scholarly journals PERILAKU PROSOSIAL DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA IBU YANG BEKERJA

2021 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 25-38
Author(s):  
Shelmy Oktari ◽  
Sowanya Ardi Prahara

Abstrak                 Subjective well-being menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam diri seorang ibu, di mana ketika menjalani peran sebagai seorang ibu yang bekerja dengan beragam tugas dan tanggung jawab mengharuskan seorang ibu untuk dapat mengendalikan dan mengatur diri agar mampu melakukan berbagai tugas dan tanggung jawab yang ada dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak menimbulkan masalah pada kesejahteraannya. Sebab karena itulah perilaku prososial menjadi sangat penting untuk dilakukan karena dengan melakukan perilaku prososial maka ibu yang bekerja akan mengalami emosi positif yang lebih besar. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku prososial dengan subjective well-being pada ibu yang bekerja. Subjek yang ada pada penelitian ini berjumlah 65 orang yang memiliki karakteristik sebagai seorang wanita yang bekerja, di mana wanita tersebut sudah menikah dan memiliki anak, masa kerja minimal 1 tahun, dan minimal usia 22 tahun dan maksimal 60 tahun. Teknik untuk pengambilan sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling. Pada pengambilan data menggunakan Skala Perilaku Prososial dengan Skala Subjective Well-Being. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product-moment dari Karl Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perilaku prososial dengan subjective well-being.  

2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 1224
Author(s):  
Imam Shofi’i ◽  
IGAA Noviekayati ◽  
Dyan Evita Santi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi musik untuk meningkatkan subjective well-being pada lanjut usia di wilayah Puskesmas Modung Bangkalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, praeksperimen. Jenis desain eksperimen yang digunakan adalah desain perlakuan ulang (one group pretest posttest design) merupakan desain eksperimen yang hanya menggunakan satu kelompok subjek (kasus tunggal) serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subjek. Penelitian ini dilakukan terhadap lanjut usia yang mengalami subjective well-being rendah dimasa pandemi covid-19 dengan jumlah sampel 50 orang yang diambil menggunakan metode teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi music efektif meningkatkan subjective well-being pada lanjut usia. Selain itu penelitian ini juga menemukan ada perbedaan subjective well-being antara lansia Perempuan dengan Laki-laki.


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Annissa Fitriasri ◽  
M. Noor Rahman Hadjam

Abstrak. Penelitian ini merupakan kajian psikologi positif yang bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan subjektif ditinjau dari pemaafan dan coping proaktif pada ibu tunggal karena perceraian yang bekerja sebagai PNS pada Pemerintah Provinsi Jateng. Subjek penelitian ini berjumlah 34 orang yang dipilih teknik purposive sampling, dengan karakteristik berusia 25 s.d 45 tahun, pendidikan terakhir minimal setingkat SMU, memiliki anak yang diasuhnya, lamanya menjadi ibu tunggal adalah lebih dari 1 sampai dengan 4 tahun. Alat pengumpul data yang digunakan adalah adaptasi dari Satisfaction With Life Scale (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen dan Griffin, Positive Affect and Negative Affect Scales (PANAS) oleh Watson, Clark dan Tellegen, Heartland Forgiveness Scale (HFS) oleh Thompson dan Snyder serta Proactive Coping Inventory oleh Greenglass, Schwarzer dan Taubret. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pemaafan dan coping berperan positif dan 2signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (F= 19,515; p < 0.00; R=0.747 and R 2= 0.557), (2) sumbangan prediktor (R) pemaafan dan coping proaktif adalah 55,7 %, (3) pemaafan memiliki peran positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (B = 1,320, p < 0.05, dan sumbangan efektif = 31,4 %), (4) coping proaktif memiliki peran positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif (B = 0,288, p < 0.05, dan sumbangan efektif= 24,3 %).Kata kunci: coping proaktif, kesejahteraan subjektif, ibu tunggal karena perceraian, pemaafan. 


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 566
Author(s):  
Fira Ayu Yustia ◽  
Hairani Lubis ◽  
Elda Trialisa Putri

Perceraian orangtua berdampak negatif bagi subjective well-being pada remaja yang menjadi korban dari perceraian tersebut, oleh karena itu perlu adanya sense of humor agar remaja mampu kembali merasakan kebahagiaan dan mencapai kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being pada remaja dengan orangtua yang bercerai di Kota Samarinda. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 150 orang remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Satisfication with Life Scale (SWLS) dan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) untuk mengukur variabel subjective well-being dan skala sense of humor kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment menghasilkan nilai r hitung = -0.159 dan p=0.052>0.05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being pada remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda. Parents divorce has a negative impact on subjective well-being in adolescents who are victims of the divorce, an adolescents need to have a sense of humor that able to feel happiness and prosperity. This study aims to empirically examine relationship between sense of humor and subjective well-being in adolescents with divorced parents in Samarinda. The subjects in this study were 150 teenagers who were selected using purposive sampling technique. The measuring instruments used in this study are Satisfication with Life Scale (SWLS) and Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) to measure subjective well-being and sense of humor scales and then analyzed using the Pearson Product Moment correlation test resulting in the value of r = - 0.159 and p = 0.052 > 0.05. The results of these calculations indicate that there is no relationship between sense of humor and subjective well-being in adolescents with divorced parents in Samarinda.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Elizabeth Febe Yulian Suwandi ◽  
Margaretta Erna Setianingrum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan subjective wellbeing pada remaja yang memiliki orang tua tunggal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara harga diri dan subjective well-being pada remaja yang memiliki orang tua tunggal. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 70 remaja madya dan remaja akhir di Kota Magelang. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara harga diri dan subjective well-being pada remaja yang memiliki orang tua tunggal dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,682 dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.


2019 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 103-110
Author(s):  
Hasnawati Hasnawati ◽  
Elyusra Ulfah ◽  
Putri Dewi Anggraini

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya mahasiswi yang mengalami gangguan menstruasi. Mahasiswi mengalami gangguan menstruasi seperti merasakan sakit dan nyeri yang berlebihan, merasakan takut dan cemas saat menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui subjective well being pada mahasiswi saat mengalami menstruasi ditinjau dari komponen kepuasan hidup secara keseluruhan, komponen afek positif dan komponen afek negatif.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model penelitian fenomenologi. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (sesuai tujuan penelitian) yaitu dua orang mahasiswi yang mengalami gangguan menstruasi. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara. Analisis data dalam penelitian ini mengacu kepada analisis model interaktif menurut Miles & Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari komponen kepuasan hidup secara keseluruhan, subjek yang mengalami gangguan menstruasi dapat menerima kondisi yang dirasakannya dan berpikir positif terhadap diri, serta memiliki harapan yang tinggi untuk menghilangkan rasa sakit saat mengalami gangguan menstruasi. Dilihat dari komponen afek positif, subjek berusaha untuk berpikir positif dan mendapat dukungan serta arahan dari orangtua saat mengalami gangguan menstruasi seperti dengan meminum obat herbal saat mengalami gangguan menstruasi. Dilihat dari komponen afek negatif, subjek merasakan takut can cemas saat mengalami gangguan menstruasi dan khawatir memeriksakan kondisinya ke dokter.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Nancy Lolo Arung ◽  
Yonathan Aditya

Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan tugas akhir sebagai syarat kelulusan, banyak mengalami tekanan yang mengakibatkan munculnya stres dan depresi. Timbulnya stres dan depresi dalam diri mahasiswa dapat mengakibatkan rendahnya subjective well being sehingga dapat memengaruhi performa pengerjaan tugas akhir. Spiritualitas dianggap dapat memengaruhi tingkat subjective well being mahasiswa, karena dengan spiritualitas individu dapat merasakan kehadiran Tuhan dan mendapatkan social support saat dalam masa sulit. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh spiritualitas terhadap subjective well being mahasiswa. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif, dan menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan pada 150 mahasiswa tingkat akhir. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah SHALOM (α=.91), SPANE  (α=.87, α=.78) dan SWLS (α=.82). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara spiritualitas terhadap subjective well being (β = .22, p < .05), yang berarti semakin tinggi spiritualitas mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat subjective well being mahasiswa tersebut.


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 123-138
Author(s):  
Nazwirman Nazwirman ◽  
Efendy Zain ◽  
Nur Kholifah

Penelitian dilakukan di Kampung Wisata Bisnis Tegal Waru Bogor pada Ibu Rumah Tangga yang Bekerja atau Membuka Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuan penelitian menganalisis dan mengetahui pengaruh Dukungan sosial dan Work-Family Conflict terhadap Subjective Wel-Being. Sampel sebanyak 73 responden dangan dengan purposive sampling. Analisis menggunakan SPSS V 23 Hasil penelitan secara parsial terdapat pengaruh signifikan positif Dukungan Sosial terhadap Subjective Well Being. Hasil uji t yang diperoleh t-hitung > t-tabel (6.068 > 1.994). Secara parsial terdapat pengaruh signifikan negatif Work-Family Conflict terhadap Subjective Well-Being Wel-Being. Nilai t-hiung < t-tabel  (-5.407) < ­-1.994). Secara simultan terdapat pengaruh Dukungan sosial dan Work-family conflict terhadap Subjective Wel-Being, F-hitung > F-tabel. Nilai F-hitung 26.304 sedangkan nilai F-tabel sebesar 2.736. Secara bersama-sama Dukungan Sosial dan Work-family conflict berpengaruh dan signifikan positif terhadap Subjective Wel-Being.


2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Miss Anuradha Sajjan ◽  
Dr. S. G. Jadhav

The present study aims to investigate the level of anxiety and subjective well being of pregnant jobholders and Homemakers attending clinics in Obstetrics and OPD department aged between 20–35 years were selected using purposive sampling technique. The sample consists of 120 pregnant women, (jobholders=60 and homemakers=60) from government and private maternity hospitals at Bijapur and Dharwad district of North Karnataka. The data was computed using Mean, SD, ‘t’-test. The results reveal that there is no significant difference in the level of anxiety of pregnant jobholders & homemakers. Further, pregnant women who are job holders have higher level of Subjective well being compared to homemakers.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Mustika Tarigan

<p class="7judulabstrak">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan <em>subjective well-being</em> pada remaja yang memiliki orangtua tunggal. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang memiliki orangtua tunggal di kampus I Universitas Medan Area. Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan <em>subjective well-being</em>, dengan asumsi semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh, maka semakin tinggi <em>subjective well-being</em> pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh, maka semakin rendah <em>subjective well-being</em> pada remaja. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 108 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan skala likert dan <em>subjective well-being</em> yang disusun berdasarkan skala <em>semantic differential</em>. Dalam upaya untuk membuktikan hipotesis diatas, digunakan metode analisis data korelasi <em>product moment</em>, dimana yang menjadi variabel X adalah dukungan sosial dan yang menjadi variabel Y adalah <em>subjective well-being</em>. Berdasarkan analisis data yang menggunakan analisis <em>product moment</em>, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan <em>subjective well-being</em> pada remaja yang memiliki orangtua tunggal di kampus I Universitas Medan Area. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien R<sub>xy</sub> = 0,577 dimana  p= 0.000, berarti &lt; 0,010. Artinya terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan <em>subjective well-</em>being pada remaja yang memiliki orangtua tunggal di Kampus I Universitas Medan Area dengan sumbangan dukungan sosial sebesar 0,333 atau 33 %. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.</p><p class="7judulabstrak"> </p>


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 646
Author(s):  
Indah Laila Ba’diah ◽  
Diah Rahayu ◽  
Elda Trialisa Putri

Perceraian memiliki dampak bagi anak seusia remaja. Reaksi remaja atas perceraian memengaruhi kesejahteraan diri, cara mengatasi masalah dan pencapaian target masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya pengaruh koping berfokus emosi dan harapan terhadap kesejahteraan subjektif remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah 150 remaja dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini Satisfication with Life Scale (SWLS) dan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) untuk mengukur variabel kesejahteraan subjektif, skala koping berfokus emosi, dan skala harapan. Teknik analisa data menggunakan uji regresi model berganda menghasilkan  nilai F hitung = 517.902 > F tabel = 3.09, adjust R square = 0.914, dan p = 0.000. Hasil tersebut menunjukkan terdapat pengaruh antara koping berfokus emosi dan harapan terhadap kesejahteraan subjektif pada remaja dengan orangtua bercerai di Kota Samarinda. Divorce has its own impact on adolescent. Adolescent reactions to parental divorce affect their inner well-being, how to deal with problems and affect the archievement of future targets. This study aims to empirically examine whether or not there is an effect of emotional d=focused coping and hope on the subjective well-being of adolescent with divorced parents in Samarinda City. The subjects of this study were 150 adolescents with divorce parents in the city of Samarinda selected using purposive sampling terchnique. The measuring instrument used in this study the  Satisfication with Life Scale (SWLS) and the Positive and Negative Affect Schedule (HOT) to measure subjective well-being variables, the coping scale focused on emotions, and the Hope scale to measure the expectation variable.Data analysis technique using multiple model regression test resulted in calculated F value = 517.902 > F table = 3.09, adjust R square = 0.914, and p = 0.000. These result indicate that there is a significant influence between emotional focused coping and hope on the subjective well-being of adolescents with divorced parents in Samarinda City.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document