scholarly journals Pengembangan Pembelajaran Blended Learning Berbasis Model Flipped Learning untuk Meningkatkan 6C For HOTS Mahasiswa PGSD UMSU

2021 ◽  
Vol 5 (5) ◽  
pp. 3460-3471
Author(s):  
Suci Perwita Sari ◽  
Eko Febri Syahputra Siregar ◽  
Baihaqi Siddik Lubis

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan 6C for HOTS mahasiswa melalui pengembangan model Blended Learning berbasis Flipped Learning. Adapun 6C yang dimaksud adalah critical thinking, creative skill, communication skill, collaborative skill, computation skill dan compassion. Untuk proporsi model Blended Learning berbasis Flipped Learning dilakukan sebesar 10% tatap muka dan 90% melalui daring. Metode dalam penelitian menggunakan metode ADDIE. Langkah langkah ADDIE adalah analisis (analyze), perancangan (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Blended Learning berbasis Flipped Learning sangat efektif dalam meningkatkan 6C for HOTS mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pehitungan keterampilan berpikir kritis (critical thinking) mahasiswa dari rerata 36,67 menjadi 88,28. Pada keterampilan berpikir kreatif (creative skill) terjadi peningkatan dari rerata 60,77 mrnjadi 87,18. Pada ketermapilan communication skill jugaterdapat peningkatan rerata dari 31,28 menjadi 67,69. Namun karena hasil rerata belum maksimal, diadakan siklus kedua pada keterampilan ini dan menghasilkan rerata 87,38. Pada keterampilan collaborative skill, terjadi peningkatan dari 50,51 menjadi 87,54. Pada keterampilan komputasi (computational skill) terdapat peningkatan rerata yang awal rerata 25,90 menjadi 68,21. Namun karena belum maksimal diadakan siklus kedua dan meningkat menjadi 90,64. Pada keterampilan compassion, terjadi peningkatan dai 36,28 menjadi 87,56

2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 53-68
Author(s):  
Rita Saekawati ◽  
Harun Nasrudin

This research aims to examine the effectiveness guided inquiry learning model based on blended learning on reaction rate material to improve students' critical thinking skills. The design in this research is the One Group Pretest and Posttest Design. The subjects in this research were students of SMAN 1 Kalitidu Bojonegoro in class XI IPA 1. The method used to collect data was the test, observation, and student response questionnaires. Data analysis used the percentage, mean, N-Gain, and Paired sample t-test. The results showed that the guided inquiry learning model based on blended learning was carried out well with an average percentage of the implementation of phase 1 was 98%, phase 2 was 93.76%, phase 3 was 100%, phase 4 was 93.75%, phase 5 was 100%. The average score of the N-gain critical thinking skills is 0.73 with the high category. There is a significant difference in the results of critical thinking skills between before and after being given a guided inquiry learning model based on blended learning. The results showed the guided inquiry learning model based on blended learning effectively improving students' critical thinking skills. Efektivitas Inkuiri Terbimbing Berbasis Blended Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir KritisPenelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning pada materi laju reaksi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Design pada penelitian ini adalah One Group Pretest and Posttest Design. Sasaran dalam penelitian ini yaitu peserta didik XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kalitidu Bojonegoro. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi dan angket respon. Analisis data menggunakan teknik persentase, mean, n-gain, dan uji Paired Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning terlaksana dengan baik dengan rata-rata persentase keterlaksanaan fase 1 sebesar 98%, fase 2 sebesar 93,76%, fase 3 sebesar 100%, fase 4 sebesar 93,75%, fase 5 sebesar 100%. Nilai rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis adalah sebesar 0,73 dengan kategori tinggi. Terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Shinta Ratnawati

Saat ini proses pengajaran dan pembelajaran tidak harus bergaya konvensional dimana dosen menerangkan di depan kelas, dan mahasiswa mendengarkan di mejanya masing-masing. Melalui perkembangan teknologi pendidikan diperkenalkan berbagai metode baru yang dapat mengoptimalkan tingkat penyerapan ilmu di kelas maupun di luar kelas, sekaligus interaktif dan menyenangkan. Salah satunya adalah pembelajaran berpusat pada mahasiswa (SCL). Pada mata kuliah Perilaku Organisasi di Prodi Manajemen FE Untidar, metode SCL diimplementasikan dengan menggunakan aplikasi bertajuk ELITA (E-Learning UNTIDAR). Tujuan penelitian metode ini menjadikan pembelajaran Perilaku Organisasi menjadi lebih efektif, interaktif, dan menyenangkan. Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Analisa dengan metode ini menghasilkan data yang diperoleh melalui wawancara, pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus. Validitas data pada penelitian tahap ini ditempuh dengan triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi peneliti, dan triangulasi teori. Hasil dari penelitian ini menunjukan Blended Learning mampu untuk meningkatkan Critical Thinking Skill mahasiswa secara optimal.


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 131-140
Author(s):  
Wichian Deechai ◽  
Thanongsak Sovajassatakul ◽  
Sirirat Petsangsri

Abstract The objective of this research was to evaluate the need for blended learning development to enhance the critical thinking of students. Selected by using multistage random sampling, the 450 samples comprised of 376 vocational students and 69 teachers at vocational level. The research instrument used was a needs evaluation form, which was necessary to improve blended learning to enhance critical thinking. The index of consistency (IOC) was between 0.56-1.00, and the total reliability was 0.94. The research was conducted and data collected from July 2018 to August 2018. 445 completed evaluation forms, 98.88% of the total sent out, were returned to researchers. Frequency, percentage, PNI(Modified), and content analysis were used to analyze the data. The research results showed that the vocational students and teachers agreed on the same point that there should be development of student critical thinking skills. This development should comprise of critical thinking skills, learning achievement, and learning management. The recommendations made for improvement were to increase discipline within educational institutes, and to change and add facilities to support modern learning styles. Testing styles should be modern and correspond to student contexts. Moreover, learning styles should be improved to be up-to-date and to correspond to students’ needs and their real lives.


Author(s):  
Philip G. Pulley

Flipped or inverted learning is a type of blended learning that involves the use of educational technology to switch or flip what is traditionally done in the classroom with what is done as homework. With the flipped model, lectures are often recorded for students to watch at home while traditional homework, or projects that involve application, are done in the classroom with the teacher available as a guide and resource. Like any new teaching method, with the flipped learning model there is a need for the instructor to evaluate its use and determine whether changes will be required with each implementation. In this chapter, an overview of the history of the flipped model is presented. In addition, an outline of methods like universal design that can be implemented for learning in flipped classrooms is provided.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document