Number 1) ◽  
pp. 57-68
Author(s):  
Bambang Suhardi ◽  
Lulu Elvira ◽  
Rahmaniyah Dwi Astuti

Good equipment and product design are meaningless if there is no good layout planning. Problems owned by PT. Pilar Kekar Plasindo occurs in the production of small polyethylene. This is because small polyethylene production has large material total transfer distance. Small polyethylene problems include the distance between stations, cross-movement, backtracking, and the broken machine that is still placed in the production section. These conditions make the material handling costs and distance large. Therefore, this research aims to produce a layout design of production facilities that can minimize the distance and cost of material movement. The method used in this study is Systematic Layout Planning (SLP). Three alternative designs were compared, and the second proposed facility layout was chosen because it can reduce the total cost of material transfer by 68.3% and reduce the distance of material transfer by 59.6% from the initial facility layout.


2019 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 40-46
Author(s):  
Andre Lasut ◽  
Ronaldo Rottie ◽  
Indah Kairupan

Perancangan tata letak fasilitas merupakan suatu hal yang penting dalam hal peningkatan produktifitas perusahaan. PT. Meprofarm merupakan perusahaan farmasi di Kota Bandung. Saat ini perusahaan ingin meningkatkan tingkatproduksi terhadap permintaan konsumen khususnya di bagian departemen obat cair. Tata letak perusahaan saat ini tidak optimum untuk meningkatkan produktifitas yang ditandai dengan penempatan tiap ruang produksi tidak sesuai dengan alur produksi. Hal ini menyebabkan arus bolak-balik yang sangat banyak dan dikhawatirkan bahan baku produk obat terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekitar. Untuk itu berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) maka perusahaan perlu menambah alat conveyor dan mengubah tata letak yang ada untuk meningkatkan produktifitas serta meminimalkan ongkos material handling. Dari perhitungan yang dilakukan didapat hasil Ongkos Material Handling (OMH) untuk usulan tata letak sebesar Rp. 944.352 dibandingkan dengan tata letak sebelumnya yaitu sebesar Rp. 3.046.695. Jika memakai tata letak usulan maka persahaan dapat menghemat dana sebesar Rp.2.102.343 untuk setiap proses produksinya.    Kata Kunci—Perancangan Tata Letak, Tata Letak Fasilitas, Systematic Layout Planning, Ongkos Material Handling.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Dede Muslim ◽  
Anita Ilmaniati

Abstract – Unplanned layout and inefficient material flow between work units can lead to increased cost. PT Transplan Indonesia's current material flow path is inefficient with material flow distance 115.5 meters and material handling cost that has not been taken into account. This study aims to find out how big the role of facility layout design in cutting the distance of material transfer and pressing the cost of material handling. The method used in this research is Systematic Layout Planning (SLP) approach, which is comparing the distance of material transfer between initial layout with proposed layout. The results of this study indicate that the distance of the material flow path on the production floor with proposed layout changed to 71,7 meters, with material handling cost per meter reduced from Rp. 1,105,954 to Rp. 712,402 or decrease as much as 35%. Based on the results of the research, the layout of the proposal is considered more effective and efficient because it can reduce the distance of material transfer and reduce the cost of material handling on the packing/shipping floor.Keywords: Layout Design; Material handling cost; Systematic Layout Planning (SLP)


2018 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
I Wayan Sukania ◽  
Silvi Ariyanti ◽  
Nathaniel .

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di indusustri manufaktur dengan memproduksi mainan plastik. PT. XYZ mempunyai tata letak pabrik dan sistem material handling yang baik namun terdapat masalah yang menyebabkan tata letak pabrik tersebut menjadi berantakan yang diantaranya terjadi ketidak sesuaian letak material bahan baku, material setengah jadi, produk jadi yang menyebabkan banyaknya tumpukan yang memakan ruangan di dalam ruang produksi, dan ruang packaging sehingga untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan berencana untuk memperbaiki tata letak pabrik mereka terutama pada bagian ruang produksi dan ruang packaging dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) agar oabrik menjadi lebih rapi, efektif, dan efisien sehingga dapat meminimalkan waste time dan kegiatan transportasi bahan atau material dari suatu proses ke proses lain sehingga kinerja produktivitas produksi dapat menjadi maksimal. Hasil yang didapat dari analisis sistem material handling adalah indeks pekerja penangganan material secara manual sebesar 0,024 sedangkan hasil analisis sistem material handling dengan menggunakan boxes dan trolley adalah 0,0079.Kata kunci: Tata letak pabrik, material handling, Systematic Layout Planning.


Agrikultura ◽  
2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Muhammad Milzam Abdurrahman ◽  
Roni Kastaman ◽  
Totok Pudjianto

Indonesia masih belum bisa memenuhi permintaan kopi nasional maupun internasional. Total produksi kopi Indonesia pada tahun 2017 sebesar 717.961 ton yang lebih rendah dari kebutuhan kopi Indonesia untuk pasar nasional dan internasional yang mencapai 747.790 ton. Penelitian ini berujuan untuk memperbaiki layout yang ada di PT Sinar Mayang Lestari agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi PT Sinar Mayang Lestari demi menciptakan produksi yang optimal dan berupaya membantu memenuhi kebutuhan kopi Indonesia. PT Sinar Mayang Lestari merupakan perusahaan penanaman dan pengolahan kopi yang berlokasi di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Perancangan ulang tata letak fasilitas produksi PT Sinar Mayang Lestari dilakukan dengan metode Systematic Layout Planning (SLP) dan software Blocplan. Dihasilkan 20 layout alternatif yang dapat dibuat yang kemudian diseleksi untuk menentukan satu layout alternatif yang paling efisien berdasarkan ongkos material handling terkecil. Hasil penelitian menunjukkan layout alternatif hasil metode SLP dengan minimalisasi jarak antar departemen sekitar 33,65% dan pengurangan ongkos material handling sekitar 62,94% dari layout aktual. Perancangan ulang tata letak fasilitas produksi PT. Sinar Mayang Lestari dinilai lebih efektif menggunakan metode SLP dibanding Blocplan karena metode SLP memperhitungkan lebih banyak faktor pendukung daripada metode Blocplan. 


2018 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Yanda Putri Aulia ◽  
Raida Agustina ◽  
Rita Khathir

Abstrak. Penelitian ini bertujuan menganalisis tata letak fasilitas pabrik kopimenggunakan Systematic Layout Planning (SLP). Penelitian dilakukan pada pabrik pengolahan kopi arabika PT. Ketiara Takengon Aceh Tengah. Evaluasi tata letak, dilakukan dengan membandingkan momen perpindahanbahan dan efesiensinya terhadap layout awal. Data yang digunakan adalah volume produksi per tahun, jumlah dan dimensi mesin, tipe kemasan, luas ruangan dan layout awal. Proses pengolahan kopi terdiri dari penimbangan, penggilingan, penjemuran, sortasi, cupping test, blending, dan pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi perpindahan bahan adalah 2.496 kali per tahun. Momen perpindahan proses pengolahan kopi pada PT. Ketiara berdasarkan layout awal adalahsebesar 596.818,56 m/tahun. Momen perpindahan berdasarkan layout alternatif A sebesar 512.628,48 m/tahun atau memiliki efesiensi 14,11%, sedangkan momen perpindahan berdasarkan layout alternatif B sebesar 291.233,28 m/tahun atau memiliki efesiensi sebesar 51,20 %. Dengan demikian pabrik pengolahan kopi PT. Ketiara direkomendasikan untuk menggunakan layout alternatif B.Analysis Facility’s Layout of Coffee Factory by Using Systematic Layout PlanningAbstract. This research aimed to analyze the facility layout of coffee factory by using Systematic Layout Planning (SLP). The study was conductedat coffee factory of PT. Ketiara located in Takengon, Central Aceh Regency. The layout analysis was done by evaluating the material handling moment and efficiency to the recent layout production.  The data used were production volume, number and dimension of machines, packaging types, area for facilities and recent layout.   The coffee processing consisted of weighing,milling, drying, sorting, cupping test, blending, and packaging. The material handling monent based on recent layout was 596,818.56 m/year. The material handling moment based on the first alternative layout (A) was 512,628.48 m/year or with eficiency of 14.11%, whereas  the handling moment based on the second alternative layout (B) was 291,233.28 m/year or with effeciency of 51.20%. Therefore, it is strongly recommended to PT. Ketiara to use  the second alternative layout (B).


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Iveline Anne Marie ◽  
Teofilus Nathanael Chaiyadi

CBA GROUP akan melakukan ekspansi dengan memproduksi bahan HDPE yang selama ini diperoleh dari supplier sebagai bahan campuran untuk memproduksi kantung plastik. Pabrik ini akan dibangun dengan kapasitas awal 182 ton/bulan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang tata letak pabrik baru berdasarkan pendekatan Systematic Layout Planning dan melakukan analisis keuangan dalam pembangunan proyek ini. Perancangan tata letak dimulai dengan pembuatan OPC, perhitungan routing sheet, penentuan fasilitas pendukung yang diperlukan serta kebutuhan area untuk tiap fasilitas pabrik. Dilakukan analisis keterkaitan antar fasilitas pabrik secara keseluruhan dengan metode kualitatif. Berdasarkan hubungan kedekatan pada ARC Pabrik, dilakukan perancangan tata letak menggunakan metode Relationship Diagramming untuk mendapatkan rancangan Activity Relationship Diagram (ARD) pabrik sebagai dasar untuk merancang Area Allocation Diagram (AAD) Pabrik. Berikutnya, dirancang 3 alternatif tata letak yang diuji dengan metode scoring berdasarkan jarak terdekat dan menggunakan checklist Material Handling Evaluation Sheet. Setelah layout yang terpilih sudah ditentukan, selanjutnya dilakukan analisis ekonomi yang menghasilkan Harga Pokok Penjualan, Laporan Aliran kas, hasil analisis Breakeven point, Net present value, Payback Periode, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability indeks (MARR) dan analisis sensitifitas. Kata kunci: Tata Letak Pabrik, SLP, Relationship Diagramming, MHES, Analisis Ekonomi


2020 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 448-456
Author(s):  
J Tampubolon ◽  
L D Agoestine Simangunsong ◽  
M D Agustina Sibuea ◽  
A C Sembiring and A Mardhatillah

Abstract. The facility layout is a strategic design that is used for a long time. All manufacturing industries must pay attention to the right layout to increase the productivity of the industry. A prayer paper manufacturing industry located in the Tanjung Morawa area, Medan has an error in the placement of raw materials and the placement of production machines, so that the distance from the temporary warehouse to the printing and cutting work stations is far apart, causing high material handling costs. Seeing these problems, research was carried out to improve the layout of the facilities and redesign. The method used for this research is Systematic Layout Planning (SLP), which is one of the methods used to regulate a workplace in a factory by using two areas with high frequency and logical relationships with each other. And the Computerized Relative Allocation of Facilities Technique (CRAFT) Algorithm is a repair program, which is a program that looks for optimal design by making gradual improvements to the layout. CRAFT evaluates the layout by interchanging departmental locations. Inputs required for the CRAFT algorithm include initial layout, data flow or frequency of movement, cost data per unit distance, and the number of departments that do not change or remain. The CRAFT method is usually applied using Quantitative Systems (QS) software. By comparing the layout between SLP and CRAFT, the optimal result is obtained using the SLP method by reducing the distance between departments by 1.407 meters or a distance efficiency of 39.91%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document